PENDAHULUAN
RumusanMasalah
TujuanPenelitian
ManfaatPenelitian
KAJIAN PUSTAKA dan KERANGKA PIKIR
- Penelitian yang Relevan
- Etika Berbahasa Indonesia
- Peristiwa Tutur
- Masyarakat Kalangan Ekonomi Menengah
- Sosiolinguistik
- KerangkaPikir
Secara harfiah, etika berbahasa diartikan sebagai suatu sistem perilaku berbahasa yang disertai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu budaya tertentu. Apa yang harus dikatakan pada waktu tertentu dan dalam situasi tertentu kepada orang tertentu mengenai status sosial dan budaya orang tertentu. Yang disebutkan pada poin a dan b menjelaskan tentang kaidah-kaidah sosial bahasa yang akan menjadi inti permasalahan sosiolinguistik mengenai bahasa tersebut.
Siapa yang berbicara, bahasa apa yang digunakan, kepada siapa, apa, kapan, dimana dan tujuan berbicara. Huruf e dalam kaidah tata krama berbahasa Indonesia berkaitan dengan kualitas suara dan gerak tubuh saat berbicara. Kajian etika berbahasa Indonesia merupakan spesifikasi komponen situasional yang terjadi pada saat berkomunikasi antar individu.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi dengan orang disekitarnya, mengungkapkan maksud, keinginan dan permasalahannya kepada orang lain. Bahasa adalah sistem simbol arbitrer yang dibutuhkan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi dirinya. Nasehat ini menekankan pada fungsi bahasa, yaitu sebagai alat interaksi dan komunikasi dalam masyarakat dan sekaligus sebagai alat yang digunakan untuk mengungkapkan keinginan dan perasaan diri (Kridalaksana, 1993: 21). Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis dan kelangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu.
Ketertarikan ilmu sosial terhadap data linguistik muncul dari apa yang diucapkan pada kesempatan tertentu, bagaimana kata-kata dirumuskan, dan bagaimana bahasa lain digunakan dalam percakapan sehari-hari. Instrumentalitas, artinya instrumen atau saluran linguistik mana yang digunakan (misalnya, saluran telegraf lisan, tulisan, atau telepon). Apabila suatu peristiwa tutur merupakan fenomena sosial dan lebih ditekankan pada tujuan peristiwa tersebut, maka tindak tutur lebih dilihat pada pengertian atau makna dari tindak tutur tersebut.
Semua bahasa mempunyai apa yang disebut dengan sapaan, yaitu suatu sistem yang menghubungkan sekumpulan kata atau ungkapan yang digunakan untuk menyapa atau menyapa pelaku dalam suatu peristiwa berbahasa (Kridalaksana, 1985: 14). Jadi sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari atau pembahasan bahasa dalam hubungannya dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai etika berbahasa Indonesia, maka sosiolinguistik menjadi pembahasan awal atau landasan awal untuk dipahami.
Dalam kaitannya dengan pendekatan sosiolinguistik, artinya kajian hanya dilakukan terhadap struktur sintaksis yang hanya akan menghasilkan ragam bahasa yang bersangkutan. Penelitian etika berbahasa Indonesia pada masyarakat ekonomi menengah Desa Kala Kecamatan Donggo merupakan penelitian bahasa dalam bidang sosiolinguistik.
METODE PENELITIAN
- LokasiPenelitian
- Populasi dan Sampel
- Definis Operasional Variabel
- TeknikPengumpulan Data
- TeknikAnalisis Data
Yaitu label bahasa Indonesia pada masyarakat ekonomi menengah pada masyarakat desa Kala kecamatan Donggo kabupaten Bima ditinjau dari sosio-linguistik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima mengenai Etiket berbahasa Indonesia pada masyarakat ekonomi menengah (Jurnal Sosiolinguistik) yang dilakukan pada bulan April-Juni 2016 yaitu penggunaan bentuk sapaan berdasarkan variabel usia, posisi, situasi dan tempat. Usia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap penggunaan variasi sapaan yang digunakan pada masyarakat Bima.
Variasi sapaan yang sering digunakan adalah kata anda’ yang disertai kata jy’ dan nama diri untuk lawan bicara yang lebih tua dan kata ari yang disertai kata adikku atau nama diri untuk lawan bicara yang lebih muda atau yang lebih muda. seusia dengan pembicara, seperti terlihat pada contoh berikut. A. Komponen kedua yang mempengaruhi keberagaman variasi sapaan masyarakat Bima adalah variasi sapaan berdasarkan variabel kedudukan, variasi sapaan yang sering digunakan adalah variasi sapaan nggomi “kamu/kamu”.dll. Variabel ini selalu menjadi ukuran komunikasi dalam masyarakat, situasi dan tempat yang berbeda dapat menimbulkan penggunaan bentuk sapaan yang berbeda-beda.
Selain variasi sapaan daerah, terdapat pula variasi sapaan lain yang bersifat nasional yaitu kakak, bapak, ibu. Dalam situasi sesekali, variasi sapaan yang digunakan dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. Variabel sapaan yang digunakan oleh masyarakat ekonomi menengah berdasarkan variabel umur adalah kata ganti nggomi /kamu.
Pada umumnya sapaan kepada lawan bicara menurut usia menggunakan variasi sapaan “saudara” (muda hingga tua). Varian sapaan yang digunakan dalam situasi resmi dan kedaerahan, yaitu Cina ro Angi Samenan Weki “Saudara-saudara”. Selain sapaan versi daerah, terkadang kelompok ekonomi menengah juga menggunakan sapaan versi nasional.
Berdasarkan penelitian dan analisis data mengenai penggunaan etika berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat ekonomi menengah di desa Kala kabupaten Bima, penulis menyimpulkan. Variasi sapaan jika dilihat dari variabel yang berbeda akan menimbulkan bentuk sapaan yang berbeda pula, yaitu dari segi umur, penggunaan bentuk sapaan, anda. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa perbedaan bentuk sapaan dan penggunaan bentuk sapaan berdasarkan ketiga variabel tersebut digunakan oleh masyarakat di desa Kala kabupaten Bima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Profil Wilayah Penelitian
Desa Kala merupakan salah satu dari 9 (sembilan) desa yang ada di Kecamatan Donggo dengan luas wilayah 1.838 Ha. Wilayah Desa Kala berada di sebelah timur pusat kecamatan, sehingga merupakan desa yang berada di ujung timur Kecamatan Donggo. Sebagian besar kondisi hutan dan ekosistem telah beralih fungsi menjadi kawasan pertanian dengan tipe hutan hujan dataran tinggi.
Lokasi Desa Kala berada di dataran tinggi dengan kemiringan 0 hingga 65 persen sehingga memiliki tanah liat berwarna hitam.
Keadaan Demografi
Data Jumlah Penduduk Desa Kala
Hasil Penelitian
- Pemakaian Bentuk Sapaan Berdasarkan Variabel Usia
- Pemakaian Bentuk Sapaan Berdasarkan Variabel Jabatan
- Pemakaian Bentuk Sapaan Berdasarkan Situasi dan Tempat
Dari ketiga contoh di atas terlihat bahwa sapaan sopan dari seseorang yang lebih muda antara lain menggunakan kata ita', kamu', ayahku, ibuku. Penggunaan kata ita dan ta pada contoh kalimat di atas juga menunjukkan adanya sapaan hormat yang dilakukan penutur kepada lawan bicaranya. Dari beberapa contoh dan uraian di atas terlihat bahwa usia menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan dalam berinteraksi.
Sekalipun penyambut atau pembicara mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di suatu instansi pemerintah, misalnya kepala desa yang lebih muda menyapa bawahannya yang lebih tua, ia akan menggunakan variasi sapaan ita. Dari lima contoh di atas terlihat adanya sapaan lembut dan penuh hormat yang ditandai dengan kata nggomi/kamu, ta'. Walaupun penuturnya adalah atasan yang memberi perintah atau menyuruh bawahannya, namun tidak ada kata-kata perintah yang bersifat langsung, ia tetap menjaga tata krama dalam berbicara dengan bawahannya.
Situasi dan tempat juga merupakan fenomena sosiolinguistik yang mempengaruhi keragaman bahasa, khususnya bahasa lisan. Namun tidak menutup kemungkinan masyarakat Bima akan mengabaikan perlunya menggunakan bahasa Indonesia dalam pertemuan resmi. Variasi sapaan yang kadang ditemukan dalam situasi resmi yang bersifat kedaerahan adalah: santabe ta samenweki ta doho sama karna samporo wali rapat na tampu'u ra, "Saudara-saudaraku yang terkasih, saya mohon semua orang duduk di kursinya, karena rapat akan segera dimulai .
Dalam situasi emosional, bentuk sapaan yang digunakan terkadang berbeda dengan bentuk sapaan yang digunakan pada situasi normal, bentuk sapaan yang terjadi pada saat emosional umumnya menggunakan bahasa dengan berbagai bahasa yang tajam untuk menutupi kompetensi, bahasa sapaan yang digunakan memiliki konotasi yang disertai dengan intonasi, bunyi yang tidak wajar, seperti pada tuturan berikut ini. Pernyataan di atas merupakan pernyataan orang tua kepada anaknya yang melarang anaknya melakukan pekerjaan, namun anak tersebut tidak menaati larangan tersebut. Pada uraian di atas terlihat adanya sapaan halus dengan adanya tanda kritik tani pada kata dula kaimu dan kata dae yang menandakan adanya sapaan hormat dari penuturnya.
Namun dalam menyapa seseorang, penutur juga terkadang menggunakan sapaan yang kasar jika penutur sedang dalam keadaan emosi atau penutur merasa kesal dengan lawan bicaranya. Berdasarkan uraian sebelumnya, baik dari sapaan umum maupun sapaan khusus, terlihat adanya sistem budaya yang sesuai dalam tata bahasa yang digunakan masyarakat Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Dari berbagai contoh tuturan yang diambil saat berinteraksi dengan orang-orang yang dibantu oleh beberapa pihak informal, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bima dalam saling menyapa cenderung selalu bersikap sopan dan hormat dalam hal menjaga tata krama saat menyapa, apapun individunya. status. .
Pembahasan
- Variabel Usia
- Variabel Jabatan
- Variabel Situasi dan Tempat
Dengan penanaman etika dalam bahasa Indonesia maka individu akan saling menghormati dan menghargai satu sama lain serta akan tercipta rasa persaudaraan yang tinggi. Variasi posisi sapaan juga menggunakan kata ganti nggomi/kamu "kamu/kamu". Bentuk sapaannya adalah Tuan, Nyonya, dan sebutan kehormatan lainnya yang dilanjutkan dengan sapaan dengan nama sendiri atau jabatan yang didudukinya saat ini.
Pada pemaparan sebelumnya, penulis menjelaskan perbedaan sapaan berdasarkan variabel tertentu, yang menggambarkan pola penggunaan bahasa lisan pada masyarakat Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Posisi kata sapaan terkadang berada di awal atau di akhir ujaran. Kata sapaan terletak pada awal dan akhir ujaran ketika penutur dan penutur saling berhadapan langsung. Kata sapaan juga bisa muncul di tengah-tengah ujaran. Apabila pelaku pertama dan pelaku kedua atau pembicara dan lawan bicara melibatkan pelaku ketiga dalam pembicaraannya, seperti pada kalimat: a).
“Berdasarkan Temuan Penelitian Etiket Berbahasa Indonesia pada Masyarakat Ekonomi Menengah Desa Kala Kecamatan Donggo Kabupaten Bima (Tinjauan Sosiolinguistik).” Sehingga dapat digambarkan etika berbahasa Indonesia pada masyarakat ekonomi menengah Desa Kecamatan Donggo Kabupaten Bima sangat berpengaruh ditinjau dari variabel umur, variabel jabatan, serta variabel situasi dan tempat. Sebab antara penutur dan lawan bicaranya melibatkan aktor ketiga dengan tujuan menyampaikan pesan penutur ketiga dari penutur kepada lawan bicaranya.
Salam hormat dalam bahasa Bima menggunakan sapaan ita' yang disertai kata nggomi' dan nama diri bagi yang lebih tua, serta sapaan ita yang disertai kata ariku atau nama pribadi bagi yang lebih muda. Kemudian, untuk posisinya, gunakan formulir untuk menyapa "kamu". Mengenai situasi dan tempat, gunakan bentuk sapaan ita. Ucapan hormat hormat juga terlihat pada penggunaan ra, ro dan ta’ yang diikuti dengan intonasi bahasa yang halus.
Bagi penutur yang kedudukannya lebih tinggi dari lawan tuturnya, maka penutur akan menggunakan sapaan ita, yaitu penghargaan atau rasa hormat penutur terhadap lawan bicaranya. Oleh karena itu, penulis mengusulkan kepada khalayak untuk menjaga etika berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam sistem sapaan, agar terjadi interaksi yang santun dan harmonis. Sebagai peneliti baru di masa depan, Anda dapat mendiskusikan aspek linguistik lainnya yang berkaitan dengan budaya masyarakat.