• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMAHAMI MANUSIA, MASYARAKAT, DAN HUKUM SOLLEN-SEIN

N/A
N/A
Dindin Hanif f

Academic year: 2023

Membagikan "MEMAHAMI MANUSIA, MASYARAKAT, DAN HUKUM SOLLEN-SEIN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MEMAHAMI MANUSIA, MASYARAKAT, DAN HUKUM SOLLEN-SEIN

Diajukan untuk memenuhi tugas terstuktur Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Hukum

Dosen Pengampu: Dr. Leliya, MH

Disusun oleh :

1. Alfiah Damyanti (2383110031) 2. Livia Anggraeni (2383110020) 3. Dindin Hanif Fitrullah (2383110024)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul "Memahami manusia, masyarakat, dan hukum sollen- sein"Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Suratin, pada kuliah Ilmu Gizi. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis,sehinggasangat membantu penulis untukmemperdalam pengetahuan pada bidang studi yangsedangditekuni.Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas Makalah dari ibu Dr. Leliya, MH diharapkan dapat menjadi penambahwawasanbagi pembaca serta bagi penulis sendiri.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yangtelah berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Cirebon,13 September 2023

Penulis

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum...3 B. Pengertian dari Hukum dan Kekuasaan...4 C. Pengertian dari Hukum dan Keadilan...6 D. Pengertian Hukum Das Sollen dan Das

Sein...7

E. Tujuan Penelitian...7 F. Manfaat Penelitian...7 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...8 B. Saran...8 C. Daftar Pustaka...9

ii

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan hukum ditengah masyarakat, sebenarnya tidak hanya dapat diartikan sebagai sarana untuk menertibkan kehidupan masyarakat, melainkan juga dijadikan sarana yang mampu mengubah pola pikir dan pola perilaku warga masyarakat. Perubahan kehidupan sosial warga masyarakat yang semakin kompleks, juga mempengaruhi bekerjanya hukum dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, pembuatan hukum seharusnya mampu mengeleminasi setiap konflik yang diperkirakan akan terjadi dalam masyarakat. Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pokok hukum adalah mencapai tatanan masyarakat yang tertib menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan terciptanya ketertiban di dalam masyarakat, diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.

“Negara Indonesia adalah negara hukum”, demikian afirmasi sebuah negara hukum yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3). Penegasan tersebut mengharuskan bahwa dalam sebuah negara hukum persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hukum harus diselesaikan melalui jalur hukum.

Prosedur penyelesaian terhadap semua persoalan hukum melalui jalur hukum tersebut merupakan penegasan terhadap superioritas hukum.

Hukum yang superior tidak pernah tunduk di bawah kepentingan apapun selain kepentingan hukum itu sendiri yaitu mencapai keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan yang merupakan tujuan utama hukum. Tetapi hukum tidak pernah bekerja secara otomatis. Hukum dalam sebuah negara hukum selalu berhubungan dan berkaitan erat dengan aparat penegak hukum. Superior dan tegaknya keadilan hukum membutuhkan aparat penegak hukum sebagai pihak yang berperan sangat penting untuk menegakkan keadilan agar hukum memiliki kekuatan untuk mengatur ketertiban sosial, keteraturan, dan keadilan

1

(5)

dalam masyarakat. Dengan demikian, hukum yang tegas dan berlaku adil membuat hukum tersebut menjadi superior; memiliki keunggulan, kelebihan yang dapat diandalkan dan kredibel bagi semua pihak. Hukum yang mengarahkan diri pada keadilan tidak saja membutuhkan aparat penegak hukum tetapi lebih pada aparat penegak hukum yang bermoral dan berintegritas tinggi. Aparat penegak hukum yang bermoral tersebut diharapkan dapat menegakkan hukum sebaik mungkin sebagai upaya mencapai tujuan-tujuan hukum termasuk untuk mencapai keadilan. Tanpa aparat penegak hukum yang bermoral, sebaik apapun hukumdibuat dapat saja sia-sia (nirmakna) karena tidak mampu memenuhi rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak. Oleh karena itu, kiprah aparat penegak hukum yang baik sangat dibutuhkan agar hukum tetap superior, tidak mudah diperjualbelikan dan tidak berada di bawah penindasan kepentingan politik danaekonomi.Sesungguhnya superioritas hukum dalam sebuah negara hukum terletak pada konsistensi aparat penegak hukum untuk berpegang teguh pada aspek moralitas demi menegakkan keadilan dan kepastian hukum.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian hukum?

2. Apa yang dimaksud hukumd dan kekuasaan?

3. Apa yang dimaksud hukum dan keadilan?

4.Apa yang di maksud hukum das sollen dan das sein?

2

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum

a). Pengertian Menurut Bahasa

Secara leksikal, hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum juga meliputi aturan berupa undang-undang serta peraturan terkait, kaidah dalam masyarakat, dan keputusan yang ditetapkan oleh penegak hukum.

b). Pengertian Menurut Istilah

Hukum (serapan dari bahasa Arab: مكح) adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-sanksi. Hukum merupakan keseluruhan kaedah-kaedah serta asas-asas yang mengatur ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat.

c). Pengertian Hukum Menurut Para Ahli 1.Pengertian hukum menurut Utrecht

hukum adalah himpunan petunjuk hidup (baik perintah atau larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah dari masyarakat itu.

2. Pengertian hukum menurut Van Apeldoorn

hukum adalah suatu gejala sosial; tidak ada masyarakat yang tidak mengenal hukum maka hukum menjadi suatu aspek dari kebudayaan seperti agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan.

3. Pengertian hukum menurut Immanuel Kant

hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak bebas dari orang untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, dengan mengikuti peraturan tentang kemerdekaan.

(7)

3 4. Pengertian hukum menurut Thomas Hobbes

hukum adalah perintah-perintah dari orang yang memiliki kekuasaan untuk memerintah dan memaksakan perintahnya kepada orang lain.

5. Pengertian hukum menurut John Austin

hukum adalah peraturan yang diadakan untuk memberikan bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang berkuasa atasnya.

B. Pengertian dari Hukum dan Kekuasaan a). Pengertian Hukum

Mengenai esensi hukum dapat dikemukakan bahwa ada perbedaan pandangan di antara para ahli hukum tentang hukum.

Perbedaanpandangan itu dapat dilihat dari pengertian hukum yang mereka kemukakan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Meskipun ada perbedaan pandangan, namun pengertian itu dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok. Pertama, hukum diartikan sebagai nilai-nilai. Misalnya, Victor Hugoyang mengartikan hukum sebagai kebenaran dan keadilan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Grotius mengemukakan bahwa hukumadalah suatu aturan moral tindakan yang wajib yang merupakan sesuatu yang benar. Pembahasan hukum dalam konteks nilai-nilai berarti memahami hukum secara filosofis karena nilai-nilai merupakan abstraksitertinggi dari kaidah-kaidah hukum.

Kedua, hukum diartikan sebagai asas-asas fundamental dalam

kehidupan masyarakat Definisi hukum dalam perspektif ini terlihat dalam pandangan Salmond yang mengatakan “hukum merupakan kumpulan asas-asas yang diakui dan diterapkan oleh negara di dalam peradilan".

Ketiga, hukum diartikan sebagai kaidah atau aturan tingkah laku dalam kehidupan masyarakat. Vinogradoff10 mengartikan hukum sebagai seperangkat aturan yang diadakan dan dilaksanakan oleh suatu masyarakat dengan menghormati kebijakan dan pelaksanaan kekuasaan atas setiap manusia dan barang. Pengertian yang sama dikemukakan olehKantorowich, yang berpendapat bahwa hukum adalah suatu

(8)

kumpulanaturan sosial yang mengatur perilaku lahir dan berdasarkan pertimbangan

4

.Keempat, hukum diartikan sebagai kenyataan (das sein) dalamkehidupan masyarakat. Hukum sebagai kenyataan sosial mewujudkandiri dalam bentuk hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat atau dalam bentuk perilaku hukum masyarakat. Perilaku hukum terdiri dari perilaku melanggar hukum (pelanggaran hukum) dan perilaku

b). Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan konsep hubungan sosial yang terdapat dalam kehidupan masyarakat, negara, dan umat manusia. Konsep hubungansosial itu meliputi hubungan personal di antara dua insan yang berinteraksi, hubungan institusional yang bersifat hierarkis, dan hubungan subjek dengan objek yang dikuasainya. Karena kekuasaan memiliki banyakdimensi, maka tidak ada kesepahaman di antara para ahli politik, sosiologi, hukum dan kenegaraan mengenai pengertian kekuasaan.Max Weber,1 dalam bukunya Wirtschaft und Gesellschaft (1992) mengemukakan bahwa “kekuasaan adalah kemampuan untuk, dalasuatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri sekalipun mengalami perlawanan, dan apa pun dasar kemampuan ini.” Perumusankekuasaan yang dikemukakan Weber dijadikan dasar perumusan pengertian kekuasaan oleh beberapa pemikir lain Misalnya, Strausz- Hupemendefinisikan kekuasaan sebagai “kemampuan untuk memaksakan kemauan pada orang lain” Demikian pula pengertian yang dikemukakanoleh C. Wright Mills“, kekuasaan itu adalah dominasi, yaitu kemampuan

untuk melaksanakan kemauan kendatipun orang lain menentang, artinya kekuasaan mempunyai sifat memaksa” Menurut Talcot Parsons4, kekuasaan adalah kemampuan umum untuk

menjamin pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban yang mengikat olehunit-unit organisasi kolektif dalam suatu sistem yang merupakan kewajiban-kewajiban yang diakui dengan acuan kepada pencapaiantujuan-tujuan kolektif mereka dan bila ada pengingkaran terhadap

kewajiban-kewajiban dapat dikenai oleh sanksi negatif tertentu, siapapun

(9)

yang menegakkannya. Pengertian ini menitikberatkan kepada kekuasaan

publik untuk menegakkan aturan-aturan masyarakat yang bersifat memaksa demi untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat.

5 C. Pengertian dari Hukum dan Keadilan

Perbedaan pandangan di antara ahli hukum bukan hanya mengenai pengertian hukum, tapi juga mengenai hakekat hukum. Perbedaan pandangan mengenai hakekat hukum ini tergambar dari munculnya

berbagai mazhab dalam pemikiran hukum.Dalam paham hukum agama yang teistik, hakekat hukum adalah

perintah Allah. Hukum yang benar adalah hukum yang difirmankan dan diperintahkan oleh Tuhan. Menurut doktrin Islam, hukum yang benar adalah hukum Allah yang dirumuskan dalam Qur’an, dan hukum yang disabdakan Rasul dalam hadis. Sedangkan bagi paham sekuler, hakekathukum tidak ada hubungannya dengan urusan keagamaan dan ketuhanan, tapi merupakan urusan peradilan, kemasyarakatan, dan kenegaraan.Dalam konteks ini hakekat hukum bisa ditinjau dari empat perspektif, yaitu perspektif otoritas (wewenang), perspektif substantif, perspektif

sosiologis, dan perspektif realis. Perspektif otoritas merupakan pandanganpaham positivisme yang menempatkan keabsahan hukum pada otoritas pembentukan dan penegakan hukum.Keadilan merupakan salah satu tujuan hukum yang paling banyak dibicarakan sepanjang perjalanan sejarahf filsafat hukum. Tujuan hukum bukan hanya keadilan, tetapi juga kepastian hukum dan kemanfaatan hukum. Idealnya, hukum memang harus mengakomodasikan ketiganya. Putusan hakim misalnya, sedapat mungkin merupakan resultant dari ketiganya. Sekalipun demikian, tetap ada yang berpendapat, bahwa di antara ketiga tujuan hukum tersebut, keadilan merupakan tujuan hukum yang paling penting, bahkan ada yang berpendapat, bahwa keadilan adalah tujuan hukum satu-satunya.Menurut Thomas Aquinas, keadilan distributif pada dasarnya merupakan penghormatan terhadap person manusia dan keluhurannya. Dalam konteks keadilan distributif, keadilan dan kepatutan

(10)

(equity) tidak tercapai semata-mata dengan penetapan nilai yang aktual, melainkan juga atas dasar kesamaan antara satu hal dengan hal lainnya.

Keberadaan hukum ditengah masyarakat, sebenarnya tidak hanya dapat diartikan sebagai sarana untuk menertibkan kehidupan masyarakat,melainkanjuga dijadikan sarana yang mampu mengubah pola pikir dan pola perilaku warga masyarakat. Perubahan kehidupan sosial warga masyarakat yang semakin kompleks, juga mempengaruhi bekerjanya hukum dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, pembuatan hukum seharusnya mampu mengeleminasi setiap konflik yang diperkirakan akan terjadi dalam masyarakat1.Dalam fungsinya sebagai perlindungan kepentingan manusia, hukum mempunyai tujuan. Hukum mempunyai sasaran yang hendak dicapai.

6

Adapun tujuan pokok hukum adalah mencapai tatanan masyarakat yang tertib menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan terciptanya ketertiban di dalam masyarakat, diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya itu hukum bertugas membagi wewenang dan mengatur cara memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum

D. Pengertian Hukum Das Sollen dan Das Sein

a). Das sollen disebut kaidah hukum yang menerangkan kondisi yang diharapkan. Sedangkan das sein dianggap sebagai keadaan yang nyata b) Das sein tidak selalu sejalan dengan das sollen. Salah satunya karena penafsiran yang berbeda terhadap kaidah hukum tersebut.

E. Tujuan penelitian

a). Menjaga ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara.

b). Hukum bersifat memaksa, yaitu menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana berakibat diambil berdasarkan tindakan hukum tertentu.

(11)

7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum menurut bahasa adalah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah. Hukum juga meliputi aturan berupa undang-undang serta peraturan terkait, kaidah dalam masyarakat, dan keputusan yang ditetapkan oleh penegak hukum.

Sedangkan Hukum secarah istilah (serapan dari bahasa Arab: مكح) adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-sanksi. Das sollen disebut kaidah hukum yang menerangkan kondisi yang diharapkan. Sedangkan das sein dianggap sebagai keadaan yang nyata. Das sein tidak selalu sejalan dengan das sollen. Salah satunya karena penafsiran yang berbeda terhadap kaidah hukum tersebut.

B. Saran

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dan tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami paragraf.

(12)

8

DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/97436-ID-hubungan-hukum-dan-kekuasaan.pdf

http://scholar.unand.ac.id/29193/2/BAB I PENDAHULUAN.pdf http://e-journal.uajy.ac.id/4486/2/1MIH01796.pdf

https://eprints.unmer.ac.id/276/2/CHAPTER 1.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/10/110000269/das-sein-serta-das-sollen-- pengertian-penerapan-dan-contohnya

(13)

9

Referensi

Dokumen terkait

Wiese vom 10-16 Feb Gottlieb Huber 19-25 Feb Eugene Woodke 22-26 Feb C Kahl meldete sich am 8 März krank die Trusties berichteten 82.50 Zinsen Einahme Es wurde ein Committe ernannt

yang dibahas disini ialah bagaimana perspektif para ahli mengenai apa itu