• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme pendampingan sosial terhadap anak korban tindak kekerasan oleh lembaga perlindungan anak (LPA) NTB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Mekanisme pendampingan sosial terhadap anak korban tindak kekerasan oleh lembaga perlindungan anak (LPA) NTB"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Bagaimana tahapan pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban kekerasan yang dilakukan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB. Apa saja faktor penghambat pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban kekerasan yang dilakukan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB? Menjelaskan tahapan pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban kekerasan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB.

Menganalisis faktor penghambat pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban kekerasan oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Tahapan pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban tindak kekerasan yang dilakukan LPA NTB Korban tindak kekerasan yang dilakukan LPA NTB. Tahap pelaporan kasus merupakan tahap awal pemberian bantuan sosial bagi anak korban kekerasan yang dilakukan LPA dan NTB.

Analisis tahapan pelaksanaan bantuan sosial anak korban tindak kekerasan LPA NTB versus anak korban tindak kekerasan LPA NTB.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kami berharap hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman terhadap bidang penelitian sesuai dengan judul yang diangkat peneliti. Sebagai referensi penelitian selanjutnya mengenai bentuk bantuan sosial bagi anak korban kekerasan. Bagi pihak institusi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak institusi dan kampus UIN Mataram khususnya bagi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.

Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang kekerasan terhadap anak dan dampak tindak kekerasan terhadap anak.

Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Jurnal ini memaparkan rancangan Program Perawatan Anak Korban Kekerasan yang dijalankan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Karawang. 11 Nindi Nurfahmi Setyani, Maulana Rifa'i, Prilla Marsingga, “Implementasi program penanganan korban kekerasan seksual pada anak laki-laki di wilayah Karawang Tahun 2017-2019”. Mahasiswa Ekstrakurikuler Universitas Negeri Malang membahas “Strategi Pendampingan Sebagai Upaya Mewujudkan Hak Anak Korban Kekerasan di Kota Pasuruan”, dalam Jurnal Pendidikan Informal, Vol.(16) no. .

Sementara itu, majalah lainnya membahas tentang implementasi program penanganan korban kekerasan seksual pada anak laki-laki di Kabupaten Karawang pada tahun 2017-2019. 2021. “Strategi pendampingan sebagai upaya mewujudkan hak anak korban kekerasan di Kota Pasuruan”, dalam majalah Pendidikan Nonformal volume (16) no. (1).

Kajian Teori

Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan juga hasil penelitian yang lebih menekankan pada mekanisme bantuan sosial bagi anak korban kekerasan. Lebih lanjut, dalam artikel Encylopedia dari Encarta, Richard J. Galles mengartikan kekerasan terhadap anak sebagai suatu tindakan yang disengaja yang menimbulkan kerugian atau bahaya fisik atau emosional terhadap anak. Istilah kekerasan terhadap anak atau kekerasan terhadap anak mencakup berbagai jenis perilaku, mulai dari tindakan ancaman fisik.

Kekerasan seksual terhadap anak dapat berupa kontak pra-seksual antara anak dengan orang tua (dengan kata-kata, sentuhan, gambaran visual, eksibisionisme), maupun berupa kontak seksual langsung antara anak dengan orang dewasa (inses, pemerkosaan). . , eksploitasi seksual). Mengenai masalah kejiwaan atau kejiwaan orang tua Masalah kejiwaan atau kejiwaan menyatakan bahwa orang tua yang melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan terhadap anak adalah mereka yang mempunyai masalah kejiwaan.

Metode Penelitian

  • Sistematika Pembahasan

Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian dalam hal ini LPA NTB untuk melakukan proses observasi guna memperoleh data yang valid sesuai dengan hal yang menjadi tujuan penelitian yaitu mengenai bagaimana pelaksanaan bantuan sosial bagi anak korban. tindak kekerasan yang dilakukan oleh LPA NTB. Dalam hal ini peneliti akan mengumpulkan data penelitian dengan melakukan wawancara langsung kepada pengurus/staf LPA NTB tentang mekanisme bantuan sosial bagi anak korban tindak kekerasan yang dilakukan LPA NTB. Dalam hal ini penyajian data dalam penelitian ini adalah peneliti akan membuatnya dalam bentuk laporan atau narasi berdasarkan data yang telah direduksi.

Misalnya saja terkait dengan pelaksanaan bantuan sosial terhadap anak korban kekerasan oleh LPA NTB, maka pengecekan keabsahan data yang diperoleh dapat dilakukan oleh pengurus/staf LPA NTB. Alat perekam data dalam penelitian kualitatif seperti kamera, kamera video, alat perekam suara sangat diperlukan untuk menunjang kredibilitas data yang ditemukan peneliti.39.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

661 Tahun 2020 tanggal 31 Agustus 2020 tentang Pengurus Badan Perlindungan Anak Provinsi NTB Masa Bakti 2020-2025 g) Surat Tanda Registrasi pada BANKESBANGPOLDAGRI.. a) Pembina : Gubernur Nusa Tenggara b) Dewan Pengawas. Berdasarkan struktur kepengurusan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB, tim yang bertugas menangani kasus kekerasan terhadap anak adalah tim yang berasal dari staf kesekretariatan yaitu staf penanganan perkara. Staf pengelola kasus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB terdiri dari 6 orang anggota dengan latar belakang pendidikan hukum.

Latar belakang pelatihan hukum ini menjelaskan bahwa mayoritas kasus perlindungan anak yang ditangani Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB adalah anak yang berhadapan dengan hukum, baik sebagai korban, saksi maupun pelaku kejahatan. Sebagai lembaga yang membantu pemerintah dalam perlindungan anak di Nusa Tenggara Barat, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB berupaya mengaktifkan partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak. Dalam hal ini, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak melalui kegiatan sosialisasi yang bertujuan untuk mencegah segala bentuk kekerasan terhadap anak yang terjadi di masyarakat. a) Pemberian perlindungan sosial dan hukum serta Penghormatan terhadap hak – hak dasar anak.

Oleh karena Lembaga Kesejahteraan Anak (LPA) mempunyai tugas dan fungsi membantu pemerintah dalam upaya perlindungan anak, maka dari itu Lembaga Kesejahteraan Anak (LPA) NTB dalam pelaksanaannya berfungsi sebagai tempat pengaduan permasalahan anak yang memerlukan penanganan khusus. perlindungan. agar mereka dapat memperoleh penanganan hukum sehingga hak-hak anak dapat terjamin dan sebagai lembaga jaringan bagi lembaga pengasuhan anak lainnya untuk menangani segala macam permasalahan pada anak. Kegiatan utama yang dilakukan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB dalam memberikan perlindungan terhadap anak adalah: sosialisasi hak-hak anak sesuai Konvensi Hak Anak (CRC) dan peraturan perundang-undangan terkait perlindungan anak, peningkatan peran keluarga dalam hal perlindungan anak, pengawasan terhadap berbagai bentuk kekerasan terhadap anak, pemaparan kasus mengenai anak, advokasi hak-hak anak. Kegiatan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang mampu melindungi dan memenuhi hak-hak anak dengan mengembangkan informasi terkait hak-hak anak dan memberikan pendampingan kepada anak-anak yang tidak atau pernah mengalami kekerasan.

Pada periode 2020-2023, kasus anak korban kekerasan yang ditangani Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB antara lain kekerasan seksual, kekerasan fisik dan. Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan lembaga/lembaga swadaya masyarakat nirlaba yang fungsinya membantu pemerintah dalam upaya memberikan perlindungan kepada anak khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam pelaksanaannya, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam menjamin perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tahapan Pelaksanaan Pendampingan Sosial Terhadap

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, ditemukan berbagai bentuk kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke LPA NTB. Oleh karena itu, penguatan kapasitas anak sangat penting untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak yang kedua kalinya. Reintegrasi sosial merupakan salah satu bentuk pemutusan atau pemutusan hubungan antara pendamping anak dengan anak korban kekerasan yang dilakukan oleh LPA NTB.

Reintegrasi sosial merupakan salah satu upaya pemulihan fungsi sosial anak korban kekerasan di masyarakat yang ditangani oleh LPA NTB. 105 Dengan demikian, jika dikaitkan dengan bantuan sosial bagi anak korban kekerasan di Lembaga Perlindungan Anak (LPA), bansos merupakan salah satu cara yang digunakan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB untuk menyelesaikan permasalahan klien korban kekerasan. agar bisa berfungsi, kehidupan sosialnya kembali. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis bahwa dalam pelaksanaannya LPA NTB merealisasikan pemulihan anak korban kekerasan berdasarkan kebutuhan anak yang diperoleh setelah melakukan proses evaluasi.

LPA NTB mendampingi pemeriksaan kesehatan fisik anak korban kekerasan dengan melakukan rujukan ke rumah sakit dan puskesmas. Seperti diketahui, kekerasan terhadap anak banyak dilakukan oleh orang-orang terdekat anak, seperti orang tua. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa evaluasi yang dilakukan LPA NTB untuk melakukan pendampingan terhadap anak korban kekerasan.

Hamabatan Pelaksanaan Pendampingan Sosial Terhadap

PEMBAHASAN

Analisis Tahapan Pelaksanaan Pendampingan Sosial

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis bahwa LPA NTB sebagai persiapan terlebih dahulu memperoleh informasi kasus kekerasan terhadap anak di setiap lokasi. Asesmen korban yang dilakukan LPA NTB dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kejadian atau kunjungan ke rumah. Pelaksanaan pendampingan terhadap anak korban kekerasan dilakukan oleh LPA NTB dengan memberikan perlakuan yang disesuaikan dengan kebutuhan bantuan anak korban kekerasan yang diketahui dari proses asesmen korban.

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis bahwa mediasi merupakan cara yang dilakukan LPA NTB untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan pelaku dan korban yang merupakan anak-anak. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan anak, LPA NTB melakukan peningkatan kapasitas bagi masyarakat. Kegiatan ini dinamakan Pertemuan Penguatan Kapasitas Anak dan Keluarga (TEPAK). Kegiatan penguatan kapasitas masyarakat merupakan program rutin LPA NTB yang dilaksanakan sebanyak tiga kali di desa binaan.

Teori ini sejalan dengan program yang dilaksanakan LPA NTB untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai upaya perlindungan dan realisasi hak anak melalui kegiatan penguatan kapasitas anak dan keluarga. Anak dan Keluarga dilaksanakan oleh LPA NTB dengan menyasar wilayah binaan sebagai wadah penguatan masyarakat melalui program TEPAK dengan tujuan untuk memberdayakan keluarga khususnya orang tua agar memahami cara memberikan pengasuhan dan perlindungan kepada anak khususnya korban kekerasan. Berdasarkan hasil penelitian peneliti dari LPA NTB juga diketahui bahwa sebagian besar kasus kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang-orang terdekat anak dan disebabkan adanya hubungan kekuasaan antara korban dan pelaku, seperti orang tua dan anak. .

Proses asesmen dilakukan LPA NTB untuk memastikan anak korban kekerasan mendapat perlakuan yang baik dan pelayanan yang diberikan semua pihak sesuai dengan rencana. Berdasarkan hasil penelitian, interupsi yang dilakukan LPA NTB dalam penanganan kasus anak korban kekerasan adalah mempersiapkan lingkungan sosial anak dan menjamin keselamatan anak ketika kembali ke lingkungan sosialnya, hal ini istilahnya disebut reintegrasi sosial. . Reintegrasi sosial yang dilakukan LPA NTB mencoba memberikan pemahaman dan mengembalikan kepercayaan masyarakat agar menerima anak korban kekerasan dan ikut serta dalam perlindungan dan pendampingan proses pemulihan anak korban kekerasan.

Dari penjelasan mengenai pelaksanaan reintegrasi sosial di atas, maka dapat dianalisis bahwa reintegrasi sosial yang dilakukan oleh LPA NTB terhadap anak korban kekerasan dilakukan melalui LPA NTB yaitu anak korban kekerasan dalam berhubungan dengan masyarakat. , keluarga dan sekolah yang tidak menerima kembali para korban. Tahapan pelaksanaan bantuan sosial yang dilakukan LPA NTB meliputi dua tahap, yaitu: pertama, tahap persiapan dan perencanaan.

Analisis Hambatan Pelaksanaan Pendampingan Sosial

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

|LEGENDS OF SOUTH AFRICAN SCIENCE II| 51 AWARDS, HONOURS AND ACHIEVEMENTS ● South African Mathematical Society Award for the Advancement of Mathematics with Neil Turok 2010 ● De