• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH ERA PANDEMI COVID-19 DI PT ADIRA FINANCE CABANG JEMBER SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MEKANISME RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH ERA PANDEMI COVID-19 DI PT ADIRA FINANCE CABANG JEMBER SKRIPSI"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

i

MEKANISME RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH ERA PANDEMI COVID-19

DI PT ADIRA FINANCE CABANG JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:

Ahmad Fauzi Rizqi Bahri NIM . E20181167

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

SEPTEMBER 2022

(2)

ii

ii

MEKANISME RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH ERA PANDEMI COVID-19

DI PT ADIRA FINANCE CABANG JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:

Ahmad Fauzi Rizqi Bahri NIM . E20181167

Dosen Pembimbing:

Luluk Musfiroh, M.Ak NIP. 19980412 2019032 007

(3)

iii

MEKANISME RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN MOTOR DENGAN AKAD MURABAHAH ERA PANDEMI COVID-19 DI

PT ADIRA FINANCE CABANG JEMBER

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah

Hari: Kamis

Tanggal: 01 September 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Nur Eka Mauliyah, S.E., M.Ak Nur Alifah Fajariyah, S.E., M.Ak NIP. 198803012018012001 NUP. 201603133

Anggota:

1. Dr. H. Munir Is’adi, M.Ak ( )

2. Luluk Musfiroh, S.E ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si.

NIP. 19680807 200003 1 001

(4)

iv

iv MOTTO

ْﻢُﺘْﻨُﻛ ْنِا ْﻢُﻜﱠﻟ ٌرْيَخ ا ْوُقﱠدَصَت ْنَا َو ۗ ٍة َرَسْيَم ىٰﻟِا ٌة َرِظَﻨ َﻓ ٍة َرْسُع ْوُذ َناَﻛ ْنِا َو َن ْوُمَلْعَت

Artinya : Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (Qs. Al Baqarah : 280)1

1 Al Quran Kemenag, Al Baqarah Ayat 280.

(5)

v

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Sepenuhnya Kedua Orang Tua tercinta Bapak saya Saiful Bahri Dan Ibu saya Musirah yang sudah membiayai dan mendokan dalam proses pendidikan di Universitas Islam Negeri KH. Achmad Siddiq Jember.

2. Teruntuk saudariku Aulia Paramita Bahri yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat.

3. Kepada Bapak Dr. Moch. Khotib, S.Ag., MM yang senantiasa mendukung penuh, serta memberikan dorongan semangat berjuang maju dan berbuat manfaat kepada sesama.

4. Kepada sahabat-sahabat seperjuanganku semua yang telah senantiasa membimbing, support sistem dan memberikan semangat dalam proses mengerjakan skripsi.

5. Kepada saudara-saudari Persaudaraan Setia Hati Terate Komisariat UIN KHAS Jember

6. Kepada sahabat-sahabati Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (PMII FEBI) Angkatan 2018

7. Kepada sahabat-sahabat GP. ANSOR Cabang Kencong

8. Kepada kawan-kawan Pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (DEMA FEBI) Masa Juang 2020-2021

9. Keluarga Besar Perbankan Syariah

10. Almaterku Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq Jember

(6)

vi

vi

KATA PENGANTAR

ﻢ ْي ِح ﱠرﻟا ِنَمْح ﱠرﻟا ِﱠ ِﻢْسِﺑ

Segenap puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala atas rahmat dan karunia-nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepaa Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi ini berjudul “Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Motor Dengan Akad Murabahah Era Pandemi Covid-19 di PT. Adira Finance Cabang Jember”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam Studi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achamd Siddiq Jember. Penulis menyadari bahawa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember 3. Ibu Nurul Setianingrum, S.E,. M.M. selaku ketua Prodi Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

(7)

vii

4. Luluk Musfiroh, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing saya, terimakasih karena telah meluangkan waktunya dan sabar membimbing sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang dengan ikhlas mendoakan dan mengajarkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

6. Muhammad Ibnu Malik Selaku Account Receivable Head PT. Adira Finance Syariah Jember beserta seluruh jajarannya, yang telah mengizinkan untuk melakukan penelitian dan membatu dalam penelitian skripsi ini.

7. Seluruh pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terimaksih, tanpa partisipasi kalian penyelesaian skripsi ini akan lebih sulit.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai manusia biasa, mungkin mempunyai kekurangan atau kelemahan. Semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jember, 01 September 2022

Ahmad Fauzi Rizqi Bahri NIM : E20181167

(8)

viii

viii ABSTRAK

Ahmad Fauzi Rizqi Bahri, Luluk Musfiroh, M.Ak, 2022: Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Motor Dengan Akad Murabahah Era Pandemi Covid-19 di PT. Adira Finance Cabang Jember

Restrukturisasi pembiayaan merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi pembiayaan bermasalah yang sering terjadi pada lembaga keuangan, salah satunya pembiayaan murabahah. Kebijakan restrukturisasi pembiayaan ini telah diatur berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008. Restrukturisasi pembiayaan memiliki beberapa tahap dalam menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah seperti tahap penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

Fokus masalah pada penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan mekanisme restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah era pandemi Covid-19 di PT. Adira Finance Cabang Jember? 2) Bagaimana kondisi pembiayaan motor setelah dilakukannya restrukturisasi dengan akad murabahah era pamdemi Covid-19 bermasalah di PT. Adira Finance Cabang Jember?.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui penerapan mekanisme restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah era pandemi Covid-19 di PT. Adira Finance Cabang Jember. 2) untuk mengetahui kondisi pembiayaan motor setelah dilakukannya restrukturisasi dengan akad murabahah era pamdemi Covid-19 bermasalah di PT. Adira Finance Cabang Jember.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Sementara teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian untuk analisis data peneliti menggunakan tiga hal, yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Selain itu, untuk keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber.

Demikian peneliti memperoleh kesimpulan, 1) Penerapan Restrukturisasi Pembiayaan dalam menagani Pembiayaan Murabahah bermasalah di Adira Finance Syariah Jember bahwas cara-cara yang dilakukan oleh pihak Adira Finance Syariah meliputi tiga cara, yaitu seperti, Penjadwalan Kembali (Rescheduling), Persyaratan Kembali (Reconditioning), dan Penataan Kembali (Restructuring). 2) Efek yang terjadi setelah dilakukannya restrukturisasi pembiayaan motor akad murabahah yakni berdampak positif, bagi pihak nasabah maupun pihak Adira Finance. Bagi pihak nasabah dapat diketahui dari hasil kolektibilitas pembiayaan dari yang kurang lacar dan macet menjadi lancar, dan kondisi keuangan kembali membaik, maka dapat disimpulkan restrukturisasi ini bisa dijadikan solusi yang efektif dalam mengatasi pembiayaan bermasalah setara Covid-19.

Kata kunci: restrukturisasi, pembiayaan, murabahah.

(9)

ix ABSTRACT

Ahmad Fauzi Rizqi Bahri, Luluk Musfiroh, M.Ak, 2022: Motorcycle Financing Restructuring Mechanisms with Murabahah Contracts during the Covid-19 Pandemic Era at PT. Adira Finance Jember Branch

Financing restructuring is one of the policies carried out to overcome problematic financing that often occurs in financial institutions, one of which is murabahah financing. This financing restructuring policy has been regulated based on Bank Indonesia Regulation Number 10/18/PBI/2008. Financing restructuring has several stages in resolving problematic financing, such as (rescheduling) and (restructuring). (reconditioning), and realigning.

The focus of the problems in this research are: 1) How is the implementation of a motorcycle financing restructuring mechanism with a murabahah contract during the Covid-19 pandemic era at PT. Adira Finance Jember Branch? 2) What is the condition of motorbike financing after the restructuring with the problematic murabahah contract in the era of the Covid-19 pandemic at PT. Adira Finance Jember Branch?

The objectives of this study are: 1) to determine the implementation of the mechanism for restructuring motorcycle financing with a murabahah contract in the era of the Covid-19 pandemic at PT. Adira Finance Jember Branch. 2) to find out the condition of motorcycle financing after restructuring with the problematic murabahah contract during the Covid-19 pandemic era at PT. Adira Finance Jember Branch.

This study uses a qualitative approach with the type of field research (field research). Meanwhile, the data collection technique uses observation, interview, and documentation techniques. Then for data analysis, researchers used three things, namely data reduction, data presentation and conclusions. In addition, for the validity of the data using source triangulation.

Thus the researchers concluded, 1) Implementation of Financing Restructuring in dealing with problematic Murabahah Financing at Adira Finance Syariah Jember that the methods carried out by Adira Finance Syariah included three ways, namely, (Rescheduling), (Reconditioning), and (Restructuring). 2) The effect that occurred after the restructuring of the motorcycle financing for the murabahah contract was a positive impact, both for the customer and for Adira Finance. For the customer, it can be seen from the results of the collectability of financing from those that are less smooth and jammed to smooth, and financial conditions are improving again, it can be concluded that this restructuring can be used as an effective solution in overcoming non-performing financing equivalent to Covid-19.

Keywords: restructuring, financing, murabaha.

(10)

x

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitain ... 11

E. Definisi Istilah ... 13

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Penelitan Terdahulu ... 16

B. Kajian Teori ... 31

(11)

xi

1. Restrukturisasi ... 31

2. Pembiayaan Bermasalah ... 37

3. Pembiayaan Akad Murabahah ... 43

BAB III : METODE PENELITIAN ... 45

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 45

B. Lokasi Penelitian ... 46

C. Subyek Penelitian... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 48

E. Analisis Data ... 50

F. Keabsahan Data ... 51

G. Tahap-tahap Penelitian... 52

BAB IV : PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 54

A. Gambaran Umum PT. Adira Finance Cabang Jember... 54

B. Penyajian dan Analisis Data ... 63

C. Pembahasan Temuan ... 78

BAB V : PENEUTUP ... 85

A. . Kesimpulan ...85

B. . Saran ...86

DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Total Pembiayaan Murabahah di PT. Adira Finance Cabang Jember .. 7 Tabel 2.1 Tabulasi Penelitian Terdahulu ... 28 Tabel 4.1 Total Pembiayaan Murabahah di PT. Adira Finance Cabang Jember .. 66 Tabel 4.2 Golongan Kualitas Pembiayaan Dari Segi Kemampuan Membayar .... 70

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 60

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki prospek yang baik dalam kegiatan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya lembaga keuangan bank dan non bank yang berkembang baik. Perkembangan keuangan Indonesia juga ditandai dengan adanya diversifikasi produk keuangan, yaitu dengan bermunculannya lembaga pembiayaan di luar bank yang dapat dijadikan alternatif dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan pembiayaan yang diinginkan. Semakin berkembangnya lembaga keuangan non bank yang menawarkan berbagai bentuk fasilitas pembiayaan akan lebih memperluas penyediaan pembiayaan alternatif bagi dunia usaha serta kebutuhan masyarakat Indonesia dalam sistem perekonomian Indonesia.

Perluasan lembaga pembiayaan disambut baik oleh pemerintah, yaitu dengan adanya Kepres No. 61 Tahun 1988 dan disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2009, dimana dalam Kepres ini didalamnya terdapat landasan operasional yang jelas. Adapun jenis usaha dalam lembaga pembiayaan diantaranya adalah sewa guna usaha (leasing), modal ventura (venture capital), usaha kartu kredit, anjak piutang, pembiayaan konsumen (consumers finance) dan perdagangan surat berharga.2 Melihat karakteristik jenis usaha yang beragam, maka perusahaan pembiayaan

2 Ade Arthesa & Edia Handiman, Bank & Lembaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT. Indeks, 2000., h.248

1

(15)

yang melakukan lebih dari satu kegiatan sering disebut dengan multifinance company.3

Dalam perkembangan selanjutnya landasan hukum perusahaan pembiayaan semakin kuat dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan, yang menjelaskan bahwa:

“Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan”.4

Secara umum lembaga pembiayaan berfungsi menyediakan produk yang berkualitas dan pelayanan yang profesional. Selain beroperasi menggunakan system keuangan konvensional, lembaga pembiayaan ini juga dapat melakukan kegiatannya dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dimana pada saat ini prinsip syariah sedang berkembang dalam berbagai transaksi keuangan di Indonesia sebagai alternatif pembiayaan yang adil dan berkah bagi individu yang menjalankannya.

PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance sebagai lembaga pembiayaan hadir untuk melayani beragam pembiayaan seperti pembiayaan kendaraan mobil dan motor baik baru maupun bekas, pembiayaan barang elektronik, pembiayaan multiguna dan pembiayaan properti. Pada tahun 2012, Adira Finance menambah ruang lingkup kegiatannya dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan pada tahun 2019, pembiayaan prinsip syariah beroprasional di Adira Finance Cabang Jember.

3 Andi Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009)., hal.332

4 Peraturan Menteri Keuangan No.84/PMK.012/2006, Tentang Perusahaan Pembiayaan

(16)

3

Adanya ancaman Pandemi global Covid-19 banyak sekali aktivitas perekonomian masyarakat terganggu. Perusahaan-perusahaan membatasi operasionalnya untuk aktivitas bisnis dan perdangangan tetap berjalan dengan sistem online, akan tetapi tekanan di era Covid-19 cukup berat dan menghambat pertumbuhan ekomoni seluruh dunia. Pembiayaan bermasalah akan menimbulkan permasalahan bagi pemegang saham, nasabah penyimpan dana dan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, akibat internal perusahaan kurang mengontrol dari ketidakmampuan nasabah dalam membayar karena kondisi ekonomi maupun terjadi kesengajaan atau watak nasabah (moral hazard). Penyebab munculnya pembiayaan bermasalah juga dipengaruhi oleh eksternal dengan adanya dampak dari Covid-19 memberikan imbas yang besar terhadap kemampuan nasabah dalam membayarkan kewajibannya.

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi krisis keuangan saat pandemi adalah menerbitkan peraturan demi keberlangsungan keuangan negara.5 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis kebijakan stimulus yang memberikan kesempatan kepada Lembaga Keuangan untuk melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap nasabah yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran tetapi masih memiliki potensi usaha yang baik serta mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi, sebagai salah satu upaya untuk meminimalkan potensi kerugian yang disebabkan oleh

5 Ahmad Erani Yustika Dkk, Pandemi Corona : Virus Deglobalisasi,(Bogor: Percetakan IPB, 2020,40.

(17)

pembiayaan bermasalah,6 agar Non Performing Loan (NPL) dapat terjaga.

Oleh karena itu, pembiayaan yang di restrukturisasi agar dapat dikategorikan pembiayaan lancar, ketentuan tersebut terdapat pada POJK Nomor 48/POJK.03/2020 perihal perubahan atas POJK Nomor 11/POJK.03.2020 perihal stimulus perekonomian nasional menjadi regulasi countercyclical pengaruh Covid-19. Peraturan ini diterbitkan sebagai upaya menjaga stabilitas sistem keuangan, optimalisasi kerja perusahaan serta mendukung pertumbuhan ekonomi dengan hati-hati serta menjauhi adanya moral hazard.7

Pengertian restrukturisasi menurut Peraturan Bank Indonesia No.10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat 7, disebutkan bahwa: “Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya”. (Bank Indonesia, Peraturan BI Nomor 10/18/2008 Pasal 1) Dengan adanya restrukturisasi pembiayaan, maka kegiatan usaha atau pembiayaan nasabah dapat berjalan kembali seperti biasa, sehingga nasabah mampu membayar kewajibannya dan resiko keuangan bank syariah pun dapat dihindari.8

Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai berikut, Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal

6 Ummi Kalsum dan Rahmi, "Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah(Studi Pada Bni Syariah Cabang Kendari)" Li Falah Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017, 57.

7 Riesha Mawarni Baity,” Implementasi Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Bank Bjb Syariah Kcp Bogor”, Journal of Islamic Banking and Finance, 2 (Desember,2021), 134.

8 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah

(18)

5

pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya, Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah, dan Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan yang tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah, konversi akad Pembiayaan, konversi Pembiayaan menjadi Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu Menengah, konversi Pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara pada perusahaan nasabah. Dalam melaksanakan Restrukturisasi Pembiayaan, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah harus menerapkan prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah serta prinsip akuntansi yang berlaku.9Dalam Adira Finance Syariah menggunakan restrukturisasi dengan metode penjadwalan kembali yaitu dengan memperpanjang waktu angsuran dengan margin yang sama.

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang

9 Surat Edaran BI untuk Semua Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia No.

10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober 2008

(19)

dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.10 Pembiayaan merupakan pembelanjaan yang dilakukan anggota kepada Adira Finance Syariah untuk mendapatkan dana ataupun barang.

Setiap pembiayaan yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan memiliki risiko yang harus ditanggung, risiko yang didalam suatu pembiayaan berupa keadaan dimana pembiayaan tidak kembali tepat pada waktunya.

Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang telah disalurkan oleh lembaga keuangan, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh lembaga keuangan dan nasabah.11

Pembiayaan Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate profit (keuntungan yang ingin diperoleh).12

Pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang paling diminati di Adira Finance Syariah. Dengan jumlah nasabah yang relatif banyak, tak jarang dalam praktiknya dijumpai nasabah yang melakukan penyimpangan dalam pengembalian pembiayaan yang telah disalurkan pihak Adira Finance Syariah kepada nasabah.

10 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta:Ekonisia, 2005), 260.

11 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-1, 123

12 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah,(Jakarta: Kencana, 2012), 136-137.

(20)

7

Berikut data total nasabah pembiayaan murabahah, pembiayaan yang bermasalah pembiayaan murabahah dan jumlah nasabah yang direstrukturisasi di Adira Finance Syariah:

Tabel 1.1

Total Pembiayaan Murabahah di PT. Adira Finance Cabang Jember Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Nasabah

Bermasalah

Jumlah Nasabah Restrukturisasi

2019 372 23 9

2020 389 38 12

2021 471 52 34

2022 478 47 25

Sumber : Laporan Normatif Pembiayaan Murabahah di PT. Adira Finance Cabang Jember

Hasil wawancara dengan MH (Marketing Head) Adira Finance Syariah mengatakan Adira Finance Syariah Adira Finance Syariah Cabang Jember ini baru beroprasional kurang lebih 3 tahun berjalan mulai dari Mei 2019 sampai Mei 2022 dengan jumlah total 2.010 keseluruhan nasabah pembiayaan motor dengan akad murabahah pada Adira Finance Syariah Jember, di awal oprasional Adira Finance Syariah mempunyai jumlah total 372 nasabah dengan tantangan risiko yang dihadapi sejumlah 23 nasabah bermasalah dengan melakukan restrukturisasi 9 nasabah pertama kali pada tahun 2019. Sedangkan pada tahun 2020 Adira Finance Syariah mengantongi nasabah pembiayaan motor dengan akad murabahah dengan total jumlah 389 nasabah, perlu diketahui juga 38 dikategorikan pembiayaan nasabah bermasalah, dengan merestrukturisasi 12 nasabah yang macet dalam pembiayaannya relatif kecil nasabah bermasalah, sedangkan di tahun 2021 dari total jumlah 471 nasabah menjadi tantangan baru adanya wabah Covid-

(21)

19 terhadap Adira Finance Syariah Cabang Jember, karena banyaknya nasabah bermasalah yang tidak sanggup membayar ansuran pembiayaan motor dengan jumlah total 471 nasabah dengan merestrukturisasi 34 nasabah.

Pada Tahun 2021 adanya ancaman Pandemi global Covid-19 banyak sekali aktivitas perekonomian masyarakat terganggu, sehingga dari jumlah total 471 nasabah pembiayaan motor, banyak pula nasabah yang terhambat macet dalam pembiayaan motor dengan akad murabahah dengan jumlah total 52 nasabah dengan merestrukturisasi 34 nasabah. Sedangkan di Tahun 2022 dengan jumlah total 478 nasabah pembiayaan motor, sedangkan aktifitas perkonomian masyarakat mulai dibuka kembali, ada beberapa nasabah yang bisa pulih dalam beraktifitas perekonomiannya dan ada juga 47 nasabah yang masih macet akibat dampak pandemi Covid-19 dalam pembiayaan motor akad murabahah dengan jumlah total 25 nasabah yang direstrukturisasi.

Pentingnya restrukturisasi pembiayaan yang bermasalah adalah untuk meringankan nasabah dalam mengangsur kewajibannya setiap bulan agar tidak macet juga keuangan Adira Finance Syariah, pembiayaan yang direstrukturisasi yaitu ketika nasabah melakukan tindakan tidak melakukan angsuran selama empat bulan secara berturut-turut, jika nasabah dalam angsuran misalnya satu bulan bayar dan satu bulan tidak itu masih dikatakan pembiayaan kurang lancar dan hanya diberi surat peringatan oleh pihak Adira Finance Syariah.13

13 Bapak Malik, Wawancara, 18 Mei 2022

(22)

9

Dapat dikatakan bahwa saat ini, zaman sudah moderen. Banyak masyarakat yang melakukan aktivitas sehari-hari yang tidak bisa terlepas dari kebutuhan tranportasi, yaitu kendaraan motor. Rata-rata perekonomian masyarakat Indonesia berada tingkat menengah ke bawah. Mayoritas yang melakukan pembelian kendaraan motor yaitu masyarakat menengah ke bawah. Karena banyak masyarakat yang tidak mampu dalam hal ekonomi untuk membeli kendaraan motor, maka di Adira Finance Cabang Jember terdapat pembiayaan motor dengan akad murabahah yang bisa meringankan beban masyarakat.

Hasil wawancara dengan SO (Sales Marketing) bahwa antara pihak Adira Finance Syariah dengan nasabah, sebelum melakukan transaksi pembiayaan selalu membuat kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dan kesepakatan tersebut tertuang dalam sebuah akad pembiayaan murabahah.14 Dengan demikian secara otomatis keduanya telah terikat oleh perjanjian dan hukum yang telah dibuat bersama. Akan tetapi dalam prakteknya, kadang dijumpai cidera janji atau melanggar janji yang dilakukan oleh pihak nasabah tidak melaksanakan kewajibannya terhadap Adira Finance Syariah sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, mungkin karena keadaan memaksa secara sengaja ataupun tidak sengaja. Untuk dapat bertahan ditengah-tengah persaingan lembaga keuangan syariah khususnya Adira Finance Syariah, perlu adanya upaya-upaya yang harus dilakukan Adira Finance Syariah dalam mengatasi pembiayaan bermasalah. Upaya

14 Bapak Munir, Wawancara, 26 Januari 2022

(23)

tersebut bisa dilakukan dengan tindakan penyelesaian terhadap nasabahnya apabila melakukan ingkar janji atas perjanjian yang telah disepakati yaitu dengan merestrukturisasi nasabah pembiayaan muhabahah yang macet angsurannya.

Maraknya wabah Covid-19, juga mempengaruhi Adira Syariah Cabang Jember. Segala Aktivitas menjadi agak terhambat, ditambah dengan adanya peraturan tentang Pembatasan Sosial Bersekala Besar mewajibkan aturan protokol kesehatan dan POJK Nomor 48/POJK.03/2020 perihal perubahan atas POJK Nomor 11/POJK.03.2020 perihal stimulus perekonomian nasional menjadi regulasi countercyclical pengaruh Covid-19, tentu akan mempengaruhi kinerja dan kualitas pelayanan yang sudah ditetapkan perusahaan. Adira Finance Syariah Jember menghadapi Covid-19 menjadi tantangan besar dengan membatasi operasionalnya untuk aktivitas tetap berjalan dengan sistem online dan terbatas. Alasan peneliti memilih objek PT. Adira Finance Syariah Cabang Jember dilihat baru beroprasional kurang lebih 3 tahun berjalan mulai dari Mei 2019 sampai Mei 2022 mengalami permasalahan pembiayaan motor terhadap nasabah yang terdampak Covid-19, untuk meminimalkan potensi pembiayaan bermasalah yang menyebabkan kerugian perusahaan. Mekanisme restrukturisasi pembiayaan sebagai prosedur menangani pembiayaan bermasalah.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka penulis tertarik mengangkat dan membahas permasalahan tersebut dalam suatu karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Motor Dengan Akad Murabahah Era Pandemi Covid 19 Di PT Adira Finance Cabang Jember.

(24)

11

B. Fokus Masalah

1. Bagaimana penerapan mekanisme restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah era pandemi Covid-19 di PT. Adira Finance Cabang Jember?

2. Bagaimana kondisi pembiayaan motor setelah dilakukannya restrukturisasi dengan akad murabahah era pamdemi Covid-19 bermasalah di PT. Adira Finance Cabang Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah.15 Adapun tujuan-tujuan yang dimaksud adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan mekanisme restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah era pandemi Covid-19 di PT Adira Finance Cabang Jember.

2. Untuk mengetahui kondisi pembiayaan motor setelah dilakukannya restrukturisasi dengan akad murabahah era pamdemi Covid-19 bermasalah di PT. Adira Finance Cabang Jember.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini berisi tentang kontribusi apa yang akan di berikan setelah melakukan selesai melaksanakan penelitian. Kegunaan praktis, seperti kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara

15 Ibid., 45.

(25)

keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.16 Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat mendapat khazanah keilmuan mengenai Mekanisme Restrukturisasi dalam menyelesaikan Pembiayaan Motor Akad Murabahah yang bermasalah untuk pemulihan ekonomi lancar. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana atau referensi untuk penelitian selanjutnya, baik bersifat melengkapi atau melanjutkan.

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan sehingga penulis mendapat gambaran nyata dari teori yang didapat waktu perkuliahan. Harapan penulis dapat menambah wawasan dan pemahaman mengenai mekanisme restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah di era pandemi Covid-19 dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah.

2) Bagi Lembaga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan an memberikan informasi dan juga dijadikan sebagai salah satu refrensi untuk penelitian selanjutnya.

16 Ibid., 45.

(26)

13

3) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan yang akan menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak perusahaan.

4) Bagi Nasabah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi edukasi tentang penanganan pembiayaan bermasalah terkait pemulihan ekonomi di era pandemi Covid-19 dengan melakukan restrukturisasi pembiayaan motor dengan akad murabahah.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah penting yang menjadi titik penelitian di dalam judul ini. Tujuannya agar tidak menjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana di maksud oleh peneliti.17

1. Mekanisme

Menurut istilah mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan intelegensi sebuah suatu sebab atau prinsip kerja.18

2. Restrukturisasi

Istilah teknis yang biasa dipergunakan dikalangan lembaga keuangan terhadap upaya dan langkah-langkah yang dilakukan lembaga keuangan dalam usaha mengatasi permasalahan pembiayaan yang dihadapi nasabah yang masih memiliki prospek usaha yang baik, namun

17 Tim Revisi, Buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Jember : IAIN Press, 2018), 45.

18 Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 612-613.

(27)

mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau kewajiban-kewajiban lainnya, agar dapat kembali memenuhi kewajibannya.19

3. Pembiayaan

Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertian I believe, I trust, yaitu ‘saya percaya’ atau “saya menaruh kepercayaan”. Perkataan pembiayaan yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh lembaga selaku shahibul maal. Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan dan syarat- syarat yang jelas serta saling menguntung bagi kedua belah pihak.20 4. Murabahah

Murabahah dalam Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah pasal 19 ayat (1) huruf d, menjelaskan bahwa Murabahah adalah ”Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati”.21 Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai-nilai Syariah.22

19 Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), Hal. 82.

20 Rivai Veithzal Dkk, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet ke-1, hal. 698.

21 Ummi Kalsum dan Rahmi, 2017. “Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah”, Jurnal Febi IAIN Kendari. Vol.2 No.2 Desember, hal.58.

22 Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), cet ke-5, hal.

35.

(28)

15

5. Covid-19

Penyakit Virus Corona (Corona Virus Disease/Covid-19) adalah jenis baru dari corona virus yang dapat menular ke manusia. Virus ini juga dapat menyerang siapa saja dan bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hinggga bisa menyebabkan kematian. Dan tepat pada tanggal 11 maret 2020, organisasi kesehatan duni (WHO) secara resmi menetapkan bahwa virus corona bukan hanya wabah yang bersifat lokal melainkan sudah menjadi wabah yang berkala global bertransaksi local.23 Munculnya wabah ini juga diawali dengan munculnya kasus perokonomian yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Yang diduga kaitannya dengan pasar seafood yang ada di Wuhan.24

F. Sistematika Pembahsan

Sistematika pembahasan digunakan untuk memberikan gambaran secara global tentang isi penelitian dari tiap bab, sehingga akan mempermudah dalam melakukan tinjauan terhadap isinya. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif, bukan seperti daftar isi.

Disusun suatu sistematika yang sesuai dengan urutan-urutan yang ada dalam proposal berikut :

23 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Parepare, Optimisme Menghadapi Tantangan Pnademi Covid-19 (Pekalongan: Nasya Expanding Managent, 2021), hal, 12.

24 Ayu Dwi Putri Rusman, Fitriani Umar, Makhrajani Majid, Covid-19 dan Psikososial Masyarakat

di Masa Pandemi (Pekalongan: Nasya Expanding Management, 2021, hal. 1

(29)

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini di bahas mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan juga tentang sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Kepustakaan

Dalam bab ini berisi tentang ringkasan kajian tentang terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan seta memuat tentang kajian teori.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini berisi tentang metode yang digunakan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV Penyajian data dan analisis

Bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis serta pembahasan temuan.

Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilengkapi dengan saran peneliti.

(30)

17 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Penelitian pada bagian ini mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu menyajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevan yang peneliti maksud bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Kemudian peneliti membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah dipublikasikan atau belum dipublikasikan. Beberapa kajian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti sebagai berikut :

a. Peneliti yang dilakukan oleh Irnawati pada tahun 2021, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayayullah Jakarta, yang berjudul “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Dalam Akad Murabah Pada Bank Negara Indonesia Syariah”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa penerapan Restrukturisasi pembiayaan bermasalah dalam akad Murabahah pada Bank Negara Indonesia Syari'ah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia dan Fatwa DSN MUI untuk Mengetahui kesesuaian berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 13/9/PBI/2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 dan Fatwa DSN MUI No. 48/DSN-MUI/II/2005 serta

(31)

implementasi penyelesaian Restrukturisasi pembiayaan bermasalah di Bank Negara Indonesia Syari'ah.25

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang restrukturisasi pembiayaan hanya dapat dilakukan oleh nasabah yang memenuhi kriteria dan pihak perbankan tidak diperbolehkan menambah jumlah tagihan yang tersisa serta pembebanan biaya kepada nasabah dalam proses penjadwalan kembali.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti Penelitan ini menggunakan metode pendekatan Perundang – Undangan (Statute Approach) dan Pendekatan Kasus (Case Approach).

b. Peneliti yang dilakukan oleh Adi Setiawan pada tahun 2021, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, yang Berjudul

“Restrukturisasi Pembiayaan Selama Pandemic Covid-19 Di Bank Muamalat Madiun”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa menganalisis hambatan dan strategi restrukturisasi dalam penyelesaian pembiayaan selama pandemic virus covid-19 pada bank Muamalat Kantor Cabang Madiun.26

Adapun persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti restrukturisasi pembiayaan selama panemi Covid-19. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti di Bank Muamalat Madiun.

25 Irnawati, “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Dalam Akad Murabah Pada Bank Negara Indonesia Syariah”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayayullah Jakarta), Tahun 2021.

26 Adi Setiawan, “Restrukturisasi Pembiayaan Selama Pandemic Covid-19 Di Bank Muamalat Madiun”, An-Nisbah Jurnal Perbankan, 2021, Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang. P- ISSN: 2721-9615 / E-ISSN: 2721-9623, hal 68.

(32)

19

c. Peneliti yang dilakukan oleh Nur Utari Setiawati pada tahun 2021, Universitas Airlangga, yang berjudul “Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada Nasabah UMKM Akibat Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Bank syariah dalam memberikan restrukturisasi pembiayaan murabahah pada nasabah yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya terhadap bank Syariah akibat usahanya terdampak Covid-19. Kebijakan diserahkan sepenuhnya kepada bank syariah dan sangat tergantung pada hasil identifikasi bank syariah atas kinerja keuangan nasabah ataupun penilaian atas prospek usaha dan kapasitas membayar nasabah UMKM yang terdampak Covid-19.27

Adapun persamaan dalam penelitian ini sama-sama meneliti restrukturisasi pembiayaan murabahah di masa pandemi Covid-19.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kebijakan restrukturisasi bermasalah pada nasabah UMKM akibat dampak Covid-19.

d. Peneliti yang dilakukan oleh Muhamad Fajri Anhar pada tahun 2021, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul “Analisis Restrukturisasi Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) (Studi Kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembatu Pondok Gede)”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa strategi bank BJB Syariah KCP Pondok Gede dalam mencegah pembiayaan bermasalah dengan program restrukturisasi yang sesuai

27 Nur Utami Setiawati, “Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Nasabah UMKM Akibat Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)”, Notaire Universitas Airlangga,2 (Juni, 2021), 235-260.

(33)

dengan peraturan yang berlaku. Mekanisme restrukturisasi pembiayaan di bank BJB Syariah tertera dalam Standar Operasional Peraturan (SOP) pihak bank. Dalam menangani meningkatnya pengajuan restrukturisasi pembiayaan saat pandemic covid-19 pihak bank BJB Syariah KCP Pondok Gede mempunyai 2 strategi yaitu menamai restrukturisasi tahun 2020 dengan restrukturisasi covid- 19 dan menambahkan berkas persyaratan untuk dilampirkan oleh nasabah.28

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang mekanisme restrukturisasi pembiayaan, dan mengidentifikasikan restrukturisasi pembiayaan secara keseluruhan, dengan sama-sama menggunakan metode kualitatif. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti Pembiayaan Pemilikan Rumah merupakan suatu produk penyaluran starategi dana yang dimiliki oleh bank BJB Syariah KCP Pondok Gede.

e. Peneliti yang dilakukan oleh Muhammad Rizky pada tahun 2021, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, yang berjudul “Akibat Hukum Perjanjian Restrukturisasi Kredit Mobil Pada Masa Covid 19 (Studi Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Bengkulu 2 Car)”.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa Peraturan OJK No.

14/POJK.05/2020 tentang kebijakan countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.

Bentuk kebijakan restrukturisasi yang dilakukan PT Adira Dinamika

28 Muhamad Fajri Anhar, “Analisis Restrukturisasi Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) (Studi Kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembatu Pondok Gede)”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayayullah Jakarta), Tahun 2021.

(34)

21

Multi Finance Tbk Bengkulu 2 Car Branch kepada debitur surat keputusan sementara No.KS-020C/RISKLGL/COLL/V/2021 yang diterbitkan Adira Finance.29

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang restrukturisasi dimasa pandemi Covid-19.

Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kredit mobil di PT Adira Finance Tbk Cabang Bengkulu.

f. Peneliti yang dilakukan oleh Siti Robiah pada tahun 2020, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayayullah Jakarta, yang berjudul “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Kerja Akad Murabahah di Bank DKI KCP Syariah Ciputat”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa penjadwalan kembali (rescheduling) dilakukan melalui perubahan jadwal pembayaran dan jangka waktu selama 3 bulan dan 6 bulan khusus bagi nasabah terdampak covid-19 dengan cicilan 0 rupiah atau sesuai kemampuan. Persyaratan kembali (reconditioning) dilakukan dalam addendum akad yang memuat perubahan waktu pembayaran, jangka waktu, dan jumlah yang harus dibayarkan. Dan penataan kembali (restructuring) dilakukan dengan mengonversi akad murabahah menjadi ijarah muntahiya bittamlik.30

29 Muhammad Rizky, “Akibat Hukum Perjanjian Restrukturisasi Kredit Mobil Pada Masa Covid 19 (Studi Pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Bengkulu 2 Car)”, Iuris Studia Jurnal Kajian Hukum, 3 (oktober, 2021), 559-566.

30 Siti Robiah, “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Kerja Akad Murabahah di Bank DKI KCP Syariah Ciputat”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayayullah Jakarta). Tahun 2020.

(35)

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang restrukturisasi pembiayaan, dan mengidentifikasikan restrukturisasi pembiayaan secara keseluruhan, dengan sama-sama menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kantor Bank DKI KCP Syariah Ciputat pada produk pembiayaan modal kerja.

g. Peneliti yang dilakukan oleh Joy Octorina Dwi Santy pada tahun 2020, Fakultas Hukum, Universitas Sriwijaya, yang berjudul “Implementasi Restrukturisasi Pembiayaan Kendaraan Bermotor Pada PT Mitsui Leasing Capital Indonesia Cabang Kota Palembang Di Masa Pandemi Covid-19”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa implementasi restrukturisasi pembiayaan pada PT. Mitsui Leasing Capital Indonesia Cabang Kota Palembang telah terealisasi pada sebanyak 268 (dua ratus enam puluh delapan) kontrak pembiayaan melalui restrukturisasi pembiayaan biasa dengan jangka waktu 6 (enam) bulan dan restrukturisasi pembiayaan khusus dengan jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

Restrukturisasi pembiayaan dilakukan dengan cara perpanjangan jangka waktu kontrak, penundaan sebagian pembayaran angsuran kendaraan bermotor, dan pengurangan tunggakan pokok serta bunga pada jangka waktu restrukturisasi pembiayaan.31

31 Joy Octorina Dwi Santy, “Implementasi Restrukturisasi Pembiayaan Kendaraan Bermotor Pada PT Mitsui Leasing Capital Indonesia Cabang Kota Palembang Di Masa Pandemi Covid-19”, (Skripsi, Universitas Sriwijaya Palembang), Tahun 2020

(36)

23

Adapun persamaan dalam penelitian ini restrukturisasi pembiayaan kendaraan bermotor di masa pandemi Covid-19. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti merupakan penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang-undangan dan fakta yang menggunakan data primer dari lapangan dan data sekunder.

h. Peneliti yang dilakukan oleh Lusriadi pada tahun 2018, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayayullah Jakarta, yang berjudul “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Griya IB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Depok”.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa manajemen restrukturisasi dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Perencanaan dimulai dari membuat data nasabah pembiayaan bermasalah. Melaksanakan restrukturisasi pembiayaan haruslah ada organisasi yang khusus untuk mengatasi restrukturisasi yang terdiri dari pelaksana Collection Assistant (PCA), Recovery & Remedial Assistant (RRA). PCA dan RRA memiliki kewajiban kepada pimpinanannya yaitu Recovery and Remedial Head (RRH) and Branch Manager (BM) untuk diajukan ke Manajer Area BRD (Bussines Risk Division) dan WJP (Wilayah Jabodetabek Plus) untuk pengambilan keputusan. Untuk menghindari terjadinya keterlambatan maka adanya pengawasan terhadap nasabah.32

32 Lusriadi, “Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Griya IB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Depok”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta), Tahun 2018

(37)

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang restrukturisasi pembiayaan, dan medentifikasikan restrukturisasi pembiayaan secara keseluruhan, dengan sama-sama menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode pendekatan analisis deskriptif. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kantor BNI Syariah KC Depok adalah untuk mengetahui manajemen restrukturisasi pembiayaan bermasalah Griya iB Hasanah.

i. Peneliti yang dilakukan oleh Rita Zahara Pohan, (2018), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan, yang berjudul “Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Pada Bank Sumt Cabang Medan Ringroad”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa bentuk restrukturisasi yang digunakan di Bank Sumut Cabang Syariah Medan Ringroad yaitu penjadwalan kembali (rescheduling), Persyaratan kembali (reconditioning), sedangkan Penataan kembali (restructuring) jarang digunakan atau diterapkan pada Bank Sumut Cabang Syariah Medan Ringroad. Mekanisme restrukturisasi pada pembiayaan di Bank Sumut Cabang Syariah Medan Ringroad yakni setelah nasabah mengajukan surat permohonan restrukturisasi kepada Bank kemudian diproses di Satuan Kerja Restrukturisasi (SKR), kemudian dianalisis oleh kepala bidang marketing yang berkompeten dan diputuskan oleh direksi.33

33 Rita Zahara Pohan, “Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Pada Bank Sumt Cabang Medan Ringroad”, (Skripsi Minor, Univesitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan) Tahun 2018

(38)

25

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang mekanisme restrukturisasi pembiayaan, dan medentifikasikan restrukturisasi pembiayaan secara keseluruhan. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kantor Bank Sumut Cabang Syariah Medan Ringroad.

j. Peneliti yang dilakukan oleh Sopingi pada tahun 2017, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, yang berjudul “Mekanisme Restrukturisasi Dalam Meminimalisir Resiko Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BUS Lasem KC. Banyumanik”.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa adanya penyebab yang terjadi akan adanya pembiayaan, sebelumnya KSPPS Bina Ummat Sejahtera Lasem KC Banyumanik telah mengantisipasi dengan restrukturisasi untuk meminimalir sebelum terjadinya pembiayaan bermasalah. Dengan demikian maka jika terjadi atau sudah terjadi, maka KSPPS Bina Ummat Sejahtera Lasem KC Banyumanik melakukan tindakan dengan merubah adanya ketetapan akad perjanjian kepada anggota jika ada masalah pada saat pembayaran dilakukan. Demikian itu dilakukan untuk menghindari adanya tindakan wanprestasi anggota dalam perjanjian awal yang sudah disepakati. Restukturisasi diberlakukan agar tidak terjadi kekacauan pada saat pembayaran angsuran rutin dilakukan tidak menumpuk secara berlebihan.34

34 Sopingi, “Mekanisme Restrukturisasi Dalam Meminimalisir Resiko Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BUS Lasem KC. Banyumanik”, (Tugas Akhir, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang), Tahun 2017.

(39)

Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti yaitu sama- sama meneliti tentang restrukturisasi pembiayaan, dan medentifikasikan restrukturisasi pembiayaan secara keseluruhan, dengan sama-sama menggunakan metode kualitatif. Adapun perbedaan dalam penelitian ini meneliti kantor KSPPS Bina Ummat Sejahtera Lasem Cabang Banyumanik.

Tabel 2.1

Tabulasi Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Perbedaan Persamaan

1. Irnawati (2021)

Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Dalam Akad Murabah Pada Bank Negara Indonesia Syariah

Dalam penelitian ini meneliti Penelitan ini menggunakan metode pendekatan Perundang – Undangan (Statute

Approach) dan Pendekatan Kasus (Case Approach).

Dalam penelitian ini sama-sama Restrukturisasi Pembiayaan hanya dapat dilakukan oleh nasabah yang memenuhi kriteria nasabah dalam proses penjadwalan kembali.

2. Adi Setiawan (2021)

Restrukturisasi Pembiayaan Selama Pandemic Covid-19 Di Bank Muamalat Madiun

Dalam penelitian ini meneliti di Bank Muamalat Madiun

Dalam penelitian ini sama-sama meneliti restrukturisasi pembiayaan selama panemi Covid-19 3. Nur Utari

Setiawati (2021)

Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah pada Nasabah UMKM Akibat Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

Dalam penelitian ini meneliti kebijakan restrukturisasi bermasalah pada nasabah UMKM.

Dalam penelitian ini sama-sama meneliti restrukturisasi pembiayaan murabahah di masa pandemi Covid-19.

(40)

27

4. Muhamad Fajri Anhar (2021)

Analisis Restrukturisasi Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) (Studi Kasus BJB Syariah Kantor Cabang Pembatu Pondok Gede)

Dalam penelitian ini meneliti Pembiayaan Pemilikan Rumah merupakan suatu produk

penyaluran starategi dana yang dimiliki oleh bank BJB Syariah KCP Pondok Gede.

Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif.

5. Muhammad Rizky (2021)

Akibat Hukum Perjanjian Restrukturisasi Kredit Mobil Pada Masa Covid 19 (Studi Pada PT.

Adira Dinamika Multi Finance Tbk.

Cabang Bengkulu 2 Car)

Dalam penelitian ini meneliti kredit mobil di PT Adira Finance Tbk Cabang Bengkulu.

Dalam penelitian ini sama-sama meneliti tentang restrukturisasi dimasa pandemi Covid-19.

6. Siti Robiah (2020)

Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan Modal Kerja Akad Murabahah di Bank DKI KCP Syariah Ciputat

Dalam penelitian ini meneliti kantor Bank DKI KCP Syariah Ciputat pada produk pembiayaan modal kerja akad murabahah.

Dalam

penelitian sama- sama

menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif.

7. Joy Oktovia Dwi Sabty (2020)

Implementasi Restrukturisasi Pembiayaan Kendaraan

Bermotor Pada PT Mitsui Leasing Capital Indonesia Cabang Kota Palembang Di Masa Pandemi Covid-19

Dalam penelitian ini meneliti merupakan penelitian hukum empiris dengan pendekatan perundang- undangan dan fakta yang menggunakan data primer dari lapangan dan data sekunder

Dalam penelitian ini meneliti sama- sama meneliti restrukturisasi pembiayaan kendaraan bermotor di masa pandemi Covid-19

(41)

8 Lusriadi

(2018) Restrukturisasi Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Griya IB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Depok

Dalam penelitian ini meneliti kantor BNI Syariah KC Depok adalah untuk mengetahui manajemen restrukturisasi pembiayaan bermasalah Griya iB Hasanah.

Dalam

penelitian sama- sama

menggunakan metodologi penelitian kualitatif dengan metode pendekatan analisis deskriptif.

9. Rita Zahara Pohan (2018)

Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Pada Bank Sumt Cabang Medan Ringroad

Dalam penelitian ini meneliti kantor Bank Sumut Cabang Syariah Medan Ringroad.

Dalam

penelitian sama- sama meneliti tentang mekanisme restrukturisasi pada

pembiayaan.

10. Sopingi (2017)

Mekanisme Restrukturisasi Dalam

Meminimalisir Resiko Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BUS Lasem KC. Banyumanik

Dalam penelitian ini meneliti kantor KSPPS Bina Ummat Sejahtera Lasem Cabang

Banyumanik.

Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan metode kualitatif.

(Sumber data : diolah dari penelitian terdahulu)

B. Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penelitian, pembahasan secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.35 Kajian teori dalam penelitian ini meliputi:

35 Tim Revisi buku pedoman penulisan karya ilmiyah IAIN Jember, Pedoman penulian karya ilmiyah, 39.

(42)

29

a. Restrukturisasi

1. Pengertian Restrukturisasi

Pengertian restrukturisasi menurut Peraturan Bank Indonesia No.10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat 7, disebutkan bahwa:

“Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya”. (Bank Indonesia, Peraturan BI Nomor 10/18/2008 Pasal 1) Dengan adanya restrukturisasi pembiayaan, maka kegiatan usaha atau pembiayaan nasabah dapat berjalan kembali seperti biasa, sehingga nasabah mampu membayar kewajibannya dan resiko keuangan bank syariah pun dapat dihindari.36

2. Dasar Hukum Restrukturisasi a) Undang Undang

Dasar hukum restrukturisasi pembiayaan dapat ditemukan pada pasal 36 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dijelaskan bahwa “Dalam menyalurkan pembiayaan dan melakukan kegiatan usaha lainnya, Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya”.37

36 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

37 Ummi Kalsum dan Rahmi, "Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah (Studi Pada Bni Syariah Cabang Kendari)" Li Falah Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Volume 2, Nomor 2, Desember 2017, 61.

(43)

b) Fatwa Dewan Syariah Nasional

Dasar hukum Restrukturisasi terdapat pada Fatwa DSN No.

48/DSNMUI/II/2005 Tentang Penjadwalan Kembali Tagihan Murābahah.38

Rescheduling diatur didalam ketentuan Fatwa Dewan Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah yang menjelaskan bahwa LKS boleh melakukan penjadwalan kembali (Rescheduling) tagihan murabahah bagi nasabah yang tidak bisa melunasi pembiayaan sesuai jumlah dan waktu yang telah disepakati.

c) Peraturan Bank Indonesia

Dasar hukum restrukturisasi ini, diatur melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor:10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat 7 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/34 DPbS, tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.39

d) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan POJK Nomor 48 /POJK.03/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019. POJK 48

38 Ibid.

39 Ibid.

(44)

31

merupakan beleid perpanjangan restrukturisasi kredit kepada debitur terdampak Covid-19.40

3. Prinsip-prinsip Restrukturisasi

Prinsip restrukturisasi pembiayaan pada sistem syariah dapat ditemukan pada pasal 2 ayat 1 PBI No. 10/18/PBI/2008 dinyatakan bahwa “Lembaga keuangan dapat dalam melaksanakan restrukturisasi pembiayaan berdasarkan pada prinsip kehati-hatian”.

Kemudian pada pasal 1 butir 1 angka 4 Surat Edaran BI No.

10/34/DPbS Tahun 2008 dinyatakan bahwa “Dalam melaksanakan restrukturisasi pembiayaan, pembiayaan syariah harus menerapkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah serta prinsip akuntansi yang berlaku”. Lebih lanjut pada UU No. 21 Tahun 2008 tentang Pembiayaan Syariah pasal 2 dinyatakan bahwa “Pembiayaan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian”.41

4. Mekanisme Restrukturisasi

Bank Indonesia mengeluarkan beberapa peraturan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah terkait dengan restrukturisasi pembiayaan, antara lain:42

40 Riesha Mawarni Baity,” Implementasi Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Bank Bjb Syariah Kcp Bogor”, Journal of Islamic Banking and Finance, 2 (Desember,2021), 134

41 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

42 Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta :PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 448.

(45)

a) Peraturan Bank Indonesia No. 10/18/PBI/2008 tanggal 25 September 2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 13/9/PBI/2011 tanggal 8 Februari 2011.

b) Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/34/DPbS tanggal 22 Oktober 2008 dan Surat Edaran Bank Indonesia No 10/35/DPbS tanggal 22 Oktober 2008 perihal Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana telah diubah dengan SEBI No. 13/18/DPbS tanggal 30 Mei 2011.

Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya.

2) Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau seluruh persyaratan Pembiayaan, antara lain perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah.

3) Penataan kembali (restrukturisasi), yaitu perubahan persyaratan Pembiayaan yang tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi:

(46)

33

a) Penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank Umum Syariah atau Unit Usaha Syariah

b) Koversi akad pembiayaan

c) Konversi pembiayaan menjadi Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu Menengah

d) Konversi pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara pada perusahaan nasabah.

4) Dalam melaksanakan Restrukturisasi Pembiayaan, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah harus menerapkan prinsip kehati- hatian dan prinsip syariah serta prinsip akuntansi yang berlaku.43

Dari uraian di atas maka dapat dipahami bahwa mekanisme restrukturisasi merupakan salah satu tata cara atau prosedur dalam menangani suatu pembiayaan bermasalah dengan menjadwal kembali penataan ulang dengan cara memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu dengan margin yang tetap pada awal akad.

Mekanisme restrukturisasi ini yang digunakan oleh pihak Adira Finance sistem syariah dalam menangani pembiayaan bermasalah.

5) Kriteria Restrukturisasi

Pembiayaan yang akan direstrukturisasi dianalisis dengan memperhatikan beberapa hal berdasarkan pada pertama, prospek usaha nasabah atau kemampuan membayar sesuai proyeksi arus kas untuk nasabah pembiayaan usaha produktif. Kedua,

43 Surat Edaran BI untuk Semua Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah Di Indonesia No.

10/ 34 / DPbS Jakarta, 22 Oktober 2008

(47)

kemampuan membayar sesuai proyeksi arus kas untuk nasabah pembiayaan non produktif. Bank dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran b) Nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu

memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi. Restrukturisasi pembiayaan wajib didukung dengan analisis dan bukti-bukti yang memadai serta didokumentasikan dengan baik.

Disamping kriteria di atas maka bank syariah akan melakukan pembiayaan bermasalah dengan upaya restrukturisasi apabila nasabah masih mempunyai i’tikad baik dalam arti masih mau diajak kerjasama dalam upaya penyelamatan pembiayaan bermasalah, akan tetapi jika nasabah sudah tidak beritikad baik dalam arti tidak dapat diajak kerjasama dalam upaya penyelamatan pembiayaan bermasalah maka bank syariah akan melakukan upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah.44

b. Pembiayaan bermasalah

1. Pengertian pembiayaan bermasalah

Pembiayaan atau Financing yaitu pembiayaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

44 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/18/PBI/2008 Tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah

Gambar

Tabel 1.1 Total Pembiayaan Murabahah di PT. Adira Finance Cabang Jember .. 7  Tabel 2.1 Tabulasi Penelitian Terdahulu .............................................................
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................................

Referensi

Dokumen terkait

pembiayaan pembelian kendaraan bermotor menggunakan sistem.. konvensional di PT. Adira Finance dengan perjanjian pembiayaan. menggunakan sistem syariah di BMT Surya

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Bank Syariah Mandiri”, Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalah (Perbankan Syariah) UIN Syarif Hidayatullah

Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat 7, disebutkan bahwa: “Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan bank dalam rangka

syariahnya bank syariah yang ada di Indonesia. Analisis Terhadap Mekanisme Pembiayaan Mikro dengan Akad Murabahah di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu

Dalam menangani nasabah yang pembiayaannya bermasalah, khususnya pada pembiayaan murabahah, strategi yang digunakan oleh Bank Bni Syariah Cabang Pembantu Brigjend

Dalam hal ini diperoleh data dari Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Purwokerto mengenai bagaimana strategi penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan warung mikro

Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Bilamana upaya restrukturisasi yang dilakukan oleh bank syariah tidak dapat memulihkan kembali pembiayaan Pada pada kategori lancar maka ada

Hal ini dikarenakan adanya upaya penyelesaian pembiayaan bermasalah dari pihak BTN Syariah berdasarkan dari regulasi pemerintah, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK terkait kebijakan