Kapita Selekta Komunikasi - Sesi 07
MENGHINDARI PLAGIARISME
Sri Hastjarjo, S.Sos., Ph.D.
Program StudiIlmu Komunikasi
FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik‐UniversitasSebelasMaret Tahun 2022
Pengambilan karangan (pendapat dsb.) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dsb.) sendiri, misal menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri (KBBI 1989:690)
Ada plagiat yang terang-terangan, ada pula yang dilakukan tanpa sengaja. Plagiat yang terang-terangan melibatkan “usaha yang sadar dan disengaja untuk mencuri kata-kata atau gagasan orang lain, dengan motivasi untuk mendapatkan penghargaan yang sebenarnya tidak layak diterima (Winkler & McCuen, 1989:46).
2 Komposisi 04: Plagiarisme
Pengertian Plagiarisme
Plagiarisme adalah perbuatan tidak jujur (penipu-an).
Plagiat berarti merampas penghargaan yang sebenarnya merupakan hak orang lain (penulis asli). Plagiat juga berarti menolak untuk meng-akui prestasi orang lain.
Tulisan merupakan karya pribadi, sehingga harus lebih banyak mengungkapkan gagasan pribadi daripada orang lain. Garis besar kerangka kara-ngan serta kesimpulan merupakan pendapat penulis, sedang kutipan/acuan berfungsi sebagai penunjang (Keraff, 1994:179).
3 Komposisi 04: Plagiarisme
Mengapa Dilarang?
Dalam konteks yang lebih luas, plagiat akan
menghambat upaya intelektual untuk menuju kebenaran dan mengendurkan semangat untuk berinovasi dan produktif dalam kerja ilmiah, sehingga merugikan pemanfaatannya bagi masyarakat luas (Hidayat, 2003).
4 Komposisi 04: Plagiarisme
Mengapa Dilarang?
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai karya sendiri
2. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri
3. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri
4. Mengakui karya kelompok sebagai karya sendiri
5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempat-an yang berbeda tanpa menyebutkan asalnya.
6. Menyalin (mengutip langsung) bagian tertentu dari tulisan orang lain tanpa menyebutkan sum-bernya dan tanpa membubuhkan tanda petik
5 Komposisi 04: Plagiarisme
Tindakan yang Termasuk Plagiat
7. Meringkas dengan memotong teks (mengutip langsung) tanpa menyebut sumbernya dan tanpa membubuhkan tanda petik
8. Meringkas dan memparafrase (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya
9. Meringkas dan memparafrase (mengutip tak langsung) dengan menyebut sumbernya, tetapi terlalu dekat (dalam hal redaksional) dengan sumbernya
6 Komposisi 04: Plagiarisme
Tindakan yang Termasuk Plagiat
Kadang sulit untuk membedakan apakah tindakan plagiat sudah dilakukan, karena: (1) terlalu banyak gagasan yang sudah dianggap sebagai pengetahuan umum; (2) sulit menemukan karya orisinal, sebab seorang peneliti akan menggunakan sumbangan pemikiran orang lain.
Suatu gagasan sudah dianggap sebagai pengetahuan milik umum apabila:
(1) informasi tersebut muncul dalam lima/lebih sumber;
(2) sumber tidak diketahui.
7 Komposisi 04: Plagiarisme
Cara Mengindarinya
Aturan main (etika) dalam penulisan karya ilmiah:
Untuk menghindari plagiarisme, penulis harus memberi penghargaan (acknowledgement/ recognition) kepada sumber dari gagasan atau pernyataan yang bukan murni miliknya.
Cara pemberian penghargaan/pengakuan itu adalah dengan: mencantumkan catatan yang memuat sumber dan pengarang dari materi yang digunakan teknik sitasi (pengutipan) yang benar.
8 Komposisi 04: Plagiarisme
Cara Mengindarinya
9 Komposisi 04: Plagiarisme
Contoh
Bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka?
Harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler
2002:43).
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pembentukan harapan para pembeli, yaitu pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya.
PLAGIARISME
10 Komposisi 04: Plagiarisme
Contoh
Bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka?
Harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler
2002:43).
Menjawab pertanyaan bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka, Kotler (2002) menyatakan bahwa harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka
sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya.
PLAGIARISME
11 Komposisi 04: Plagiarisme
Contoh
Bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka?
Harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler
2002:43).
Menjawab pertanyaan bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka, Kotler (2002:43) menyatakan bahwa “harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka
sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya”.
BUKAN PLAGIARISME
12 Komposisi 04: Plagiarisme
Contoh
Bagaimana para pembeli membentuk harapan mereka?
Harapan mereka dipengaruhi oleh pengalaman pembelian mereka sebelumnya, nasihat teman atau kolega, serta janji dan informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler
2002:43).
Menutur Kotler (2002), ada tiga faktor yang mempengaruhi harapan pembeli, yaitu: pengalaman pembelian di masa lalu, masukan dari orang dekat, dan janji atau informasi dari pemasar.
BUKAN PLAGIARISME
TEKNIK SITASI DAN BIBLIOGRAFI
Sri Hastjarjo, S.Sos., Ph.D.
Program StudiIlmu Komunikasi
FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik‐UniversitasSebelasMaret Tahun 2022
Sitasi (pengutipan): pinjaman kalimat atau pendapat pengarang/penulis lain untuk digunakan di dalam sebuah naskah.
Sitasi diperlukan untuk menghargai hasil karya/pikiran orang lain dan untuk menghindari praktek penjiplakan atau plagiasi.
Walau sitasi lazim dilakukan, namun tulisan ilmiah tidak boleh hanya berisi kumpulan sitasi. Sitasi digunakan seperlunya untuk mendukung/memperkuat gagasan penulis.
2 Teknik Sitasi & Bibliografi
Pengertian Sitasi (Kutipan)
Sitasi adalah kutipan dari karya orang lain, karena itu penulis harus memberikan informasi dari karya orang yang digunakannya (menyebutkan sumber sitasi).
Keterangan sumber sitasi biasanya terdiri atas: nama penulis asli, judul/jenis karangan, tahun terbitan, dan nomor halaman.
Ada beberapa cara pemberian referensi sitasi, yang paling umum digunakan dalah: catatan perut/tubuh (bodynotes) dan catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes).
3 Teknik Sitasi & Bibliografi
Referensi Sitasi
Kutipan tidak langsung: pinjaman pendapat orang lain yang berupa intisari dari pendapat itu. Penulis melakukan parafrase atas pendapat orang lain, yaitu mengulang pendapat itu menggunakan kata-kata penulis sendiri.
Parafrase tidak hanya mengganti kata-kata, namun mengubah seluruh struktur kalimat.
Kutipan langsung: pinjaman pendapat orang lain
dengan cara mengambil secara lengkap kata dan kalimat dari sebuah teks asli.
4 Teknik Sitasi & Bibliografi
Jenis Sitasi (Kutipan)
Penulis mengutip pendapat orang lain, tetapi menggunakan kata-kata penulis sendiri (parafrase).
Langkahnya:
(1) Baca dan pahami isi dari bagian tulisan orang lain yang dijadikan sumber rujukan/kutipan.
(2) Tuliskan parafrase (jangan hanya mengganti kata- kata) dalam struktur kalimat yang baru.
(3) Bagian yang merupakan kutipan tidak langsung tidak ditulis di antara dua tanda kutip.
(4) Cantumkan informasi sumber rujukan yang disitasi.
5 Teknik Sitasi & Bibliografi
Kutipan Tidak Langsung
Sumber asli (Darmastuti, 2012:131)
Tujuan model Public Information tidak selalu untuk memersuasi, tetapi biasanya untuk menyebarluaskan informasi. Dalam model ini, fungsi dari Public Relations secara esensial adalah sebagai jurnalis dari dalam organisasi tersebut. Tugas mereka adalah untuk melaporkan secara obyektif informasi tentang organisasi mereka kepada publik.
Kutipan tidak langsung
Pada dasarnya, modelPublic Informationmenempatkan PR untuk berfungsi sebagai agen penyebaran informasi terkait organisasi kepada publik (Darmastuti, 2012:131).
6 Teknik Sitasi & Bibliografi
Kutipan Tidak Langsung
Variasi kutipan tidak langsung
Dalam buku Media Relations, Rini Darmastuti (2012:131) menulis bahwa bagi model Public Information, penyebaran informasi tentang organisasilah yang menjadi fungsi utama dari PR, ketimbang fungsi untuk melakukan persuasi.
Salah satu model dalam PR adalah model Public Information.
Menurut Darmastuti (2012:131), dalam model ini PR memiliki fungsi yang mirip dengan fungsi jurnalis, yaitu mendesiminasikan informasi tentang organisasi kepada publik.
7 Teknik Sitasi & Bibliografi
Kutipan Tidak Langsung
Contoh 1
Dalam model Public Information “fungsi dari Public Relations secara esensial adalah sebagai jurnalis dari dalam organisasi tersebut.
Tugas mereka adalah untuk melaporkan secara obyektif informasi tentang organisasi mereka kepada publik” (Darmastuti, 2012:131).
Contoh 2
Terkait tujuan PR, Darmastuti (2012:131) menyatakan bahwa:
“Tujuan model Public Information tidak selalu untuk memersuasi, tetapi biasanya untuk menyebarluaskan informasi.”
8 Teknik Sitasi & Bibliografi
Kutipan Langsung
Contoh 3
Salah satu model PR adalah Model Public Information. Terkait dengan model tersebut, Darmastuti (2012:131) menyatakan bahwa:
Tujuan model Public Information tidak selalu untuk memersuasi, tetapi biasanya untuk menyebarluaskan informasi. Dalam model ini, fungsi dari Public Relations secara esensial adalah sebagai jurnalis dari dalam organisasi tersebut. Tugas mereka adalah untuk melaporkan secara obyektif informasi tentang organisasi mereka kepada publik.
9 Teknik Sitasi & Bibliografi
Kutipan Langsung
•Catatan perut diletakkan di dalam baris naskah, berisi alamat rujukan singkat dari bahan yang diacu, yaitu:
nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman.
Untuk artikel jurnal, artikel media massa, atau makalah, tidak perlu dicantumkan nomor halamannya, cukup nama pengarang dan tahun penerbitan.
•Contoh
Pada dasarnya, model Public Information menempatkan PR untuk berfungsi sebagai agen penyebaran informasi terkait organisasi kepada publik (Darmastuti, 2012:131).
10 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Perut ( Bodynote )
•Catatan kaki (footnote)diletakkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dari naskah utama menggunakan garis. Informasi referensinya adalah: nama pengarang (tidak dibalik susunannya), judul, penerbit, kota, tahun, dan halaman. Untuk sumber berupa makalah atau artikel jurnal/media massa, tidak perlu menuliskan nomor
halamannya.
•Teknik penulisan catatan akhir (endnote)sama dengan teknik penulisan catatan kaki. Perbedaannya terletak pada penempatan catatan. Endnotediletakkan terpisah di bagian akhir tulisan atau bab (chapter).
11 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Kaki/Akhir ( Footnote/Endnote )
Contoh:
Berelson mendefinisikan analisis isi sebagai “teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara obyektif, sistematik dan kuatitatif isi komunikasi yang tampak”1, sedangkan ahli yang lain menyatakan, analisis isi adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi- inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan obyektif terhadap karakteristik-karakteristik khusus pada sebuah teks.2 _______________
1 Benard Berelson, Content Analysis in Communications Research, Free Press, New York, 1952, hal. 18.
2 P.J. Stone et al., The General Inquerer: A Computer Approach to Content Analysis, MIT Press, Cambridge, 1966, hal. 5.
12 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Kaki/Akhir ( Footnote/Endnote )
•Dalam penulisan footnotes dan endnotes, informasi lengkap referensi tidak perlu ditulis berulang kali. Untuk itu, digunakan beberapa istilah sebagai pengganti, meliputi:
Ibid. : ibidem(pada tempat yang sama)
Menunjukkan bahwa sumber acuannya sama dengan sumber yang langsung mendahuluinya.
Jika halamannya tidak sama, maka di belakang ibid.dicantumkan nomor halaman.
Format: Ibid.atau Ibid. hal. #.
13 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Kaki/Akhir ( Footnote/Endnote )
Loc. Cit. :Locco Citato(pada tempat yang telah disebut) Menunjukkan bahwa sumber yang telah disebut terdahulu dipakai lagi, dengan nomor halaman yang sama; namun telah diselingi penyebutan sumber lain. Format: Nama, Loc. Cit.
Op. Cit.: Opera Citato(dalam naskah tersebut)
Menunjukkan bahwa sumber yang telah disebut terdahulu dipakai lagi, dengan nomor halaman yang berbeda; namun telah diselingi oleh penyebutan sumber lain.
Format: Nama, Op. Cit. hal. #.
14 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Kaki/Akhir ( Footnote/Endnote )
Contoh:
_______________
1 Benard Berelson, Content Analysis in Communications Research, Free Press, New York, 1952, hal. 18.
2 Ibid.
3 Ibid. hal. 22.
4 P.J. Stone et al., The General Inquerer: A Computer Approach to Content Analysis, MIT Press, Cambridge, 1966, hal. 5.
5 Berelson, Loc. Cit.
6 Zulkarimein Nasution, Teknologi Komunikasi Dalam Perspektif, PLFE-UI, Jakarta, 1989, hal. 5.
5 Berelson, Op. Cit. hal. 32.
15 Teknik Sitasi & Bibliografi
Catatan Kaki/Akhir ( Footnote/Endnote )
Ada berbagai sistem/style pembuatan daftar pustaka: APA Stye, MLA Style, Chicago Style, Harvard Style, IEEE, dsb.
Semua karya yang disitasi harus ditulis dalam Daftar Pustaka, secara urut abjad, dan tidak perlu dipisah- pisahkan berdasar jenis referensi.
Daftar pustaka diketik 1 spasi, antar referensi diberi jarak 0,5 spasi.
Karya tulis ilmiah di FISIP UNS menggunakan sistem APA 6th Edition, dengan format umum:
NamaBelakang, Singkatan NamaDepan. (tahun). Judul buku/karya. Lokasi: Penerbit.
16 Teknik Sitasi & Bibliografi
Daftar Pustaka (Bibliografi)
DAFTAR PUSTAKA
Anttiroikko, A.V. (2012). Urban planning 2.0.International Journal of E-Planning Research, 1(1), 16–30.
Astuti, P.A.A. (2010, Juni). Periklanan: Ketika Media Lama Bertemu Dengan Media Baru. Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Universitas Paramadina, Jakarta.
Friedmann, J. (1987).Planning in the public domain: from knowledge to action. Princeton: Princeton University Press.
Hakim, R.N. (2018, 10 Oktober). Pemerintah Dikritik Lambat Tangani Bencana di Palu, Kubu Jokowi Bereaksi. Kompas. Diambil dari https://nasional.kompas.com/read/2018/10/09/22080921/pemerinta h-dikritik-lambat-tangani-bencana-di-palu-kubu-jokowi-bereaksi.
17 Teknik Sitasi & Bibliografi
Contoh Daftar Pustaka APA Style
Hastjarjo, S. (2017). Local Journalism in the new media landscape:
opportunities and challenges. Dalam E. Loo, Y. Kurniawan, R. Nu- groho, S.G. Prakoso (Eds.),Proceedings of The 3rd International Conference on Social and Political Science (ICoSaPS),pp. 21-27.
Horelli, L. & Wallin, S. (2010). The future-making assessment ap- proach as a tool for e-planning and community development – the case of ubiquitous Helsinki. Dalam Silva, C. N. (Ed.),Handbook of research on e-planning: ICTs for urban development and monitoring,pp. 58–79. Hersey: IGI Global.
Wibowo, P.A. (2017). Komunikasi pemasaran wisata museum: Studi deskriptif pemanfaatan media dalam komunikasi pemasaran Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta untuk menarik minat wisatawan(Skripsi). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
18 Teknik Sitasi & Bibliografi