Mengenal SISKOPATUH, Sistem Informasi Digital Jemaah Umroh dan Haji Khusus
Hilman Warisman1, Fayyad Akramann2, Deden Erlanda3, Jundi Hafidz Haqqul Basith4, Farhan Firdaus5
1Jurusan Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email : [email protected] ABSTRAK
Penyelenggaraan perjalanan Ibadah umroh belum diiringi dengan sistem pelayanan yang baik sehingga mengakibatkan terjadi tindakan penipuan. Hal ini yang mendorong pemerintah membuat sebuah sistem yang digunakan untuk meningkatkan Pelayanan Penyelenggara Perjalan Ibadah Umrah yang dinamakan SISKOPATUH (Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus).
Oleh sebab itu, penulis bertujuan untuk mengetahui secara jelas bagaimana Efektivitas SISKOPATUH dan juga bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung serta menghambat implementasi SISKOPATUH pada Ditjen PHU Kementrian Agama RI.
Beberapa faktor yang mendukung proses Efektivitas Siskopatuh pada pada Ditjen PHU seperti kemudahan dalam mengakses sistem dan terjaganya data-data calon jamaah, namun terdapat pula kendala dalam efektivitas siskopatuh diantaranya kesulitan dalam mengakses data jika terjadi gangguan sistem serta regulasi yang masih perlu dipertimbangkan.
Kata Kunci : Efektivitas; Siskopatuh; Umroh; Pelayanan.
Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: 1
Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tmabrur
ABSTRACT
(Style Jurnal_1.6a Absract Judul)
Abstract consist of the purposes/research questions, method of research, and results/findings. Don’t copy all abstract of skripsi in this article, just copy some important parts as needed. Abstract using English in a paragraph, 100-150 words. (Style Jurnal_1.ba Abstract Body)
Keywords : Put important concepts of title as keywords, 3-5 words, use ; to separate keywords. (Style Jurnal_1.5c Kata Kunci, edit lagi)
PENDAHULUAN (Style Jurnal_2.1 Heading (PENDAHULUAN dll.)
Ibadah Umrah merupakan ibadah yang memiliki kesamaan ritual kegiatannya dengan ibadah haji. Ibadah umrah dilaksanakan bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan yang telah memiliki kemampuan secara finansial, fisik, dan keamaanan dalam perjalanan pergi maupun pulang yang dikenal dengan sebutan isthito’ah.
Sebagaimana yang dijelaskan pada firman Allah dalam surat Ali Imran (4) ayat 97
Meningkatnya minat umrah tersebut didorong oleh beberapa faktor diantaranya waktu antrian atau daftar tunggu (waiting list) daftar haji yang sangat lama, harus menunggu bertahun-tahun, seperti di Jakarta daftar tunggu sudah mencapai 20 tahun, artinya jika warga negara Indonesia daftar haji pada hari ini maka akan berangkat pada dua puluh tahun kedepan. Dengan adanya situasi tersebut membuat masyarakat mencari jalan alternatif lain yaitu memilih berangkat umroh terlebih dahulu sambil menunggu antrian haji. Hal ini merupakan suatu cara masyarakat mengobati kerinduan untuk datang ke baitullah (Rumah Allah).
Animo luar biasa ini membuat biro penyedia perjalanan umrah/ PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umrah) menyediakan beragam paket perjalanan umrah untuk mendorong perjalanan para calon jemaah yang akan melaksanakan Ibadah ke dua tanah suci tersebut. Jumlah PPIU (Penyelenggara Umroh Umrah) di Indonesia terus bertambah mengingat kebutuhan sistem untuk layanan perjalanan umroh juga semakin berkembang.
Selama ini banyak pihak menganggap penyelenggaraan ibadah umrah lebih mudah dibandingkan ibadah haji, nyatanya jika diurai lebih dalam proses pelaksanaan perjalanan ibadah umrah lebih kompleks karena pihak melibatkan banyak pihak seperi PPIH, Swasta dan menyangkut lintas negara, kementrian, dan pihak lainnya. Volume keberangkatan Jemaah ibadah umrah juga berbeda dengan ibadah haji yang terbatas pada waktu tertentu.
Keberangkatan dan kepulangan Jemaah terus terjadi di setiap saat kecuali pada musim haji berlangsung, juga arus dana yang berputar sangat besar. Terlebih mengingat saat ini penyelenggaraan ibadah umrah oleh PPIU bukan hanya sebagai
perjalanan ibadah terlebih juga mengutamakan profit (profit taking) sehingga tidak bisadihindarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
Banyaknya jumlah PPIU membuat koordinasi dan pengawasan menjadi sulit, sehingga banyak PPIU yang melakukan penyimpangan pada pelayanan yang dilakukan. Belakangan ini sering terdengar terjadi ke kalangan masyarakat tentang persoalan- persoalan yang terjadi menimpa Jemaah umrah baik di tanah air maupun ditanah suci. Diantara persoalan yang terjadi ialah gagal dalam keberangkatan, tidak memperoleh
penginapan, delay pesawat berjam-jam, ditelantarkan PPIU dan sebagainnya.
Keadaan tersebut tentu saja kurang menguntungkan bagi Jemaah umrah yang sudah membayar sejumlah biaya kepada PPIU. Hal ini terjadi dikarenakan calon jemaah tidak memiliki informasi tentang PPIU yang memiliki perizinan resmi dan terakreditasi oleh Kementrian Agama misalnya kisah First Anugerah Karya Wisata atau yang disebut First Travel (FT) yang didirikan pada 24 Oktober 2011 oleh pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Devitasari Hasibuan. Setelah dua tahun mengantongi izin pariwisata , mereka mengajukan permohonan izin PPIU yang ketika itu sebelum memperoleh izin sebagai PPIU hanya memberangkatkan ratusan orang namun saat memperoleh izin PPIU bisa memberangkatkan ribuan Jemaah.
Pertambahan Jemaah umrah yang dialami first travel ini disebabkan karena paket perjalanan umrah yang sangat murah. Mereka menawarkan umrah dengan harga paket kisaran 10 sampai 14 juta. Karena itu membuat para PPIU lain bereaksi, mereka menanyakan tentang kerasionalitas harga paket yang dttawarkan sehingga menuding adanya unsur penipuan dalam praktik bisnisnya. Kemudian para PPIU melalui pekumpulan atau serikat PPIU membuat standarisasi harga perjalanan ibadah umrah Selain itu, dengan adanya kemajuan zaman pada bidang teknologi dan komunikasi pada abad ke-20an ini dan telah meluas yang membuat pola kehidupan masyarakat berubah pada setiap aspek sehingga dikenal dengan istilah sistem online.
Maka dari itu, peranan teknologi informasi dalam mengelola pelayanan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah adalah hal yang sangat penting pada saat ini, sehingga Dirjen PHU khususnya Kementrian Agama harus mampu memberikan peningkatan pelayanan yang bertransformasi dari manual ke digital, mulai dari pengelolaan data awal sampai proses pelaksanaan ibadah di arab Saudi.
Pada Tahun 2019, Kementrian Agama mengambil langkah pasti dalam upaya peningkatan pelayanan ibadah umrah yaitu dengan membangun Sistem Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (SIPATUH), kemudian SIPATUH disempurnakan menjadi Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (SISKOPATUH) sebagai sistem pengawasan berbasis elektronik. Sistem ini dibangun untuk memperoleh data sevalid mungkin bagi jemah umrah yang mendaftar, berangkat, dan kembali ke tanah air. Melalui SISKOPATUH masyarakat yang mendaftar umroh akan mendapatkan Nomor Porsi Umrah (NPU) yang dapat dicek melalui aplikasi umrah cerdas.
Selain itu, SISKOPATUH juga digunakan untuk memastikan para penyelenggara perjalanan ibadah umrah mengikuti standar pelayanan minimal yang dibuat oleh DIRJEN PHU. Sistem ini juga sudah terintegrasi dengan Bank Syariah sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Perjalanan Ibadah Umrah (BPS-BPIU) untuk mengamankan dana Jemaah umrah dari upaya penyalahgunaan dana oleh PPIU.
LANDASAN TEORITIS (Style Jurnal_2.1 Heading)
Efektivitas adalah ide penting ketika menilai kapasitas tenaga kerja. Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi output
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan.9.Dalam ensiklopedia umum, istilah "efektivitas" mengacu pada sejauh mana tujuan tercapai.
Menurut Ricard M. Steers efektivitas adalah suatu pekerjaan yang dapat dikatakan efektif apabila pekerjaan tersebut dapat menghasilkan output yang dilakukan sesuai tepat waktu dengan target dan sasaran yang telah dirancang didalamnya.
Siskopatuh adalah singkatan dari Sisitem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus. Ini merupakan sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah dan haji khusus.
SISKOPATUH merupakan sistem pengelolaan data dan informasi penyelenggaraan ibadah umrah dan haji khusus.
SISKOPATUH penggabungan kumpulan data seperti data imigrasi, bank, perusahaan, asuransi, pencatatan warga dan kependudukan sipil, serta kepolisian. Sistem ini menjadikan segalal sesuatu diatur melalui digital dan terkomputerisasi serta terhubung dari berbagai data terkait untuk menjaga kemanan dan terlindungi data jemaah umrah.
HASIL DAN PEMBAHASAN (Style Jurnal_2.1 Heading) Hasil dan Pembahasan berisi kondisi objektif penelitian 2-3 paragraf (tanpa kata kondisi objektif penelitian), dan ringkasan hasil penelitian skripsi di Bab III skripsi. Isi keseluruhan hasil dan pembahasan berjumlah 3.000-4.000 kata. Tidak ada numbering dan bulleting. (Style Jurnal_2.3 Body Artikel Paragraf 1).
Subjudul Hasil dan Pembahasan (Style Jurnal_2.2 Subheading)
Subjudul Hasil dan Pembahasan berisi jawaban pertanyaan penelitian. Bila ada 3 pertanyaan penelitian berarti ada 3 subjudul hasil dan pembahasan. Tiap subjudul masing-
masing minimal 1.000 kata, tidak ada numbering dan bulleting, (Style Jurnal_2.3 Body Artikel Paragraf 1).
Di bagian hasil dan pembahasan bisa mencantumkan tabel dan gambar. Tabel yang dimasukkan hanya yang berkaitan dengan hasil penelitian dimulai dengan nomor Tabel 1 (bukan nomor tabel di skripsi). Khusus penelitian kuantitatif, tabel hasil penelitian bukan dalam tabel satu per satu seperti di skripsi, tapi diubah menjadi satu tabel besar yang menggambarkan keseluruhan hasil penelitian. (Style 2.3 Body artikel paragraf kedua, dst.)
Tulisan tabel dan nomornya diletakkan di atas tabel (Style Jurnal_2.5a Tabel Nomor). Judul tabel baris atas gunakan (Style Jurnal_2.5b tabel Judul). Isi kolom tabel gunakan (Style Jurnal_2.5c Tabel Body) Garis tabel cukup garis horizontal di bagian pertama dan akhir tabel (hapus garis vertikal dan garis horizontal di bagian tengah tabel).
Tidak ada nomor di sebelah kiri tabel. Bila tabel berasal dari sumber lain tuliskan sumbernya di bagian bawah tabel (style Jurnal_2.5d Tabel Sumber). Lihat contoh penulisan tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jadwal Materi Bimbingan
Waktu Hari Materi Pembimbin
g 30-40 menit Senin dan
Rabu Bimbingan
membaca dan menulis buku iqra
Ibu Lenny Ibu
khotimah 30-40 menit Sabtu Bimbingan
membaca dan menulis buku iqra
Ibu Lenny Ibu
khotimah Sumber: Hasil wawancara penelitian
Deskripsikan tabel dalam paragraf setelah tabel dengan menyebutkan nomor tabel (contoh Tabel 1 menjelaskan...) berikan pembahasan dan tambahkan kutipan teori/referensi.
Gambar yang dicantumkan dalam artikel jurnal hanya yang berkaitan dengan hasil penelitian. Warna gambar jelas dan ukurannya pas (Style Jurnal_2.4a Gambar). Sumber gambar diletakkan di bawah gambar (Style Jurnal_2.4b Gambar Sumber). Judul gambar diletakkan di bawah gambar (Style Jurnal_2.4c Gambar Nomor keterangan). Lihat contoh penulisan gambar di bawah ini.
Sumber: Film “Negeri 5 Menara”
Gambar 1. Adegan tentang pola asuh demokratis
Berikan penjelasan di bawah gambar dengan menyebutkan nomor gambar (contoh Gambar 1 menunjukkan...). Penjelasan disertai kutipan teori/referensi.
Di bagian akhir setiap subjudul hasil dan pembahasan wajib memasukkan referensi menggunakan kutipan bodynote.
PENUTUP (Style Jurnal_2.1 Heading)
Penutup diambil dari Bab IV skripsi, berisi ringkasan hasil penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya, ditulis dengan kalimat berbeda dari bagian hasil dan pembahasan, berisi 400-500 kata, tidak ada subjudul, numbering atau bulleting. (Style Jurnal_2.3 Body Artikel Paragraf 1).
DAFTAR PUSTAKA (Style Jurnal_2.1 Heading)
Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis yang dikutip. Isi daftar pustaka harus sesuai dengan kutipan dalam artikel jurnal bukan kutipan dalam skripsi. Daftar pustaka wajib mencantumkan kutipan
minimal dari 1 artikel yang dipublikasikan di jurnal Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung (penjelasan lebih lanjut download file: Cara Akses Jurnal Ilmu Dakwah) dan 1 artikel dari dari jurnal jurusan).
Tulisan daftar pustaka menggunakan format penulisan daftar pustaka mengikuti APA Style 6th Edition seperti di bawah ini. (Hapus tulisan Format Buku, dst). (Style 2.7 Daftar Pustaka, edit lagi)
Format Buku
Belakang, D. T. (tahun). Judul Buku, Kota: Penerbit.
Machendrawaty, N., & Safei, A. A. (2001). Manajemen Haji dan Umrah: Dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Format Artikel Jurnal
Belakang, D. T. (Tahun). Judul artikel. Nama lengkap jurnal, Volume(nomor), halaman awal-Halaman akhir.
Suherdiana, D. (2009). Model Dakwah Fardiyah Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah dalam Ilmu Dakwah:
Academic Journal for Homiletic Studies, 4(14), 689-698.
Format Prosiding Konferensi
Belakang, A. T. (Tahun). Judul Artikel Prosiding, dalam Judul Kegiatan Konferensi, (hal. Awal-hal. Akhir). Kota:
lembaga penyelenggaran Konferensi.
Fatoni, U. (2013). Pemilu 2014 dan Krisis Komunikasi Kelompok Minoritas, dalam Prosiding Seminar Besar Nasional Komunikasi ISKI, (hal. 521-528). Jakarta:
Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.
Format Skripsi, Tesis atau Disertasi
Belakang, D. T. (Tahun). Judul Skripsi, Tesis, Disertasi, Nama Jurusan, Nama Fakultas, Nama Universitas, Kota.
Hidayanti, A. (2016). Metode Dakwah dan Bimbingan Sunan Kalijaga. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Format Sumber Elektronik
Belakang, D. T. (Tahun). Judul Artikel Elektronik, diakses
tanggal, dari alamat lengkap url artikel elektronik.
Qomar, Z.A. (2006). Sejarah Suram Ikhwanul Muslimin,
diakses 30 Januari 2018, dari
http://asysyariah.com/sejarah-suram-ikhwanul-muslimin.
Setelah selesai mengedit tulisan, hapus seluruh keterangan style di bagian tulisan. Simpan file dengan nama (Jurusan, Nama lengkap, Tanggal dan Bulan Sidang. Contoh MHU, Asep Iwan setiawan, Oktober 2021). Selamat mengerjakan.