• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGKAJI NILAI-NILAI MORAL DALAM FILM UP

N/A
N/A
Silvia P Mantiri

Academic year: 2024

Membagikan "MENGKAJI NILAI-NILAI MORAL DALAM FILM UP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MENGKAJI NILAI-NILAI MORAL DALAM FILM “UP”

DISUSUN OLEH:

SILVIA P. MANTIRI NIM: 20401003

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang nilai moral para tokoh dalam film “UP”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis nilai moral dalam film

“UP” dan untuk mengetahui jenis-jenis nilai moral yang terdapat dalam film

“UP”. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan penelitian kualitatif deskriptif.

Sumber data diambil dari keseluruhan film “UP” dan transkrip film “UP” yang menitikberatkan pada penggunaan nilai-nilai moral dan jenis-jenis nilai moral.

Mereka terdiri dari 100 halaman sebagai data. Temuan penelitian ini, dalam film

“UP”, ditemukan beberapa nilai moral yang terjadi. Jenis-jenis nilai moral dalam film “UP” adalah; pantang menyerah, altruisme, cinta dan kesetiaan, rasa hormat, saling membantu, keberanian dan disiplin diri. Dari penelitian ini, peneliti berharap setelah membaca penelitian ini, pembaca memahami tentang nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: Film, Nilai Moral.

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, kasih karunia, dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM FILM UP” yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) program studi Sastra Inggris.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak bisa terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;

1. Keluarga

2. Dosen mata kuliah Parabelem Rompas dan Marco Laluan

3. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk hasil kedepannya yang lebih baik. Penulis sangat berharap kiranya skripsi ini boleh dapat bermanfaat dan berguna bagi semua orang.

Tondano, 15 November 2021

Penulis

(4)

Daftar Isi

ABSTRAK...2

KATA PENGANTAR...3

BAB I...5

PENDAHULUAN...5

A. Latar Belakang...5

B. Identifikasi Masalah...6

C. Ruang Lingkup dan Batasan Studi...7

D. Rumusan Masalah...7

E. Tujuan Penelitian...7

F. Manfaat Penelitian...7

BAB II...9

TINJAUAN PUSTAKA...9

A. Kerangka Teori...9

1. Pengertian Moral...9

2. Pengertian dari Nilai...10

3. Pengertian Nilai Moral...11

4. Jenis-Jenis Nilai Moral...12

5. Fungsi Nilai Moral...17

6. Deskripsi Film “UP”...18

B. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan...19

C. Kerangka Konseptual...20

BAB III...21

METODE PENELITIAN...21

A. Desain Penelitian...21

B. Sumber Data...21

C. Teknik Pengumpulan Data...21

D. Teknik Analisis Data...22

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Sastra sebagai karya fiksi dan imajinatif menyediakan bahasa dan nilai estetika yang dominan. Imajinasi dan estetika adalah konsep dasar dari seni pribadi, sedangkan bahasa adalah ciri khas suatu wadah yang memuat karya sastra tersebut sehingga berbeda dengan karya lainnya. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karya sastra adalah imajinasi pribadi yang diciptakan dengan mengungkapkan ide, karya sastra dapat berbentuk novel, prosa, puisi, film, drama dan karya sastra lainnya. Salah satu contoh karya sastra yang sangat diminati yaitu berbentuk film, film adalah bentuk seni visual yang digunakan untuk mensimulasikan pengalaman yang mengkomunikasikan ide, cerita, persepsi, perasaan, keindahan, atau suasana dengan merekam gambar yang diprogram.

Menonton film dapat membuat penonton mendapatkan kesenangan dan melupakan kehidupan sehari-hari sehingga merasa masuk ke dalam film tersebut melalui karakter dalam film itu.

Berdasarkan pengalaman penulis, beberapa orang terutama sebagian besar mahasiswa di Sastra Inggris menonton film hanya untuk kesenangan saja tetapi tidak mengerti makna, tujuan, dan pesan dari film yang mereka tonton. Namun, jika kita menontonnya dan memahami lebih dalam lagi, menonton film bukan sekedar menonton saja tapi memahami pesan nilai moral yang terkandung dalam film tersebut. Film yang bagus mangandung banyak pesan-pesan di dalamnya contohnya pesan pendidikan. Salah satu tujuan pesan pendidikan contohnya adalah perilaku baik yang mencerminkan pesan agama, pesan moral, dan pesan pendidikan. Salah satu pesan yang ditangkap peneliti dalam film tersebut adalah tentang nilai moral. Salah satu faktor penting mengapa nilai moral harus untuk dipelajari yaitu perlunya akhlak yang baik pada manusia yang meliputi pikiran yang kuat, hati, dan kemauan yang berkualitas, seperti kejujuran, empati, perhatian, disiplin diri, ketekunan, dan dorongan moral yang kuat untuk dapat bekerja dengan cinta.

(6)

Moral berasal dari bahasa latin 'mos' yang berarti moral dan nilai. Moral ini didasarkan pada penentuan benar dan salah. Nilai berarti standar yang digunakan untuk mendefinisikan sesuatu dan dianggap sebagai kebiasaan. Dengan kata lain, nilai moral adalah sikap standar yang didasarkan pada penentuan pemikiran benar dan salah oleh mereka yang membuat standar moral. Dalam jurnal Desfika Beti U,

& Restu Arini (2017), An analisis nilai-nilai moral dalam novel tuan kecil fautleroy Buernett ke Esteban sebagai dikutip oleh Adisusilo (1990, p57) menyatakan bahwa “Nilai moral adalah kebenaran universal” yang dianggap baik dan penting oleh manusia; mereka adalah prinsip-prinsip etika yang ia berjuang untuk mencapai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah cita-cita yang melampaui semua waktu dan ruang; yang berlaku untuk semua pria tanpa memandang ras atau agama; yang menyatukan orang asing, keluarga, bangsa – seluruh umat manusia – dengan Tuhan.". Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa nilai-nilai moral sangat penting untuk dipahami karena dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Nilai moral juga dapat tercermin dalam sebuah karya sastra. Salah satunya adalah film.

Selain menghibur, film juga memberikan banyak moral kepada penontonnya nilai- nilai yang terkandung dalam cerita tentang makna hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti tertarik untuk meneliti film “UP” karena dalam film ini ada pesan moral. Pesan moral merupakan bagian penting yang harus diperoleh, guna menambah pengetahuan tentang nilai kehidupan. Dalam hidup ini tidak hanya mendapatkan pengetahuan intelektual tetapi juga pengetahuan tentang moral. Penulis memilih film ini karena film ini adalah jenis film karton atau animasi, ceritanya tidak membosankan sehingga membuat peneliti menikmati film “Naik” ini. NS bahasa yang digunakan juga mudah dipahami. Penelitian ini berfokus pada analisis nilai moral dalam film “Naik”. Penulis berharap penelitian ini dapat menekankan pentingnya moral nilai- nilai kepada pembaca. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melakukan penelitian untuk menyelidiki nilai-nilai moral dalam film “Up” di bawah judul

Analisis Nilai Moral dalam Film 'Naik'”.

B. Identifikasi Masalah

1. Beberapa siswa bahasa Inggris tidak mengetahui nilai-nilai moral

(7)

2. Sebagian besar siswa bahasa Inggris tidak tahu bagaimana mengidentifikasi nilai-nilai moral dalam cerita.

3. Siswa mengalami kesulitan untuk mengklasifikasi jenis-jenis nilai moral.

C. Ruang Lingkup dan Batasan Studi

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang karya sastra dalam bentuk film. Dan batasan penelitian ini membahas tentang jenis-jenis nilai moral yang digunakan dalam sebuah film khususnya pada film “Up” oleh Pete Docter &

Bob Peterson

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis nilai moral dalam film “UP”?

2. Apa nilai moral yang terkandung dalam film “UP”?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis-jenis nilai moral dalm film “UP”.

2. Mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam film “UP”

F. Manfaat Penelitian Manfaatnya bisa secara teoritis:

a) Teoritis

Penulis berharap hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada pembaca tentang nilai-nilai moral dalam Film “Naik” yaitu diukur berdasarkan jenis-jenis nilai moral.

b) Praktis

Penulis berharap hasil penelitian dapat digunakan untuk:

1. Pembaca, untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai moral dalam Film "Naik".

(8)

2. Guru atau dosen, sebagai informasi untuk lebih memahami nilai-nilai moral dalam Film "Naik".

3. Penulis berharap dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan studi sastra, khususnya yang yang tertarik dengan studi sastra.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Dalam bab ini, peneliti ingin menjelaskan tentang pengertian moral, pengertian nilai, pengertian nilai moral, jenis-jenis nilai moral, fungsi nilai moral dan deskripsi film “Up”.

1. Pengertian Moral

Istilah moral ini sering juga disebut sebagai akhlak, budi pekerti, ataupun susila. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu.

Moral adalah perbuatan, tingkah laku, atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral merupakan produk dari budaya dan Agama.

Moralitas berfungsi sebagai arahan atau ajaran bagi makhluk sosial untuk memiliki akhlak yang mulia sehingga menjadi bagian dari manusia yang baik dan dapat meninggalkan perilaku yang buruk. Makhluk sosial dapat dikatakan tidak bermoral jika tidak berperilaku sesuai dengan moralitas yang benar. Moralitas adalah salah satu perbandingan antara perilaku yang benar dan salah. dengan kata lain, moralitas adalah pembatas antara apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Menurut Keraf (1990:20) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87-100. Sedangkan menurut pendapat Kelley (1992: 56) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87- 10 menyatakan bahwa moralitas memiliki arti yang sama dengan kode, doktrin, atau sistem aturan yang diakui tentang perilaku yang benar atau salah. subjek moralitas bervariasi tetapi harus berhubungan dengan "kewajiban" orang-ke-orang dan orang-ke-hewan, dan hubungan orang-ke-lingkungan. Oleh karena itu, poin moralitas meliputi hubungan dalam pernikahan, disiplin, kejujuran, transaksi bisnis, kontrak, membesarkan anak, dll. Oleh karena itu, dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa moralitas adalah ilmu yang mempelajari cara kerja

(10)

moral dan cara pandang moral itu sendiri. Moralitas juga berkaitan dengan manusia dan wataknya dalam kehidupan makhluk sosial. Sehingga akhlak akan terus terpaut dalam kehidupan makhluk sosial.

2. Pengertian dari Nilai

Pada dasarnya nilai adalah suatu konsep umum atau gagasan yang merujuk pada hal-hal yang dianggap benar, baik, berharga, penting, indah, pantas, dan dikehendaki oleh masyarakat secara umum di dalam kehidupannya. Schwartz (1994: 87) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87- 100 mengemukakan bahwa nilai adalah desain yang menggambarkan keyakinan individu atau kelompok pemikiran. himpunan nilai yang ditetapkan untuk setiap bagian dari sistem nilai. Nilai dianggap sebagai individu dalam semua makhluk sosial. Adalah mungkin untuk mengkategorikan hampir semua nilai spesifik dari sistem pemikiran yang berbeda.

Schwartz (1992: 35) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87-100. Dijelaskan pula bahwa nilai merupakan arah suasana kondisi yang diinginkan dan hampir sama dengan kepentingan yang dijadikan sebagai pengarah pedoman dalam kehidupan seseorang atau makhluk sosial lainnya. Nilai sebagai keyakinan atau tujuan yang penting dan abadi yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik.

Ada dua kelas nilai non-moral yang dibahas dalam etnisitas, salah satunya adalah "nilai subjek" dan "nilai baik". kedua nilai tersebut memiliki cara yang berbeda. Contoh "nilai mata pelajaran" adalah nilai kehidupan, kebangkitan, dan kekuatan mental. Sedangkan nilai-nilai kebaikan, misalnya sebutan kekayaan, artikulasi, dan hari raya.

Sebagai contoh yang diberikan dalam penelitian ini adalah apakah orang jujur akan menang atas pencuri jika barang yang dicuri entah bagaimana tidak berharga? Apa yang bisa dicuri oleh satu orang? Yang bisa dihargai orang lain sebagai pemilik bukan hanya barang tapi kejujuran, kalau itu nilai moral, tentu bersandar pada nilai positif barang. Ini pada dasarnya tergantung pada nanti.

(11)

seperti hal yang nyata, posisi ideal dari semua strata yang berbeda. Nilai moral secara inheren lebih tinggi dari nilai barang dan nilai subjek menurut Hartmann.

Nilai moral harus melekat pada karakter makhluk sosial, terutama pada hakikatnya, tetapi juga pada karakter yang dibangun dan diekspresikan dalam kegiatan tersebut. Hanya tindakan atau karakter yang secara moral baik dan jahat.

Kesimpulannya, karena mempertimbangkan nilai moral suatu tindakan tidak tergantung pada nilai apa yang dimaksudkan tetapi pada nilai moral cita-cita, nilai moral suatu tindakan tidak tergantung pada keberhasilan tindakan, tetapi hanya pada moral. nilai kepeduliannya. Jika makhluk sosial ingin melakukan hal-hal yang baik secara moral, tetapi karena alasan lain, itu tidak berhasil, maka kegagalan bukanlah bentuk kegagalan moral. Menurut pendapat definisi dan peniruan nilai di atas, nilai berkaitan dengan setiap individu dalam kehidupan dan sesuatu dalam objek sosialnya. Nilai dapat diartikan sebagai keyakinan individu dan budaya dalam aktivitas kehidupan sebagai makhluk sosial.

3. Pengertian Nilai Moral

Nilai moral adalah suatu nilai yang menjadi standar baik atau buruk. Moral sendiri memiliki makna (ajaran tentang) baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Jacobs (2002:4) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87-100. mengungkapkan bahwa teori moral berkaitan dengan penerapan, tentang apa yang harus dilakukan orang untuk orang lain. Mereka membuat tuntutan tentang tugas mana yang didahulukan daripada yang lain ketika ada yang salah. Mereka membuat tuntutan tentang moral apa yang diperlukan dan apa yang dicegah. namun, ketika seseorang membayangkan teorinya, seseorang menghadapi banyak masalah yang tidak menyangkut apa yang harus dilakukan atau bagaimana seseorang harus menilai tindakan tersebut. Orang mungkin menemukan bahwa nilai-nilai moral itu objektif. Dengan kata lain, mungkin sebagian orang beranggapan bahwa nilai moral benar-benar terbentuk dari keinginan dan minat yang kebetulan dimiliki orang sebagai makhluk sosial. Terlepas dari nilai-nilai moral, teori moral sering membuat asumsi tentang alam dan penilaian. Sebuah teori mungkin

(12)

mengandaikan bahwa dalam membuat asumsi moral orang dapat menggambarkan sikap atau perasaan daripada fakta moral atau mungkin berpendapat bahwa penilaian moral yang benar selalu mutlak tentang norma dan dukungan dari diri kita sendiri atau budaya masyarakat lain. Selalu ada komitmen dan asumsi latar belakang yang tidak dinyatakan secara jelas dan dapat menjadi sangat penting bagi bentuk dan isi teori moral.

Ada banyak teori yang berpendapat bahwa nilai moral bukanlah ekspresi, minat, perhatian, atau perasaan seseorang karena nilai atau tujuan. Namun, ada alasan moral objektif. Beberapa dari mereka juga berpendapat bahwa benar, salah, baik, buruk, 10 wajib, dan sifat moral lainnya tergantung pada perasaan, keputusan, atau perspektif. Dalam pandangan ini ada nilai-nilai moral yang gagal kita tanggapi - kita tidak menetapkan, memilih, atau menciptakannya. Dan menurut pendapat Schwartz dan Boenke (2004: 230-255) dalam Journal of English Language and Education Journal (DLEJ), 87-100 menyatakan moral juga berkaitan dengan perbedaan antara perilaku yang benar atau salah, prinsip, kebiasaan standar mengenai benar atau salah sifatnya.

Nilai adalah esensi, tujuan, atau standar sosial yang dipegang oleh individu, kelas, masyarakat, dll. Pada dasarnya, nilai moral adalah hubungan antara keyakinan, karakter, dan tindakan setiap individu. Berdasarkan penjelasan mengenai nilai moral di atas, peneliti menyimpulkan bahwa nilai moral adalah salah satu perbuatan baik dan buruk yang mengatur karakter individu itu sendiri sebagai makhluk sosial. Moral individu dapat berasal dari masyarakat dan pemerintah dan dapat berubah karena perubahan hukum dan moral masyarakat.

4. Jenis-Jenis Nilai Moral

Menurut Bertens,K., Etika.(Jakarta: Kanisius, 2013), hlm. 141-117., ada empat jenis nilai moral. Ada sebagai berikut;

a) Nilai moral berkaitan dengan tanggung jawab

Nilai moral berkaitan dengan kepribadian manusia, namun selain itu peneliti juga secara otomatis dapat menyebutkan nilai-nilai lain. Nilai

(13)

moral membuat orang salah atau tidak, karena mereka memiliki tanggung jawab. Terutama nilai moral berkaitan dengan kepribadian manusia yang bertanggung jawab. Nilai moral hanya bisa menjadi nyata dalam tindakan sepenuhnya jika menjadi tanggung jawab orang yang terlibat.

b) Nilai moral yang berhubungan dengan kesucian hati

Semua nilai perlu di wujudkan, karena memiliki daya persuasif maka harus di amalkan. Misalnya nilai estetika, harus diamalkan, memainkan komposisi musik atau lainnya. Setelah itu hasilnya, lukisan ingin ditampilkan, dan musik ingin didengarkan. Untuk membuat nilai moral menjadi nyata, dapat dihimbau dari hati yang murni. Salah satu ciri khusus dari nilai moral adalah nilai ini akan menimbulkan suara hati yang murni untuk menuduh kita jika bertentangan dengan nilai moral dan memuji kita jika membuat nilai moral.

c) Moral terkait dengan kewajiban

Nilai moral mewajibkan kita secara mutlak dan tidak dapat dikompromikan. Nilai-nilai lain harus nyata dan diakui, misalnya nilai estetis. Orang yang edukatif dan berbudaya akan mengakui dan menikmati nilai estetis, tetapi orang yang cuek tidak bisa kita salahkan. Nilai moral mewajibkan kita seperti itu tanpa persyaratan. Misalnya, kejujuran memerintahkan kita untuk mengembalikan barang yang dipinjam, suka atau tidak suka, karena nilai moral mengandung kategori imperatif. Dalam nilai lain misalnya, jika pemain bulu tangkis ingin menjadi juara, ia harus berusaha keras. Menjadi juara itu wajib, tapi ada batasannya.

d) Moral terkait dengan formalitas

Nilai-nilai moral tidak dapat berdiri sendiri tanpa nilai-nilai lain.

Meskipun nilai moral merupakan nilai tertinggi yang harus kita hormati, namun tetap berada di atas tanpa nilai-nilai lainnya. Nilai moral tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai lainnya. Misalnya seorang tenaga penjual menerapkan nilai-nilai moral dengan menerapkan nilai-nilai ekonomi.

Nilai-nilai moral tidak ada artinya tanpa nilai-nilai lain. Ini adalah bentuk formalitas.

(14)

Menurut Lickona, Thomas dalam buku berjudul “Mendidik Karakter”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 85-99. Ada tiga jenis pendidikan nilai moral dalam kehidupan manusia:

a. Pengetahuan moral

Pengetahuan moral adalah nilai moral yang memiliki enam hal penting, yaitu:

kesadaran moral, mengetahui nilai-nilai moral, mengutip perspektif, penalaran moral, pengambilan keputusan, dan pengetahuan diri. Misalnya nilai dalam mengetahui moral sebagai hal yang penting bagi kehidupan sosial. Ada;

Tanggung Jawab, Rasa Hormat, Keadilan, Toleransi, Kebijaksanaan, dan Demokrasi.

1. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain. kita menghormati orang lain, itu berarti kita menghormati mereka. Jika kita menghargai mereka, itu berarti kita merasa bertanggung jawab untuk menghormati kesejahteraan mereka. Tanggung jawab adalah keharusan untuk bersama, jangan mengabaikan orang lain hanya karena keadaan yang sulit. Tanggung jawab mendorong ke arah yang positif untuk saling melindungi.

2. Rasa Hormat

Rasa hormat menunjukkan penghargaan kita terhadap harga diri orang lain atau apapun selain diri kita sendiri. Menghargai diri menuntut agar kita memperlakukan apa yang ada dalam hidup kita sebagai manusia yang memiliki kodrat. Menghormati orang lain menuntut kita untuk memperlakukan semua orang bahkan mereka yang membenci kita, yang harus kita lakukan dengan baik dengan melindungi alam dan lingkungan.

3. Keadilan

Keadilan adalah sikap yang menuntut kita untuk memperlakukan orang secara setara dan tidak membeda-bedakan.

4. Toleransi

Toleransi adalah semacam cerminan dari sikap menghargai. Meski toleransi bisa menyatu menjadi relativisme yang netral untuk menghindari

(15)

berbagai prasangka tentang etika, toleransi pada akhirnya merupakan tanda dari salah satu makna hidup yang beradab. Menurut Lickona, “toleransi adalah sikap yang memiliki tujuan kesetaraan dan bagi mereka yang memiliki pemikiran, ras”, keyakinan dan latar belakang. Toleransi adalah sesuatu yang menjadikan dunia setara dengan berbagai bentuk perbedaan.

5. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah kemampuan berpikir dan bertindak dengan menggunakan pengetahuan, pengalaman, pemahaman, akal sehat, dan wawasan. Kebijaksanaan telah dianggap sebagai salah satu dari empat kebajikan utama dan sebagai kebajikan, itu adalah kebiasaan atau disposisi untuk melakukan tindakan dengan tingkat kecukupan tertinggi dalam keadaan apa pun. Kebijaksanaan merupakan salah satu reaksi emosional

“Nafsu” bahwa seseorang yang memiliki prinsip, akal dan pengetahuan akan mampu mengendalikan tindakan yang dilakukannya. Pada dasarnya, Orang bijak memiliki kualitas pengetahuan, dan memiliki kapasitas untuk menggunakannya.

6. Demokrasi.

Demokrasi adalah sikap yang membentuk masyarakat yang maknanya berasal dari proses kebetulan, argumen yang masuk akal, dan pengambilan keputusan yang demokratis. Demokrasi adalah cara terbaik untuk menjamin keamanan hak-hak setiap individu dan juga untuk mengangkat kepentingan kepentingan bersama.

b. Moral feeling

Moral feeling merupakan sumber energi dari manusia untuk bertindak berdasarkan prinsip moral. Ada enam aspek emosional yang harus dirasakan seseorang untuk menjadi manusia yang bermoral dan berkarakter, yaitu: hati nurani, harga diri, empati, cinta, pengendalian diri, dan kerendahan hati. Misalnya nilai dalam perasaan moral sebagai hal yang penting bagi kehidupan sosial. Ada;

Altrusim, Cinta dan kesetiaan, dan juga disiplin diri.

1. Altruisme

(16)

Altruisme adalah bentuk kepedulian kita terhadap kesejahteraan orang lain. Ini adalah kebajikan tradisional di banyak budaya, dan aspek inti dari banyak tradisi keagamaan.

2. Cinta dan Kesetiaan

Cinta adalah perasaan positif yang mungkin Anda miliki atau ekspresikan untuk orang atau benda lain. Cinta lebih dari sekedar setia dan hormat. Cinta dapat ditunjukkan kepada teman-teman terkasih, sayang kepada tetangga, yang juga suka membenci kita. Dan menekankan tanggung jawab seumur hidup untuk mengatakan kepada keluarga.

Loyalitas adalah keadaan atau kualitas kesetiaan, kesetiaan pada komitmen atau kewajiban. Loyal dapat ditunjukkan kepada keluarga, kepada pekerjaan, kepada sekolah, dan kepada organisasi dan lembaga lain yang bertanggung jawab kepada kita. Orang yang loyal biasanya siap mendukung, siap melayani, siap membantu dan dipercaya dalam menepati janji yang konsisten. Sifat dapat dipercaya adalah jujur, dapat diandalkan, berani melakukan hal yang benar, membangun reputasi yang baik, setia.

3. Disiplin diri

Disiplin diri adalah sikap di mana kita tidak mengikuti keinginan hati yang mengarah pada penghancuran harga diri, tetapi mengejar apa pun yang baik bagi kita, dan mengejar tingkat keinginan yang sehat atau positif yang sesuai. Disiplin diri juga membentuk kita agar tidak mudah puas dengan apa yang telah diraih, dengan mengembangkan kemampuan, bekerja dengan tujuan manajemen waktu, dan menghasilkan sesuatu yang berarti untuk dijalani.

a) Tindakan Moral

Moral adalah moral yang dapat diterapkan ke dalam tindakan nyata. Untuk mengetahui apa yang mendorong seseorang berperilaku baik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu: kompetensi, kemauan, kebiasaan. Misalnya nilai dalam tindakan moral sebagai hal yang penting bagi kehidupan sosial. Ada;

keberanian, kerjasama, dan pantang menyerah.

1. Keberanian

(17)

Keberanian adalah menghadapi (sesuatu yang melibatkan kemungkinan konsekuensi malang atau bencana) atau bertahan (sebagai kesulitan) digunakan dengan pengendalian diri dan penguasaan air mata dan sering dengan tujuan tertentu dalam bersaing. Keberanian mampu menghadapi bahaya atau menanggung rasa sakit atau kesulitan tanpa menyerah pada rasa takut. Keberanian adalah kualitas yang memungkinkan seseorang melakukan hal-hal yang berbahaya atau menakutkan, kualitas atau keadaan berani.

2. Saling membantu

Saling membantu adalah saling membantu untuk mengetahui hal ini,

“tidak ada yang mampu hidup sendiri di pulau dan dunia yang semakin membutuhkan”. Oleh karena itu kita harus bersama-sama mencapai tujuan dalam pekerjaan yang pada dasarnya sama dengan diri sendiri. usaha pertahanan

3. Pantang menyerah

Pantang menyerah adalah percaya pada diri sendiri. Yakin bisa melakukan hal yang tidak mungkin, dan menerima arti “kegagalan”.

Pengembangan Karakter yang ada saat ini merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak pernah berhenti selama sebuah masyarakat itu ada.Proses yang sedang berlangsung adalah penanaman karakter dalam mewujudkan nilai-nilai moral. Dari teori di atas, ada 2 teori yang menyatakan jenis-jenis moral.Pertama menurut teori Bertens yang menyatakan ada 4 jenis nilai moral, yaitu; nilai moral yang berkaitan dengan tanggung jawab, nilai moral yang berkaitan dengan kesucian hati, nilai moral yang berkaitan dengan kewajiban, dan moral yang berkaitan dengan formalitas.Sedangkan menurut teori Lickona, jenis- jenis nilai moral terdiri dari pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Lickona.

(18)

5. Fungsi Nilai Moral

Menurut rancangan kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana dikutip dari Zuriah, fungsi atau kegunaan pendidikan akhlak dan budi pekerti bagi peserta didik adalah sebagai berikut.

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan perilaku peserta didik yang telah melekat pada keluarga dan masyarakat. Penyaluran, yaitu membantu peserta didik dengan bakat tertentu untuk berkembang dan memperoleh manfaat yang optimal sesuai dengan budaya bangsa.

b) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan siswa dalam perilaku sehari-hari.

c) Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.

d) Cleaner, yaitu membebaskan diri dari penyakit hati seperti kesombongan, keegoisan, kecemburuan, dan iri hati. Sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang berdasarkan ajaran agama dan budaya bangsa. f) Filter, yaitu menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti.

6. Deskripsi Film “UP”

Menurut (Effendi, 1986, hlm. 239) dalam jurnal Dialectical literature and education (DLEJ) menjelaskan bahwa “Film diartikan sebagai alat koreksi budaya dan seni. Film sebagai media komunikasi adalah alat perpaduan berbagai teknologi seperti fotografi dan rekaman suara, seni rupa, seni teater, sastra, seni arsitektur dan musik. Menurut Nurgiantoro dalam (Albarikah 2017: 4) dalam film Dialectical literature and education journal (DLEJ) yang merupakan cerminan dari Kehidupan sosial masyarakat ini juga mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh yang sesuai dengan pandangannya tentang akhlak.

diharapkan dapat mengambil pesan moral yang disampaikan dalam film. Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa menonton film merupakan salah satu kegiatan yang banyak disukai oleh masyarakat. menonton film, penonton.

Penonton bisa mendapatkan nilai-nilai moral baik yang terkandung dalam film tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

(19)

Ide film "Up" datang dari sutradara Peter Docter, yang menghadirkan konsep film dengan animasi. Film yang telah didistribusikan oleh Walt Disney Picture ini tentunya banyak memberikan kerjasama antara beberapa bagian yang berperan dalam proses pembuatan Film “UP” ini. Butuh waktu lama, dalam proses pembuatan film ini, hingga akhirnya pada 29 Mei 2009 berhasil dirilis di Amerika Serikat dan mulai masuk ke Indonesia pada 29 Juli 2009.

Film ini menceritakan tentang seorang kakek bernama Carl Fedriksen yang berusaha mewujudkan cita-cita mendiang istrinya Ellie untuk pergi ke Paradise Falls. Dalam rencananya untuk membawa rumah yang telah dibangunnya bersama Ellie ke Paradise Falls, Mr.Carl didampingi oleh seorang pramuka bernama Russell yang bersih dan bertekad untuk membantu Mr.Carl mendapatkan lencana untuk membantu para lansia. Mr.Carl pindah rumahnya menggunakan balon berisi Helium. Mereka terdampar di suatu tempat yang tidak jauh dari Paradise Falls dan melanjutkan perjalanan mereka... Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Kevin (sejenis unggas dengan bulu berwarna-warni), Dug (anjing yang bisa bicara), Charles Muntz (Petualang yang terkenal dengan ambisinya) ... Cerita ini diwarnai dengan banyak komedi tentang perilaku lucu Russell, dan mengajarkan banyak pesan moral. Dan juga genre film ini adalah komedi petualangan.

B. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan

Untuk memperjelas dan membedakan penelitian ini, peneliti memberikan beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan nilai moral penelitian.

1. Rizha Wijayaningdyah, Bejo Sutrisno (2018) telah menganalisis nilai moral dalam film “Chicken Run”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakterisasi film tersebut. Disimpulkan bahwa mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam film dalam pencarian karakter utama untuk mencapai impian.

2. Yohanes Johardianto, Siane Herawati, Maria G. Sri Ningsih (2018) Universitas Malang, Analisis Nilai Moral dalam Film 47 Ronin. Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai moral dalam film “47 Ronin”, yang mungkin sangat bermanfaat bagi peneliti sendiri, para pembaca, dan peneliti

(20)

lain yang mungkin membutuhkannya sebagai sumber informasi. Dan temuan penelitian jurnal ini adalah nilai moral yang terdapat dalam film ini, nilai moral yang disampaikan dalam film ini, dan pesan terakhir yang dapat disampaikan kepada penontonnya. Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menemukan beberapa nilai moral yang terkandung dalam film tersebut, seperti keramahan, toleransi, dan penerimaan, kepercayaan diri, tekad, kejujuran. Sikap positif, inisiatif, dan keberanian, motivasi, harga diri.

C. Kerangka Konseptual

Pada pembahasan sebelumnya terdapat beberapa data berupa pemahaman moral, pemahaman tentang nilai dan pemahaman tentang makna nilai moral, jenis-jenis nilai moral, pemahaman film, serta beberapa penjelasan ahli tentang nilai moral. Dalam menganalisis nilai moral ada beberapa metode dan teknik dalam mengumpulkan data tentang nilai moral. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dimana metode ini merupakan data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Teknik yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah: mendefinisikan, menjelaskan, dan mengklarifikasi informasi tentang nilai-nilai moral dalam film “Naik”. Tujuannya untuk mendapatkan nilai moral yang terkandung dalam film “Naik”.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti menjelaskan tentang metodologi penelitian yang terdiri dari desain penelitian, sumber data, teknik data dan teknik analisis data.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini merupakan penelitian terhadap jenis-jenis nilai moral yang terdapat dalam film “Naik”. Metode deskriptif kualitatif, mengumpulkan data dari naskah film “Naik” dan menganalisis nilai-nilai moral berdasarkan jenisnya. Studi kepustakaan juga dilakukan dalam mengumpulkan data yang relevan dengan materi pelajaran, guna mengetahui hal-hal yang dapat mendukung kegiatan membaca dan menulis. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis jenis-jenis nilai moral masing-masing karakter dalam film “Up” dan peneliti melakukan penelitian di perpustakaan UMSU.

B. Sumber Data

Data diambil dari film "Naik". Analisis data difokuskan pada jenis nilai moral yang terkandung dalam transkrip film “Naik”. Kesimpulannya ada beberapa jenis nilai moral yang digunakan dalam film “Naik” ini. Ada 100 halaman naskah film yang telah dianalisis

(22)

C. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa langkah untuk mencari informasi yang relevan. Proses pencarian data dimulai dengan mencari referensi dari informasi umum ke informasi khusus, yang dapat disajikan dalam langkah-langkah berikut:

1. Menemukan artikel, buku, dan jurnal yang relevan untuk mendapatkan informasi lebih rinci terkait dengan masalah yang dibahas oleh peneliti sebagai mendukung dalam penelitian.

2. Memilih deskripsi materi penting yang berkaitan dengan nilai moral dari sumber tertentu

3. Peneliti memilih film “Naik”.

4. Peneliti menonton dan mengulang film “Naik”.

5. Download dan juga copy script dari internet.

6. Baca naskah untuk mendapatkan klausa yang mengandung nilai moral.

7. Menggarisbawahi teks yang terdiri dari jenis-jenis nilai moral.

D. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono, P. D. (2016): mengatakan “kegiatan menganalisis data secara kualitatif akan dilakukan secara interaktif dan berlanjut sampai selesai. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan analisis deskriptif, kegiatan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

a. Reduksi Data difokuskan pada data penting dan temuan tema, dan menghilangkan data yang tidak perlu. Oleh karena itu, reduksi data memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga peneliti mudah menemukan data yang dibutuhkan. Dalam mereduksi data ini, peneliti hanya memfokuskan penelitian ini pada nilai-nilai moral dalam film “Naik”.

b. Tampilan data merupakan langkah selanjutnya setelah reduksi data. Dalam pendekatan kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk karangan pendek. Miles dan Huberman menyatakan itu. “Bentuk penyajian data penelitian kualitatif yang paling umum di masa lalu adalah teks naratif.”

c. Penarikan kesimpulan/ verifikasi. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan

(23)

verifikasi. Kesimpulan awal yang diajukan masih bersifat sementara, dan berubah jika tidak ditemukan bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui pengelolaan pendidikan nilai- nilai moral berbasis keteladanan (2) Mengetahui peranan guru (3) Mengetahui hambatan dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi jenis-jenis implikatur pada dua film yang berbeda kategori usia tersebut (2) mengetahui jenis-jenis teknik

Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui frekuensi kemunculan adegan kriminalitas dalam film Seriga Terakhir, dan jenis kriminalitas yang terdapat dalam film

Hasil penelitian menunjukan, pesan moral yang terdapat dalam film Trash yaitu Moral Hubungan manusia dengan Tuhannya berupa berdoa dan percaya pada Tuhan, moral

Objek utama dari film ini adalah Konflik yang timbul didalam rumah tuan Park,untuk mengetahui makna nilai apa saja yang disampaikan dalam film tersebut.. Dalam

Nilai moral “ sopan santun “ terdapat dalam film La Vie En Rose. Sikap dan perilaku yang tertib sesuai dengan adat istiadat atau norma – norma yang berlaku didalam masyarakat.

Hasil penelitian yang telah dideskripsikan yaitu film animasi “The Boss Baby” mengandung nilai moral yang baik untuk anak usia sekolah dasar antara lain nilai

Hasil Penelitian “Pesan Yang Tersembunyi Latent Message” Untuk Pesan Moral Dalam Film Berjudul “Kita Versus Korupsi” Pesan moral yang terdapat dalam film omnibus berjudul “Kita