• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Hasil Pelajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam

  • Pengertian Pendidikan Agama Islam
  • Dasar dan Tujuan Tujuan Pendidikan Agama Islam
  • Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Menurut Umar Muhammad Al-Syaibani, pendidikan agama Islam adalah upaya mengubah perilaku individu dalam kehidupan pribadi atau sosialnya dan kehidupan di lingkungan alam melalui proses pendidikan. Landasan operasional adalah landasan yang mengatur secara langsung penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah-sekolah di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Tap. MPR. Berbicara tentang pendidikan agama Islam yang patut mendapat prioritas tentunya merupakan tujuan pendidikan Islam, karena konsepsi tujuan pendidikan agama Islam akan bermuara pada tujuan hidup.

Dalam konteks pendidikan formal, menurut Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Negeri dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan Islam peserta didik agar menjadi manusia yang beragama Islam. yang beriman dan bertaqwa kepada Islam.” Allah SWT dan berbudi pekerti luhur dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara”. pendidikan agama mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama islam yang dilalui dan dialami oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahap kognisi yaitu pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap ajaran dan nilai-nilai ajaran islam, kemudian berlanjut ke tahap berikutnya.

26Muhaimin, Suti'ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Merampingkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. Melihat tujuan pendidikan agama Islam di sekolah umum tersebut, tegas Idi Abdullah bahwa tugas guru pendidikan agama Islam adalah. Berdasarkan informasi tersebut dapat dipahami bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan Islam di sekolah dasar, tanggung jawab terletak pada guru yang harus mampu melakukan sejumlah kegiatan yang dapat mengembangkan pemahaman dan pemahaman siswa. praktik keagamaan, tentunya upaya tersebut harus dikoordinasikan dengan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh siswa di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang bertujuan untuk membentuk siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Kompetensi Profesional Guru

Memahami siswa secara mendalam memiliki indikator penting: memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan menggunakan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal pengajaran awal siswa. Rancangan pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, memiliki indikator esensial: memahami landasan pendidikan; belajar teori dan belajar menerapkan;. Rancangan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran memiliki indikator penting: merancang dan melaksanakan evaluasi (penilaian) proses dan hasil pembelajaran secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar; dan menggunakan hasil penilaian pembelajaran untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran secara umum.

Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan potensinya yang berbeda memiliki indikator penting: memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi akademik yang berbeda; dan memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik. Kepribadian yang matang memiliki indikator penting yaitu menunjukkan kemandirian dalam menjalankan fungsinya sebagai guru dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator-indikator yang esensial yaitu menunjukkan tindakan yang berlandaskan kemaslahatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator penting: memiliki perilaku yang memengaruhi siswa secara positif dan menunjukkan perilaku yang dihormati. Mampu berakhlak mulia dan menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai norma agama (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) dan menunjukkan perilaku yang diteladani oleh peserta didik. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan siswa memiliki indikator penting: berkomunikasi secara efektif dengan siswa.

Penguasaan struktur dan metode ilmiah memiliki indikator yang signifikan untuk menguasai langkah-langkah penelitian dan penyelidikan kritis untuk memperdalam pengetahuan/topik dalam penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Uji Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Wawancara tidak terstruktur/bebas artinya pewawancara boleh menanyakan apa saja kepada terwawancara namun tetap mengingat data apa yang akan dikumpulkan tentang peran profesionalisme guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMA N 1 Batanghari. Penulis menggunakan metode wawancara ini sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan peran kompetensi profesionalisme guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMA N 1 Batanghari yang akan dikaji dan melengkapi data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMA N 1 Batanghari sehingga berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan beserta dokumentasi yang ada, pembaca dapat dengan mudah memahami dan mempelajari proposal skripsi ini dengan seksama.

Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Batanghari Lampung Timur. Pemahaman siswa secara mendalam memiliki indikator penting: pemahaman siswa menggunakan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami siswa dengan. Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan potensinya yang berbeda memiliki indikator penting: memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi akademik yang berbeda; Dan.

Mampu berkomunikasi dan bersosialisasi secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Faktor Pendukung Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Batanghari Lampung Timur. Faktor-Faktor Penghambat Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

Salah satu komponen yang sangat menentukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah komponen guru dengan segala tindakannya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

  • Sejarah Berdirinya SMA N I Batanghari
  • Identitas Sekolah
  • Visi dan Misi
  • Kondisi Sekolah
  • Keadaan Guru
  • Keadaan Sarana dan Prasarana
  • Keadaan Siswa

SMA Negeri 1 Batanghari berdiri pada tahun 1993 yang disahkan oleh Menteri Pendidikan Nasional yang diketuai oleh Bapak Wardiman Jojonegoro. Berikut adalah nama-nama kepala sekolah yang pernah mengabdi di SMA Negeri 1 Batanghari dan masa baktinya. Data terkait kondisi tenaga pengajar diperoleh melalui observasi, untuk lebih jelasnya pada tabel di bawah ini.

Status tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Negeri 1 Batanghari setelah seluruh masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Jumlah dan keadaan guru SMA Negeri 1 Batanghari tahun pelajaran  2017/2018
Tabel 1. Jumlah dan keadaan guru SMA Negeri 1 Batanghari tahun pelajaran 2017/2018

Hasil Penelitian

Kompetensi profesional akan tercermin dalam pelaksanaan tugas pelayanan yang bercirikan keahlian baik materi maupun metode. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap siswa, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Merancang pembelajaran, termasuk memahami dasar pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, memiliki indikator penting: memahami dasar pendidikan; menerapkan belajar dan teori belajar; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai dan materi pembelajaran; serta menyusun kurikulum berdasarkan strategi yang dipilih.

Pelaksanaan pembelajaran memiliki indikator penting: menyiapkan lingkungan belajar; dan menyelenggarakan pembelajaran yang kondusif Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator penting: merancang dan melakukan evaluasi (penilaian) berkelanjutan terhadap proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar; dan menggunakan hasil penilaian pembelajaran untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran secara umum. Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pelajaran dalam arti luas dan mendalam, meliputi penguasaan materi pelajaran sekolah dan muatan keilmuan yang dikandungnya, serta penguasaan struktur dan. Menguasai konten keilmuan terkait bidang tersebut memiliki indikator penting: memahami materi ajar dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan metode ilmiah yang berkaitan atau berkaitan dengan bahan ajar; memahami hubungan antara topik terkait konsep; dan menerapkan konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Dimensi hasil belajar psikomotorik merupakan dimensi yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerapkan ilmu yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Tersedianya sarana administrasi pengajaran yang tertib dan lengkap, fasilitas seperti perpustakaan sekolah, masjid atau mushola untuk praktek, terdapat forum-forum yang membahas masalah-masalah di bidang Pendidikan Agama Islam seperti PKG, MGMP Proyek atau MGMP Mandiri, LKS Pendidikan Agama Islam mata pelajaran. Keterbatasan fasilitas pengajaran di sekolah, pandangan miring para pendidik atau masyarakat bahwa Pendidikan Agama Islam adalah mata pelajaran yang mudah sehingga setiap guru yang berlatar belakang disiplin ilmu non PAI pasti bisa mengajar PAI, muatan kurikulum yang terlalu sarat dan lain sebagainya.

Padahal, kompetensi profesional guru PAI di SMA N I Batanghari telah dilaksanakan sepenuhnya sesuai dengan kemampuan guru PAI untuk menjadi guru yang profesional, dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang baik, peringatan hari besar keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler kerohanian, dan suasana religius Baik untuk lingkungan sekolah.

Pembahasan

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah: studi lanjut, perbaikan; pemberdayaan organisasi profesi, evaluasi kinerja pengajaran di kelas; sertifikasi dan tes kecakapan serta pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Seorang guru yang memiliki kompetensi profesional akan menambah wawasan guru dan lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Dengan kualifikasi profesi guru maka segala kegiatan pedagogik guru akan lebih terencana, wawasan dan kreativitas guru dalam belajar mengajar akan meningkat.

Di antara faktor pendukung kompetensi profesional guru adalah pengalaman profesional guru, kemampuan guru menyusun program tahunan dan semester, mengembangkan kurikulum dan RPP serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan pembelajaran. Selain itu kualitas guru yang efektif, tersedianya sarana administrasi pengajaran yang tertata rapi dan lengkap, sarana prasarana seperti perpustakaan sekolah, masjid atau mushola untuk praktek, adanya forum-forum yang membahas masalah-masalah dalam pendidikan Islam seperti PKG, Proyek MGMP atau MGMP Mandiri, LKS mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang semuanya berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yang baik dan maksimal. Beberapa faktor penghambat guru dalam mewujudkan kompetensi profesional guru pada pendidikan agama Islam khususnya di SMA N I Batanghari Lampung Timur yaitu: kurangnya pengalaman guru dalam mengikuti kegiatan diklat kependidikan, kurangnya keikutsertaan dalam MGMP dan KKG .

Selain hal tersebut di atas, sering terjadi rendahnya kualitas guru agama Islam, fasilitas pengajaran yang terbatas di sekolah, pandangan yang menyimpang dari guru atau masyarakat bahwa pendidikan agama Islam adalah mata pelajaran yang mudah bagi guru yang berpengalaman dalam disiplin ilmu selain PAI. mereka pasti bisa belajar dari pengajaran PAI, isi kurikulum yang padat dan sebagainya. Abu Muhammad Bin Khallad ad-Dimyati, Sahih Hadits Keutamaan Sahih Amal, (Jakarta: Najla press, 2003), 1 vol. Kunandar, Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Guru Kejuruan dan Persiapan Sertifikasi Guru, (Jakarta: Elsas, 1996) M.UzerUsman, Menjadi Guru Kejuruan, (Bandung: PT.

Muhaimin, Suti'ah, Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Merampingkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002).

PENUTUP

Kesimpulan

Guru dapat membimbing siswa untuk belajar dengan baik, dengan berbagai cara dan kreatifitas yang mereka miliki melalui pelatihan yang telah mereka terima.

Saran

Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik, (Bandung: Tarsito, 1966) Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011). Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005) Tim Perumusan UU RI, UU Sisdiknas Nomor 20.

Gambar

Tabel 1. Jumlah dan keadaan guru SMA Negeri 1 Batanghari tahun pelajaran  2017/2018
Tabel 2.  Keadaan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Batanghari tahun  pelajaran 2017/2018
Tabel 3. Keadaan tenaga pendidik/kependidikan ditinjau dari masa kerja  2017/2018 seluruhnya
Tabel 5. Keadaan siswa SMA Negeri 1 Batanghari tahun pelajaran  2017/2018

Referensi

Dokumen terkait

2. Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tanggung jawab yang berat dibanding dengan guru-guru pendidikan lainnya dalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa-siswinya