• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghadapi Tantangan dan Perubahan dalam Perkawinan

N/A
N/A
Yoga Yudistira

Academic year: 2023

Membagikan "Menghadapi Tantangan dan Perubahan dalam Perkawinan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Menghadapi Tantangan dan Perubahan dalam Perkawinan

Syaifullah, M.Pd

(2)

Sobat pelatihan yang berbahagia, pada sesi ini kita akan berdiskusi tentang bagaimana menghadapi tantangan dan perubahan dalam perkawinan. Ada tiga poin penting yang akan kita bahas yaitu;

1. Tantangan umum yang dihadapi dalam perkawinan 2. Mengelola Perubahan Hidup, Karir, dan Keluarga

3. Menjaga Kualitas dan Keharmonisan Perkawinan

(3)

1. Tantangan Umum dalam Perkawinan

Keuangan Keluarga Anak

(4)

Keuangan

 Menyadari pentingnya masalah keuangan, banyak pasangan yang sudah membicarakan keuangan sebelum mereka menikah. Namun setelah

mereka menikah, keuangan tetap menjadi masalah besar dalam pernikahan.

 Agar pembicaraan mengenai keuangan tidak menyinggung perasaan, masing-masing pasangan harus bersikap fleksibel.

 Misalnya salah satu dari Anda tengah menghadapi masalah di kantor seperti perampingan karyawan, maka Anda dan suami perlu saling menyesuaikan perubahan gaya hidup.

(5)

Keluarga

Masalah kedua yang sering menjadi bahan pertengkaran dalam rumah tangga adalah keluarga, khususnya dalam menghadapi mertua atau saudara ipar. Ini termasuk masalah klasik. Bagaimana ketika ibu mertua terlibat terlalu jauh dalam rumah tangga Anda, atau bagaimana pembagian waktu untuk mengunjungi keluarga masing-masing, sering

menjadi isu sensitif dalam pernikahan.

Dalam hal ini, baik suami maupun istri harus lebih sensitif andaikan suami sangat dekat dengan saudari perempuan atau ibunya, meskipun kedekatan itu membuat Anda kesal.

Kuncinya adalah pada komunikasi yang terbuka. Seringkali perempuan masih sulit melakukan hal ini. Misalnya, Anda merasa dianggap tidak becus mengasuh anak jika setiap kali ibu mertua mengambil alih anak-anak dari tangan Anda. Namun, sebagai perempuan Anda sulit mengekspresikan ketidaksetujuan itu, dan memilih diam sambil cemberut sepanjang hari.

(6)

Anak

Pasangan menikah dituntut untuk punya anak; kalau tidak, dianggap belum lengkap.

Masalah ini bisa berkembang ketika Isteri dan suami punya nilai-nilai yang berbeda dalam mendidik anak.

Misalnya, Isteri ingin anak bersekolah di sekolah internasional yang menggunakan bahasa asing, sedangkan suami ingin menyekolahkan anak di sekolah negeri

Perbedaan keinginan ini mencerminkan bagaimana pernikahan Anda akan

berlangsung ketika kehadiran anak-anak justru mengubah hubungan Anda berdua.

Untuk menghindari perdebatan ini, Anda harus saling menyesuaikan diri dengan pandangan masing-masing.

(7)

2. Mengelola perubahan hidup dalam keluarga

Tentukan Prioritas

Manajemen waktu yang

tepat

Menerapkan prinsip

musyawarah

(8)

Tentukan Prioritas

Misalnya, seorang wanita karir yang baru memiliki anak ingin menyusui eksklusif, namun untuk mendapatkan

promosi ia harus mengikuti kegiatan diklat di luar kota.

Sebagai ibu, ia ingin ada untuk anaknya, namun sebagai

wanita karir ia ingin mencapai posisi yang tinggi. Untuk

itu pasangan perlu menentukan prioritas

(9)

Manajemen waktu yang tepat

 Sedapatkan mungkin kita mengurangi kegiatan yang dapat

menyedot waktu istirahat seperti berlama-lama berkutat dengan internet dan handphone.

 Sebagai gantinya, gunakan waktu tersebut untuk melakukan

kegiatan bersama anggota keluarga. Misalnya, membantu orang tua menyiapkan makan malam, menemani anak untuk cerita

malam dan tidur, atau sekedar ngobrol santai dengan pasangan.

(10)

Menerapkan Prinsip Musyawarah

 Di dalam memecahkan masalah atau memutuskan suatu keputusan di dalam rumah tangga, diperlukan prinsip musyawarah agar

tercipta suatu hasil yang maksimal.

 Sebab, prinsip musyawarah menghasilkan keputusan yang tidak

sepihak karena dipertimbangkan dan disetujui oleh kedua belah

pihak.

(11)

3. Menjaga kualitas dan keharmonisan rumah tangga

Menjalin Komunikasi yang baik

Saling terbuka dan bersikap jujur

Saling bertukar cerita

Hindari sikap egois dan emosional

(12)

Komunikasi yang baik

Dalam sebuah keluarga, komunikasi yang baik sangat penting untuk menciptakan keharmonitas, mulai dari komunikasi suami-istri, ayah dengan anak, ibu dengan anak, hingga adik-kakak.

Komunikasi menjadi cara terbaik untuk menyampaikan perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan.

Komunikasi akan mencegah terjadinya kesalahpahaman karena sesuatu disampaikan secara jelas, tidak saling menerka-nerka. Komunikasi yang baik ini harus dilakukan oleh semua anggota keluarga untuk merasakan keharmonisan. Jika ada saja yang tidak melakukannya, pertengkaran akan mudah terjadi.

(13)

Saling terbuka dan jujur

 Kebohongan sering menjadi alasan sebuah hubungan bermasalah. Begitu pun dalam berkeluarga, kebohongan bisa menjadi alasan pertengkaran

terjadi, baik antara suami-istri atau orang tua dan anak. Apalagi kebohongan yang terus-menerus akan menimbulkan ketidakpercayaan yang berlanjut

yang bisa berdampak tidak baik pada banyak hal.

 Hal itu yang membuat bersikap jujur dan terbuka menjadi tips keluarga harmonis yang harus dilakukan oleh semua anggota keluarga.

 Seburuk apapun kondisinya, kejujuran dan keterbukaan akan lebih baik

karena anggota keluarga lainnya akan merasa dipercaya. Selain itu, masalah yang terjadi bisa diselesaikan bersama-sama.

(14)

Sering bertukar cerita

 Sering bertukar cerita tentang keseharian masing-masing termasuk hal-hal sepele dapat membuat lebih terbuka dan jujur ketika ada suatu hal buruk atau penting yang menimpa salah satunya. Jika sudah terbiasa bercerita, akan lebih berani dan mudah untuk menceritakan berbagai hal, termasuk hal-hal besar.

 Saling bertukar cerita pun akan membuat hubungan lebih erat dan

merasakan pentingnya kehadiran masing-masing. Tidak perlu menunggu

ditanya, jika Anda bisa memulainya, mulai lah lebih dulu untuk bercerita atau bertanya kegiatan sehari-hari anggota keluarga yang lain.

(15)

Hindari sikap egois dan emosional

Mengendalikan emosi sangat penting saat mengalami masalah, baik itu masalah keluarga maupun masalah individu.

Tidakan egois hanya akan memperumit bahkan menambah masalah yang ada. Apalagi jika tidak ada yang bisa menahan emosi, pertengkaran hebat mungkin saja terjadi.

Marah, kecewa atau emosi buruk lainnya wajar dirasa saat ada masalah. Namun, jangan terlalu lama dibiarkan dan harus cepat dikendalikan. Dengan kepala dingin,

permasalahan akan bisa lebih cepat dipikirkan solusinya. Dan yang paling penting jangan sampai meluapkan emosi tersebut dengan kekerasan.

(16)

Terimakasih

Semoga bermanfaat

Referensi

Dokumen terkait

|LEGENDS OF SOUTH AFRICAN SCIENCE II| 115 AWARDS, HONOURS AND ACHIEVEMENTS • Shortlisted for position of Principal and Vice-Chancellor, Universities of South Africa 1999, Port