• Tidak ada hasil yang ditemukan

tingkat kesadaran hukum tentang perceraian bagi isteri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "tingkat kesadaran hukum tentang perceraian bagi isteri"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan demikian dapat diketahui, Bagaimana Tingkat Kesadaran Hukum Perempuan Tentang Perceraian di Kecamatan Marga Tiga. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum istri tentang perceraian di wilayah kecamatan Marga Tiga.

Tinjauan Pustaka

Selain itu, faktor yang mempengaruhi tingkat kesadaran hukum adalah sosialisasi dan penyuluhan tentang hukum perkawinan. 6 Al Azis Nurhidayat, Kesadaran Hukum Masyarakat Desa Lemahjaya Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Terhadap Implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Universitas Negeri Semarang, 2006.h.V.

KESADARAN HUKUM DAN PERCERAIAN

Indikator – Indikator dari Masalah Kesadaran Hukum

  • Pengetahuan Hukum
  • Pemahaman Hukum
  • Sikap Hukum
  • Prilaku Hukum
  • Proses Mengajukan Cerai Gugat

Salah satu tugas hukum yang penting adalah mengatur. Kepentingan anggota masyarakat biasanya berakar pada nilai-nilai yang berlaku, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan apa yang harus dihindari. Alasan pertama seorang anggota masyarakat menaati peraturan adalah karena dia diindoktrinasi untuk melakukannya. Karena sejak kecil sudah mengalami proses sosialisasi, lama kelamaan menjadi kebiasaan untuk mentaati aturan yang berlaku.

Salah satu alasan mengapa seseorang mematuhi aturan adalah karena konformitas merupakan sarana untuk mengidentifikasi diri dengan kelompok. Cerai cerai adalah perceraian yang disebabkan adanya permintaan sebelumnya oleh salah satu pihak di pengadilan dan adanya putusan pengadilan, yaitu tergugat diputus oleh suami. Perceraian hanya dapat dilakukan sebelum putusan Pengadilan Agama, setelah Pengadilan Agama mencoba dan gagal mendamaikan kedua belah pihak.

Talak adalah ikrar suami di hadapan pengadilan agama, yang menjadi salah satu sebab pembubaran perkawinan dengan cara yang disebutkan dalam pasal 129, 130 dan 131 KHI. Talaq ba'in shughra ialah talak yang tidak boleh dirujuk, tetapi perkahwinan baru boleh dilakukan dengan bekas suami walaupun dalam keadaan iddah. Talak Sunni ialah talak yang dibolehkan iaitu talak dijatuhkan kepada isteri yang suci dan tidak tercemar pada waktu haram.

Talak bid'i ialah talak yang diharamkan, iaitu talak yang dilafazkan ketika wanita itu sedang haid, atau wanita itu dalam keadaan suci tetapi bercampur pada waktu suci. Prosiding perceraian atas alasan yang disebutkan dalam Pasal 116 huruf f dalam KHI dapat diterima apabila cukup jelas di pengadilan agama tentang sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran dan setelah mendengar keluarga dan orang yang dekat dengan suami isteri berdiri.

METODE PENELITIAN

Sumber Data

  • Data Primer
  • Data Sekunder

Data primer yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data dari hasil survei lapangan yang dilakukan penulis di Kecamatan Marga Tiga untuk mencari data tingkat kesadaran hukum mengenai perceraian bagi perempuan. Serta sumber-sumber lain yang relevan dengan pembahasan usulan ini sebagai bahan pendukung, seperti data Perceraian dan Kependudukan di Kecamatan Marga Tiga. Oleh karena itu penulis berkunjung ke lokasi penelitian untuk melihat pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini guna menggali data terkait Tingkat Kesadaran Hukum Perempuan tentang Perceraian dan faktor-faktor yang menyebabkan tingginya gugat cerai di Kecamatan Marga Tiga pada tahun 2010.

Setelah memperoleh data yang diperoleh, penulis mengolah data dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis kualitatif sehingga menjadi suatu hasil pembahasan berupa pernyataan tentang tingkat kesadaran hukum istri tentang perceraian dan faktor tingginya angka gugat cerai di Marga Kecamatan Tiga Tahun 2010 menggunakan pemikiran induktif. Penulis menggunakan cara berpikir induktif untuk menggali pengetahuan tentang tingkat kesadaran hukum istri terhadap perceraian dan faktor pendorong tingginya angka perceraian di kecamatan Marga Tiga tahun 2010. 1 Wawancara dengan sekretaris Cam untuk Marga Tiga, Senin, 28 Februari 2011 . Pemekarang menjadi Kecamatan Marga Tiga, yang sebelumnya hanya menjadi pendamping Kecamatan Sukadana.

Kecamatan Marga Tiga merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 255,73 Km2, dengan batas wilayah sebagai berikut. Sumber : Buku Berita Acara Perceraian Peradilan Agama Kota Metro Kelas 1 Dari data diatas terlihat bahwa tingkat cerai gugat di Kelurahan Marga Tiga sangat tinggi dibandingkan dengan cerai talak. Perceraian masyarakat Kecamatan Marga Tiga didorong oleh beberapa faktor, diantaranya adalah laki-laki yang bahkan tidak bertanggung jawab secara finansial.

Teknik Pengumpulan Data

  • Interview/Wawancara
  • Observasi
  • Dokumentasi

Teknis Analisis Data

Pendekatan

Wahidah Ristiyati binti Damanhuri mengatakan bahwa saya yang ingin bercerai karena suami saya berulang kali selingkuh selama 5 tahun pernikahan saya, yang akhirnya membuat saya tidak sabar dengan perilaku suami saya yang tidak pernah menuruti nasihat saya dan keluarga saya tidak mendengarkan. . Siti Rohana Binti Kariman mengatakan bahwa suami saya yang ingin bercerai karena selama 10 tahun pernikahan kami belum memiliki anak dan suami saya ingin menikah lagi demi anak tetapi saya tidak mengizinkan suami saya untuk tidak menikah Akhirnya suami saya suatu hari mengancam saya bahwa satu tahun lagi kamu tidak akan bisa melahirkan saya, saya akan menceraikan kamu dengan keras, katanya, saya masih sabar dan menunggu keajaiban yang akan diberikan kepada saya.

Akhirnya setahun berlalu dan saya masih belum memiliki anak, maka suami saya meminta izin untuk menikah lagi, tetapi saya tidak mengizinkan suami saya, tidak lama setelah kejadian ini, suami saya tidak pernah tidur di rumah dan jarang pulang. Saya merasa tidak mampu. Saya tidak melayani suami saya dan saya tidak tahan dengan perlakuan suami saya terhadap saya, akhirnya saya mengajukan tuntutan terhadap suami saya. Sejak anak lahir sampai sekarang, suami saya hanya bekerja dalam keadaan mabuk dan jarang pulang, sehingga saya tidak bisa lagi menerima perlakuan suami saya. Sukamti menikah pada tahun 2001. Di awal pernikahan suami saya, saya menginginkan anak laki-laki di kehamilan pertama saya, tetapi Tuhan punya rencana lain, kami tidak diizinkan memiliki anak laki-laki, kami dikaruniai seorang putri.

Suami saya bisa menerima kenyataan yang terjadi, meskipun ada kekecewaan di hatinya, dan mengancam akan memberi saya anak laki-laki untuk kehamilan lagi, setahun kemudian saya hamil lagi dan melahirkan anak perempuan lagi. Saya tidak tahan lagi dengan perlakuan suami saya dan akhirnya saya mengajukan gugatan terhadap suami saya. Suami saya bekerja di luar kota selama empat hari ketika dia sedang bertugas dan tiga hari dia habiskan bersama saya dan anak-anak di rumah.

Namun di usia tiga tahun pernikahan saya, suami saya jarang pulang dengan alasan banyak proyek yang harus dikerjakan, seminggu sekali bahkan dua minggu sekali dia pulang, saya mulai curiga, kecurigaan saya mencapai puncaknya ketika dia masuk rumah anak bungsu saya. sakit, suami saya malah tidak pulang karena sibuk. Akhirnya kebobrokan suami saya terbongkar semua, di lemari suami saya tidak sengaja menemukan buku nikah suami saya tahun 2005 dengan wanita lain.

TABEL II
TABEL II

TINGKAT KESADARAN HUKUM TENTANG

Sejarah Berdirinya Kecamatan Marga Tiga

Visi Misi Kecamatan Marga Tiga

Profil dan Struktur Pemerintahan Kecamatan Marga Tiga

Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Marga Tiga per Januari 2009 terdapat 10.467 KK dengan jumlah penduduk 47.069 jiwa, terdiri dari laki-laki : 24.007 jiwa dan perempuan : 23.067 jiwa. Kesadaran hukum adalah sikap seseorang yang mencermati, menghargai dan menyadari pelaksanaan perbuatan penguasa yang mengandung perintah dan larangan sebagai hak dan kewajiban warga masyarakat. tingkat kesadaran hukum tertentu. Dengan adanya indikator, orang yang memperhatikan kesadaran hukum akan dapat menentukan apa sebenarnya kesadaran hukum itu.

Jadi kami dikaruniai dua anak perempuan, tetapi suami saya tidak dapat menerima kenyataan itu, saya dimarahi dengan kata-kata yang tidak pantas didengar, dia melampiaskan amarahnya dengan mempermainkan saya sebanyak yang dia mau, dan saya hamil lagi, tetapi saya suami tidak henti-hentinya meniduri saya sungguh kejam sampai akhirnya saya mengalami keguguran, dan sampai dua kali saya mengalami keguguran, suami saya tidak pernah mengerti sakit batin yang saya rasakan, setiap hari suami saya marah bahkan memaki-maki saya. Tri Castiningsih, saya menikah pada tahun 2005 dan telah menikah selama 5 tahun dan belum dikaruniai anak dalam hidup kami. Kami sangat bahagia di awal pernikahan kami tetapi 2 tahun terakhir ini saya merasa kurang nyaman karena suami saya jarang pulang dan selalu pergi tanpa izin saya sehingga saya merasa tidak nyaman mirip dengan tindakan suami saya yang pergi tanpa izin begitu saya menegur suami saya tetapi suami saya tersinggung dan memukuli saya sehingga saya tidak terima dan langsung melaporkan suami saya ke pengadilan agama. Penjelasan yang diberikan oleh beberapa responden diatas bahwa penyebab perceraian di Marga Tiga adalah perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang dapat merugikan semua pihak.

Sedangkan jika kita kembali kepada tujuan perkawinan yaitu membentuk keluarga yang tenteram, tenteram dan bahagia selamanya, namun jika dilihat dari sebab/faktor perceraian yang terjadi di Marga Tiga tidak sesuai dengan tujuan sehingga ada penekanan kembali pada tujuan pernikahan dan juga pada tindakan - tindakan yang akan mengurangi angka perceraian di Marga Tiga di masa depan. Pada hakekatnya, tujuan pernikahan adalah untuk menciptakan keluarga yang tenteram, tenteram, dan bahagia selama-lamanya. Dengan indikator-indikator yang diuraikan dalam pembahasan, seseorang yang memperhatikan kesadaran hukum dapat mengetahui apa sebenarnya kesadaran hukum yang menjadi alat ukur kesadaran hukum di Marga Tiga yaitu dari 30 kasus perceraian yang digugat oleh seorang istri. pihak pengadilan meminta bantuan P3N dalam pengajuan permohonan karena bisa segera dan juga banyak yang datang langsung ke pengadilan agama untuk mengajukan gugatan karena sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan suaminya.

Berdasarkan uraian dan analisis kesadaran hukum tentang perceraian bagi istri (studi kasus perceraian yudisial di Kecamatan Marga Tiga), penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut. Al Azis Nurhidayat, Kesadaran Hukum Masyarakat Desa Lemahjaya Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Terhadap Implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Universitas Negeri Semarang. 2006.

Gambar

TABEL II

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Analisis Data Untuk membahas dan menganalisa data yang terkumpul, serta mengambil kesimpulan dari data hasil angket dalam rangka memperoleh data seksama tentang masalah yang