• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengubah Fixed Mindset Menuju Growth Mindset

N/A
N/A
Helista

Academic year: 2023

Membagikan "Mengubah Fixed Mindset Menuju Growth Mindset"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Mengubah Fixed Mindset Menuju Growth Mindset: Mengatasi Hambatan Diri untuk Pertumbuhan Pribadi

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan pada tantangan, kegagalan, dan peluang baru.

Namun, bagaimana kita merespons situasi-situasi tersebut sangat dipengaruhi oleh pola pikir kita.

Pola pikir adalah kerangka mental yang membentuk pandangan kita terhadap diri sendiri, kemampuan, dan potensi. Fixed Mindset dan Growth Mindset adalah dua pendekatan yang mencirikan cara kita berhubungan dengan kesulitan dan pertumbuhan. Dalam tulisan ini, saya akan menjelajahi tiga pernyataan Fixed Mindset saya yang pernah saya alami dan bagaimana saya dapat mengubahnya menjadi Growth Mindset.

Fixed Mindset Pertama: “Saya Tidak Bisa Melakukan Ini”. Pernyataan ini mencerminkan

ketidakpercayaan diri yang sering menghalangi saya untuk mengambil langkah maju. Ketika saya merasa tidak mampu melakukan sesuatu, saya cenderung menghindari situasi tersebut. Mungkin itu berkaitan dengan pekerjaan baru, keterampilan yang belum dikuasai, atau bahkan tantangan sosial.

Jadi saya ubah ke Growth Mindset: "Saya Bisa Mengatasi Tantangan Ini dengan Upaya dan Pembelajaran". Melangkah menuju Growth Mindset melibatkan menggantikan keraguan dengan keyakinan bahwa setiap tantangan dapat diatasi. Daripada menyerah pada pernyataan "Saya tidak bisa melakukannya," saya bisa berbicara kepada diri sendiri dengan kalimat "Saya mungkin belum tahu caranya, tetapi saya bisa belajar dan berkembang." Dengan fokus pada pembelajaran dan usaha yang konsisten, kita membuka pintu bagi kemungkinan pertumbuhan yang lebih besar.

Menghadapi pekerjaan baru atau tantangan yang belum dikuasai memang bisa menimbulkan ketidakpastian dan rasa cemas. Namun, dengan pendekatan yang tepat, rasa percaya diri bisa ditingkatkan. Langkah pertama adalah mengenali bahwa semua orang belajar dan tumbuh dari pengalaman baru. Menerima kenyataan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses dan peluang untuk belajar dapat membantu mengatasi rasa takut akan kegagalan.

Membangun keterampilan dan kepercayaan diri juga memerlukan waktu dan usaha. Mengatur tujuan yang realistis, membagi tugas menjadi langkah-langkah lebih kecil, dan mengakui setiap kemajuan adalah cara yang efektif untuk merangsang motivasi dan mengatasi rasa tidak mampu.

Berinteraksi dengan orang lain dalam tantangan sosial juga bisa membantu membangun keterampilan interpersonal yang diperlukan dalam berbagai situasi.

Alasan di Balik fixed minset Pertama saya adalah Ketakutan akan Kegagalan dan Penilaian Orang Lain.

Pernyataan "Saya tidak bisa melakukannya" mungkin muncul karena takut gagal atau takut dihakimi oleh orang lain. Pengalaman buruk di masa lalu atau tekanan sosial yang menciptakan Fixed Mindset ini. Contoh konkret adalah saat saya merasa cemas menghadapi tugas baru di lingkungan kampus karena khawatir tidak memenuhi harapan.

Tantangan untuk Mengubah Pola Pikir saya yang seperti itu adalah dengan mengatasi ketakutan dengan tindakan berani. Untuk mengatasi ketakutan akan kegagalan atau penilaian, saya mengambil tindakan berani. Dengan mulai merencanakan langkah-langkah kecil menuju tujuan, seperti memulai proyek baru dengan mengumpulkan informasi yang diperlukan. Perlahan-lahan, saya dapat

membangun kepercayaan diri dan membuktikan bahwa ketakutan tersebut tidak selalu berdasar.

Maka dari itu juga saya sudah mengubah salah satu fixed mindset saya menjadi growth mindset.

Pernyataan Fixed Mindset Kedua: "Saya Tidak Bisa Belajar Keterampilan Baru di Usia Saya". Ini adalah contoh klasik dari batasan diri yang dihasilkan oleh Fixed Mindset . Ketika saya berpendapat bahwa pembelajaran dan pertumbuhan hanya dapat terjadi pada tahap-tahap tertentu dalam hidup

(2)

kita, kita membatasi potensi dan peluang kami untuk mengembangkan diri. Misal saya dulu ingin sekali belajar bahasa asing selain bahasa inggris tapi karena saya merasa di usia ini saya seharusnya bukan memikirkan hal itu jadi saya terhalang oleh pikiran saya sendiri.

Transformasi ke Growth Mindset: "Setiap Usia Adalah Kesempatan untuk Belajar dan Berkembang".

Merangkul Growth Mindset dalam situasi seperti ini berarti menyadari bahwa pembelajaran dan pertumbuhan tidak terbatas oleh usia. Kita dapat menggantikan pernyataan "Saya tidak bisa belajar keterampilan baru di usia saya" dengan "Usia tidak menghalangi kemampuan saya untuk terus belajar dan tumbuh." Dengan memberikan diri kita izin untuk belajar sepanjang hidup, kita menciptakan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru dan mengejar minat baru.

Dengan memberi diri izin untuk belajar sepanjang hidup, kita menciptakan kesempatan baru untuk mengembangkan keterampilan yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan. Dunia terus berkembang dan berkembang, dan belajarlah menjadi suatu keharusan untuk tetap relevan dan berkembang dalam lingkungan yang dinamis ini. Dengan memandang belajar sebagai alat untuk menjelajahi minat baru dan menguasai keterampilan yang berbeda, kita membuka pintu bagi kemungkinan baru dalam hidup.

Merangkul Growth Mindset juga melibatkan menerima tantangan sebagai peluang untuk tumbuh, daripada menghindari mereka karena ketidakpercayaan diri. Dengan mempraktekkan pola pikir ini, kita dapat mengatasi rasa takut akan kegagalan dan mengambil langkah maju dalam hidup dengan percaya diri. Ingatlah bahwa kemampuan untuk belajar dan tumbuh tidak memiliki batasan waktu, dan setiap usia adalah kesempatan untuk mengembangkan diri kita lebih lanjut.

Alasan di balik pernyataan tetap kedua adalah konsep tetap tentang rentang pembelajaran.

Pernyataan "Saya tidak bisa belajar keterampilan baru di usia saya" mungkin muncul karena persepsi yang kaku tentang batas-batas waktu yang cocok untuk pembelajaran. Mungkin ini diakibatkan oleh pandangan masyarakat atau pengalaman sebelumnya yang membuat kita merasa sulit mengadaptasi hal-hal baru.

Tantangan untuk mengubah pola pikir: membuktikan kemungkinan di luar ekspektasi. Untuk mengatasi batasan ini, kita dapat mencari contoh dari individu yang berhasil mengembangkan keterampilan baru di usia lebih tua. Melihat orang lain yang mengubah pandangan ini dapat membantu kita memahami bahwa peluang belajar dan pertumbuhan tidak mengenal batasan usia.

Mengambil langkah kecil menuju pembelajaran baru juga akan membuktikan bahwa kita dapat berkembang kapan saja dalam hidup.

Pernyataan Fixed Mindset Ketiga: "Saya Tidak Punya Bakat Alami dalam Bidang Ini"

Pola pikir ini muncul ketika saya cenderung mereduksi hasil atau kemampuan seseorang hanya pada bakat alami, tanpa mengakui usaha dan kerja keras yang ada di baliknya. Ini mengarah pada pola pikir statis yang meremehkan peran upaya dan dedikasi dalam pencapaian. Seperti saya pertama kali melihat orang dikelas saya yang bias menguasai beberapa skill jadi saya berpikir bahwa mereka memang sudah sedari awal memiliki bakat tersebut padahal mereka begitu bekerja keras untuk itu.

Transformasi ke Growth Mindset: "Bakat Saja Tidak Cukup, Saya Bisa Mengembangkan Kemampuan Saya dengan Latihan". Mengalihkan fokus dari bakat alami ke kemampuan yang dapat dikembangkan melibatkan mengakui bahwa dedikasi dan latihan berperan penting dalam kesuksesan. Daripada mengatakan "Saya tidak punya bakat alami dalam bidang ini," kita dapat mengadopsi pola pikir "Saya mungkin membutuhkan lebih banyak latihan daripada orang lain, tetapi saya bisa mengembangkan kemampuan saya dengan kerja keras dan tekun."

(3)

Alasan di Balik Pernyataan Tetap Ketiga adalah Konsep Kegagalan dan Kepuasan Diri

Pernyataan "Saya tidak punya bakat alami dalam bidang ini" mungkin berasal dari ketakutan akan kegagalan dan keinginan untuk merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Membenamkan diri dalam zona nyaman adalah bentuk perlindungan diri terhadap kegagalan dan perasaan tidak kompeten.

Tantangan untuk Mengubah Pola Pikir: Menghadapi Kegagalan dan Merayakan Kemajuan.

Untuk mengatasi pola pikir ini, kita perlu merangkul gagasan bahwa kegagalan adalah bagian normal dari proses belajar. Ketika kita gagal, kita memiliki kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Selain itu, kita juga dapat merayakan kemajuan kecil yang kita capai dalam upaya kita untuk mengembangkan keterampilan baru.

Jadi kesimpulan yang bias kita ambil adalah mengubah Fixed Mindset menjadi Growth Mindset adalah perjalanan pribadi yang penuh tantangan dan peluang. Merangkul perubahan ini melibatkan kesediaan untuk mengakui pernyataan-pernyataan Fixed Mindset yang mungkin telah membatasi pertumbuhan kita, dan menggantinya dengan pandangan yang mendorong pembelajaran dan perbaikan terus-menerus. Dalam menghadapi ketakutan dan keraguan diri, mengatasi batasan yang dirasa, serta mengakui pentingnya usaha dan tekad, kita membuka jalan bagi pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan dan mencapai potensi sejati.

Perubahan pola pikir ini bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi dengan tekad dan kesabaran, hasilnya sangat berharga. Dengan memandang kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, kita membuka diri terhadap pengalaman baru yang dapat merangsang perkembangan diri. Ketika kita merespons tantangan dengan rasa ingin tahu dan ketekunan, kita mengembangkan ketangguhan mental yang mendukung kita dalam menghadapi berbagai situasi.

Merangkul Growth Mindset juga mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Kita menjadi lebih terbuka terhadap umpan balik konstruktif, lebih siap untuk mengambil risiko yang mengarah pada kemajuan, dan lebih memahami bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi langkah menuju keberhasilan. Dalam proses ini, kita juga memberi teladan kepada orang lain untuk mengadopsi pandangan yang sama, menciptakan lingkungan yang mendorong perkembangan bersama.

Dengan mengubah paradigma pikiran kita, kita menciptakan peluang untuk menggali potensi tersembunyi dan meraih prestasi yang mungkin sebelumnya dianggap tidak mungkin. Growth Mindset memungkinkan kita untuk terus belajar, tumbuh, dan berkembang sepanjang hidup, membantu kita menghadapi tantangan dengan keyakinan dan mengambil langkah maju dalam perjalanan menuju kesuksesan dan pemenuhan pribadi.

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.