• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGINVESTIGASI PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DARI "BIG FIVE PERSONALITY" DI PLATFORM E-COMMERCE: PERAN MODERASI TEKANAN WAKTU DAN EMOSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENGINVESTIGASI PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF DARI "BIG FIVE PERSONALITY" DI PLATFORM E-COMMERCE: PERAN MODERASI TEKANAN WAKTU DAN EMOSI"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan penelitian pada variabel-variabel pembentuk perilaku pembelian impulsif di e-commerce. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri kepribadian Lima Besar mempengaruhi perilaku pembelian impulsif dengan peran moderasi tekanan waktu dan emosi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku pembelian impulsif konsumen pada platform e-commerce dipengaruhi oleh teori kepribadian Big Five (Agreeableness, Conscientiousness, Extraversion, Neutroticism, Openness) melalui peran moderasi tekanan waktu dan emosi.

Penelitian ini mengembangkan model yang mengkaji perilaku pembelian impulsif konsumen pada platform e-commerce berdasarkan teori kepribadian lima besar. Dimana perilaku pembelian impulsif dapat terjadi ketika konsumen mengalami dorongan untuk melakukan pembelian impulsif (Rook, 1987; Yang et al., 2021). Jadi jelas bahwa emosi juga berperan dalam perilaku pembelian impulsif konsumen.

Pembelian impulsif merupakan perilaku pembelian konsumen yang tidak terencana dan dilakukan langsung untuk membeli melalui platform e-commerce. Oleh karena itu, penelitian ini digunakan untuk mengetahui perilaku pembelian impulsif konsumen di e-commerce. Oleh karena itu, penelitian ini digunakan sebagai model untuk menyelidiki bagaimana perilaku pembelian impulsif terjadi karena tekanan waktu pada platform e-commerce.

Konsumen yang terlibat dalam perilaku pembelian impulsif lebih cenderung didorong oleh perasaan emosional dibandingkan pembeli biasa (Weinberg & Gottwald, 1982).

Penelitian Terdahulu

Menurut Shon & Lee (2017) kepuasan merupakan salah satu faktor utama emosi positif yang mendorong pembelian impulsif. Jika dibandingkan dengan emosi positif, emosi negatif dapat menguras energi konsumen sehingga mengakibatkan perilaku pembelian impulsif (Rook et al., 1993). Menurut Mano (1999), konsumen dengan emosi negatif cenderung lebih sering melakukan pembelian karena konsumen tersebut beranggapan bahwa dengan melakukan pembelian maka mereka bisa merasa bahagia.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku pembelian impulsif konsumen tidak lepas dari sikap emosional konsumen. Menurut Wang (2022), baik emosi positif maupun negatif dapat meningkatkan perilaku pembelian impulsif, namun kekuatan emosi negatif jauh lebih kuat sehingga dapat mendorong pembelian impulsif dengan lebih mudah. Oleh karena itu, perilaku pembelian konsumen bergantung pada kondisi emosi negatif dan positif konsumen itu sendiri.

Outcome lainnya yaitu extraversion, openness to change dan consentableness berpengaruh positif, conscientiousness dan neuroticism berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif online. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi hedonis (vs. utilitarian) didominasi oleh pemrosesan informasi secara afektif (vs. kognitif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak emosi positif yang dirasakan maka akan semakin banyak terjadi perilaku pembelian impulsif.Tekanan waktu saat berbelanja dapat memperkuat emosi negatif dan mengakibatkan peningkatan pembelian impulsif afektif dan peningkatan keterlibatan langsung dalam berbelanja dapat meningkatkan pembelian impulsif kognitif.

Dan hal ini juga menunjukkan bahwa pelanggan dengan loyalitas lebih besar terhadap platform e-commerce lebih besar kemungkinannya untuk mengadopsinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap materialisme, namun tidak memberikan dampak negatif. Perancang situs web e-niaga dapat menggunakan fitur desain ini untuk meningkatkan persepsi kepercayaan konsumen online terhadap situs web e-niaga.

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No.  Penulis  Judul Penelitian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Penulis Judul Penelitian

Pengembangan Hipotesis

Dalam konteks belanja e-commerce, kesenangan cenderung meningkatkan motivasi melakukan pembelian berdasarkan nilai-nilai yang mereka yakini (Schnack et al., 2021). Dengan demikian terlihat dengan conscientiousness yang mempunyai kecenderungan melakukan pembelian impulsif pada platform e-commerce. Ketiga, extraversion, konsumen yang mempunyai kepribadian ekstrovert, selalu aktif, mempunyai jiwa sosial, energik dan mempunyai emosi positif (Schnack et al., 2021).

Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa orang ekstrovert cenderung melakukan pembelian impulsif di platform e-commerce. Namun, ketika berbelanja, kepribadian neurotik cenderung melakukan pembelian impulsif, yang dianggap sebagai cara untuk mengatasi emosi (Schnack et al., 2021). Keterbukaan yang kelima adalah konsumen yang mempunyai kepribadian terbuka adalah konsumen yang sangat intelektual, terbuka dan kreatif (Turkyilmaz et al., 2015).

Dalam konteks berbelanja di e-commerce, kepribadian terbuka dapat meningkatkan pembelian impulsif karena mereka selalu mencari tren baru saat berbelanja (Wang et al., 2022). Tekanan waktu secara luas dianggap sebagai variabel situasional yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Liu et al., 2022). Namun ketika dihadapkan pada tekanan waktu, kehati-hatian kepribadian dapat menjadi moderasi yang menyebabkan kecenderungan konsumen melakukan pembelian impulsif saat berbelanja di e-commerce (Sohn & Lee, 2017).

Ketika dihadapkan pada tekanan waktu, kepribadian extraversion dapat menjadi faktor moderasi yang menyebabkan kecenderungan konsumen melakukan pembelian impulsif di e-commerce karena kepribadian ini mudah diajak berkomunikasi dan dipengaruhi oleh orang lain untuk melakukan pembelian (Sohn, & Lee 2017 ). Ketika dihadapkan pada tekanan waktu, keterbukaan kepribadian dapat menjadi moderasi yang menyebabkan kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian impulsif di e-commerce, karena kepribadian ini selalu mencari barang yang mengikuti tren untuk dibeli ketika berbelanja (Sohn & Lee 2017). Kepribadian ini merupakan kepribadian yang cenderung mendorong pembelian impulsif karena lebih sering menunjukkan emosi positif saat berbelanja (Wang et al., 2022).

Hal ini menunjukkan bahwa kehati-hatian dapat memoderasi perilaku pembelian konsumen saat berbelanja melalui e-commerce. Namun, neutrositisme kepribadian cenderung mendorong pembelian impulsif ketika berbelanja melalui e-commerce karena dianggap sebagai cara untuk mengatasi tekanan emosional negatif dalam diri konsumen (Wang et al., 2022). Kontras kepribadian dapat meningkatkan pembelian impulsif dengan menunjukkan emosi positif ketika melakukan aktivitas belanja e-commerce (Wang et al., 2022).

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Operasionalisasi dan Pengembangan Item Kuesioner .1 Defenisi Operasional
  • Teknik Analisis Data
    • Evaluasi Model Pengukuran 1). Uji Convergent Validity
    • Evaluasi Model Struktural

Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh sejumlah informasi guna mencapai tujuan penelitian. Item kuesioner telah dikembangkan dalam format kuesioner online menggunakan Google form dan didistribusikan kepada responden berdasarkan kriteria penelitian ini. Konstruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kepribadian The Big Five, pembelian impulsif, tekanan waktu dan emosi.

Kepribadian Besar merupakan ciri kepribadian manusia yang konsisten dan berkembang seiring berjalannya waktu dalam setiap situasi yang muncul dari dirinya (McCrae & Costa Jr, 1992). Kedua, conscientiousness yaitu selalu berhati-hati, tepat waktu, dapat diandalkan dan selalu mengatur kehidupan untuk menjadi pribadi yang disiplin (Awais et al., 2020). Ketiga, ekstroversi suka bersenang-senang, aktif, ceria, banyak bicara, mudah bergaul dan selalu optimis (Awais et al., 2020).

Keempat neutrotusisme tersebut adalah harga diri rendah, kesulitan komunikasi, takut ditipu, merasa cemas dan kurang percaya pada orang lain (Awais et al., 2020). Kelima, keterbukaan, wawasan luas, kreativitas, imajinasi dan rasa ingin tahu yang besar (Awais et al., 2020). Tekanan waktu terjadi ketika konsumen merasakan keterbatasan waktu dimana mereka memiliki lebih sedikit waktu daripada yang mereka perlukan untuk melakukan pembelian (Zhao et al., 2019).

Emosi adalah keadaan atau perasaan yang mewakili reaksi atau perilaku konsumen (Jie et al., 2022). Kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan masing-masing konstruk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepribadian Big Five, pembelian impulsif, emosi, dan tekanan waktu. Penelitian ini menggunakan teknik analisis persamaan struktural (SEM) sebagai analisis datanya dengan menggunakan software Smart-PLS 3.0.

SEM dianggap sebagai standar dalam analisis sebab akibat untuk menguji hubungan antar variabel (Hair et. al., 2011). Selanjutnya jika kita menggunakan SEM sebagai analisis fundamental yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa langkah untuk melakukan analisis tersebut. Pengujian dilakukan untuk mengukur tingkat keakuratan indikator yang digunakan untuk mengukur konstruk dengan mengukur besarnya korelasi antara konstruk dengan variabel laten.

Nilai external loading yang signifikan > 0,70 diindikasikan sebagai ukuran yang ideal atau valid sebagai indikator pengukuran konstruk (Hair et al., 2017).

Tabel                3.1  Pengembangan Kuesioner
Tabel 3.1 Pengembangan Kuesioner

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No.  Penulis  Judul Penelitian
Gambar 2.1  Kerangka Berpikir
Tabel                3.1  Pengembangan Kuesioner

Referensi

Dokumen terkait

Dan konsisten dengan hasil penelitian Rustiarini 2014 yang menyatakan bahwa Kepribadian Berhati-hati Conscientiousness tidak dapat memoderasi pengaruh stres kerja terhadap perilaku