• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PENGURUS MASJID DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT UNTUK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL-MUKHLASIN KELURAHAN LIPAT KAIN KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOLAAN PENGURUS MASJID DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT UNTUK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID AL-MUKHLASIN KELURAHAN LIPAT KAIN KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN PENGURUS MASJID DALAM MENINGKATKAN MINAT MASYARAKAT UNTUK SHALAT BERJAMAAH DI MASJID

AL-MUKHLASIN KELURAHAN LIPAT KAIN KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S1) Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

REAN DIKI ZABET NIM. 11840412558

PROGRAM STRATA 1 (S1)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

i Nama : Rean Diki Zabet

NIM : 11840412558

Judul : Pengelolaan Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Minat Masyarakat untuk Shalat Berjamaah di Masjid Al-Mukhlasin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan yang berjudul “Pengelolaan Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Minat Masyarakat untuk Shalat Berjamaah di Masjid Al-Mukhlasin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar”. Penelitian ini di latar belakangi oleh pengelolaan yang di lakukan oleh pengurus Masjid Al-Mukhlasin dalam meningkatkan daya tarik masyarakat kelurahan lipat kain untuk sholat berjemaah di Masjid, serta meninjau alasan Jemaah tertarik sholat di Masjid Al-Mukhlasin, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaannya. Penelitian ini di lakukan menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dengan sumber data primer dan sekunder kemudian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan serta teknik triangulasi (gabungan) untuk Validitas data. Adapun informan penelitian dalam tulisan ini berjumlah 10 orang, antara lain 5 orang dari pengurus mesjid, dan 5 orang dari masyarakat/jamaah mesjid Al-Mukhlasin.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Masjid bukan hanya di bangun, tapi juga harus di makmurkan dan di muliakan, Imarah yang sudah di lakukan masyarakat Kelutahan Lipat Kain diantaranya; datang meramaikan Masjid dengan ikut serta dalam Sholat berjemaah, tadarus Al-Qur’an dan ritual ibadah lainnya. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masjid seperti majelis taklim halaqah dan majelis ilmu pengetahuan, dan sebagainya

Kata Kunci: Program dan Kegiatan Keagamaan

(8)

ii Name : Rean Diki Zabet

NIM : 11840412558

Title : Management of Mosque Administrators Increasing Public Interest in Praying in Congregation at The Al-Mukhlasin Mosque in The Lipat Kain Ward Kampar Kiri Sub-District Kampar District

ABSTRACT

This thesis is the result of a field research entitled "Management of Mosques in Increasing Public Attractiveness for Congregational Prayers at Al- Mukhlasin Mosque, Fold Kain Village, Kampar Kiri District. Kampar Regency.

This research is motivated by the management carried out by the management of the Al-Mukhlasin Mosque in increasing the attractiveness of the community in the folding cloth village for congregational prayers at the mosque, as well as reviewing the reasons for the congregation to be interested in praying at the Al- Mukhlasin Mosque, as well as the supporting and inhibiting factors in its management. This research was conducted using descriptive qualitative research, with primary and secondary data sources then using observation, interviews, and documentation as collection techniques and triangulation techniques (combined) for data validity. There are 10 research informants in this paper, including 5 people from mosque administrators, and 5 people from the community/

congregants of the Al-Mukhlasin mosque. This research concludes that the mosque is not only built, but also must be prospered and glorified, the Emirate that has been carried out by the people of Kelutah Fold Kain include; come to enliven the mosque by participating in congregational prayers, tadarus Al-Qur'an and other rituals of worship. Participate in mosque activities such as halaqah taklim assemblies and science assemblies, and others.

Keywords: Religious Programs and Activities

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya, shalawat dan salam agar selalu tercurah buat junjungan alam Nabi besar kita Muhammad SAW, Yang telah membawa risalah Islam yang benar sehingga saat ini kita masih dapat hidup dalam keadaan beriman dan memeluk agama islam sebagai agama yang sempurna dan di ridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi dengan judul “Pengelolaan Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Minat Masyarakat untuk Shalat Berjamaah di Masjid Al- Mukhlasin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar”, merupakan hasil karya ilmiah, guna memenuhi syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis mengucapkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kepada ayahanda Andi sujarwadi dan ibunda Resnani dayati tercinta yang telah memberikan nasehat, didikan, motivasi, bantuan baik moril maupun materil, jerih payah, kasih sayang dan cinta yang tak terhingga.

2. Bapak Prof. Dr. Khairunnas, M.A.g selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta jajaran yang memberikan kesempatan penulis untuk menuntut ilmu di UIN Suska Riau.

3. Bapak Imron Rosidi, S.Pd, MA.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan Dr.Masduki, M.Ag Sebagai Wakil Dekan I, bapak Dr. H.

Hartono, M.Si selaku wakil Dekan II dan Ibu Dr. Arwan, M.Ag dan seluruh jajarannya.

4. Bapak Khairudin, M.Ag selaku Kepala Jurusan Manajemen Dakwah dan bapak Muhlasin M.Pd.I selaku sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah

(10)

iv

5. Bapak Muhlasin, S.Ag., M.Pd.I yang telah memberikan bimbingan, bantuan, pengarahan hinggan terselesaikannya Skripsi ini dengan baik.

6. Bapak Nur Alhidayatillah, M.Kom.I Penasehat Akademis (PA), yang telah memberikan arahan dan bantuan selama masa perkuliahan

7. Bapak dan Ibuk Dosen Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas ilmu dan pengetahuan yang di berikan selama masa perkuliahan sehingga menjadikan kami mahasiswa yang cerdas dan berwawasan luas. Serta tak lupa kepada karyawan/ti dan staf segenap civitas akademika Fakultas Dakwah dan Komunikasi

8. Kepada pembina dan pengurus Masjid Al-Mukhlasin serta seluruh masyarakat Kelurahan Lipat Kain yang telah membantu penelitian ini hingga selesai

9. Teristimewa kepada keluarga dan saudara/i tercinta yakni, Rean iga silvana, Zeski libra, Khori arzani, Kak ika piyasta, Bang prengki yuranda yang telah membantu proses penyelesaian skripsi dengan menyumbangkan baik itu pikiran, materi, maupun dukungan untuk penulis.

10. Kepada seluruh keluarga besar teman-teman seperjuangan di Manajemen Dakwah angkatan 18 yang telah bersama-sama saling bantu, bertukar pikiran dan bekerja sama membantu selama proses belajar.

11. Kepada sahabat yang memberikan semangat dan dukungan serta bersama sama mengajak pada kesuksesan. Terimakasih kepada Beni irawan, Andri yahya, Muhammad rivaldo, Rahma wati, Septi impiani

(11)

v

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT, Akhir kata diharapkan betapa pun kecilnya karya tulis (skripsi) ini dapat menjadi sumbangan yang cukup berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman.

Pekanbaru, 1 Oktober 2022 Penulis

REAN DIKI ZABET NIM:11840412558

(12)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 9

B. Kajian Teori ... 10

C. Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ... 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

C. Sumber Data ... 37

D. Informan Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Validitas Data ... 39

G. Teknik Analisa Data ... 40

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Masjid Al-Mukhlasin ... 43

B. Keadaan Umum Masjid Al-Mukhlasin ... 44

C. Struktur Kepengurusan Masjid Al-Mukhlasin ... 45

(13)

vii

D. Kegiatan-kegiatan Masjid Al-Mukhlasin ... 48 E. Progam Kegiatan Masjid Al-Mukhlasin ... 49 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 46 B. Pembahasan ... 52 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Sarana Prasarana Masjid Al-Mukhlasin ... 44

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 36 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kepengurusan Masjid Al-Mukhlasin ... 45

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masjid merupakan suatu bangunan gedung atau suatu lingkungan berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT.1Masjid ialah rumah peribadatan kaum muslimin. Di situ mereka mengerjakan shalat jama’ah dan shalat Jum’at, zikir, menyebut dan mengingat Allah serta memohonkan do’a kepada-Nya. Di situ mereka membaca, belajar dan mengajarkan kitab suci Al-Qur’an. Setiap waktu mereka melaksanakan shalat jama’ah (sembahyang berkaum-kaum) dan setiap hari Jum’at mengadakan shalat Jum’at dengan jama’ah yang lebih ramai. 2

Masjid sebagai Baitullah atau rumah Allah, memiliki fungsi dan peranan penting bagi umat muslim di dunia. Fungsi masjid yang paling utama ialah sebagai tempat bersujud atau beribadah kepada Allah. Hal ini sebagaimana dalam salah satu surah Alquran, Allah SWT berfirman yang berbunyi:

Artinya: "Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang, orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan, dan tidak (pula) oleh jual-beli, atau aktivitas apapun dan mengingat Allah, dan (dari) mendirikan shalat, membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang." (QS An-Nur:

36-37).

Ibadah yang paling utama yang dapat di lakukan di Masjid adalah Sholat. Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya

1Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Pustaka,1996), 1

2 Ibid

(17)

sebagai suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah ditentukan. Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya’. Shalat dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya .3

Sholat dapat di kerjakan secara sendiri sendiri dan dapat di lakukan secara berjemaah. Shalat jamaah adalah shalat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan salah seorang dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum. Hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkad. Sunnah Muakkad adalah suatu perkara yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Banyak sekali fadhilah atau keutamaan shalat yang dilakukan secara berjamaah. Di antara keutamaannya adalah menjadi washilah terhindar dari api neraka sekaligus bisa menyelamatkan kita dari sifat munafik. Shalat berjamaah juga mampu semakin meningkatkan peluang diterimanya shalat dibanding dengan shalat sendiri.

Fadhilah lain dari shalat berjamaah adalah diampuninya segala dosa dan dibalasnya ibadah shalat tersebut dengan pahala yang berlipat derajatnya.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari yang menyatakan bahwa shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan mendapatkan 27 derajat dibanding shalat sendiri.

Dengan demikian dapat di ketahui sangat banyak keutamaan sholat yang di lakukan secara berjemaah. Sangat merugi orang-orang yang meninggalkan sholat berjemaah, karna akan kehilangan berbagai keutamaannya. Pada umumnya sholat berjemaah di laksanakan di Masjid.

Pada saat azan di kumandangkan, maka umat Islam yang beriman akan datang ke Masjid untuk melaksanakan sholat berjemaah.

3Nana Rukmana D.W., Masjid dan Dakwah, (Jakarta: Almawardi Prima, 2002), 49.

(18)

3

Melirik realita sekarang tidak sedikit orang yang mengesampingkan Shalat Berjamaah di Masjid, dengan alasan yang berbeda-beda. Sedangkan Shalat Berjamaah sangat dianjurkan bagi semua umat muslim baik yang lakilaki maupun perempuan. Namun terlepas dari iman seorang muslim untuk datang ke Masjid untuk sholat berjemaah, juga terdapat peran muslim lainnya untuk mengajak dan membuat sesamanya untuk datang ke Masjid melaksanakan sholat berjemaah. Keberdaan dan kondisi Masjid itu sendiri juga menjadi alasan seorang muslim tertarik atau tidak untuk sholat di Masjid, mulai dari kenyamanan, keamanan, ketenangan beribadah di Masjid tersebut, karna ketenangan dan kekhusyuan sangat penting bagi seorang Muslim dalam melakukan ibadah.

Dengan semikian Masjid memilki peran penting dalam ibadahnya umat Muslim. Pengelolaan yang baik akan menjadikan Masjid tersebut masjid akan dirasa besar manfaatnya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melakukan ibadah dengan khusyu' dan nyaman di masjid. Dalam mengendalikan usaha pengelolaan masjid yang efektif dan efesien tidak terlepas dari adanya rencana yang sistematis, penentuan kegiatan, pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan.

Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Maka di sini pengurus Masjid memilki peranan penting dalam melakukan Pengelolaan Masjid, bagaimana menerapkan Manajemen yang baik dan menjadikan Masjid berfungsi sebagimana mestinya. Diperlukan tenaga kepengurusan yang jumlahnya cukup dan kualitasnya memadai. Personil pengurus masjid itu selanjutnya harus menjalin kerjasama (amal jama’i) yang baik agar terwujud kemakmuran masjid yang diidam-idamkan dan terbina jamaahnya hingga menjelma menjadi masyarakat yang islami,4dan yang terpenting adalah menarik jemaah

4 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, (Jakarta: Khairu Ummah, 1999), 131- 132.

(19)

sebanyak banyak nya.5

Masjid Al-Mukhlisin merupakan salah satu masjid yang cukup besar yang dimiliki oleh masyarakat kelurahan lipatkain, Masjid ini juga memiliki kepengurusannya dan penanggung jawab. Apakah Masjid ini melakukan Manjemen pengelolaan yang baik atau tidak, terlihat dari kondisi Masjid yang dapat di lihat jelas oleh mata. Masjid ini tidak memiliki tanah yang luas jika melakukan pembangunan, karena itu pasilitas yang ada pada masjid al- mukhlisin ini sangat terbatas, termasuk tempat wudhu dan kebersihan toiletnya yang masih kotor, begitu juga dengan halaman masjid yang terlihat tidak menarik, karena masih belum memiliki corak dan hiasan pada masjid tersebut..

Pengurus Masjid Al Muhklisin telah berupaya melakukan beberapa usaha dalam mengelola Masjid agar meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berjamaah di Masjid dengan keterbatasan yang ada. Tentu hal ini tidak dapat di biarkan dengan hanya mengandalkan apa yang ada tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini dengan sebuah karya ilmiah yang barjudul ’’Pengelolaan Pengurus Masjid dalam Meningkatkan Minat Masyarakat untuk Shalat Berjamaah di Masjid Al-Mukhlisin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar’’

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap istilah yang terdapat dalam judul penulis, maka penulis perlu memberikan penegasan dari istilah- istilah berikut:

1. Pengelolaan

Merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasiaan, petunjuk, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.6

5 Ibid

6Rahardjo Adisasmita, Pembiayaan Pembangaunan Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 19

(20)

5

Pengeloaan adalah suatu pengendalian dan pemanfaatan dari faktor dan sumber daya, yang menurut pada suatu perencanaan untuk mencapai suatu yang baik. Mulai dari, pengorganisasian masjidnya, pelaksanaan kegiatan dakwah, pengendaliannya sampai kepada pengawasanya agar suatu kegiatan yang dilakukan dapat berjalan baik.

Pengelola yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelola masyarakat berjamaah di masjid al-mukhlisin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar.

2. Minat

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan suatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhannya. itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin bergeser ke tingkat yang lebih tinggi. Dari berbagai pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang dapat memberikan dorongan kepada individu yang menyebabkan individu itu memperhatikan, tertarik, merasa senang dan melakukan perbuatan yang berhubungan dengan objek yang dilakukan dengan aktif karena objek itu ada sangkut pautnya dengan kebutuhan-kebutuhan pada dirinya.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah gabungan dari beberapa individu dalam suatu tempat yang terbentuk berdasarkan tatanan social.7

Masyarakat yang penulis maksud dalam penelitian ini merupakan masyarakat yang berada di Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, yang menjadi informannya guna mendapatkan informasi terkait tentang penelitian ini.

7 Muhammad Hanafi, Dasar-dasar Psikologi Agama, (Pekanbaru, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,2014), 235.

(21)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengelolaan Masjid Al-Mukhlisin Dalam Meningkatkan Daya Tarik Masyarakat Untuk Shalat Berjamaah Di Masjid Al-Mukhlisin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar?”

D. Tinjauan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penulisan

Berdasarkan keterangan dijelaskan dilatar belakang tujuan penulisan ini yaitu untuk melihat bagaimanakah Pengelolaan Masjid Dalam Meningkatkan Daya Tarik Masyarakat Untuk Shalat Berjamaah Di Masjid Al-Mukhlisin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1) Penelitian ini bertujuan sebagai bahan informasi ilmiah terkait dengan Pengelolaan Masjid Dalam Meningkatkan Daya Tarik Masyarakat Untuk Shalat Berjamaah Di Masjid Al-Mukhlisin Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar.

2) Memperkaya kajian ilmu Manajemen Dakwah, khususnya yang berhubungan dengan Pengelolaan Masjid Dalam Meningkatkan Daya Tarik Masyarakat Untuk Shalat Berjamaah Di Masjid agar tepat sasaran.

3) Sebagai bahan bacaan parodi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

b. Kegunaan Praktis

1) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kelancaran pengelolaan masjid di Kelurahan Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar.

(22)

7

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengkajian dan pembelajaran pada Prodi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3) Dapat bermanfaat bagi pengetahun penulis dan pembaca, sekaligus sebagai syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada program sarjana srata satu (S1) dan untuk memperoleh gelar sarjana social (S.sos) pada Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

E. Sistematika Penulisan

Agar dapat dipermudahkan dalam membaca proposal ini dan memahami penulisannya, maka kami penulis menetapkan ada 3 bab dalam sistematika penulisan adapun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

Bab ini penulis mengemukakan Kajian teori, kajian terdahulu yang relevan dengan penulisan dan keragka fikir yang digunakan dalam penulisan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini penulis mengemukakan jenis dan pendekatan penulisan, lokasi dan waktu p enelitian, sumber data, informan penulisan, teknik pengumpulan data, validasi data dan teknik analisa data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini berisikan gambaran umum objek penelitian BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

Bab ini berisikan hasil dari penelitian dan pembahasan.

BAB VI : PENUTUP

(23)

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(24)

9 BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Kajian Terdahulu

Untuk membandingkan dengan penulisan lain, sekaligus melihat posisi penulisan ini, maka perlu dilihat penullisan-penulisan lain yang pernah dilakukan adapun penulisan yang hampir mirip dan sama dengan penulisan ini adalah:

1. Hamdi Abdul Karim dengan judul “Revitalisasi Manajemen Pengelolaan Peran Dan Fungsi Masjid Sebagai Lembaga Keislaman”. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif lapangan, hasil dari penelitian penulis menemukan bahwa masjid-masjid yang ada di Kota Metro harus dilakukan revitalisasi peran dan fungsinya , karena masjid- masjid yang ada belum menunjukkan peranan dan fungsi sebagaimana pada masa rasulullah.8

2. Moch. Lukluil Maknum dengan judul “Indeks Pengelolaan Masjid Dan Pemberdayaan Umat Di Kabupaten Ponorogo Dan Bojonegoro Jawa Timur”. Jenis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mengungkap persepsi masyarakat terhadap variabel X (pengelolaan masjid di tingkat desa/kelurahan) dan Variabel Y (pemberdayaan umat) serta mengukur besaran pengaruhnya di kabupaten ponorogo dan kabupaten bojonegoro. Hasil dari penelitian ini menunjukkan persepsi masyarakat terhadap pengelolaan masjid dan pemberdayaan umat di kedua kabupaten secara umum baik.9

3. Erwin Haryono, Ika Mei Lina, Endaryono “Perancangan system informasi pengelolaan masjid berbasis java pada masjid al-ikhlas pondok aren”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode grounded yaitu suatu penelitian berdasarkan pada fakta dan menggunakan analisa

8 Hamdi Abdul Karim “Revitalisasi Manajemen Pengelolaan Peran Dan Fungsi Masjid Sebagai Lembaga Keislaman”, (Bandung:UIN Sunan Gunung Djati,2020),Skripsi S1

9 Moch. Lukluil Maknum “Indeks Pengelolaan Masjid Dan Pemberdayaan Umat Di Kabupaten Ponorogo Dan Bojonegoro Jawa Timur”,(Jawa Timur: Universitas Negeri Malang), Skripsi S1

(25)

perbandingan dengan tujuan mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep, mengembangkan teori pengumpulan dan analisis data dalam waktu yang bersamaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya system informasi ini lebih cepat, efektif, efisien, aman, terkonsep dan up to date dalam pengelolaannya. 10

4. Wagino dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Masjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Syistem Develodment Life Cycle (SDLC) dengan model waterfall. Hasil dari penelitian ini adalah selama pengelolaan manajemen masjid raya shabilal muhtadin Banjarmasin masih menggunakan cara manual.11

B. Kajian Teori 1. Pengelolaan

a. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen, secara etimologis berasal dari kata “kelola” (to manage) dan biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan. Sedangkan istilah manajemen berasal dari kata to manage yang di artikan dengan mengendalikan, menangani, atau mengelola. Secara umum pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang lain untuk bekerja.

Pengelolaan adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orangorang serta sumber daya organisasi lainnya.12

10 Erwin Haryono, Ika Mei Lina, Endaryono “Perancangan system informasi pengelolaan masjid berbasis java pada masjid al-ikhlas pondok aren”, Jurnal Pendidikan:Vol 01 No 03 Tahun 2020

11 Wagino dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Masjid Raya Sabilal Mukhtadin Banjarmasin”,( Kalimantan: Universitas Islam Kalimantan, 2020), Skripsi S1

12 Sule Tisnawati Erni, dkk, Pengantar Manajemen , (Jakarta: Prenada Media, 2008), 8

(26)

11

Menurut Balderton dalam Rahardjo (2011) mengemukakan bahwa istilah pengelolaan sama dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan dan mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan Moekijat mengemukakan bahwa pengelolaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasiaan, petunjuk, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan.

Menurut Hamalik dalam Rahardjo (2011) istilah pengelolaan identik dengan istilah manajemen, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, hal ini senada yang dikemukakan oleh Balderton yang mengemukakan hal yang sama antara pengelolaan dengan manajemen, yaitu menggerakkan, mengorganisasikan dan mengarahkan usaha manusia untuk mencapai tujuannya.13

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa istilah pengelolaan memiliki pengertian yang sama dengan manajemen, dimana pengelolaan merupakan bagian dari proses manajemen karena di dalamnya harus diperhatikan mengenai proses kerja yang baik, mengorganisasikan suatu pekerjaan, mengarahkan dan mengawasi, sehingga apa yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang pengelolaan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.Agar pengelolaan dapat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya, sangatlah diperlukan adanya sarana-sarana manajemen. Tanpa adanya sarana-

13 Rahardjo Adisasmita, Pembiayaan Pembangaunan Daerah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), 21-22.

(27)

sarana yang menjadi unsur-unsur manajemen, jangan diharapkan tujuan akan dapat tercapai.

b. Unsur-unsur Pengelolaan

Sarana-sarana atau unsur-unsur pengelolaan itu lebih dikenal dengan istilah “enam M”, dengan kata lain, sarana atau tools pengelolaan untuk mencapai tujuan adalah dengan “enam M”, yaitu sebagai berikut:

1) Man (manusia)

Manusia merupakan sarana penting atau sarana utama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.

Tanpa adanya manusia, tidak akan mungkin mencapai tujuan.

Tegasnya manusialah yang akan menjalankan fungsi manajemen dalam operasional sebuah organisasi, dalam hal ini termasuk bagaimana menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat.

2) Money (uang)

Uang merupakan unsur yang penting untuk mencapai tujuan disamping factor manusia yang menjadi unsur yang paling penting (the most important tool) dan factor-faktor lainnya. Dalam dunia modern yang merupakan factor yang penting sebagai alat tukar dan alat pengukur nilai suatu usaha. Suatu perusahaan yang besar diukur pula dari jumlah uang berputar pada perusahaan itu.

Tetapi yang menggunakan uang tidak hanya perusahaan saja, instansi pemerintah dan yayasan-yayasan juga menggunakannya.

Jadi uang diperlukan pada setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuannya.

Terlebih dalam pelaksanaan manajemen ilmiah, harus ada perhatian yang sungguh-sungguh terhadap factor uang karena segala sesuatu diperhitungkan secara rasional yaitu memperhitungkan berapa jumlah tenaga yang harus dibayar, berapa alat-alat yang dibutuhkan yang harus dibeli dan berapa pula hasil yang dapat dicapai dari suatu investasi.14

14 Agustini, Pengelolaan dan Unsur-unsur Manajemen (Jakarta: Citra Pustaka, 2013), 61

(28)

13

3) Material (bahan-bahan)

Faktor ini sangat penting karena manusia tidak dapat melaksanakan tugasnya tanpa didukung oleh kelengkapan alat, sehingga dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan oleh suatu organisasi tertentu perlu dipersiapkan bahan atau perlengkapan apa-apa yang dibutuhkan.

4) Machines (mesin)

Peranan mesin dalam zaman modern ini tidak dapat diragukan lagi. Mesin dapat membantu manusia dalam pekerjaannya, mengefisienkan waktu bekerja untuk menghasilkan sesuatu sehingga memperoleh keuntungan yang baik dan lebih banyak.

5) Method (metode)

Cara melaksanakan suatu pekerjaan guna mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya, cara kerja atau metode yang tepat sangatlah menentukan kelancaran jalannya roda manajemen dalam suatu organisasi.

6) Market (pasar)

Produksi suatu lembaga atau perusahaan harus segera dipasarkan, karena itu pemasaran dalam manajemen ditetapkan sebagai satu unsur yang tidak dapat diabaikan, penguasaan pasar diperlukan guna menyebarluaskan hasil-hasil produksi agar sampai ketangan konsumen.

c. Fungsi Pengelolaan

Banyak para ahli yang mengemukakan tentang fungsi-fungsi pengelolaan (manajemen) tetapi yang sangat terkenal dari teorinya banyak diterapkan ialah George R.Terry, yaitu:15

1) Planning (perencanaan)

Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang

15Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 49

(29)

diperlukan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.

Pada dasarnya merencanakan adalah kegiatan yang hendak dilakukan di masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Ada tiga kegiatan dalam setiap perencanaan, di antaranya:

a) Perumusan tujuan yang ingin di capai.

b) Pemilihan program untuk memilih tujuan.

c) Identifikasi dan pengarahan sumber yanag jumlahnya tebatas.

Perencanaan (planning) adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki.

Berdasarkan defenisi di atas, perencanaan mengandung unsur- unsur yaitu:

a) Sejumlah kegiatan yang akan ditetapkan.

b) adanya proses.

c) hasi yang ingin dicapai.

d) Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.16

Dalam fungsi manajemen, tindakan dan perencanaan sangat memegang peranan penting karena perencanaan yang baik akan menjamin terlaksananya kegiatan selanjutnya dalam suatu organisasi.

Agar perencanaan dapat menghasilkan suatu produk rencana yang baik, maka langkah-langkah penting yang harus diperhatikan adalah:

16Husaini Usman, Manajemen Teori-teori, praktek dan riset pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) 65-66

(30)

15

a) Tujuan harus dibuat secara lengkap dan jelas, tujuan yang kabur akan sulit dimengerti dan karenanya sulit pula direncanakan.

b) Rumusan kebijakan atau pedoman yang mengarahkan dan sekaligus membatasi tindakan yang akan dilakukan.

c) Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka kebijakan yang telah dirumuskan.

2) Organizing (organisasi)

Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R Terry: “Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugastugas tertentu, dalam kondisi lingkunagan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”. Pengorganisasian adalah seluruh proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, dan tugas-tugas tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen harus mencerminkan adanya pembagian tugas yang merata antara orang- orang yang ada dalam organisasi.17

Ernest Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah mengemukakan tiga langkah dalam proses pengorganisasian, yaitu:

a) Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

b) Pembagian beban pekerjaan pekerjaan total menjadi kegiatan- kegiatan yang logika dapat dilaksanakan oleh satu orang.

17 Kayo, Kahatib Pahlawan, Manajemen Dakwah : dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Kontemporer, (Jakarta : Amzah, 2007), 35

(31)

c) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

Jadi, pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien.18

3) Actuating(pelaksanaan)

George R. Terry mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota- anggota perusahaan tersebut, oleh karena itu anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya.Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating.Pada tahap staffing bertujuan untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan, penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja.

Sedangkan pada tahap motivating kegiatan ini mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan- tujuan. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan susuatu jika:

a) Merasa yakin akan mampu mengerjakan.

b) Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya.

18 Sudaman Danim dan Suparno, Manajemen Kepemimpinan Transformasional Kekepala sekolahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 9

(32)

17

c) Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak.

d)

Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan.

e)

Hubungan antarteman dalam organisasi tersebut harmonis.

4) Controlling (pengawasan)

Controlling/pengendalian dan pengawasan, adalah proses dilakukan untuk memastikan seluruh kegiatan yang telah dirancang dari awal bisa berjalan dengan target yang diharapkan.19

Pengawasan merupakan fungsi terakhir dalam manajemen yang harus dilaksanakan. Pengawasan yaitu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian dilakukan perbaikan dan mencegah agar pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun jenis-jenis pengawasan dapat dilihat dari jenis penggolongannya, yaitu:

a) Dari waktu pengawasan.

b) Berdasarkan waktu pengawasan maka macam-macamnya dibedakan menjadi dua yaitu: Pengawasan preventif, yaitu pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Pengawasan repressif, yaitu pengawasan yang dilakukan setelah rencana sudah dijalankan, dengan kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur standar yang telah ditentukan terlebih dahulu.

c) Dari objek pengawasan, Bedasarkan objek pengawasan, maka pengawasan itu dapat dilakukan pada bidang produksi, keuangan, waktu dan manusia dengan kegiatannya.

d) Dari subjek pengawasan Bila pengawasan itu dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang mengadakan pengawasan,

19 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen (Jakarta:

Kencana, 2008), 8

(33)

maka pengawasan itu dapat dibedakan atas, pengawasan intern dan pengawasan ekstern.

Dengan demikian pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan penyimpangan yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan pengawas mencakup tugas untuk melihat apakahkegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana.Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diperbaiki.

d. Fungsi Pengelolaan Masjid 1) Idarah

Masjid bukanlah milik pribadi, akan tetapi milik bersama yang harus diurus secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik. Untuk inilah perlu adanya pengelolaan idarah. Idarah ialah kegiatan mengembangkan dan mengatur kerjasama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini lebih terfokus pada perencanaan, pengorganisasian, pengadminitrasian, keuangan dan pengawasan.20

Struktur organisasi adalah suatu bagan yang bertujuan membagi tugas dalam berbagai pusat kegiatan atau melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan dalam organisasi. Struktur organisasi masjid dapat disederhanakan atau dikembangkan sesuai dengan program dan tujuan dari sebuah masjid yang mungkin berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tergantung pada mekanisme kerja organisasi masjid tersebut. Struktur organisasi masjid sekurang-kurangnya terdiri atas.21

a) Ketua b) Sekretaris c) Bendahara.

20 Yani Ahmad dan Achmad Satori ismail, Menuju Masjid Ideal (Jakarta Selatan: LP2SI Haramaen, 2000), 135

21Indonesiaku,“StrukturOrganisasiMasjid”,http://berbagifitrah.blogspot.co.id/2016/06/str uktur-organisasi-masjid.html?m=1(11 September2017)

(34)

19

Sementara itu, Moh. E. Ayub dalam bukunya manajemen Masjid mendefenisikan, idaroh masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya.22

Idarah ini pada garis besarnya di bagi menjadi dua bidang yaitu :

a) Idarah Binail Maadiy/Phisical Management.

b) Idarah binail ruhiy/functional management

Idarah binail maadiy adalah manajemen secara fisik yang meliputi kepengurusan, pembangunan masjid, kehormatan, ketertiban, keamanan masjid, penataan keuangan masjid, dan sebagainya.23

Sedangkan idaroh binail ruhiy adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan umat, sebagai pusat pembangunan kaum muslimin dan kebudayaan umat islam.24 Idarah binail ruhiy ini meliputi pengentasan dan pendidikan akidah islamiyah, pembinaan akhlatul karimah, penjelasan ajaran islam secara teratur menyangkut:

a) Pembinaan ukhuwah islamiyah dan persatuan umat.

b) Melahirkan fikrul islamiyah dan kebudayaan islam.

c) Mempertinggi mutu keislaman dalam diri pribadi dan masyarakat.25

Untuk menunjang keberhasilan idarah binail maadiy dan idarah binail ruhiy, maka diantaranya harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:26

22 Moh. E. Ayub, Muhsin MK, dan Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid (Jakarta:

Gema Insani, 1996) , 7.

23 Mohammad E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi para Pengurus, 1996, 33.

24 Mubasyaroh, “Manajemen Pengelolaan Masjid”, Presentasi pada Seminar Prodi Manajemen Dakwah Jurusan Dakwah dan Komunikasi Islam”, (Kudus: STAIN Kudus), 2, dipubllikasikan 16 April, 2017, 3

25 Moh. E. Ayub, Muhsin MK, dan Ramlan Mardjoned, Manajemen Masjid, (Jakarta:

Gema Insani, 1996), 33.

26 Aziz Muslim, “Manajemen Pengelolaan Masjid”, Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol. V, No. 2 (2004): 112, diakses pada 20 Oktober, 2019. http://www.academia.edu.

(35)

1. Manajemen kepengurusan

Pengelolaan di laksanakan Pengurus Masjid Al- Mukhlasin secara transparan dan profesional. Untuk itu, Masjid Al-Mukhlasin membentuk struktur organisasi mengenai tugas dan tanggung jawab pengurus. Pengurus masjid Al-Mukhlasin saling berkoordinasi dan bekerjasama dalam melaksanakan program kerja ataupun dalam memecahkan suatu masalah.

Sedangkan Program kerja disusun berdasarkan keinginan dan kebutuhan jama’ah yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan terkini serta perkiraan kondisi yang akan datang. Dalam manajemen kepengurusan yang baik harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut: memilih dan menyusun pengurus masjid yang mampu, penjabaran program kerja, rapat, membentuk kepanitiaan, mebuat rencana kerja dan anggaran pengelolaan, laporan pertanggung jawaban pengurus, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, pedoman organisasi, dan yayasan masjid.

2. Manajemen kesekretariatan

Kesekretariatan adalah ruangan atau gedung dimana aktivitas pengurus direncanakan dan dikendalikan. Sekretaris bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan, keindahan dan kerapian sekretariat, serta memberikan laporan aktivitas kesekretariatan. Sekretaris juga berfungsi sebagai humas atau public relation bagi masjid.27Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kesekretariatan adalah : surat menyurat dan agendanya, administrasi jama’ah, karyawan masjid, fasilitas pendukung, lembar informasi, papan pengumuman, papan kepengurusan, papan aktivitas dan papan keuangan

27 ibid

(36)

21

3. Manajemen keuangan dan usaha

Administrasi keuangan adalah sistem administrasi yang mengatur keuangan masjid. Uang yang masuk dan keluar harus tercatat dengan rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.28 Sungguhpun demikian, badan tertinggi dari struktur kepengurusn masjid pada hakikatnya adalah jamaah. Untuk itu, pengurus masjid harus menyadari dengan sesungguhnya bahwa manajemen masjid sangat berbeda sekali dengan manajemen perusahaan, yayasan dan organisasi.

Untuk itu, bentuk struktur kepengurusan masjid hanya dalam pengorganisasian saja, bukan dalam arti pengambil keputusan, karena keputusan dalam pengelolaan kemasjidan adalah berada pada tangan jamaah yang sekaligus menjadi badan pertimbangan dan keputusan. Untuk itu, pengurus masjid yang tertinggi sekalipun haruslah memusyawarahkan segala sesuatu yang di programkan secara bersama dengan jama’ah.29 2) Imarah

Imarah di ambil dari ayat al-Qur’an dalam surah At-Taubah yaitu imarah, yuamiru, amaarah yang artinya makmur, memakmurkan. Imarah masjid yaitu memakmurkan masjid. Setiap bentuk ketaatan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bisa digolongkan sebagai usaha memakmurkan masjid. Arti memakmurkan masjid disini adalah membangun, mendirikan dan memelihara masjid dengan ketulusan hati, menjaga dan menghormatinya agar tetap bersih, suci dan mulia, serta mengisi dan meramaikannya dengan berbagai kegiatan ibadah dan ketaatan

28 Ibid

29 Zasri M,dkk, Etika Manajemen Masjid, (Solo: Pustaka Litizam,2017), 122-123

(37)

kepada Allah SWT baik yang bersifat akhirat maupun duniawi.30 Firman Allah swt QS. At-Taubah/9: 18

Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid allah SWT ialah orang-orang yang beriman kepada allah SWT dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada allah SWT, maka merekalah orang- orang yang diharapkan termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah/9: 18) Memakmurkan masjid adalah membangun, mendirikan dan memelihara masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada allah SWT. Setiap bentuk ketaatan kepada allah SWT. Bisa digolongkan sebagai usaha memakmurkan masjid.

Diantaranya:

a) Mendirikan dan membangun masjid

b) Membersihkan dan menyucikan masjid, serta memberikan wewangian

c) Mendirikan shalat berjamaah di masjid

d) Memperbanyak zikrullah dan tilawah quran di masjid

e) Memakmurkan masjid dengan taklim halaqah dan majlis ilmu linnya.31

Kegiatan didalam masjid perlu di perbanyak dan di tingkatkan, baik menyangkut kegiatan ibadah, maupun kegiatan cultural. Jadi, di samping mengadakan kegiatan pengajian, ceramah, dan kuliah keagamaan, juga digiatkan pendidikan dengan

30 Mohammad E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi para Pengurus, 19.

31 Abdul Rahmat, M. Arief Effendi, Seni Memakmurkan Masjid, (Gorontalo: Ideas Fublishing, 2014), 8

(38)

23

mendirikan/ membuka sekolah, kelompok belajar. Bentuk dan corak kegiatan yang dilaksanakan setidaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan pengurus dan dengan situasi dan kondisi masyarakat di sekitarnya.32

Salah satu upaya untuk meramaikan atau imaroh masjid, adalah dengan mengelola dakwah di masjid dan mengelola Generasi muda. Sebenarnya mengelola dakwah/ceramah di masjid, lebih menguntungkan bagi umat, ketimbang dengan hanya mencari informasi tentang islam lewat alam maya (internet) saja. Karena mendengarkan ceramah di masjid tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga pengaruh iman dan rasa persaudaraan yang tinggi (ukhuwah islamiyah ), karena akan mampu bersilaturrahim secara langsung.33

Dengan mengelola dan mengarahkan generasi muda untuk mencintai masjid. Para pemuda, remaja yang ada disekitar masjid, alangkah baiknya dikelola oleh pengurus masjid dan dihimpun dalam suatu wadah organisasi Ikatan Remaja Masjid. Ada beberapa hal yang di perlukan dalam mengelola generasi muda ini, yaitu :34 a) Mengundang pemuda untuk bermusyawarah

b) Mengarahkan mereka dengan berbagai kegiatan positif c) Mengawasi mereka dari berbagai aliran dan paham sesat d) Mengaktifkan mereka dalam kegiatan yang bersifat Ri’ayah.

Jamaah yang baik dan berkualitas akan lebih efektif dalam memakmurkan mesjid. Sebab, mereka akan berusaha meningkatkan berbagai aktivitas yang menarik sehingga masyarakat datang memakmurkan mesjid. Apabila kualitas jamaahnya rendah, tingkat kemajuan masjid pun biasanya jalan ditempat atau bergerak sangat lamban.

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan Imarah adalah sebagai

32 Mohammad E. Ayyub, Manajemen Masjid, 74

33 Zasri M,dkk, Etika Manajemen Masjid, (Solo: Pustaka Litizam,2017), 97-98

34 Ibid, 100

(39)

berikut:35

1) Masjid sebagai kegiatan pengkajian

Pengkajian banyak di selenggarakan di masjid-masjid terutama masjid dengan tipologi jami’ sering di jumpai pengkajian tentang agama Islam mencakup majlis taklim, pengkajian, pengajian kitab kuning dan sebagainya.

Peranan penting dalam pengkajian ini, tidak luput dari hal manajemen kemudian dilanjutkan dengan kegiatan antara lain:

Sholat berjama’ah dan dzikir, pengkajian rutinan, majelis taklim, pengajian remaja, membaca ayat suci Al-Qur’an, pengkajian tentang sosial masyarakat, dan pengkajian tentang ilmu pengetahuan. 36

2) Masjid sebagai kegiatan pendidikan formal dan non formal Pelayanan pendidikan keagamaan bagi jama’ah dapat dilakukan melalui sarana formal dan tidak formal. Pendidikan formal seperti RA, MI, MTs, MA dapat dikelola oleh organisasi masjid sedangkan pendidikan tidak formal seperti perpustakaan masjid, taman pendidikan Al-Qur’an, kursus bahasa Arab, pelatihan dai, pelatihan tilawah dan lainnya. Jika masjid tersebut belum ada pendidikan formal wajar karena tipologi masjid berbeda-beda, tapi setiap masjid minimal ada pelayanan pendidikan seperti pengadaan perpustakaan, peringatan hari besar Islam dan peringatan hari besar nasional.

3) Masjid sebagai lembaga zakat, infaq dan shadaqoh

Untuk beramal saleh, umat Islam melakukan ibadah zakat, infaq, dan shadaqoh dipusatkan di masjid dengan tujuan untuk sentralisasi pembagiaanya. Masjid peduli tentang kesejahteraan umatnya, hal ini dibuktikan dengan masjid dijadikan sebagai pengelola zakat, maka masjid berperan sebagai lembaga meningkatkan ekonomi umat.

35 Niko Pahlevi Hentika, “Menuju Restorasi Fungsi Masjid: Analisis terhadap Handicap Internal Takmir dalam Pengembangan Manajemen Masjid”, 169.

36 Mohammad E. Ayub, dkk, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis bagi para Pengurus, 48.

(40)

25

Apabila di suatu daerah atau desa belum ada badan amil zakat pengurus harus mengadakan lembaga amil zakat agar dalam pembagianya tepat sasaran yaitu dari para dermawan kepada para mustahiq. Dalam hal ini, pengurus bertindak sebagai amil zakat. Kegiatan pengumpulan dan penyaluran zakat, infaq dan shadaqah biasanya semarak di bulan suci Ramadhan, namun bisa juga di bulan-bulan lain, terutama untuk infaq dan shadaqah. 37

Kegiatan tersebut harus dilaksanakan secara terbuka dan terus menerus untuk kemudian dilaporkan kepada para dermawan yang telah membagikan rezeinya kepada yang membutuhkan, lalu dilaporkan kepada jama’ah baik lisan maupun tulisan. Beberapa kegiatan lain yang dapat diselenggarakan untuk meningkatkan ekonomi umat adalah pemberian sumbangan baik bersifat tunai maupun non tunai, santunan anak yatim, santunan kaum dhuafa, bimbingan dan penyuluhan dalam memecahkan masalah ekonomi, bakti sosial dengan masyarakat dan sebagainya.

4) Masjid sebagai kegiatan pembinaan remaja masjid

Pada beberapa masjid, terdapat kegiatan remaja masjid dengan kegiatan yang bersifat keagamaan, sosial dan keilmuan melalui bimbingan pengurus masjid. Remaja masjid beranggotakan para remaja muslim, kegiatan remaja masjid pada umumnya yaitu membentuk kelompok olahraga remaja masjid, kelompok studi Islam, keterampilan dan keorganisasian.38

Remaja masjid juga memiliki kepengurusan sendiri yang lengkap menyerupai pengurus masjid dan berlangsung dengan periodisasi tertentu. Pembinaan kepada remaja masjid memerlukan suatu sistem yang utuh yang tidak bisa terpisahkan

37 Ibid

38 Icmi Orsat, Pedoman Manajemen Masjid, (Jakarta: Departemen Agama, 2004), 140.

(41)

satu sama lain. Kurangnya salah satu unsur itu menyebabkan tujuan pembinaan tidak dapat dicapai dengan maksimal.64 Konsistensi organisasi diperlukan sebagai aturan berjalannya sebuah organisasi dan memberi arahan kegiatan. Pengurus masjid bidang pembinaan remaja masjid berkewajiban untuk membina dan mengarahkan mereka dalam berkegiatan.

3) Riayah

Riayah adalah suatu kegiatan pemeliharaan bangunan, peralatan dan lingkungan fisik masjid baik didalam ruangan maupun luar ruang masjid, dapat berupa peralatan fisik yang ada di masjid agar setiap sudut masjid bersih, indah dan aman sehingga tercapai tujuan dalam mengagungkan dan memuliakan masjid.

Riayah merupakan salah satu faktor dalam manajemen masjid, yang memiliki arti pemeliharaan. Ri’ayah adalah kegiatan pemeliharaan lingkungan fisik masjid baik itu didalam ruang masjid maupun luarnya, bisa berupa peralatan fisik yang ada di masjid agar tercapai tujuan dalam mengagungkan dan memuliakan masjid.

Ada pun langkah-langkah pemeliharan masji di antaranya:39

a. Memilihara keindahan masjid, baik dari sisi artistik atau keindahan dan kenyamanan masjid bagi para jama’ah. Juga dengan memerhatikan segala hal yang mengganggu keindahan masjid, baik interior atau eksterior.

b. Memilihara lingkungan masjid, lingkunga masjid yang dimaksud adalah daerah yang masih dalam wilayah masjid, seperti halaman depan dan belakang, taman- taman, serta jalan menuju masjid juga perlu diperhatikan. sebaiknya daerah disekitar masjid dibersihkan dan dibebaskan dari keramaian yang mengganggu khusyuknya pelaksanaan ibadah.

39 Rosyad Shaleh , Manajemen Masjid, (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 2002), hal. 6

(42)

27

c. Memelihara suasana masjid, menciptakan suasana tenang dengan meminimalisir segala gangguan. Juga menciptakan suasana tertib bagi jamaah yang hadir didalam masjid, termasuk tertib shaf (barisan shalat) dan tertib dalam penempatan barang, juga mengatur tempat khusus untuk jamaah perempuan, baik diri maupun barang yang masuk kemasjid. 40

d. Memelihara ketertiban masjid, dilakukan dengan menegakkan tata tertib yang berlaku didalam masjid atau etika yang seharusnya diikuti oleh setiap jamaah seperti dilarang berbicara dan mengobrol tanpa memperhatikan batasan syar’i.

e. Memelihara masjid diwaktu malam adalah bentuk penjagaan terhadap kehormatan dan seluruh harta kekayaan masjid dari tindak kriminal dan pelecehan. Sebab, dimungkinkan akan ada orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu mencemarkan masjid dengan tindakan yang tidak terpuji.

Dengan adanya bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah, dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi jama’ah yang melihatnya, dalam memasuki dan beribadah di masjid pun terasa nyaman dan menenangkan. Adapun luas bangunan dalam menampung jama’ah juga harus diperhatikan, sarana pendukung dan perlengkapan masjid harus dirawat dengan baik. Kemudian sarana dan prasarana masjid harus diperhatikan dengan cermat karena masjid merupakan tempat yang mulia.41 Dengan diperhatikan hal ini, maka tujuan masjid akan sesuai yang diinginkan sehingga jama’ah yang sudah melaksanakan shalat merasakan kepuasan tersendiri terhadap pelayanan dan fasilitas masjid.

40 Ayub,E Moh. Manajemen Masjid (Jakarta:Gema Insani Press. 1996), 25

41 Niko Pahlevi Hentika, “Menuju Restorasi Fungsi Masjid: Analisis terhadap Handicap Internal Takmir dalam Pengembangan Manajemen Masjid”, 169.

(43)

Masjid yang tertata dengan baik adalah masjid yang dapat menjalani fungsi masjid tersebut secara sempurna. Kalau masjid hanya sebagai tempat shalat saja, maka masjid tersebut belumlah tertata dengan baik, karena masjid fungsinya tidak hanya untuk tempat shalat, tetapi juga untuk fungsi social untuk kemasyarakatan.42

e. Program Pengelolaan Masjid 1) Pengertian program

Suatu program adalah kumpulan proyek-proyek yang berhubungan telah dirancang untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan yang harmonis dan secara integraft untuk mencapai sasaran kebijaksanaan tersebut secara keseluruhan.43

Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Didalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa didalam setiap program dijelaskan mengenai :

a) Tujuan kegiatan yang akan dicapai

b) Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan

c) Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

d) Perkiraan anggaran yang akan di butuhkan e) Strategi pelaksanaan

Menurut Rusman Abdul Gandhi, program meupakan upaya yang dibagi dalam tipe-tipe pekerjaan secara terrperinci sesuai dengan tata pelaksanaannya dan pekerjanya.44

Dengan melalui program, maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih muda untuk dioperasionalkan. Hal ini sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.45 Pentingnya program didalam sebuah kegiatan organisasi ataupun didalam pengelolaan masjid dalam perkembangan kehidupan manusia,

42 Zasri M,dkk, Etika Manajemen Masjid, 148

43 Muhammad Turmudzi,community development, (Jakarta: visimedia, 1996), 57

44 Subandrio, Indonesia Bergerak, (Bandung : Remaja Karya, 1995) , 42

45 Johny Manuhutu, Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta : Pustaka Jaya, 1988) , 64

(44)

29

maka dalam penyusunan program tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses menyelenggarakan beribadah dan kegiatan social lainnya, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran dari pelaksanaan program tersebut.

Dengan demikian, untuk pelaksanaan program, pihak-pihak yang terkait dan tercantum didalam rancangan pelaksanaan, tentunya diharapkan agar sering berkoordinasi satu dengan yang lainnya agar pengintegrasian dari sebuah sistem kerja dapat berjalan serentak serta dapat mencakup pada kepentingan masyarakat secara holistic.46

2) Dasar Mengukur Program

Menurut Budiani, menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas program tepat dengan sasaran dapat dilakukan dengan menggunakan variabel sebagai berikut.47

a) Ketepatan Sasaran Program

Merupakan sejauhmana peserta program tepat dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

b) Sosialisasi Program

Merupakan kemampuan penyelenggaraan program dalam melalikan sosialisasi program sehingga informasi mengenai mereka tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran peserta program pada khususnya.

c) Tujuan Program

Adanya tujuan program merupakan ukuran sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan program dengan tujuan program yang telah di tetapkan sebelumnya

46 Amiri Abdurrachim, Dasar-Dasar Pengabdian Sosial, (Jakarta : Sinar Surya Press, 2002), 31

47 Ni Wayan Budiani, Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran Karang Taruna

“Eka Taruna Bakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timun Kota Denpasar, Jurnal Ekonomi dan Sosial, Vol. 2, No. 1, 53-54

(45)

d) Pemantauan Program

Pemantaun program merupakan kegiatan yang di lakukan setelah di laksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta program.

Untuk mengukur efektivitas program, menurut Sutrisno ukuran efektivitas program dalam sebuah organisasi yaitu :

a) Pemahaman program, dilihat sejauh mana masyarakat dapat memahami kegiatan program

b) Tepat sasaran, dilihat dari apa yang dikehendaki tercapai atau menjadi kenyataan

c) Tepat waktu, dilihat melaluai penggunaan waktu untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan tersebut apakah sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya.

d) Tercapainya tujuan, diukur melalui pencapaian tujuan kegiatan yang telah dijalankan.

e) Perubahan nyata, diukur melalui sejauh mana kegiatan tersebut memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan nyata bagi masyarakat ditempat.

Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan.

Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau tidak tepat sasaran dengan yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

2. Daya Tarik

Daya adalah banyaknya usaha yang dilakukan untuk suatu waktu yang mengharuskan. Sedangkan tarik atau menarik menurut kamus besar bahasa Indonesia menyenangkan, menggirangkan, menyukai hati karena indahnya, bagusnya, membangkitkan rasa kasih, hasrat untuk memperhatikannya.48

48 Departemen Pendidikan Nasional.Kamus Besar Bahasa Indonesia,(cet, IV: Jakarta:

(46)

31

Dengan demikian daya tarik adalah suatu usaha yang dibuat untuk menciptakan rasa senang kepada sesuatu maupun tempat, dimana daya tarik itu sendiri merupakan maghnet yang bertujuan untuk menarik konsumen seperti jamaah. Masjid yang memiliki daya tarik akan mengundang jama’ah/masyarakat untuk sholat berjamaah perlu mempersiapkan daya tarik yang khusus sehingga ada suatu kesan istimewa saat berada di masjid tersebut, yaitu bisa dengan manajemen masjid dengan sebaik-baikny, karena daya tarik memiliki pengaruh yang positifterhadap minat jama’ah untuk selalu mangunjungi masjid tersebut.

Selain itu pada umumnya daya tarik suatu objek sebagai berikut

a. Adanya sumber daya dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

c. Adanya ciri khusu atau spesifik yang tidak dimiliki oleh masjid lain atau disebut juga dengan jarang masjid lain menyediakannya.

d. Adanya sarana dan prasarana untuk melayani pengunjung(jama’ah) yang datang ke masjid.

e. Objek masjid yang mempunyai daya tarik yang tinggi karena pesona masjid maupun keindahan disekitarnya.

Setiap masjid memiliki manajemen masjid tersendiri dalam mengelola daya tarik masjid maupun mengelolah jama’ahnya dengan berorientasi pada pelayanan jamaah.setiap acara, kegiatan serta program masjid selalu kembali kepada pelayanan, dan kenyamanan jama’ah untuk kesejahteraan jama’ah.

3. Masyarakat

a. Pengertian masyarakat

Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut “society” asal kata“sociuc” yang berarti kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal

Pusat Bahasa, 2008), hlm.1404-1406.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk bakau yang berkriteria belta hanya didapatkan dua jenis yaitu Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorhiza yang masing-masing mempu- nyai nilai penting 237,82% dan

748 MASJID NURUL HIDAYAH 749 MASJID AL-HUDA 750 MASJID AL-IKHSAN 751 MASJID UKHUWAH.. -

injaulah sebuah benda tiga dimensi berukuran, berbentuk, dan bermassa m sembarang. -ika kita gantung benda tersebut, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar *,

Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh..

Pelayanan Sarpras Aparatur : Pengadaan Alat Perlengkapan RS Pelayanan Sarpras Aparatur : Pengadaan Alat Perlengkapan RS (Pembelian Alat Kantor dan Rumah Tangga) JB: Modal JP: Barang

Dibayar Hibah kepada Rutinitas dan Biaya Operasional Rumah Ibadah Masjid AL FALAH, Masjid AL ISTIQOMAH, Masjid AL HIJRAH, Masjid DARUNNA'IM, Masjid AL HIDAYATUL IMAN, Masjid

memiliki motivasi tinggi. Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung untuk selalu berusaha mencapai apa yang diinginkan walaupun mengalami hambatan

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat melalui pengurus masjid dalam upaya pengembangan fasilitas Masjid