• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mencegah Kecanduan Gadged Berbasis Teori Social Learning UAS -DONI SETIAWAN

N/A
N/A
Ngopi Lagi

Academic year: 2025

Membagikan "Mencegah Kecanduan Gadged Berbasis Teori Social Learning UAS -DONI SETIAWAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Mencegah Kecanduan Gadged Berbasis Teori Social Learning

Doni Setiawan

[email protected]

Abstrak

Penyimpangan adalah konsep masalah sosial berkaitan dengan pelanggaran norma artinya sesuatu itu dianggap sebagai masalah sosial karena menyangkut hubungan manusia dengan nilai nilai dan merupakan gangguan terhadap tujuan kehidupan masyarakat. Tujuan Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian sosial budayayang Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan dengan cara penentuan sampel melalui model dan teknik Purposive Samplingdengan memilih beberapa informan yang memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yakni yang mengetahui tentang Begal motor study kasus perilaku menyimpang di kota makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui eksistensi keberadaan begal motor dan factor-faktor penyebab keberadaan begal motor di kota Makassar. Metode didalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi adanya begal motor ialah balapan liar menjadi tren,media khususnya gem,filem,sinetron,lemahnya pengawasan social,kondisi perekonomian Negara masih belum cukup baik dan terbatasnya lapangan pekerjaan. Hasil penelitian dapat memberikan kesimpulan memang begalmotor adalah perilaku menyimpang karena tindakannya melukai dan merampok para korbannya secara langsung tanpa memikirkan sebab akibatnya di hari kemudian. Mereka hanya ingin memenuhi kepentingan sesaatnya saja bersama anggota kelompok kelompoknya.

A.Latar Belakang Masalah

Menguraikan apa itu perilaku menyimpang dari beberapa tokoh (cantumkan sumber referensi terbaru)

Secara mendasar, ada tiga perspektif untuk menentukan apakah perilaku menyimpang itu, yaitu absolutist, normative, dan reactive (Goode, 1984:7)1. Perspektif absolutist berpendapat bahwa kualitas atau karakteristik perilaku menyimpang bersifat instrinsik, terlepas dari bagaimana ia dinilai. Dengan kata lain, perilaku menyimpang ditentukan bukan dengan norma, kebiasaan, 2 atau aturan-aturan sosial. Perspektif normative berpendapat bahwa

1 Cohen, Bruce J., 1992, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta.

(2)

perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat ( Cohen, 1992: 218)2. Dengan demikian, sebuah tindakan dikatakan menyimpang atau tidak, ditentukan oleh batasanbatasan norma kemasyarakatan atau budaya. Sedangkan perspektif reactive, perilaku menyinpang dapat ditemukan dalam bagaimana secara aktual ia dinilai.

Untuk dikualifikasikan sebagai penyimpangan, sebuah tindakan harus (1) diamati atau paling tidak didengar, dan (2) menyebabkan hukuman yang nyata bagi pelakunya. Kunci utamanya adalah concrete social disapproval toward specific actions and actors. Perilaku menyimpang bisa dilakukan secara individual atau kelompok. Seseorang yang mengemis merupakan penyimpangan individual, tetapi bila mayoritas warga sebuah desa menjadi pengemis, maka penyimpangan ini merupakan penyimpangan kelompok.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagaitingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yangbertentangan dengan norma- norma dan hukum yang ada di dalammasyarakat.Beberapa ahli sosiologi memberikan pengertian tentang perilaku menyimpang,yaitu sebagai berikut.

1. Lewis Coser

Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu carauntuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.

2. Lemert

Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu Penyimpangan Primer(Primary Deviation) dan Penyimpangan Sekunder (secondary deviation).

3. Soerjono Soekanto

penyimangan terhadap kaidah-kaidah & nilai-nilai dalam masyarakat.

4. J.J. Mancionis

pelanggaran terhadap norma masyarakat.

5. Horton dan Hunt

Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dinyatakan sebagai suatupelanggaran terhadap norma kelompok/masyarakat.

6. Becker

2 Goode, Erich, 1984, Deviant behavior, second edition. New Jersey: Prentice Hall.

(3)

Perbuatan disebut menyimpang apabila perbuatan itu dinyatakanmenyimpang, sehingga penyimpangan bukanlah kualitas dari suatutindakan melainkan konsekuensi atau akibat dari adanya peraturan danditerapkannya sanksi-sanksi oleh masyarakat

7. FREUD

Menuru Freud, perilaku menyimpang adalah perilaku yang terjadiapabila id yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengansuperego yang tidak aktif,

8. Andi Mappiere

Menurut Andi Mappiere, perilaku menyimpang disebut juga dengan TingkahLaku

Bermasalah. Tingkah laku bermasalah masih dianggap wajar jika hal ini terjadi pada remaja.

Maksudnya, tingkah lau ini masih terjadi dalambatas ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanyaperubahan secara fisik dan psikis.

9. Ronald A. Hordert

Menurut Ronald A. Hordert, perilaku menyimpang adalah setiap tindakanyang melanggar keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodaikepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi.3

10. Casare Lombroso

Menurut Casare Lombroso, perilaku menyimpang yaitu perilaku yangdisebabkan oleh factor biologis, psikologis, sosiologis

11. Sutherland

Menurut Sutherland perilaku menyimpang yaitu perilaku yang dilakukanremaja yang merupakan sesuatu yang dapat dipelajari.

12. James vander Zander

Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah orangdianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.4

13. Robert M.Z. Lawang

Perilaku menyimpang adalah tindakan dari norma-norma yang berlakudalam suatu sistem sosial, dan menimbulkan usaha dari mereka yangberwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut.5

14. Paul B. Horton

3 Dwi Laning, Vina (2009). Sosiologi untuk kelas X SMA/MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 96. ISBN 978-979-068-210-8.

4  Sosiologi untuk SMA/MA kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional. 2009. hlm. 104. ISBN 978-979-068-746-2.

(4)

Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagaipelanggaran terhadap norma- norma kelompok atau masyarakat.

15. John J. Macionis

Perilaku menyimpang adalah pelanggaran terhadap norma masyarakat. Bagaimana

fenomena perilaku menyimpang di sekolah- uraikan contoh Penyebab Perilaku Menyimpang pada Anak

Penyebab perilaku menyimpang pada anak belum diketahui secara pasti. Namun, lingkungan keluarga menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam mengawali terbentuknya perilaku menyimpang pada anak.Masalah ini bisa muncul akibat kurangnya perhatian orang tua kepada anak, pola asuh anak yang kurang baik, atau bahkan trauma psikis yang dialami oleh anak.

Selain faktor lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga dapat memicu berkembangnya perilaku menyimpang pada anak. Hal ini biasanya akibat pergaulan yang tidak baik dengan teman sekolah atau teman sebaya di lingkungan tempat tinggal.Dari sekian banyak perilaku menyimpang pada anak, berikut ini adalah beberapa contoh perilaku menyimpang yang kerap kali terjadi:

a) Bolos sekolah karena malas belajar.

b) Sering bertengkar, baik dengan orang lain atau orang tuanya.

c) Gemar merusak atau mencuri fasilitas umum.

d) Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

e) Tidak mengerjakan PR

f) Tidak melaksanakan piket

Dampak buruk perilaku penyimpangan dapat berpengaruh secara negatif terhadap diri sendiri dampak negatif meliputi:

a) Pelaku dicap sebagai remaja yang buruk, kurang berguna, dan tidak patut dicontoh

5  Sosiologi untuk SMA/MA kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional. 2009. hlm. 104. ISBN 978-979-068-746-2.

(5)

b) Pelaku memendam rasa malu yang sulit dihilangkan

c) Pelaku sulit mendapat kepercayaan dalam keluarga, lingkungan, maupun pergaulan

d) Pelaku tidak disukai oleh banyak orang

e) Pelaku sulit mendapatkan kembali nama baiknya karena dicap buruk dalam waktu yang lama.

Apa itu operan condisioning

Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner berpendapat setiap suatu tindakan yang telah dibuat ada konsekuensinya, penghargaan untuk tindakan yang benar, hukuman untuk yang salah. Tindakan yang ingin mendapat penghargaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan secara tidak disadari kebiasaan lama akan hilang.

Mengapa bisa digunakan untuk mengatasi perilaku menyimpang.

Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.

Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping. Berdasarkan percobaan inilah Skinner berpendapat bahwa pola tingkah laku (operant) tikus dapat berubah sesuai dengan penguatannya. Jadi, secara garis besar Operant conditioning adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan hadiah dan hukuman sebagai konsekuensi dari sebuah perilaku. Dengan metode ini, orang yang mempelajarinya akan mengerti hubungan yang dibuat antara perilaku dan konsekuensi.

B.Pengertian atau Konsep Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat atau suatu kelompok atau aturan yang telah diinstitusikan, yaitu aturan yang telah disepakati bersama dalam sistem sosial. Dalam KBBI perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku perbuatan, atau

(6)

tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.6

Dalam kehidupan masyarakat semua tindakan dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Apabila tindakan yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat disebut perilaku menyimpang (nonkonformitas, atau antisosial)7.Sebagai contoh, di tengah kehidupan masyarakat kadang- kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.

C.Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perilaku Menyimpang, di Kalangan Remaja

a) Faktor Keluarga Kartono (2003:58) Pola kriminal ayah, ibu, atau salah seorang anggota keluarga dapat mencetak pola kriminal hampir semua anggota keluarga lainnya.8

b) Faktor Sekolah Mulyono (1993:29)Sekolah adalah suatu lingkungan pendidikan yang secara garis besar masih bersifat formal. Anak remaja yang masih duduk dibangu SMP maupun SMU pada umumnya mereka menghabiskan waktu mereka selama 7 jam disekolah setiap hari, 9

c) Faktor Masyarakat Masyarakat adalah lingkungan yang terluas bagi remaja sekaligus paling banyak menawarkan plihan. Pada lingkungan inilah remaja dihadapkan dengan berbagai bentuk kenyataan yang ada dalam kehidupan masyarkat yang berbeda-beda, apalagi perkembangan moral kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d) Kelompok Bermain Dhori, dkk. (2003:137) Lingkungan tempat tinggal dan kelompok bermain merupakan dua media sosialisasi yang sangat berkaitan, karena seorang

6 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tim Prima Pena, Gita Media Press

7  Sunarti, Sri (2009). Sosiologi 1 untuk SMA/MA kelas X (PDF). Jakarta: Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 133. ISBN 978-979-068-208-5.

8 Kartono, Kartini ,2003. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

9 Mulyono, Y Bambang, 1993. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Kanisius.

Jakarta

(7)

individu akan memiliki kelompok bermain atau pergaulan dalam lingkungan tempat tinggal tersebut. 10

e) Media Masa Media masa dapat juga disebut sebagai sosialisasi yang dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku seorang individu. Pesan-pesan yang disampaikan lewat media masa seperti televisi mampu mempengaruhi kepribadian bagi orang yang melihatnya.

D.Jenis-jenis Perilaku menyimpang

Jenis jenis dan Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang di Kalangan Remaja Menurut Kartini Kartono (2010:49), jenis jenis perilaku kenakalan remaja dapat dibagi menjadi empat, yaitu:11 a) Kenakalan terisolir (Delinkuensi terisolir) Kelompok ini merupakan jumlah terbesar

dari remaja nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis.

b) Kenakalan Neurotik (Delinkuensi neurotik). Pada umumnya, remaja nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain sebagainya.

c) Kenakalan Psikopatik (Delinkuensi psikopatik) Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya.

d) Kenakalan Defek Moral (Delinkuensi defek moral) Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang. Mereka merasa cepat puas dengan prestasinya, namun perbuatan mereka sering disertai agresivitas yang meledak.

Remaja yang defek moralnya biasanya menjadi penjahat yang sukar diperbaiki.

E.Teori Operan Kondisioning

Teori Operant Conditioning diciptakan oleh Burhus Frederch Skinner lahir pada tahun 1904, seorang penganut behaviorisme yang dianggap controversial. Operant Conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Skinner mengemukakan pendapatnya dengan memasukkan unsur penguatan kedalam hukum akibat, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di

10 Dhoiri, Taufiq Rohman, dkk, 2003. Sosiologi, Yudistira, Jakarta

11 Kartono, Kartini , 2010. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo Cetakan ke- 9.

(8)

ulangi kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk menghilang atau terhapus.12

Implementasi Operan Kondisioning untuk Mengatasi Perilaku Menyimpang

Penyimpangan prilaku di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ektrensik.

Yang tergolong faktor intrinsik adalah segala yang bersumber dari dalam diri siswa seperti : intelegensi, jenis kelamin, umur, kedudukan dalam keluarga. Sedangkan faktor ektrinsik adalah bersumber dari luar diri siswa seperti peran keluarga, peran masyarakat, pergaulan, media massa. Sebagai tolak ukur menyimpang tidaknya suatu perilaku di tentukan oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat dianggap sebagai penyimpangan. Cara yang sudah dilakukan pihak sekolah dalam mengurangi perilaku menyimpang tersebut yaitu dengan memberikan peringatan terhadap siswa yang melanggar peraturan. Sementara ini sekolah kurang memanfaatkan unsurunsur terkait seperti : mata pelajaran budi pekerti, konseling individu kurang diterapkan secara maksimal. Bila mana siswa tidak ditangani dengan segera, maka penyimpangan-penyimpangan akan semakiN meluas dan parah sehingga perolehan belajar semakin rendah. Konseling Behavioral dengan Teknik Pengondisian Operan adalah salah satu teknik dalam terapi behavioral, yang memusatkan pada hubungan tingkah laku dan konsekuensinya. Pengondisian Operan merupakan teknik yang menggunakan konsekuensi menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Konsekuensi menyenangkan akan memperkuat tingkah laku, sementara konsekuensi tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku. Jadi, Konseling Behavioral dengan Teknik Pengondisian Operan adalah konseling yang ditunjukkan untuk membentuk tingkah laku yang positif.13

12 Nurkancana,Wayan, dan PPN. Sunartna.1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya:Usaha Nasional.

13 Santosa, Agus. Penyimpangan dan Pengendalian Sosial. Dalam situs http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_

menyimpang. 18 Maret 2011

(9)

G. Kesimpulan

Penyimpangan adalah konsep masalah sosial berkaitan dengan pelanggaran norma artinya sesuatu itu dianggap sebagai masalah sosial karena menyangkut hubungan manusia dengan nilai nilai dan merupakan gangguan terhadap tujuan kehidupan masyarakat.Tujuan Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian sosial budayayang Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan dengan cara penentuan sampel melalui model dan teknik Purposive Samplingdengan memilih beberapa informan yang memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yakni yang mengetahui tentang Begal motor study kasus perilaku menyimpang di kota makasar. Dengan demikian, sebuah tindakan dikatakan menyimpang atau tidak, ditentukan oleh batasanbatasan norma kemasyarakatan atau budayaPerilaku menyimpang bisa dilakukan secara individual atau kelompokSeseorang yang mengemis merupakan penyimpangan individual, tetapi bila mayoritas warga sebuah desa menjadi pengemis, maka penyimpangan ini merupakan penyimpangan kelompok.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagaitingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yangbertentangan dengan norma- norma dan hukum yang ada di dalammasyarakat.Beberapa ahli sosiologi memberikan pengertian tentang perilaku menyimpang,yaitu sebagai berikut.Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu Penyimpangan Primer (Primary Deviation) dan Penyimpangan Sekunder

(10)

(secondary deviation). Menuru Freud, perilaku menyimpang adalah perilaku yang terjadiapabila id yang berlebihan (tidak terkontrol) muncul bersamaan dengansuperego yang tidak aktif,Menurut Andi Mappiere, perilaku menyimpang disebut juga dengan TingkahLaku Bermasalah.Menurut Ronald A. Hordert, perilaku menyimpang adalah setiap tindakanyang melanggar keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodaikepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi.Menurut Sutherland perilaku menyimpang yaitu perilaku yang dilakukanremaja yang merupakan sesuatu yang dapat dipelajari.Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah orangdianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi. Perilaku menyimpang adalah tindakan dari norma-norma yang berlakudalam suatu sistem sosial, dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Bruce J., 1992, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta.

Goode, Erich, 1984, Deviant behavior, second edition. New Jersey: Prentice Hall.

Dwi Laning, Vina (2009). Sosiologi untuk kelas X SMA/MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 96. ISBN 978-979-068-210-8.

Sosiologi untuk SMA/MA kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2009. hlm. 104. ISBN 978-979-068-746-2.

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tim Prima Pena, Gita Media Press

Sunarti, Sri (2009). Sosiologi 1 untuk SMA/MA kelas X (PDF). Jakarta: Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 133. ISBN 978-979-068-208-5.

Kartono, Kartini ,2003. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(11)

Referensi

Dokumen terkait