• Tidak ada hasil yang ditemukan

mengamati - bintang rowot sasak perspektif astronomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "mengamati - bintang rowot sasak perspektif astronomi"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

Hal itu semua dilakukan untuk menjamin kualitas buku terbitan agar layak menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Buku-buku yang terbit pada tahun ini memiliki topik yang beragam, yang menggambarkan kekayaan ilmu pengetahuan, keluasan wawasan serta intensitas diskusi ilmiah yang berkembang di UIN Mataram.

MUKADDIMAH

Penulis beranggapan cara penentuan awal tahun ini kurang tepat sebagai pedoman sebagai cara penentuan awal tahun penanggalan Rowot Sasak yang memerlukan kemunculan bintang Rowot. Kesenjangan tersebut membuat penulis ingin menyelidiki penentuan tahun awal kemunculan bintang Rowot dalam sistem penanggalan Rowot.

Gambar 1. Pleiades pada tanggal 13 Mei 2016
Gambar 1. Pleiades pada tanggal 13 Mei 2016

PENANGGALAN DI DUNIA DALAM LINTASAN HISTORIS

Perhitungan Bulan 49

Seperti yang telah dibahas diatas, pada penanggalan Imlik terdapat penyisipan/reset/bulan Lun Gwee yang terjadi seolah-olah penanggalan Imlik berjumlah 354 hari sehingga dapat bekerja seimbang dengan penanggalan Masehi. Pemikiran tersebut tidak benar, Lun Gwee bukanlah penyesuaian kalender Imlik dengan kalender Masehi, melainkan penyesuaian perputaran bumi mengelilingi matahari.

Perhitungan Hari 50

pertengahan musim semi; Tanggal 21 Maret, saat ini matahari berada di garis khatulistiwa, Lintang 0o, disebut juga Vernal Solstice, yaitu titik balik matahari musim semi. Mei atau pertengahan musim panas; Tanggal 21 atau 22 Juni, saat matahari berada pada ekuinoks ke-23.

Pembagian Musim 51

Pada saat ini matahari kembali ke garis khatulistiwa atau garis lintang 0o, disebut juga Soltik Musim Gugur; jalur matahari di musim gugur. Jadi di daerah subtropis utara sedang musim dingin dan matahari berangsur-angsur terbenam pada waktu tersebut, oleh karena itu disebut Tang Cik atau pertengahan musim dingin disebut juga Winter Soltice, titik balik matahari musim dingin.

Perhitungan Saat (Sie) 52

Dengan adanya Bulan Penyisipan/Lun Gwee/Bulan Kabisat ini, Tahun Baru Imlek tidak akan maju terus menerus. Dengan menggabungkan Thian Kan dan Tee Ci diperoleh 60 barisan yang dapat digunakan sebagai angka tahun.

MATAHARI SEBAGAI PENENTU WAKTU

Titik balik matahari didasarkan pada gagasan bahwa ketika Matahari mencapai titik tertinggi di langit, waktu tersebut disebut siang hari. Waktu matahari sebenarnya didasarkan pada hari cerah sebenarnya dan waktu matahari dapat diukur dengan menggunakan jam matahari.58.

نو ُحِلْحفُت

Jadi ada ketentuan baru yaitu jumlah tahun yang tidak habis dibagi 400 atau jumlah abad yang tidak habis dibagi 4 adalah tahun Basithah (365 hari).72. Jumlah tahun yang tidak habis dibagi empat adalah tahun pendek (basitah) yang lamanya 365 hari, sedangkan jumlah tahun yang habis dibagi empat adalah tahun panjang (kabisat) yang lamanya 366 hari. satu hari diberikan secara berurutan pada bulan terakhir (saat itu), yaitu bulan Februari.

Tabel 1. Jadwal Tahun Kabisat dan Basitah :
Tabel 1. Jadwal Tahun Kabisat dan Basitah :

BULAN SEBAGAI PENENTU WAKTU

Sedikit perubahan pada permukaan Bulan di depan Bumi juga disebabkan oleh gerak geser Bulan pada porosnya. Ketika Bulan tepat berada di antara Bumi dan Matahari, yaitu pada saat ijtima, maka seluruh bagian Bulan yang tidak menerima sinar matahari berada tepat di depan Bumi. Setelah Bulan bergerak, ada bagian Bulan yang menerima cahaya Matahari yang terlihat dari Bumi.

Semakin jauh bulan bergerak dari titik ijtima', maka semakin besar pula cahaya bulan yang terlihat dari bumi. Pasalnya, bagian bulan yang terkena sinar matahari terus membesar hingga mencapai posisi bulan tampak setengah bulan. Memasuki minggu terakhir keempat sejak bulan sabit, bentuk permukaan bulan yang terekspos semakin mengecil, membentuk bulan sabit tua (waning crescent).

Usia Bulan yang mencapai 30 hari ini setara dengan kemunculan Bulan Baru pada saat apogee, yaitu jarak terjauh antara Bulan dan Bumi, sekaligus Bumi berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari. (perihelion). ).

Gambar 6. Fase-fase Bulan
Gambar 6. Fase-fase Bulan

BINTANG SEBAGAI PENENTU WAKTU

Dari catatan kuno, bintang-bintang di konstelasi Scorpius juga membentuk “gambar kalajengking” yang kita lihat sekarang 2000 tahun yang lalu. Pergerakan sebenarnya umumnya sangat kecil sehingga sulit diukur dalam satu atau dua tahun. Pengukuran gerak sebenarnya dilakukan dengan membandingkan posisi bintang dalam dua foto pada luas langit yang sama, dengan perbedaan waktu minimal dua puluh tahun.

Kelompok Matahari dan bintang-bintang di sekitarnya berputar mengelilingi pusat galaksi dengan kecepatan antara 200 dan 300 km/s, sedangkan gerak lokal dalam kelompok tersebut sekitar 10 km/s.129. Satu hari matahari lebih lama dari satu hari sideris karena Bumi bergerak sekitar satu derajat dalam orbitnya relatif terhadap Matahari selama selang waktu satu hari matahari. Waktu yang menampilkan waktu sidereal adalah Greenwich Mean Time (GST), sedangkan waktu matahari adalah UT.

Pemahaman waktu sideris sangat penting karena waktu sidereal Greenwich akan digunakan untuk: menentukan sudut jam pada koordinat ekuator, yang selanjutnya digunakan untuk menentukan azimuth dan ketinggian benda langit (Matahari, Bulan, dll).

Tabel 3: Penanggalan Masehi bulan Februari 2012 Maret 2012
Tabel 3: Penanggalan Masehi bulan Februari 2012 Maret 2012

GEOMETRI PERGERAKAN BENDA LANGIT

  • Sistem Koordinat Ekliptika
  • Sistem Koordinat Equator
  • Sistem Koordinat Horizon
  • Transformasi Koordinat dari Ekuator (Alpha, Delta) ke Ekliptika (Lambda, Beta)
  • Transformasi Koordinat dari Ekuator (Alpha, Delta) ke Horison (h (tinggi), Azm (Azimuth)

Sistem koordinat ini berfungsi untuk menjelaskan kedudukan benda langit yang diukur dari titik acuan tertentu.141 Berikut ini akan dibahas beberapa sistem koordinat yang penting dalam memetakan kedudukan benda langit, yaitu: sistem koordinat ekliptika, sistem koordinat ekuator , dan sistem koordinat cakrawala. . Koordinat ekuator merupakan pemetaan posisi benda langit dengan menggunakan bidang acuan ekuator langit, yaitu bidang datar yang membagi dua bumi melintasi ekuator. Sedangkan Ascenorecta, yaitu kedudukan benda langit yang diukur sepanjang ekuator langit dari titik Aries, bernilai positif bila diukur berlawanan arah dengan perputaran bola langit dan pergerakan bintang. 148 Misalnya, jika bintang terbit di timur dan terbenam di barat, ascenorecta diukur dari barat ke timur di langit.

Pengamat di Bumi ingin mengetahui posisi benda langit ditinjau dari ketinggiannya dari cakrawala dan arahnya. Dalam kasus eksentrisitas kecil, posisi sebenarnya suatu benda langit dapat langsung diketahui hanya dengan mengetahui nilai persamaan pusatnya. Cara ini dapat dikatakan cukup akurat159 meskipun disebut oleh Jean Meeus sebagai akurasi yang rendah. 160. Hipparchus dan Ptolemy menggunakan istilah prostaphaeresis sebagai persamaan pusat, meskipun para astronom pada saat itu memahami bahwa geometri gerak planet tidak sama.161 Pada saat ini, orbit gerak benda langit dipahami sebagai benar-benar melingkar.

Dalam terminologi modern, persamaan pusat adalah selisih sudut antara posisi sebenarnya suatu benda langit pada orbit elips dengan posisi pada orbit melingkar dengan periode yang sama.

Gambar 7. Bola langit sistem koordinat ekliptika Koordinta ekliptika terdiri atas:
Gambar 7. Bola langit sistem koordinat ekliptika Koordinta ekliptika terdiri atas:

KALENDER ARITMATIS DAN ASTRONOMIS

Kalender Aritmatis

Namun karena jumlah hari dalam satu tahun astronomi tidak bulat, maka pecahan tersebut kemudian dikumpulkan dan dijumlahkan menjadi 1 hari pada tahun kabisat. Jumlah hari dalam setahun adalah tetap, sedangkan selisih hari dalam setahun dikumpulkan dan dijumlahkan pada tahun kabisat.182. Kalender perhitungan juga merupakan kalender yang mudah dihitung karena berdasarkan rumus dan perhitungan.

Jumlah hari dalam setahun adalah tetap, sedangkan selisih hari dalam setahun dikumpulkan dan dijumlahkan pada tahun kabisat. Oleh karena itu, jika dalam penanggalan Hijriah jumlah hari dalam satu bulan tidak pasti, apakah jumlahnya 29 atau 30, namun dalam penanggalan Jawa jumlah hari tetap untuk bulan tersebut. Dan karena waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit bumi adalah 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik, maka hasilnya adalah banyaknya hari masuk.

Dan karena waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit bumi adalah 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik, akibatnya jumlah hari dalam satu bulan dalam penanggalan Hijriah menjadi tidak menentu, kadang 29 dan kadang 30.

ALGORITMA ASTRONOMI MENGHITUNG POSISI BINTANG ROWOT/PLEIADES

RA dan Dec Alcyone yang penulis sebutkan di atas diberikan RA dan Dec Alcyone di Epoch197 J2000. Artinya data RA dan Des Alcyone mengacu pada ekuinoks tahun 2000, yang jika kita gunakan pada tahun sebelum atau sesudah tahun 2000 maka data tersebut harus diubah dan disesuaikan dengan posisi ekuinoks pada tahun perhitungan. Langkah-langkah untuk mengubah RA dan Des Alcyone J2000 menjadi Rata-rata RA dan 31 Des 2016 adalah sebagai berikut: 198.

196 Deklinasi adalah jarak suatu benda langit sepanjang lingkaran deklinasi yang dihitung dari ekuator ke benda langit yang bersangkutan. Hitung nilai rata-rata RA dan Dec Alcyone pada tanggal 31 Desember 2016201. c. Hitung Apparent RA dan Dec Alcyone pada tanggal 31 Desember 2016. Setelah diketahui rata-rata RA dan Dec Alcyone pada tanggal tersebut, langkah selanjutnya adalah mengubah rata-rata RA dan Des menjadi Apparent RA dan Dec Alcyone.

Koreksi nutasi yang akan penulis gunakan di sini merupakan koreksi nutasi model dengan akurasi rendah, bukan model dengan akurasi tinggi.

KALENDER ROWOT SASAK

209 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (Direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 jam 15.30 ing Rumah Susun Gomong, Mataram, NTB. 225 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (Direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 jam 15.30 ing Rumah Susun Gomong, Mataram, NTB. 227 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (Direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 jam 15.30 WIB ing flat Gomong, Mataram, NTB.

229 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 ing Jam 15.30 ing residensi Gomong, Mataram, NTB. 232 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (Direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 ing Jam 15.30 ing residensi Gomong, Mataram, NTB. 235 Wawancara karo Lalu Ari Irawan (direktur Rontal) tanggal 15 Desember 2016 ing Jam 15.30 ing residensi Gomong, Mataram, NTB.

240 Wawancara Lalu Ari Irawan (Direktur Rontal) pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 15.30 WITA di Perumahan Gomong, Mataram, NTB.

Gambar 12. Tiké limé dalam warigé
Gambar 12. Tiké limé dalam warigé

PENENTUAN AWAL TAHUN KALENDER ROWOT SASAK DALAM TINJAUAN

ASTRONOMI

Jadi tahun Alif Selasa Pon dalam penanggalan Rowot Sasak seharusnya tidak berakhir pada tahun 2037 M/1459 H, melainkan pada tahun 2052 M/1475 H. Jika dilihat dari penanggalan Rowot, pola 5-15-25 mundur 10 hari pada tahun tahun berikutnya yang digunakan dalam penanggalan Rowot untuk menentukan awal tahun ini selalu jatuh pada bulan Mei. Jadi selisih 0,8675 hari dalam setahun berarti penanggalan rowot tidak selalu menentukan awal tahun yang jatuh pada bulan Mei.

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, penulis membenarkan bahwa penentuan awal tahun penanggalan Sasak Rowot ditentukan dari kemunculan bintang Rowot (Pleiades).279 Penentuan kemunculan bintang Rowot pada awal tahunnya penampilan di Fajar di ufuk timur laut menggunakan acuan penanggalan Hijriah dengan pola 5-15-25 dan jatuh pada bulan Mei. Ngandang rowot adalah istilah Sasak untuk Tahun Baru Sasak 285. Awal tahun penanggalan rowot Sasak ditentukan oleh munculnya bintang Rowot (Pleiades). Berdasarkan data di atas, maka teori yang digunakan penanggalan rowot Sasak yaitu kemunculan rowot (Pleiades) pada bulan Mei perlu diverifikasi kembali untuk menyesuaikan dengan fenomena alam.

Akibat dari perubahan penampakan bintang Pleiades tersebut adalah terjadinya perubahan algoritma penyusunan penanggalan dimana bulan pertama dalam penanggalan Rowot Sasak tidak jatuh pada bulan Mei, melainkan jatuh pada awal bulan Juni.

Tabel 15. Tinggi Pleiades pada bulan Mei dengan sistem FKS5  Epoch J2000.
Tabel 15. Tinggi Pleiades pada bulan Mei dengan sistem FKS5 Epoch J2000.

DAFTAR PUSTAKA

Kajian Perbandingan Sistem Kalender Jawa Pranata Mangsa dan Sistem Kalender Syamsiah Kaitannya dengan Sistem Musiman, Skripsi Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang, 2014. Ilmu Falak (Cara Menentukan Awal Bulan, Awal Tahun, season ken , Kiblat dan Perbedaan Waktu), Surabaya: Pustaka Progresif, 2003. Wawancara dengan Mawardi (Sekjen Lombok Nusantara Rowot Institute) yang dilakukan di Perumahan Mavilla Rengganis, Perampuan, Lombok Barat, NTB.

Wawancara dengan Lalu Agus Fathurrahman (Ketua Rohot Nusantara Lombok Institute) berlangsung di Perumahan Ampenan, Mataram, NTB. Wawancara dengan Lalu Ari Irawan (Direktur Rowot Nusantara Lombok Institute) berlangsung di Perumahan Gomong, Mataram, NTB. Lalu Ari Irawan, Rosedi, Lalu Agus Fathurrahman, Warige: Sistem Kalender Adat Suku Sasak yang disampaikan pada Seminar Astronomi Kebudayaan Nusantara di Universitas Ahmad Dahlan – Yogyakarta, 25 Mei 2015.

Saharuddin, sistem penanggalan Sasak yang dipaparkan pada Prosiding seminar nasional “Sejarah penanggalan nusantara pada tanggal 23 Februari 2008, Yogyakarta, Universitas Gajah Mada.

Gambar

Gambar 1. Pleiades pada tanggal 13 Mei 2016
Gambar 2. Pleiades pada tanggal 12 Mei 2016
Gambar  4  ini  dikenal  sebagai  Zodiac  Dendera  dan  merupakan  relief   dari  langit-langit  serambi  kapel  yang  didedikasikan  untuk  Osiris  di  kuil  Hathor  di  Dendera
Tabel 1. Jadwal Tahun Kabisat dan Basitah :
+7

Referensi

Dokumen terkait