• Tidak ada hasil yang ditemukan

M.Th.I) Studi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana peranan guru pendididkan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "M.Th.I) Studi ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana peranan guru pendididkan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, Tuhan semesta alam, yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tante Nanag, Tante Sannang dan Om Usman, Om Edi serta adik-adikku tercinta yang selalu memberikan bimbingan, doa dan dukungan selama penulis menuntut ilmu.

Latar Belakang

Uzer Usman menjelaskan, peran guru adalah sebagai mediator, yaitu mediator dalam hubungan antar manusia. Kemudian peran guru yang lain adalah sebagai mediator, yakni harus mampu menyediakan sumber belajar yang bermanfaat.

Rumusan Masalah

Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian siswa di SMAN 3 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Upaya apa yang dilakukan guru pendidikan agama Islam untuk mengatasi kendala pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Tujuan Penelitian

Bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo, pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa.

Manfaat/ Kegunaan penelitian

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru

  • Tugas dan Peranan Guru
  • Pengertian Pendidikan Agama Islam
  • Tujuan Pendidikan Agama Islam
  • Pembentukan kepribadian siswa
  • Pengertian pembentukan kepribadian siswa
  • Aspek-aspek kepribadian
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian siswa a. Faktor internatau faktor yang berasal dari dalam diri anak didik yaitu

Syaiful Bahri Djamarah (2000:31) guru dalam arti sederhana adalah orang yang menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dengan mendidik siswanya, guru agama Islam berharap agar siswanya dapat mempunyai akhlak yang mulia dalam pergaulan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah bagi siswa tidak hanya belajar tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (halal dan haram), tetapi mereka belajar bahwa ada pilihan nilai yang sesuai untuk perkembangan siswa, berdasarkan hasil guru dapat memaksimalkan diri untuk memikirkan strategi agar siswa mengamalkan nilai-nilai agama.

Guru dalam transfer nilai tidak hanya diberikan dalam bentuk ceramah saja, namun bagaimana guru kreatif dalam memberikan strategi pembelajaran kepada siswa agar suasana pembelajaran tidak monoton dan siswa merasa senang dan tidak bosan dengan suasana pembelajaran. . Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mengikuti perkembangan metode pembelajaran terkini dengan menggunakan media teknologi informasi dalam pengajarannya agar dapat memberikan yang terbaik bagi peserta didik dimasa yang akan datang. Tidak mungkin anak berperilaku baik jika gurunya berperilaku buruk, sehingga timbul ketergantungan dan timbal balik antara siswa dan guru.

Oleh karena itu, guru tidak hanya bertugas memberikan ilmu sebanyak-banyaknya kepada siswa agar memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, tetapi juga sikap. Semakin banyak pengalaman keagamaan yang dimilikinya, maka semakin mantaplah anak didiknya terhadap agama, bangsa, dan negaranya. Amier Dien Indrakusuma (1973:27) Pendidikan Islam adalah suatu usaha sadar yang terorganisir dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diberi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar memiliki kualitas dan kebiasaan cita-cita pendidikan.

Zakiah Darajat (1992:86) Pendidikan agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan kepedulian terhadap peserta didik dan kemudian setelah selesai.

Jenis dan lokasi penelitian

Jenis penelitian

Lokasi Penelitian

VariabelPenelitian

Defenisi Operasional Variabel

PopulasidanSampel

Populasipenelitian

Berdasarkan pendapat yang penulis kutip, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekelompok individu atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian. Kelompok populasi penelitian terdiri dari seluruh siswa kelas I, II dan kelas III SMP Negeri 3 Bontonompo yang berjumlah 292 orang. Penelitian tidak selalu harus meneliti setiap individu dalam populasi, karena juga memerlukan waktu.

Tujuan penelitian sampling adalah memperoleh informasi mengenai objek yang diteliti dengan cara mengamati sebagian saja dari populasi. Berdasarkan berbagai pengertian sampling yang telah dikemukakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa sampel merupakan perwakilan dari populasi yang akan diteliti, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan karakteristik populasi yang akan diteliti.

Instrumen Penelitian

Tekhnik Pengumpulan Data

Kutipan langsung artinya mengutip langsung dari buku yang telah dibaca tanpa mengurangi sedikit pun isi redaksional dari buku yang dikutip. Kutipan tidak langsung artinya penulis mengutip dari buku teks, dan data yang dikutip adalah penulis mengubah redaksinya agar memberikan makna yang sesuai dengan maksud penulis. Penelitian lapangan, dalam hal ini penulis melakukan penelitian secara langsung pada tempat atau lapangan penelitian, sehingga tujuan penelitian adalah memperoleh informasi yang berkaitan erat dengan pembahasan tersebut.

Observasi meliputi kegiatan penyadaran terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera dan observasi langsung untuk memperoleh data tentang peran guru pendidikan agama Islam. Wawancara merupakan suatu dialog atau tanya jawab yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk memperoleh informasi atau mencari data mengenai variabel yang diteliti. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada setiap responden oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang lengkap dari responden.

Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden yang disajikan dalam bentuk tabel ordinal dan distribusi frekuensi, grafik batang serta alat untuk menentukan rata-rata peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian peserta didik. Pengolahan dan analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Mencari mean atau maksud untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian siswa dengan menggunakan rumus.

Gambaran umum SMP Negeri 3 Bontonompo

Oleh karena itu, jumlah guru SMP Negeri 3 Bontonompo yang berjumlah 17 orang, terdiri dari 8 orang PNS dan 9 orang guru honorer. SMP Negeri 3 Bontonompo mempunyai siswa sebanyak 296 orang, dimana 104 siswa diantaranya berada pada kelas VII. kelas, 96 siswa di kelas VIII. kelas dan 96 siswa di kelas IX. Keberlangsungan pendidikan formal tidak hanya didukung oleh tenaga pengajar dan peserta didik, namun juga didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran.

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Kepribadian Siswa

Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai pelajaran PAI sangat tinggi karena dari total siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 24 orang (80%) menjawab ya, 6 orang (20%). ) mengatakan kadang-kadang dan (0%) orang mengatakan tidak. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua cukup mengetahui pendidikan agama Islam, karena dari jumlah siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 18 orang (60%) menjawab ya, 11 orang ( 37%) menjawab beberapa kali, dan 1 orang (3%) menjawab tidak. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang shalat kurang dari lima waktu, karena jumlah siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 8 siswa (27%) menjawab ya, 19 orang (63%) menjawab kadang-kadang dan 3 orang (10%) menjawab tidak.

Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang membaca Al-Quran setiap hari masih kurang, karena dari jumlah siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 3 (10%) siswa menjawab ya, 22 orang (73%) mengatakan kadang-kadang, dan 5 orang (17%) tidak menjawab. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang merasa malu jika melakukan tindak pidana sangatlah besar, karena sampelnya berjumlah 30 siswa. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang menyontek dalam ujian lebih sedikit, karena dari jumlah siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 1 orang (3%) menjawab setuju, 5 orang ( 17%) mengatakan kadang-kadang, namun 24 orang (80%) tidak.

Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang suka membolos pada jam pelajaran lebih sedikit, karena dari total siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, dikatakan 1 orang (3%). ya (0%) menjawab kadang-kadang, dan 29 orang (97%) menjawab tidak. Dari hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa setelah mendapat pendidikan agama Islam, siswa berbicara sangat baik, karena jumlah siswa yang menjadi sampel yaitu 30 orang, 22 orang (63%) dari siswa tersebut. menjawab ya, 8 orang (27%) menjawab kadang-kadang, dan (0%) menjawab tidak.

Faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan Kepribadian Siswa di SMP Negeri 3

Dari hasil analisis data di atas, setelah mengenyam Pendidikan Agama Islam dapat menjaga kesucian dan menjaga kehidupan dengan cukup baik, karena dari total siswa yang dijadikan sampel yaitu 30 orang, 15 orang (50%) dari siswa tersebut mengatakan Ya. , 15 orang (50%) menjawab pernah, dan (0%) menjawab tidak. Dari seluruh data di atas dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo. Hal ini dapat dibuktikan dengan data responden yang menunjukkan bahwa banyak siswa yang menyukai kajian agama Islam dan mengamalkan materi kajian agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dari segi kognitif dan psikomotorik, tetapi juga terutama secara afektif.

Faktor pendukung dan penghambat guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian siswa di SMP Negeri 3. Dari faktor pendukung yang dijelaskan guru diatas, penulis mengambil kesimpulan bahwa faktor pendukung guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian siswa di SMP Negeri 3. Bontonompo adalah guru, siswa, orang tua dan lingkungan sekitar. Dari faktor-faktor penghambat diatas, penulis menyimpulkan bahwa faktor penghambat guru pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo adalah terbatasnya pengawasan guru, jumlah siswa, jumlah guru PAI yang sedikit, sarana dan prasarana.

Upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan kepribadian siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo.

Usaha-usaha yang dilakukanguru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan Kepribadian Siswa di SMP Negeri 3 Bontonompo

Kesimpulan

Terjalinnya komunikasi yang baik antara guru dan siswa akan menghasilkan interaksi yang baik dan bertanggung jawab b. Mengamalkan dan mengamalkan budi pekerti yang baik dan akhlak mulia di dalam dan di luar kelas. Metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar tergantung pada materi yang disajikan dan disesuaikan.

Menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan agama Islam, seperti musala yang berguna bagi siswa untuk mengetahui lebih jauh fungsi musala sebagai tempat beribadah, selain itu pihak sekolah juga menyediakan sarana prasarana lainnya. berupa buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan Islam sebagai penunjang siswa dalam meningkatkan pengetahuan tentang agama Islam.

Saran

Guru PAI hendaknya lebih peka terhadap permasalahan yang dihadapi anak, sehingga sekolah tidak hanya sekedar mengikuti tujuan, namun mampu membimbing mereka pada pola pikir spiritual, meningkatkan keterampilan belajarnya melalui pemanfaatan isyarat dan sarana prasarana. Ilmu yang didapat hendaknya selalu anda usahakan untuk mengaplikasikan ilmu yang anda peroleh dalam kehidupan sehari-hari dan membekali diri anda dengan ilmu dan amalan untuk memiliki masa depan yang lebih cerah.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan respon/tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan selama penelitian ini setelah data hasil angket di analisis, maka diperoleh skor 77.57%, setelah