ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
Volume 04. Nomor 01. Juni 2023
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
64
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ACCELERATED LEARNING TIPE SOMATIS, AUDITORY, VISUAL (SAVI) DAN INTELEKTUAL PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI 41 SATU ATAP MAKASSAR
Improving Student Learning Outcomes Through Accelerated Learning Model Somatic, Auditory, Visual (SAVI) and Intellectual in Class VIII SMP Negeri
41 One Roof Makassar
Ernayanti1, Nufaida Tasni2, Muhammad Tahir3 Pendidikan Matematika
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)
Email1 : [email protected] Email2 : [email protected]
Email3 : [email protected]
Abstrak
This research was aimed to improve the students’ learning outcomes in mathematics through the application of Accelerated Learning Type Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual (SAVI) learning model in mathematics with the build flat side room material of the eighth-grade student of SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar. The kind of this research was the class action research. The result of this research showed the improvement: (1) for the first cycle gain the pre-test score 66.434, and the standard deviation was 14.924 with the ideal score was 100, with the result completeness was 44%
and the second cycle was improved to 81.22, standard deviation 6.58 with the ideal score was 100, with the result completeness was 91%. There was changed activity of the students’ score in cycle 1 was 77% to be 87% and the teacher activity 3.33 with good category improve to be 3.56 with excellent. From the discussion above there was improvement of the students’ learning outcomes in mathematics with the application of Accelerated Learning Type Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual (SAVI) learning model.
Keywords: Mathematics Learning outcomes, Accelerated Learning Type Somatic, Auditory, Visual dan Intellectual (SAVI) model.
Pendahuluan
Kemajuan pendidikan dari suatu bangsa akan menentukan kemajuan bidang lainnya pada bangsa tersebut. Oleh karena itu pendidikan harus berkualitas dengan seiring perkembangan zaman.
Pendidikan yang berkualitas mengutamakan pemberdayaan peserta didik untuk mengasah kecerdasan otak serta menggali keterampilan peserta didik (Widodo, 2016). Menurut Nurkholis (1970) Pendidikan diartikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak dengan alam dan masyarakat.
(Received: 03-12-2022; Reviewed: 27-02-2023; Revised: 03-03-2023; Accepted: 30-04-2023; Published: 01-06-2023)
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
65 Matematika berasal dari kata latin mathematika yang diambil dari kata Yunani mathematika yang
berarti mempelajari. Menurut Abdurrahman (2002)matematika adalah Bahasa fungsi praktis, simbolis untuk mengekspresikan hubungan kualitatif. Maka dapat disimpulkan matematika adalah kegiatan yang menekankan tentang logika, penalaran, pembuktian yang logis dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lain.
Merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang menciptakan suasana belajar bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu serta esensi kemerdekaan berpikir. Sistem pembelajaran pada tahun yang akan datang akan berubah dari awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi diluar kelas. Kondisi ini pembelajaran akan menjadi nyaman karena siswa dapat berdiskusi lebih santai dan dapat membentuk karakter siswa yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan serta tidak mengandalkan sitem ranking.
Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar Kelas VIII yang dilakukan wawancara secara langsung terhadap guru mata pelajaran matematika dapat disimpulkan guru menggunakan metode tanya jawab-jawab. Siswa yang pintar cenderung mendominasi menjawab pertanyaan dari guru dikelas sedangkan siswa yang kurang pintar terkesan pasif pada saat mata pelajaran berlangsung. Adapun keaktifan belajar siswa pada saat proses pembelajaran berjalan lambang dan pengetahuan yang diperoleh siswa masih bergantung dengan apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga secara keseluruhan siswa belum bisa aktif dan memiliki kemampuan belajar yang cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Berdasarkan observasi awal ditemukan kesenjangan antara kondisi dilapangan dengan tujuan kurikulum, proses pembelajaran yang masih berpusat kepada guru dan siswa cenderung menyalin tugas temannya meskipun tidak memahami tugas tersebut. Adapun faktor utama yang menyebabkan belum terlaksananya proses pembelajaran matematika dengan baik di SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar yaitu proses pembelajaran yang lambamg dan pengetahuan yang diperoleh siswa masih berpusat kepada guru.
Upaya agar hasil belajar diperoleh dengan baik dalam pencapaian pendidikan khususnya dalam mata pelajaran matematika maka dibutuhkan peran guru dan siswa. Guru adalah kunci dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk mengarahkan siswa mencapai tujuan dari kurikulum secara optimal. Sementara siswa dapat membangun pengetahuan itu sendiri secara aktif dan tidak hanya bergantung terhadap apa yang guru sampaikan.
Salah satu cara agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah menggunakan model pembelajaran yang tepat. Adapun model pembelajaran yang ditawarkan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI). Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) adalah salah satu model pembelejaran yang dapat mempercepat siswa dalam memahami materi pembelajaran karena suatu kemampuan menyerap dan memahami informasi baru secara tepat serta mempertahankan informasi tersebut (Herawan, 2008).
Accelerated Learning adalah model pembelajaran yang bertujuan agar proses pembelajaran tidak hanya dikonsumsi tetapi dapat berkreasi. Model pembelajaran ini mengupayakan agar suasana pembelajaran yang kondusif, aman, nyaman dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditoy, Visual dan Intelektual (SAVI) memanfaatkan semua panca indera siswa serta dapat meningkatkan kecepatan di dalam proses belajar dengan tetap menghargai proses belajar dari setiap individu siswa.
Menurut Meimer, Model pembelajaran Accelerated Learning merupakan model pembelajaran yang
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
66 dalam upaya melihat pengarhu pada kemampuan penalaran siswa matematis siswa terhadap
permasalahan yang akan memberikan manfaat kepada siswa diantaranya menciptakan imajinasi, kreatifitas siswa, dapat membuat siswa terlibat secara keseluruhan terhadap proses pembelajaran, lingkungan belajar sehat, mempercepat proses pemahaman siswa, meningkatkan daya ingat dan performa membangun belajar yang efektif (Mujmal, 2019)
Menurut Depoter (2005,24) Model pembelajaran Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) memiliki 4 karakteristik yaitu:
1. Somatis berasal dari kata yunani yang berarti tubuh. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran maka belajar Somatis berarti belajar dengan menggunakan indera peraba, serta melibatkan fisik serta menggerakkan tubuh pada saat proses pembelajaran.
2. Auditory artinya pendengaran. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran maka belajar Auditory berarti belajar dengan berbicara dan mendengar. Sehingga pada proses pembelajaran mintalah siswa untuk membaca kemudian ajaklah siswa untuk berbicara sehingga ada interaksi antara siswa dan guru.
3. Visualartinya penglihatan. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran maka belajar Visual berarti siswa mengamati dan menggambarkan apa saja yang telah dipahami.
4. Intelektualartinya menciptakan makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir. Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran maka siswa belajar memecahkan masalah.
Adapun keunggulan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditoy, Visual dan Intelektual (SAVI) yaitu :
1. Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melaui penggabungan fisik dengan aktivitas intelektual
2. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena siswa merasa diperhatikan sehingga tidak cepat bosan
3. Mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa 4. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat dan berani
5. Memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus di SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar, siklus I dilakukan selama 4 kali pertemuan yaitu pertemuan ke I sampai 3 untuk penyajian materi dan pertemuan ke 4 untuk evaluasi akhir siklus I. Instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, respon siswa, aktivitas guru dan siswa. Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan validasi isi dan validasi konstruk
Metode
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Actionresearch) yang akan dilaksanakan minimal dua siklus dengan penerapan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) dengan tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi, dan tahap refkleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar kelas VIII semester genap tahun ajaran 2021/2022, yang beralamat di Pulau Lae-Lae, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
67 Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar dengan jumlah
siswa sebanyak 23 siswa.
Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian dari model kurt lewin. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan minimal II Siklus atau lebih dengan rincian: Siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 1 sampai 3 untuk penyajian materi dan pertemuan ke 4 untuk evaluasi akhir siklus I.
Siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan yaitu pertemuan pertemuan ke 1 sampai 3 untuk penyajian materi dan pertemuan ke 4 untuk evaluasi akhir siklus II dan siklus-siklus selanjutnya.
Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dengan rincian menurut (Arikunto, 2017:42) sebagai berikut:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
68 Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus lebih rincian sebagai berikut:
siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk penyajian materi dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi tes akhir siklus I. Siklus II dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan yaitu 3 kali pertemuan untuk penyajian materi dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi tes akhir siklus II.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refkleksi yang terbagi atas dua siklus dengan melakukan langkah-langkah yang sama.
Hasil dan Pembahasan Hasil
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus yaitu siklus I dengan alokasi waktu 2 x 40 menit yang meliputi tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan siklis I yang telah dilakukan. Peneliti telah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar berdasarkan Kurikulum 13 (K13).
Pada tahap ini peneliti melakukan pengenalan terkait Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual(SAVI) karena siswa belum mengenal model pembelajaran yang akan diterapkan. Oleh karena itu, sebagaimana teori yang di ungkapkan oleh Kusumawati (dalam Sutarna, 2018) Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual(SAVI) yang memiliki arti belajar melalui pemanfaatan melalui gerakan tubuh (hands on, aktivitas fisik) dimana belajar dimaknai dengan “mengalami” dan “melakukan” untuk dapat mengaktualkan kemampuan analisis dalam memecahkan masalah yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan indera yang dimiliki siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat.
Tahap pelaksanaan siklus I pada tanggal 12, 16, 19 dan 10 mei 2022. Proses pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) seperti siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi didepan kelas, membuat soal lalu menjelaskan kepada temannya didepan kelas, mengamati benda atau gambar yang berhubungan dengan bangun ruang sisi datar.
Menurut Matthews (dalam Koderi, 2018) menjelaskan bahwa belajar dilakukan untuk mengetahui sesuatu berdasarkan dari pengalaman, untuk mendapatkan pengetahuan dari suatu pengalaman yang melibatkan akal, pikiran dan tindakan tubuh. Sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang diperoleh.
Setelah pelaksanakan tahap selanjutnya dilakukan observasi dengan melihat aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar matematika siswa.
Tabel 1. Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar Pada Tes Akhir Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek 23
Skor Ideal 100
Maksimum 81
Minimum 20
Rentang Skor 61
Mean 66.434
Median 68
Modus 60
Variansi 233,438
Standar Deviasi 14,942
Sumber data diolah
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
69 Pada tahap refleksi adapun masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I seperti kemampuan siswa
menyelesaikan soal matematika belum maksimaldikarenakan aktivitas siswa dan aktivitas guru yang belum maksimal akan di perbaiki pada siklus II. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 66,434 dengan presentase ketuntasan hasil belajar siswa 44% sehingga belum mencapai indikator secara klasikal 85% diatas KKM yaitu ≥75. Menurut (Susanto, 2018:185) Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif).
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I maka akan diperoleh suatu gambaran tindakan yang akan dilakukan pada siklus II sebagai perbaikan dari siklus I
Siklus II yang dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, tiga pertemuan untuk penyampaian materi dan satu pertemuan untuk tes hasil belajar siswa. Pada siklus II pada dasarnya mengulang langkah-langkah yang ada pada siklus I namun siklus II ini dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I sehingga mampu mencapai hasil yang lebih optimal. Hal yang perluh diperhatikan adalah 1. Mengkontruksi pengetahuan awal siswa
2. Menjelaskan, mengaplikasikan serta memotivasi siswa agar selalu percaya diri dan semangat Tahap pelaksanaan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 14, 17, 21 dan 24 mei 2022 yang dilakukan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI)
Data hasil belajar matematika siswa pada siklus II yang diperoleh melaui pemberian tes akhir siklus II dalam bentuk tes uraian.
Tabel 2. Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar Pada Tes Akhir Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek 23
Skor Ideal 100
Maksimum 94
Minimum 71
Rentang Skor 23
Mean 81,22
Median 80
Modus 80
Variansi 43,359
Standar Deviasi 6,58
Sumber data diolah
Tabel 3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Matematika Siswa pada Siklus I
Skor Kriteria Frekuensi Presentase(%)
Skor <75 Tidak Tuntas 2 9%
75 ≤ Skor ≤ 100 Tuntas 21 91%
Jumlah 23 100%
Sumber data diolah
Pada siklus II telah dilihat peningkatan selama proses belajar mengajar. Dimana siswa telah
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
70 menyesuaikan diri dengan model yang diterapkan kemudian guru telah melaksanakan langkah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dapat dilihat dari presentasi ketuntasan hasil belajar siswa yang telah mencapai standar klasikal 85% diatas KKM
Pembahasan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengenalan terkait Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)kepada siswa yang dilasanakan pada pertemuan pertama siklus I, pada tahap ini siswa belum antusias dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan karena siswa belum mengenal Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI). Olehkarenaitu, sebagaimana teori yang di ungkapkan oleh Kusumawati (dalam Sutarna,2018) Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)yang memiliki arti belajar melalui pemanfaatan melalui gerakan tubuh,(hands on, aktivitas fisik) dimana belajar dimaknai dengan “mengalami” dan
“melakukan” untuk dapat mengaktualkan kemampuan analisi dalam memecahkan masalah yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indera yang dimiliki siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Sehingga peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk bisa belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI).
Pada tahap pelaksanaan pada pertemuan kedua SIklus I disini siswa sudah mulai belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)seperti siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi didepan kelas, membuat soal lalu menjelaskan kepada temannya didepan kelas, mengamati benda atau gambar yang berhubungan dengan bangun ruang sisi datar. Menurut Matthews (Koderi,2018) mengatakan bahwa siswa dalam belajar untuk mengetahui sesuatu didasarkan dari pengalaman, untuk mendapatkan pengetahuan dari suatu pengalaman harus melibatkan akal, pikiran dan tindakan tubuh. Hal ini dapat terlihat dari Hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal pada siklus I yang telah menerapkan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI). Hasil analisis kuantitatif menunjukan bahwa dari 23 siswa diketahui nilai rata-rata 66,434 dengan skor ideal 100 dan standar deviasi 14,942. Dimana nilai minimum 20 yang artinya nilai terendah dari seluruh tes hasil belajar siswa siklus I adalah 20. Nilai maksimun 81 yang artinya nilai tertinggi dari seluruh tes hasil belajar siswa pada siklus I adalah 81. Rentang skor 61 yang artinya selisih antara skor maksimun dan minimum adalah 61. Modus nya 60 yang artinya nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 60. Mediannya 68 yang artinya 50% siswa memperoleh nilai diatas 68 dan 50% siswa memperoleh nilai dibawah 68. Varians 233,438 yang artinya nilai tes heterogen.
Rata-rata kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika siswa pada siklus I yaitu 44% dengan jumlah 10 siswa. Kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika pada siklus I belum maksimal, dikarenakan aktivitas siswa dan aktivitas guru yang belum maksimal pada saat proses pembelajaran terdapat siswa yang masih ragu untuk maju kedepan kelas mempresentasikan soa yang telah dibuat.
Untuk mengatasi hal tersebut pada siklus II peneliti memandu proses pembelajaran secara aktif dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyampaikan pendapat.
Setelah melakukan tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa, dimana skor minimum 71 yang artinya nilai terendah dari seluruh tes adalah 71. Nilai maksimum 94 yang artinya nilai tertinggi dari seluruh hasil tes adalah 91. Rentang skor 23 yang artinya selisih dari nilai minum dan maksimum yaitu 23. Mean 81,22 yang artinya nilai yang mewakili dari seluruh hasil tes siklus I yang berpusat 81,22 dengan standar deviasinya adalah 6,58 yang artinya nilai siswa cenderung berada di sekitar rata-rata. Modus nya 80 yang artinya nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 80.
Mediannya adalah 80 yang atinya 50% siswa memperoleh nilai dibawah dari 80 dan 50% siswa memperoleh nilai diatas 80. Dan variansinya adalah 43,359 yang artinya nilai tes heterogen. Rata-rata kemampuan siswa menyelesaikan soal matematika siswa pada siklus II yaitu 91% dengan jumlah 21 siswa. Observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru selama mengikuti proses pembelajaran pada siklus
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
71 II juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa siswa mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan baik dan antusias, sehingga siswa tampil lebih percaya diri dalam mempresentasikan soal yang telah dibuat. Hal ini dapat mendorong siswa untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar dapat meningkat dengan menerapkan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI), menurut (Susanto,2018:185) Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Pemahaman konsep yaitu seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa dari 44% meningkat menjadi 91%. Serta observasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dari 77% pada siklus I meningkat menjadi 82% pada siklus II. Adapun hasil observasi aktivitas guru dari 3,33 dalam kategori baik pada siklus I meningkat menjadi 3,56 dalam kategori baik sekali pada siklus II.
Pada tahap refleksi adapun masalah-masalah yang ditemukan pada siklus I akan di perbaiki pada siklus II, sejalan dengan masalah tersebut sesuai dengan pendapat (Ngalimun,2017:166) pememlajaran savi adalah pembelajaran yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah memanfaatkan semua alat indera yang dimilki oleh siswa. Hal ini berdasarkan pada 3 aspek yaitu presentase ketuntasan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru.
1. Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 44% belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% diatas KKM sekolah meningkat menjadi 91% pada siklus II sudah mencapai standar klasikal 85% diatas KKM sekolah 75.
2. Aktivitas siswa pada siklus I belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari observasi aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika dengan menerapkan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)dimanamasih ada siswa yang kurang teliti memahami soal, kurangnya diskusi dengan sesama anggota kelompoknya, dan kurangnya percaya diri pada saat mempresentasikan hasil diskusi. Siklus II aktivitas siswa pada proses pembelajaran meningkat seperti siswa lebih percaya diri pada saat mempresentasikan hasil diskusi dengan teman kelompok, memberikan respon yang positif terhadap teman yang presentasi didepan kelas. Hal ini dilihat dari rata-rata sebesar 87% menunjukan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berada pada kategori sangat baik
Aktivitas guru pada siklus dalam menerapkan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)diperoleh rata-rata sebesar 3,33. Hal ini menunjukan aktivitas guru terhadap proses pembelajaran berada pada kategori baik meningkat pada siklus II aktivitas guru pada saat proses pembelajaran yaitu 3,56 berada pada kategori sangat baik yang artinya aktivitas guru suda maksimal.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan pada kelas VIII SMP Negeri 41 Satu Atap Makassar dengan menggunakan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kondisi ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru dari siklus I dengan presentase ketuntasan sebesar 44% pada siklus II presentase ketuntasan meningkat sebesar 91%
Saran
Untuk mengatasi kendala atau masalah yang ada maka perlu dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
72 1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat mendorong kreativitas guru dalam mengembangkan
penerapan Model Pembelajaran Accelerated Learning Tipe Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI).
2. Diharapkan kepada guru agar dapat memilih metode atau model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak membosankan
3. Pada penelitian ini, masih ada beberapa siswa yang menyontek dan belum bisa mengembangkan dengan baik materi yang telah diberikan.
4. Diharapkan kepada penelitian selanjutnya agar dapat membangun motivasi dan percaya diri siswa sejak awal dan membantu menjalin hubungan emosional yang baik antar siswa.
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian maupun penulisan artikel ini.
Referensi
Evi Hasim. 2020. “Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar Perguruan Tinggi Di Masa Pandemi Covid- 19.” Prosiding Webinar Magister Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo
“Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Penulisan Karya Ilmiah Menuju Anak Merdeka Belajar” Vol.1 Hal.68–74.
Jasmalinda. 2021. “Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt.
Kereta Api Indonesia (Persero) (Studi Kasus Pada Unit Sarana Pt. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional Ii Sumatera Barat).” Jurnal Inovasi Penelitian Vol.1(11) Ha.2631–2640.
Koderi, Koderi. 2018. “Penerapan Model Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Savi (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Peserta Didik.” Jurnal Al Bayan: Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Vol.10(01) Hal.75-86.
Nuraini. 2020. “Penerapan Blended Learning Guna Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Pada Peserta Didik Kelas X IPS SMAN 2 Kampar Timur.” Jurnal Pendidikan Tambusai Vol.4(3) Hal.3380–
3379.
Rohmah, Annisa Nidaur. 2017. “Belajar dan Pembelajaran (Pendidikan Dasar).” Cendekia Media Komunikasi Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan IslamVol.09(02)Hal.193–210.
Siagian, Muhammad Daut. 2016. “Kemampuan Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika.” MES: Journal of Matematics Education and Science2Vol.2(1) Hal.58–67.
Widodo, Heri. 2015. “Potret Pendidikan Di Indonesia Dan Kesiapannya Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (Mea).” Cendekia: Journal of Education and SocietyVol.13(2) Hal.293-307.
Yudha, Firma. 2019. “Peran Pendidikan Matematika Dalam Meningkatkan Sumber Daya Manusia Guna Membangun Masyarakat Islam Modern.” JPM : Jurnal Pendidikan MatematikaVol.5(2) Hal.87-94.
e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar
73 Info lebih lanjut
Hubungi
LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar