MEMaKMURKaN MaSJID
MELaLUI GERaKaN SHaLaT BERJaMa’aH DI DESa PaRaMPUaN KECaMaTaN LaBUaPI
KaBUPaTEN LOMBOK BaRaT
Moh. Nasikin
Dosen Tetap pada Jurusan PBA FTK UIN Mataram Email: [email protected]
abstrak: Masjid merupakan tempat yang suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi umat Islam. Masjid selain sebagai pusat ibadah umat Islam, ia pun sebagai lambang kebesaran syiar dakwah Islam. Kaum muslimin pun terpanggil untuk bahu – membahu membangun masjid-masjid di setiap daerahnya masing-masing.Hampir tidak dijumpai lagi suatu daerah yang mayoritasnya kaum muslimin kosong dari masjid. Tidak ada lagi keluhan dari kaum muslimin untuk menunaikan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid. Bahkan terlihat renovasi pembangunan masjid semakin semarak dan mencolok.Masjid semakin diperlebar dan diperindah serta dilengkapi dengan berbagai fasilitas, agar dapat menarik dan membuat nyaman jamaah.
Jika kita mau menengok kondisi masjid-masjid yang ada, baik di kampong maupun di kota maka semakin sepi dari jama’ah. Bahkan ada beberapa masjid yang tidak menegak-kan shalat jama’ah lima waktu secara penuh.
Kebanyakan masjid ramai dikunjungi jama’ah ketika shalat maghrib dan isya’.Walaupun tak jarang juga didapati masjid yang berukuran megah dan mewah Cuma berisi beberapa shof jama’ah saja.Bahkan tidak jarang juga yang menjadi imam dan makmum ialah sekaligus dirangkap oleh muadzin sendiri.
Demikianlah kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Boleh jadi ada yang menyangkal bahwa hukum menegakkan shalat berjama’ah di masjid bukanlah wajib, namun sebatas sunnah saja. Sehingga tidak mengapa shalat berjama’ah di rumah bersama sanak keluarga. Demikianlah kondisi nyata yang tampak di tengah masyarakat pada umumnya sehingga menarik simpati untuk mengadakan pembinaan. persimpangan antara Labuapi dan Parempuan.
Untuk itu, institusi pendidikan tinggi Islam sepert UIN Mataram melalui lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) ikut andil dalam mensosialisasikan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memak-murkan masjid melalui gerakan shalat berjama’ah, khususnya di dusun Parampuan Timur kec Labuapi Kab Lombok Barat.
Metode pemecahan masalah yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah dengan menggunakan metode: ceramah, diskusi dan halaqoh. Agar program ini berjalan maksimal, maka diperlukan perencanaan atau persiapan, diantaranya: (a) Survei tempat pelaksanaan kegiatan, (b) Pembuatan proposal dan penyelesaian administrasi perijinan
tempat atau lokasi pengabdian masyarakat, (c) Mengadakan pengajian terkait sholat berjama’ah, (d) Mengadakan halaqoh dan, e) Penentuan nara sumber.
Hasil pelaksanaan kegiatan: Masjid sesuai dengan namanya adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagi tempat ibadah shalat.
Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di da-lam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridho Allah, maka fungsi masjid di samping sebagai tempat shalat juga se- bagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur Desa Karang Bongkot kondisi kegiatan shalat berjama’-ah masih rendah, hanya beberapa shof (baris), masih belum sebanding dengan luas dan megahnya bangunan masjid.Sedangkan kegiatan ibadah secara luas di masjid ini belum berkembang.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka menyadarkan masyarakat Muslim untuk berjama’ah shalat di masjid, yaitu dengan mengadakan pengajian-pengajian yang di selengarakan baik di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim maupun di mushollah-mushol-lah sekitar masjid, seperti di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim ada pengajian Ahad subuh.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam memakmurkan masjid antara lain, pengelo-laan yang kurang terorganisir dan konflik intern pengurus, kurang berkembangnya orga-nisasi remaja masjid, sumber daya manusia (SDM) masjid yang masih lemah, dana masjid yang minim.
Kata Kunci: Masjid, Shalat Berjama’ah a. Pendahuluan
Pulau Lombok dikenal dengan pulau seribu masjid, karena hampir di setiap kampung ada masjid, bahkan ada kampung yang masjidnya lebih dari satu.Beragam bentuk mas-jid yang dibangun, mulai dari bangunan yang sederhana hingga arsitektur yang bernilai tinggi, megah, indah dan mewah. Namun yang diutamakan kemegahan fisiknya atau membangun jama’ahnya. Sebandingkah kemegahan masjid dengan aktivitas jama’ah di dalamnya dalam rangka menundukkan diri kepada Allah
?Kemegahan bangunan masjid memang diperlukan untuk syi’ar Islam.Namun Al- Qur’an menegaskan agar masjid di-makmurkan bukan justru sibuk membangun fisiknya tapi meninggalkan jiwanya tanpa jama’ah.
Masjid merupakan tempat yang suci yang tidak asing lagi kedudukannya bagi umat Islam. Masjid selain sebagai pusat ibadah umat Islam, ia pun sebagai lambang kebesaran syiar dakwah Islam. Kaum muslimin pun terpanggil untuk bahu – membahu membangun masjid-masjid di setiap daerahnya masing-masing.Hampir tidak dijumpai lagi suatu daerah yang mayoritasnya kaum muslimin kosong dari masjid. Tidak ada lagi keluhan dari kaum muslimin untuk menunaikan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid. Bahkan terlihat renovasi pembangunan masjid semakin semarak dan mencolok.Masjid semakin diperlebar dan diperindah serta
dilengkapi dengan berbagai fasilitas, agar dapat menarik dan membuat nyaman jamaah.
Jika kita mau menengok kondisi masjid-masjid yang ada, baik di kampong maupun di kota maka semakin sepi dari jama’ah. Bahkan ada beberapa masjid yang tidak menegak-kan shalat jama’ah lima waktu secara penuh. Kebanyakan masjid ramai dikunjungi jama’ah ketika shalat maghrib dan isya’.Walaupun tak jarang juga didapati masjid yang berukuran megah dan mewah Cuma berisi beberapa shof jama’ah saja.Bahkan tidak jarang juga yang menjadi imam dan makmum ialah sekaligus dirangkap oleh muadzin sendiri. Demikianlah kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Boleh jadi ada yang menyangkal bahwa hukum menegakkan shalat berjama’ah di masjid bukanlah wajib, namun sebatas sunnah saja. Sehingga tidak mengapa shalat berjama’ah di rumah bersama sanak keluarga.
Desa Perampuan merupakan salah satu desa dari 12 desa yang ada di wilayah kecama-tan Labuapi kabupaten Lombok Barat. Desa ini mengalami pemekaran desa menjadi 2 desa, yakni desa Perampuan (induk) yang terdiri dusun Karang Bayan, perempuan Barat, Bayan Pengsong, Kerepet dan Kapitan. Sedangkan desa Karang Bongkot terdiri dari dusun Perampuan Timur, Perampuan Desa, Nyamarai dan Karang Bongkot. Desa ini mempunyai 5 (lima) masjid dan 12 (dua belas) musholla.
Keadaan ekonomi masyara-kat desa Karang Bongkot mulai bergeser dari sector primer ke industry penerapan tek-nologi pada usaha pertanian, kerajinan dan sector sekunder mulai berkembang. Meski-pun begitu penduduk desa Karang Bongkot 74,22
% masih tergolong tidak mampu alias miskin. Menurut data statistic desa jumlah penduduk 1877 kepala keluarga, sedang-kan yang miskin sebanyak 1393 KK (Data Desa Karang Bongkot, 5 Juni 2017).Dari data tersebut menunjukkan betapa masih le- mahnya kondisi ekonomi masyarakat.Meskipun kondisi ekonomi masyarakat lemah, tetapi dalam membangun masjid sangat kuat semangatnya dan mampu mewujudkan bangunan masjid yang megah dan indah, seperti masjid agung Arroufurrohim yang terletak di dusun Parempuan Timur. Masjid ini tergolong megah dan mewah untuk uku-ran dusun., letaknya sangat strategis di tepi jalan persimpangan antara Labuapi dan Parempuan.
Untuk itu, institusi pendidikan tinggi Islam sepert UIN Mataram melalui lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) ikut andil dalam mensosialisasikan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memak-murkan masjid melalui gerakan shalat berjama’ah, khususnya di dusun Parampuan Timur kec Labuapi Kab Lombok Barat.
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Seperti disampaikan di bagian awal laporan ini. Kegiatan atau program pengembangan masyarakat khususnya memakmurkan masjid melalui gerakan shalat berjama-ah di Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim Dusun Perampuan Timur Desa Karang Bongkot merupakan hal penting untuk senantiasa terus dibina dan ditingkatkan.
Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah umat Islam sekaligus pusat syi’ar Islam tidak hanya fisik bangunan yang diutamakan, akan tetapi bagaimana antara bangunan fisik yang megah dan jamaah shalatnya ramai. Shalat berjama’ah di masjid merupakan kegiatan utama dalam memakmurkan masjid seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Dalam rangka mengembangkan kondisi seperti diharapkan di atas , program pengabdian masyarakat di Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur Kec Labuapi dila-kukan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap observasi dan pemetaan jama’ah salat lima wak-tu, tahap kordinasi, tahap pembinaan dan halaqoh. Ahad pagi.
Berikut ini dipaparkan berbagai program yang telah dilaksanakan di Masjid Ar- Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur desa Karang Bongkot Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat.
Program I : Observasi dan Pemetaan Jama’ah shalat lima waktu di masjid
Waktu : 21 – 28 Juli 2017
Tempat : Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur Informan Kunci : Pengurus Takmir masjid, tokoh agama, jama’ah masjid Tehnik Penggalian Data : Observasi, wawancara, FGD, Dokumentasi
Pelaksana : Moh. Nasikin dibantu tokoh pemuda (Amrin, S.Pd)
Penjelasan lebih lengkap mengenai kegiatan ini sebagaimana paparan di bawah ini.
Kegiatan observasi dan pemetaan jama’ah shalat dilaksanakan untuk mengetahui dan menggali data sebanyak banyaknya mengenai kondisi jama’ah shalat lima waktu di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur. Data yang didapat meliputi data jumlah jama’ah shalat setiap waktu, mulai waktu dhohor sampai subuh. Jumlah jama’ah shalat maghrib dan isyak bisa mencapai enam shof, sedangkan dhohor ashar paling sedikit yaitu dua shof, sedang-kan subuh mencapai tiga shof.
Kegiatan observasi dan pemetaan ini dilakukan pada bulan juli.Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan survey awal yang saya gunakan ketika menyusun concept note yang diajukan ke LP2M UIN Mataram.
Kegiatan pemetaan secara garis besar dilakukan melalui tehnik observasi, wawancara dan FGD ( Fokus Group Discussion). Sejumlah informan kunci yang diwawancarai, antara lain: Ketua Takmir masjid (H.Munir), tokoh agama (H.Akmaludin), jama’ah masjid ( H.Akmal), tokoh pemu-da (Amrin).
Data-data penting yang diperoleh selama proses observasi antara lain kondisi shalat berjamaah di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dan permasalahannya, menyangkut bagaimana menya-darkan masyarakat untuk shalat berjama’ah di masjid.
Secara umum kondisi shalat berjama’ah di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Ti-mur masih sedikit, tidak sebanding dengan bangunan masjid yang
luas dan megah. Menurut penuturan H.Munir bahwa dusun Perampuan Timur disamping punya Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim juga banyak santren atau mushollah, sehingga mereka lebih sering sholat di santren yang dekat dengan rumah mereka.
H. Akmal mengatakan bahwa di desa Karang Bongkot ini ada enam masjid, yang terbesar dan termegah adalah masjid Ar-Rouf Ar-Rohim ini. Akan tetapi jama’ah shalat lima waktu tidak seimbang dengan bangunan masjid yang besar dan megah. Ketika Jum’atan memang mereka semua dari empat dusun itu shalat juma’at di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim sehingga kelihatan masjid penuh ketika shalat jum’at.Di antara problemnya adalah kurang kesadaran masyarakat tentang keutamaan shalat berjama’ah di masjid.Mereka lebih mementingkan memakmurkan masjid secara fisik dari pada mengisi masjid dengan meramaikan jama’ah shalat.
Hal ini dikuatkan oleh tokoh pemuda (Amrin) bahwa masyarakat masih mementingkan bangunan fisik masjid dari pada meramaikan masjid dengan shalat berjama’ah. Adapun dari kalangan tokoh agama ( H. Akmaludin) mengatakan masyarakat masih kurang mendapat sentuhan rohani tentang pentingnya shalat berjama’ah di masjid, sehingga mereka ada yang ke masjid ketika shalat Jum’atan saja, sementara shalat lima waktu cukup di rumah atau santren dan mushollah.
Program II : Kordinasi
Sebelum melaksanakan tahapan kegiatan pembinaan pentingnya memakmurkan masjid dengan shalat berjama’ah di masjid, perlu diadakan koordinasi. Tujuan koordinasi adalah untuk menyepakati dan menumbuhkan rasa tanggungjawab, rasa memiliki atas kegiatan yang akan dilaksanakan. Di samping itu kegiatan koordinasi bisa menghidupkan rasa kebersamaan dalam meraih suatu tujuan, sehingga keberhasilan suatu kegiatan adalah keberhasilan milik bersama.
Pertama berkoordinasi dengan pengurus takmir masjid, hal ini sangat disambut baik, mereka sangat membantu kegiatan apa saja yang terkait dengan kegiatan memakmurkan mas-jid. Kedua, berkoordinasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.Masyarakat mudah digerakkan untuk suatu kegiatan karena pengaruh kedua tokoh ini.Ketiga, berkoordinasi dengan warga masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat mereka merasa dihargai, dan mereka dengan mudah membantu apa saja yang dibutuhkan, sehingga program-program selanjutnya berjalan lancer tanpa hambatan yang berarti. Berkat koordinasi yang baik hasilnya akan baik. Hal ini tampak jelas dalam uraian tahapan program selanjutnya yang akan diuraikan di bawah ini.
Program III : Pembinaan
Program dilaksanakan melalui pengajian bakda subuh, dan bertujuan memotivasi supa-ya masyarakat menyadari pentingnya shalat berjama’ah di masjid.
Secara lebih detail berikut dipaparkan pelaksanaan kegiatannya.
a. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan pembinaan melalui pengajian bakda subuh bertempat di masjid Arouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur.
b. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2017 c. Peserta
Peserta kegiatan ini sebanyak 50 orang. Mereka adalah para jama’ah masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur.
d. Materi dan Nara Sumber
Keutamaan shalat berjama’ah di masjid, disampaikan oleh ust.
H.Akmaludin,S.Pdi (ustad muda dan tokoh agama) e. Panitia
Bertindak selaku ketua panitia program pengajian bakda subuh adalah Drs. Moh. Nasikin,M.Ag yang dibantu oleh dua orang remaja masjid Ar- Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur, yaitu Amrin dan Nurissobah.
f. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan Pengajian bakda subuh berlangsung mulai selesai berjama’ah shalat subuh sampai jam 07,00 pagi. Secara garis besar materi pengajian terkait dengan keutama-an shalat berjama’ah di masjid.
Kegiatan ini berbentuk pengajian umum yang diikuti oleh masyarakat dusun Perampuan Timur, khususnya jama’ah masjid Ar-Rouf Ar-Rohim. Kegiatan ini disam-paikan seorang nara sumber yaitu Ust H.Akmaludin, S.Pd.I dengan materi Keutamaan shalat berjama’ah di masjid.
Ustadz H. Akmaludin menekankan betapa penting shalat berjama’ah di masjid, beliau menjelaskan kemuliaan orang yang menjaga shalat lima waktu. Mengutip dari atsar sahabat Usman ibn Affan, beliau mengatakan bahwa orang yang menjaga shalat lima waktu secara berjama’ah akan mendapat 9 (Sembilan) kemuliaan : Pertama, dicintai Allah SWT, kedua dijaga malaikat. Ketiga badannya selalu sehat, keempat rumahnya diberkahi, kelima di wajahnya tampak tanda orang soleh, kee-nam hatinya jadi lembut, ketujuh melewati shirot seperti kilat, kedelapan diselamat-kan dari siksa neraka, kesembilan diakhirat bersama para nabi dan orang –orang soleh. Menurut ust Akmaludin bahwa besuk di hari kiamat atau akhirat yang akan dihisab pertama kali adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, maka baiklah semua amal yang lain, dan apabila shalatnya jelek, maka amal-amal yang lain ikut jelek.
Shalat berjama’ah di masjid juga mempunyai nilai sosiologis, yaitu meperkuat tali si-laturrahmi dan persaudaraan sesama muslim. Masih menurut ust Akmal beliau mengatakan bahwa Rosululllah SAW ketika hijrah ke Madinah yang pertama beliau bangun adalah masjid, sebagai tempat ibadah sekaligus tempat pusat kegiatan dak- wah umat Islam.
Program IV : Halaqoh ahad Pagi
Peserta halaqoh Ahad pagi adalah para pengurus Ta’mir masjid Ar-Rouf Ar- Rohim dusun Perampuan Timur dan perwakilan jama’ah masjid.Secara lebih rinci berikut ini dipaparkan summary.
Kegiatan Halaqoh.
1. Tempat pelaksanaan
Kegiatan Halaqoh Ahad pagi bertempat di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur.
2. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Ahad pagi 20 Agustus 2017 3. Peserta
Peserta kegiatan ini sebanyak 30 orang. Mereka terdiri dari sebagian pengurus Takmir masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dan perwakilan jama’ah masjid di dusun Perampu-an Timur.
4. Materi dan Nara Sumber Fungsi dan Peran Masjid
Disampaikan oleh : Drs. H.Moh.Nasikin, MA (Dosen FTK UIN Mataram)
Memakmurkan Masjid
Disampaikan oleh ust H. Akmaludin, S.PdI (ustadz muda dan Tokoh Agama)
5. Focus Group Discussion (FGD) Difasilitasi oleh panitia 6. Panitia
Bertindak selaku ketua panitia Halaqoh ini adalah Drs.Moh.Nasikin, M.Ag yang dibantu oleh dua orang remaja masjid yaitu Amrin dan Nurissobah.
7. Deskripsi kegiatan
Kegiatan halaqoh ini berlangsung mulai pagi sampai menjelang dhohor.
Secara garis besar materi halaqoh terdiri dari dua hal, yaitu Fungsi dan Peran Masjid, Memak-murkan Masjid.
Pada acara pembukaan diisi ketua Takmir Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampu-an Timur, beliau menjelaskan kondisi kemakmuran masjid Ar-Rouf Ar-Rohim saat ini. Menurut beliau bahwa masjid ini dibangun dengan suadaya masyarakat Muslim di Perampuan Timur sehingga bisa berdiri megah seperti ini.
Beliau berharap bahwa masjid ini dibangun untuk dimakmurkan melalui shalat berjama’ah lima waktu, bu-kan untuk megah-megahan bangunan masjid akan tetapi sepi jema’ah shalatnya. Beliau mengajak para pengurus takmir masjid supaya mengajak keluarganya untuk berjama’ah shalat di masjid.
Sementara itu, Drs.Moh.Nasikin, MA.Dalam penjelasannya mengenai fungsi dan peran masjid disampaikan sejumlah hal penting. Menurutnya, bahwa masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat, di antaranya ada- lah: pertama tempat beribadah, kedua tempat menuntut ilmu, ketiga tempat pem- binaan jama’ah, keempat pusat dakwah dan kebudayaan, kelimah pusat kaderisasi umat, keenam basis kebangkitan umat Islam.
Sesuai dengan namanya masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat.Menurut beliau, masjid merupakan jantung kehidu-pan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarkan dakwa islamiyah dan bu-daya islami.Masjid juga berperan dalam mengkoordinir umat Islam di sekitarnya.Mengkoordinir mereka baik untuk shalat berjama’ah maupun aktifitas lainya dalam rangka menyatukan potensi umat.
Menurur beliau abad ke XV hijriyah ini merupakan abad kebangkitan umat Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia, berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya.
Dan kebangkitan ini memerlukan peran masjid sebagai basis perjuangan.Kebangkitan berawal dari masjid menuju masyarakat secara luas.
Sementara itu ustadz H.Akmaludin, S.PdI.menyampaikan materi memakmurkan masjid.Umat Islam giat membangun masjid sebagai sarana ibadah. Hampir di setiap tempat di mana ada komunitas muslim di situ pula dijumpai masjid. Masjid merupa- kan bagian integral dari keberadaan umat, sehingga tidak mengherankan mereka berdaya upaya untuk membangun sarana ibadah ini.Masih menurut ustadz Akma- ludin, meningkatnya jumlah masjid kurang diikuti dengan peningkatan kemakmuran masjid.Kebanyakan perencanaan umat berhenti setelah terwujudnya bangunan
rikan dengan susah payah ini dirawat dan berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini menyebabkan masjid menjadi merana, miskin kegiatan , umat jarang datang un-tuk shalat berjama’ah. Masjid tidak terurus dengan baik dan kurang memberi dam-pak positip bagi masyarakat di sekitarnya. Memang sudah banyak masjid yang dikelolah oleh pengurus kata beliau, namun secara umum lebih banyak yang kurang atau tidak terurus dengan baik. Hal ini memerlukan penyadaran agar umat memper- hatikan kepengurusan dan kemakmuran masjid, sehingga upaya-upaya konsolidasi pemahaman dalam memakmurkan masjid perlu ditingkatkan.
D. Penutup 1. Kesimpulan
Masjid sesuai dengan namanya adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagi tempat ibadah shalat.Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di da-lam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridho Allah, maka fungsi masjid di samping sebagai tempat shalat juga se-bagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.Masjid Ar-Rouf Ar-Rohim dusun Perampuan Timur Desa Karang Bongkot kondisi kegiatan shalat berjama’-ah masih rendah, hanya beberapa shof (baris), masih belum sebanding dengan luas dan megahnya bangunan masjid.Sedangkan kegiatan ibadah secara luas di masjid ini belum berkembang.
Upaya-upaya yang telah dilaksanakan dalam rangka menyadarkan masyarakat Muslim untuk berjama’ah shalat di masjid, yaitu dengan mengadakan pengajian- pengaji-an yang di selengarakan baik di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim maupun di mushollah-mushol-lah sekitar masjid, seperti di masjid Ar-Rouf Ar-Rohim ada pengajian Ahad subuh.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam memakmurkan masjid antara lain, pengelo-laan yang kurang terorganisir dan konflik intern pengurus, kurang berkembangnya orga-nisasi remaja masjid, sumber daya manusia (SDM) masjid yang masih lemah, dana masjid yang minim.
2. Saran
Kegiatan memakmurkan masjid melalui gerakan shalat berjama’ah perlu
• terus ditingkatkan secara luas, melibatkan berbagai pihak, seperti tokoh
agama, masyarakat dan pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama.
Kegiatan memakmurkan masjid harus terus dikembangkan secara luas,
• tidak hanya memakmurkan pembangunan fisik atau ibadah mahdhoh saja, akan tetapi perlu dikembangkan pemakmuran masjid melalui bidang pendidikan, sosial ekonomi dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Achmad Fanani, Arsitektur Masjid. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2009.
John L. Esosito, Ensiklopodia Oxford Dunia Islam Modern Jilid III.Bandung: Mizan, 2001.
KODI DKI Jakarta: “ldarah Masjid (Management Masjid)
Kuntowijoyo, Budaya dan Masyarakat.Yogyakarta: Tiarawacana, 2006.
Muhammad E. Ayub, Manajemen Masjid: Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus/Penulis.
Jakarta: Gema Insani Pres, 1996.
Nurul Huda SA, Cahaya Pembebasan, Agama, Pendidikan dan Perubahan Sosial .Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002.
Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an.Bandung: Mizan, 2007.
Sidi Gazalba: “Mesiid Pusat lbadat dan Kebudayaan Istam
TM Hasbi Ash Shiddieqy: “Koleksi Hadits Hadirs Hurkum,,,jilid 2