• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL MELALUI KEGIATAN MELUKIS PADA MEDIA TALENAN KELOMPOK B TK PGRI 3 NGAWI DESA MANGUNHARJO KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2021/2022

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL MELALUI KEGIATAN MELUKIS PADA MEDIA TALENAN KELOMPOK B TK PGRI 3 NGAWI DESA MANGUNHARJO KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2021/2022"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL MELALUI KEGIATAN

MELUKIS PADA MEDIA TALENAN KELOMPOK B TK PGRI 3 NGAWI DESA MANGUNHARJO KECAMATAN NGAWI

KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN

2021/2022

Ucik Hidayah Binsa, Syarifatud Diyanah ucik13binsa@gmail.com Institut Agama Islam Ngawi, Indonesia Institut Agama Islam Ngawi, Indonesia

ABSTRAK Pendidikan bagi anak usia dini semakin popular. Orang tua semakin merasakan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba memberikan fasilitas pendidikan ter- baik pada anak-anaknya. Perkembangan tersebut mendorong sema- kin menggeliatnya pertumbuhan lembaga pendidikan pra sekolah atau yang lebih dikenal dengan sekolah Taman Kanak- Kanak. Kecerdasan visual spasial adalah suatu kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami sesuatu dengan memvisualisasikan menggunakan indra penglihatan baik yang berupa bentuk, warna dan ruang dan hasil dari penglihatan itu salah satunya anak dapat melukiskannya de- ngan sempurna pada kertas kosong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecerdasan visual spasial anak Kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi dan upaya untuk meningkatkan kecerdasan visual spa- sial melalui kegiatan melukis pada talenan Kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pende- katan kualitatif dimana data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber informasi dari penelitian ini ada- lah Kepala Sekolah dan Guru Kelompok B TK PGRI 3 Ngawi. Hasil dari penelitian ini di paparkan dalam bentuk kalimat, bukan dalam bentuk angka. Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan melukis mengunakan media talenan dapat me- ningkatkan kecerdasan visual spasial pada anak di TK PGRI 3 Ngawi, Hal ini dapat dilihat pada peningkatan setiap siklus. Pencapaian pada prasiklus presentase 75% dengan kategori belum berkembang dan ha- nya beberapa anak yang berada dalam kategori mulai berkembang.

(2)

Dan setelah dilakukan tindakan selama siklus I skor nilai peningkatan kecerdasan visual spasial anak naik menjadi 50% anak mulai berkem- bang dan 25% anak berkembang sesuai harapan. Selanjutnya pada siklus II yang dilakukan dengan melakukan kegiatan melukis meng- gunakan media talenan terdapat peningkatan kecerdasan visual spasial anak menjadi 50% dengan kategori berkembang sesuai harapan dan 25% dengan kategori berkembang sangat baik

Kata Kunci: Kecerdasan Visual Spasial, Melukis, Talenan

ABSTRACT Education for early childhood is increasingly popu- lar. Parents increasingly feel the importance of providing education to their children from an early age and compete to provide the best educational facilities for their children. These developments encour- age the growth of preschool educational institutions or better known as Kindergarten schools. Visual-spatial intelligence is an intelligence possessed by a person to understand something by visualizing it using the sense of sight in the form of shape, color, and space and the result of that vision is that one of the children can paint it perfectly on a blank paper. The purpose of this study was to determine the visual-spatial intelligence of children in Group B in PGRI 3 Ngawi Kindergarten and efforts to improve visual-spatial intelligence through painting ac- tivities on the cutting board of Group B in PGRI 3 Ngawi Kinder- garten. The approach used in this research is a qualitative approach where data is collected by interview, observation and documentation methods. Sources of information from this study were the Principal and Teachers of Group B TK PGRI 3 Ngawi. The results of this study are presented in the form of sentences, not in the form of numbers.

The data analysis technique used in this research is observation and conclusion drawing. Based on the results of the study, painting ac- tivities using cutting boards can improve visual-spatial intelligence in children in TK PGRI 3 Ngawi, this can be seen in the increase in each cycle. Achievement in the pre-cycle percentage is 75% in the undeveloped category and only a few children are in the starting to develop the category. And after taking action during the first cycle, the score for increasing children's visual-spatial intelligence increased to 50% of children starting to develop and 25% of children developing as expected. Furthermore, in the second cycle, which was carried out by carrying out painting activities using a cutting board, there was an increase in children's visual-spatial intelligence to 50% with the cat- egory developing as expected and 25% with the category developing very well.

Keywords: Spatial Visual Intelligence, Painting, Cutting Board

(3)

PENDAHULUAN

Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pen- didikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini, yakni sejak anak dila- hirkan. Disebutkan secara tegas dalam Undang-Undang tersebut bah- wa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembina- an yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut1

Pendidikan bagi anak usia dini semakin popular. Orang tua se- makin merasakan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak dini dan berlomba memberikan fasilitas pendidikan terbaik pada anak-anaknya. Perkembangan tersebut mendorong semakin menggeli- atnya pertumbuhan lembaga pendidikan pra sekolah atau yang lebih dikenal dengan sekolah Taman Kanak-Kanak.2

Kecerdasan visual spasial merupakan salah satu kecerdasan majemuk yang memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan ber- bagai hal dan memiliki kelebihan dalam hal berpikir melalui gambar.3 Anak yang memiliki kecerdasan visual spasial dapat dilihat dari ke- sehariannya misalnya anak dapat menceritakan gambar dengan jelas, lebih senang membaca peta, diagram, lebih menyukai gambar dari- pada teks, menyukai kegiatan seni, pandai menggambar, yang terka- dang mendekati atau persis aslinya, dapat membangun konstruksi tiga dimensi yang menarik, lebih mudah belajar dengan gambar daripada teks, dan membuat coretan-coretan yang bermakna dibuku kerja atau kertas.3

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti menun- jukkan bahwa kecerdasan visual spasial anak Kelas B di TK PGRI 3 Ngawi dari 16 anak ada 12 yang tidak begitu tampak. Ketika diberikan bahan untuk kegiatan menggambar atau melukis sebagian besar anak

1 Nenden Ineu Herawati, “PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS DEVELOPMENTALLY AP- PROPIATE PRACTICE UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN INTERPERSONAL DAN KECERDASAN INTRAPERSONAL,” Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (2018), https://doi.org/10.17509/

cd.v4i1.10374.

2 Suyadi & Dahlia, Implementasi Dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).

3 Bainbridge dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim, Pem- belajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences (jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2013).

(4)

hanya mampu membuat coretan sederhana berupa garis, lingkaran dan titik, setelah mencuci tangan anak tidak langsung mengeringkan- nya padahal sudah disampaikan oleh ibu gurunya, dan ketika kegi- atan menggambar atau melukis bebas ada anak yang masih bingung gambar atau lukisan apa yang akan dibuat. Sedangkan sekolah sendiri menginginkan anak memiliki kecerdasan visual spasial diantara- nya anak sudah mengenal spasial dua arah berpasangan seperti arah depan-belakang, atas-bawah, dan kanan-kiri, anak mampu menggam- bar figur orang, anak dapat membedakan beberapa warna dan anak dapat membuat bentuk dari bahan limbah anorganik yang diberikan oleh ibu gurunya.

Rendahnya kemampuan siswa menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar bermain kegiatan melukis pada media talenan. Dengan aktivitas dan permainan yang monoton berakibat kecerdasan visual spasial anak rendah. Karena siswa memiliki anggapan bahwa bermain dengan alat permainan merupakan permainan yang sulit dan tidak disukai. Sementara itu selama ini alat permainan yang dimiliki oleh guru sangat minim. Agar materi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa lebih mudah diterima maka guru perlu melakukan tindakan-tindakan tertentu yang dirasa perlu untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pengamatan penulis, kecerdasan visual spasial masih memiliki peluang yang potensial untuk dikembangkan secara optimal, dengan catatan perlu melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dalam aktivitas belajar sambil bermain anak untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak kelas B di TK PGRI 3 Ngawi.

Banyak media yang bisa digunakan dalam meningkatkan ke- cerdasan visual spasial anak diantaranya adalah seni. Bentuk kegiatan berkesenian salah satunya adalah melukis. Kegiatan melukis berguna untuk merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak dalam berfikir, membentuk jiwa melalui pengalaman emosi, imajinasi, dan ungkapan kreatif, serta memiliki kepekaan rasa yang dapat menghadirkan kese- imbangan manusia seutuhnya.

Menurut Weni R, melukis adalah mengolah medium dua di- mensi atau permukaan dari obyek tiga dimensi untuk mendapat- kan kesan tertentu Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan.4

Berdasarkan dari fenomena pada latar belakang di atas, maka

4 Weni R. DKK, Mengenal Seni Lukis (Klaten: Intan Sejati, 2009).

(5)

penulis tertarik untuk menerapkan kegiatan melukis pada media tale- nan. Media talenan di gunakan karena selain harga nya yang termasuk murah, talenan juga barang yang bisa di jumpai oleh anak dalam kehi- dupan sehari hari. Jadi setelah kegiatan melukis menggunakan media talenan di sekolah, di harapkan anak-anak bisa menerapkan kegiatan melukis dengan media talenan di rumah.

Ketertarikan ini, selanjutnya mendorong penulis penelitian de- ngan judul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Melalui Kegiatan Melukis pada Media Talenan Kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi”.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekat- an kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang (subjek) itu sendiri.1

Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yakni peneliti melakukan pengamatan langsung yang ber- kaitan dengan upaya meningkatkan kecerdasan visual spasial melalui kegiatan melukis pada media talenan kelompok B di TK PGRI 3 Ng- awi, wawancaraa Dimana wawancara ini sebelumnya sudah dipersi- apkan dengan cara tertulis dengan pilihan jawaban yang sudah disedi- akan. Penulis berharap dengan melalui wawancara dapat mengetahui informasi yang lebih dalam lagi tentang penerapan upaya meningkat- kan kecerdasan visual spasial melalui kegiatan melukis pada media telenan kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi, selanjutnya Metode doku- mentasi ini digunakan untuk memperoleh dokumen yang ada hubung- annya dengan penelitian dan dianggap penting. Data dengan metode dokumentasi ini diperoleh dari kepala sekolah, guru kelas dan siswa kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi.

Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru Kelas, Siswa dan TK PGRI 3 Ngawi. Langkah terakhir analisis yakni dengan mengkaji data yang diperoleh dari lapangan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan keda- lam unit-unit, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

2

1 Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2011).

2 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Gardner dalam Amrstrong, kecerdasan visual spa- sial merupakan kemampuan untuk memahami dunia visual-spasial secara akurat (misalnya, sebagai pemburu, pramuka, atau peman- du) dan melakukan perubahan-perubahan pada persepsi tersebut (misalnya, sebagai dekorator interior, arsitek, seniman, atau pe- nemu). Kecerdasan ini melibatkan kepekaan terhadap garis, bentuk, ruang, dan hubungan- hubungan yang ada diantara unsur-unsur ini.

Hal ini mencakup kemampuan untuk memvisualisasikan, mewa- kili ide-ide visual atau spasial secara grafis, dan mengorientasikan diri secara tepat dalam sebuah matriks spasial.3

Yuliani menyatakan bahwa kecerdasan visual spasial pada anak yang berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah, dan ru- ang secara akurat. Anak yang cerdas dalam visual spasial memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, dan bangunan- bangunan.4

Sedangkan menurut Samsudin visual spasial merupakan ke- mampuan seseorang dalam melihat secara langsung dan nyata. Se- seorang mempunyai kecerdasan ini lebih menekankan cara berfikir dalam pola-pola gambar. Anak usia dini lebih senang melihat video, gambar, peta, bagan dan film, sebagai media untuk kegiatan pembel- ajaran.5

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bah- wa kecerdasan visual spasial adalah suatu kecerdasan yang dimi- liki oleh seseorang untuk memahami sesuatu dengan memvisuali- sasikan menggunakan indra penglihatan baik yang berupa bentuk, warna dan ruang dan hasil dari penglihatan itu salah satunya anak dapat melukiskannya dengan sempurna pada kertas kosong.

Rosdakarya, 2016).

3 Ayu Dwi Lestari Oktavia, “Mengemabangkan Kecerdasan Vi- sual Spasial Anak Usia Dini Menggunakan Media Buku Bantal Di Taman Kanak-Kanak Sandhy Putra Telkom Taman Kanak-Kanak Sandhy Putra Telkom Kelompok B1 Kota Bengkulu,” Skripsi FKIP Universitas Bengkulu, 2014.

4 Yuliani Nurani Sujiono & Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak (Jakarta: Elex-media Computindo, 2004).

5 Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak (Jakar- ta: Litera Prenada Media Group, 2008).

(7)

Pada anak usia sekolah kecerdasan visual-spasial ini sangat penting, karena kecerdasan visual spasial erat hubungannya dengan aspek kognitif secara umum. Dalam kecerdasan visual spasial diper- lukan adanya pemahaman kiri-kanan, pemahaman perspektif, bentuk- bentuk geometris, menghubungkan konsep spasial dengan angka dan kemampuan dalam transformasi mental dari bayangan visual.

a. Kenalkan arah

b. Bermain puzzle dan balok c. Belajar bentuk

d. Membuat peta

e. Bermain tangram

f. Menggambar dan mewarnaiUtak-atik playdough g. Belajar mengamati

1

Melukis merupakan memvisualkan (menyatakan bentuk bayangan dalam bentuk gambar).

2

Moeslichatoen mengemu- kakan bahwa kegiatan melukis memiliki manfaat yaitu, untuk dapat melatih kemampuan motorik halus anak, menstimulasi ke- mampuan logika anak, melatih kepekaan estetika, kemampuan daya bayang ruang (spatial sense), serta memunculkan ide-ide kreatif pada anak.

3

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa me- lukis merupakan kegiatan yang menyenangkan dengan ide atau ga- gasan yang menggunakan cat, kuas, kertas atau kanvas mempunyai unsur warna dimana kegiatan tersebut dapat mengekspresikan diri anak. Kata lukis berarti bayangan, serta mengandung banyak imaji- nasi. Maksudnya melukiskan berarti membayangkan, seperti memba- yangkan objek yang ada di depan mata yang dikaitkan, diimajinasikan,

1 Yuliani Nurani Sujiono & Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak.

2 Hajar Pamadhi & Evan Sukadi, Seni Keterampilan Anak, (Jakarta: Uni- versitas Terbuka, 2008).

3 Masganti Dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Medan:

PerdanaPublishing, 2016).

(8)

serta diasosiasikan dengan objek yang ada serta yangpernah ada da- lam ingatan. Ungkapan ini bisa berupa gambar yang dapat dilihat.

Talenan di kenal masyarakat luas sebagai peralatan me- masak. Menurut Wikipedia Indonesia, talenan (kadang disebut

telenan, landasan, tatakan) adalah landasan untuk memotong,

mencincang, dan sebagainya yang terbuat dari papan.

4

Menurut Sadiman: “kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara

harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a so- urce) dengan penerima pesan (a receiver).5

Secara khusus dike- mukakan oleh Azhar Arsyat,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai “alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal”.6

Dari beberapa defenisi di atas dapat dipahami bahwa media merupakan suatu alat yang dijadikan sebagai sarana prasarana untuk menyampaikan sebuah pesan, suapaya pesan yang diinginkan dapat tersampaikan dengan tepat, mudah, dan diterima serta dipahami seba- gaimana mestinya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media talenan khu- susnya talenan kayu untuk menujang proses pembelajaran. Media ta- lenan termasuk ke dalam jenis media visual karena talenan merupa- kan benda yang dapat di lihat menggunakan indra penglihatan secara langsung. Talenan digunakan peserta didik atau anak sebagai sarana sehingga anak dapat mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki anak, termasuk po- tensi kecerdasan visual spasial yang menjadi fokus peneliti.

A. Kecerdasan Visual Spasialanak Kelompok B TK PGRI 3 NGAWI

Pengumpulan data pada kegiatan penelitian ini dilakukan de- ngan menggunakan lembar observasi. Kriteria penilaian pada peneli- tian ini adalah sebagai berikut:

4 Sukadi, Seni Keterampilan Anak,.

5 Arief Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2010).

6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009).

(9)

Kriteria penilaian saat anak melukis

a.

Anak mampu menggambar saat melukis menggunakan jari dengan benar kriterianya BSB skor 4

b.

Anak hanya mampu menggambar saat melukis menggunakan jari mendekati benar kriterianya BSH skor 3

c.

Anak menggambar saat melukis menggunakan jari dengan dibantu kriterianya MB skor 2

d.

Anak hanya mampu menggambar saat melukis menggunakan jari yang tidak beraturan kriterianya BB skor 1

1. Kriteria pengenalan warna

a.

BSB skor 4 kriteria anak mampu mengenal 5 warna

b.

BSH skor 3 kriteria anak mampu mengenal 4 warna

c.

MB skor 2 kriteria anak mampu mengenal 3 warna

d.

BB skor 2 kriteria anak mampu mengenal 2 warna Keterangan:

BB: Belum Berkembang MB: Mulai Berkembang

BSH: Berkembang Sesuai Harapan BSB:Berkembang Sangat Baik

Dari tes awal yang di lakukan oleh peneliti, di peroleh data awal bahwa rata-rata kemampuan anak berada pada katageri belum berkembang sebanyak 12 anak ini berarti 75%, sedangkan anak mulai berkembang sebanyak 4 anak ini berarti 25% serta berkembang sesuai harapan 0 anak.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemberian perla- kuan (treatment) yaitu upaya penerapan kegiatan melukis menggu- nakan media talenan untuk meningkatkan kecerdasan visual spasial anak.

Rangkaian tindakanan penelitian di bagi dalam 2 siklus kegiat- an. Masing-masing siklus diberikan materi dengan tema dan sub tema sebagai berkut:

1. Siklus 1 dengan tema tanaman, sub tema tanaman hias, dila- kukan dalam 2x pertemuan

(10)

2. Siklus 2 dengan tema kendaraan, sub tema kendaraan roda empat, dilakukan dengan 2x pertemua

B. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Kelompok B TK PGRI 3 NGAWI

1. SIKLUS I

a. Perencanaan

Langkah awal penelitian adalah mempersiapkan rencana pe- laksanaan pembelajaran harian (RPPH). RPPH di buat sebagai acuan dalam proses pembelajaran, mempersiapkan media yang dibutuhkan serta lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran.

Tabel 1.

Jadwal Perencanaan Siklus I

Pertemuan ke Hari/tanggal Materi

1 Selasa, 1 Maret 2022 Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman Hias

2 Rabu, 2 Maret 2022 Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman Hias

Keterangan: Di ambil pada tanggal 1 Maret 2022 di TK PGRI 3 Ngawi b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I, pelaksanaan tindakan yang dilakukan terdiri dari2 pertemuan. Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran dengan penerapan kegiatan melukis menggu- nakan media talenan.

1) Pertemuan 1

(11)

Pertemuan 1 pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Ma- ret 2022. Dalam pertemuan ini, materi yang disampaikan tentang tema tanaman sub tema tanaman hias.

a) Kegiatan awal

Pembelajaran di awali dengan kegiatan pembuka yaitu doa, se- telah itu siswa di minta untuk menyebutkan nama hari, tanggal, bulan dan tahun. Peneliti bertanya tentang macam-macam tanaman. Selan- jutnya, untuk melatih kekompakan dan konsentrasi anak dilakukan kegiatan ice breaking, memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan satu persatu media yang digunakan dalam kegiatan melukis menggunakan media talenan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi mengenai tema tanaman sub tema tanaman hias.

b) Kegiatan inti

1) Guru bertanya macam-macam tanaman

2) Peneliti mengajak anak melakukan kegiatan melukis dengan media talenan, dimana peneliti yang melakukannya anak ha- nya memperhatikan setiap prosesnya.

3) Instruksikan anak untuk melukis dengan gerakan- gerakan di media talenan yang sudah sediakan

4) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membersihkan peralatan yang dipakai dengan memakai air bersih, dan me- ngeringkan dengan lap atau sapu tangan

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali kegiatan te- lah dilakukan. Pembelajaran ditutup dengan membaca doa dan salam.

2) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 2 Maret 2022, materi yang disampaikan yaitu, tema tanaman sub tema tanaman hias.

a) Kegiatan awal

Kegiatan pembuka diawali dengan berdoa, menyebutkan nama

(12)

hari, tanggal, bulan dan tahun, mengingatkan kembali tentang nama- nama tanaman, dilanjutkan kegiatan ice breaking untuk melatih ke- kompakan dan konsentrasi anak, memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan satu persatu media yang digunakan dalam kegiatan melukis menggunakan media talenan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi mengenai tema ta- naman sub tema tanaman hias.

b) Kegiatan inti

(1) Guru bertanya berbagai macam tanaman hias

(2) Peneliti mengajak anak melakukan kegiatan melukis dengan media talenan

(3) Instruksikan anak untuk melukis dengan gerakan- gerakan di media talenan yang sudah sediakan

(4) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membersih- kan peralatan yang dipakai kemudian mencuci tangan dan me- ngeringkan menggunakan lap atau sapu tangan

c) Penutup

Pembelajaran di tutup dengan mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan. Kemudian di akhiri dengan membaca doa dan salam.

Pada pertemuan 2, anak semakin tertarik pada kegiatan melukis menggunakan media talenan. Beberapa anak terlihat begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran, namun dalam pelaksanaan masih ada beberapa yang belum begitu tertarik entah takut, malu atau tidak fo- kus.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksa- naan tindakan dengan menggunakan lembar observasi meningkatkan kecerdasan visual spasial anak.

Dari hasil pengamatan pada siklus l ini peneliti berkesimpul- an bahwa pada siklus ini peserta didik sudah terlihat cukup aktif dan kreatifitas yang dimilikinya mulai berkembang dengan baik, namun belum seluruh anak, hal tersebut dikarenakan saat guru mengajak anak melakukan kegiatan melukis menggunakan media talenan seba- gian dari mereka masih terlihat bingung namun sudah cukup tertarik

(13)

dengan adanya kegiatan tersebut. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2.

Lembar observasi Anak Siklus I

No

Indikator Nama Anak Skor

Anak mampu mengambar dengan benar saat melukis dengan jari

Anak mampu dalam menge- nal bermacam- macam warna

1 Abhizar 2 2 4

2 Abyan 2 2 4

3 Afifah 2 2 4

4 Almafira 3 3 6

5 Anindya 3 3 6

6 Ano 1 1 2

8 Ashabyra 2 2 4

9 Galang 2 2 4

10 Zulfa 2 2 4

11 Mega 3 3 6

12 Mikhaila 3 3 6

13 Monica 1 1 2

14 Tio 1 1 2

15 Afiqa 1 1 2

16 Shaqueena 2 2 4

Jumlah 32 32 64

Anak yang belum berkembang ada 4 yaitu 25 % Anak yang mulai berkembang ada 8 yaitu 50%

Anak yang berkembang sesuai harapan ada 4 yaitu 25%

Anak yang berkembang sangat baik ada 0 d. Refleksi

Hasil refleksi terhadap siklus I pertemuan kedua dapat dirinci sebagai berikut:

(14)

1) Peningkatan kecerdasan visual spasial anak dalam kegiatan melukis menggunakan media talenan sudah mulai terlihat, namun be- lum begitu maksimal

2) Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pem- belajaran mulai terlihat namun masih belum maksimal, hal ini terlihat anak didik yang belum fokus pada saat materi diberikan

Berdasarkan refleksi pertemuan l dan 2 tersebut dapat disim- pulkan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang muncul pada pe- laksanaan siklus I. Untuk itu, pada pelaksanaan siklus II perlu ada perbaikan pada desain pembelajaran adapun revisi tersebut adalah:

1) Pengelolaan waktu yang efisien.

2) Memberikan motivasi dan semangat kepada anak yang mampu mengikuti aturan dengan baik. Selain itu guru juga dalam me- nyajikan kegiatan terhadap anak dibuat semenarik mungkin sehingga anak lebih fokus pada kegiatan pembelajaran yang diberikan.

2. SIKLUS II

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ternyata hasilnya ma- sih menunjukkan banyak anak yang belum mampu mencapai standar tingkat pencapaian perkembangan, hal tersebut membuat peneliti ber- usaha melakukan kegiatan pada siklus II. Adapun kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut

a. Perencanaan

Perencanaan siklus II yang dilakukan peneliti berkaitan dengan kendaraan. Materi yang diajarkan kepada anak siklus II yaitu:

Tabel 3.

Jadwal Perencanaan Siklus II

Pertemuan ke Hari/tanggal Materi

1 Selasa, 12 April 2022 Tema : Kendaraan

Sub Tema: Kendaraan Roda 4

(15)

2 Rabu, 13 April 2022 Tema : Kendaraan Sub Tema: Kendaraan Roda 4:

Keterangan: Di ambil pada tanggal 12 April 2022 di TK PGRI 3 Ngawi

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II, tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan.

Deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran de- ngan menerapkan kegiatan melukis menggunakan media talenan ada- lah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pertemuan 1 siklus II dilaksanakan hari Selasa, 12 April 2022, materi yang disampaikan tema kendaraan sub tema kendaraan roda empat.

a) Kegiatan awal

Kegiatan diawali dengan berdoa, menyebutkan nama hari, tanggal, bulan dan tahun. Peneliti bertanya tentang nama- nama ken- daraan. Selanjutnya dilakukan kegiatan ice breaking untuk melatih ke- kompakan dan konsentrasi anak, memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan satu persatu media yang digunakan dalam kegiatan melukis menggunakan media talenan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi mengenai tema kendaraan sub tema kendaraan roda empat.

b) Kegiatan inti

(1) Guru bertanya tentang macam-macam kendaraan (2) Guru bertanya macam-macam kendaraan roda empat

(3) Peneliti mengajak anak melakukan kegiatan melukis dengan media talenan

(4) Instruksikan anak untuk melukis dengan gerakan- ge- rakan di media talenan yang sudah sediakan

(16)

(5) Anak diminta untuk membersihkan peralatan yang di pakai, kemudian mencuci tangan dan mengeringkannya

c) Penutup

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan merefleksi ke- giatanyang telah dilakukan. Setelah mengetahui macam-macam ken- daraan roda empat. Pembelajaran ditutup dengan membaca doa dan salam.

2) Pertemuan 2

Pertemuan 2 siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 13 April 2022, materi yang disampaikan yaitu, tema kendaraan sub tema ken- daraan roda empat.

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu kegiatan pembuka yang diawali dengan doa, menyebutkan nama hari, tanggal, bulan dan tahun. Peneliti bertanya tentang nama-nama alat transpor- tasi. Selanjutnya dilakukan kegiatan ice breaking untuk melatih ke- kompakan dan konsentrasi anak, memberikan penjelasan kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan satu persatu media yang digunakan dalam kegiatan melukis menggunakan media talenan dan dilanjutkan dengan pengenalan materi mengenai tema kendaraan sub tema kendaraan roda empat.

b) Kegiatan Inti

(1) Guru bertanya tentang macam-macam alat transportasi (2) Guru bertanya macam-macam kendaraan roda empat

(3) Peneliti mengajak anak melakukan kegiatan melukis dengan media talenan.

(4) Instruksikan anak untuk melukis dengan gerakan- gerakan di media talenan yang sudah sediakan

(5) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membersih- kan peralatan yang di pakai kemudian mencuci tangan dan mengeringkannya.

(17)

c) Penutup

Pada akhir pembelajaran peneliti dan guru merefleksikan hasil pembelajaran dengan sub tema kendaraan roda empat. Guru menu- tup pembelajaran dengan berdoa. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 2 anak sudah mulai tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

c. Observasi

Tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksa- naan kegiatan melukis menggunakan media talenan dengan meng- gunakan lembar observasi sebagaimana di lakukan pada siklus sebe- lumnya. Dari hasil pengamatan pada siklus II peneliti berkesimpulan bahwa siklus ini peserta didik sudah terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan kegiatan melukis menggunakan media talenan, anak sudah mampu mengikuti intruksi dari peneliti dengan semangat dan tidak ada yang terlihat bosan atau main sendiri. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.

Lembar observasi Anak Siklus I

No

Indikator Nama Anak Skor

Anak mampu mengambar dengan benar saat melukis dengan jari

Anak mampu dalam mengenal berma- cam-macam warna

1 Abhizar 3 3 6

2 Abyan 3 3 6

3 Afifah 3 3 6

4 Almafira 4 4 8

5 Anindya 4 4 8

6 Ano 2 2 4

8 Ashabyra 3 3 6

9 Galang 3 3 6

10 Zulfa 3 3 6

11 Mega 4 4 8

12 Mikhaila 4 4 8

(18)

13 Monica 2 2 4

14 Tio 1 1 2

15 Afiqa 2 2 4

16 Shaqueena 3 3 6

Jumlah 47 47 94

Keterangan: Di ambil pada tanggal 13 April 2022 di TK PGRI 3 Ngawi

Keterangan:

Jumlah anak: 16

Belum berkembang ada 1 anak 6,25 % Mulai berkembang ada 3 anak 18,75%

Berkembang sesuai harapan ada 8 anak 50%

Berkembang sangat baik ada 4 anak 25 % d. Refleksi

Hasil refleksi pada siklus II dapat dirinci sebagai berikut:

1) Dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek, membuat semakin menambah wawasan dan pengetahuan jauh lebih bermakna bagi anak.

2) Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembel- ajaran sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari antusias anak dalam mengikuti kegiatan melukis menggunakan media talenan. Rasa ingin tahu anak yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran d menambah pengetahuan anak serta membuat anak senang dan tidak bosan.

3) Kepercayaan diri anak sudah terlihat berkembang dengan baik, hal ini terlihat dari anak sudah mampu membuat objek gambar melalui kegiatan melukis menggunakan media talenan dengan baik dan mampu menceritakan kembali proses kegiatan melukis menggu- nakan media talenan.

Berdasarkan hasil penelitian dari kedua siklus di atas, terlihat

(19)

adanya perkembangan yang signifikan. Hasil pengukuran melalui pe- nilaian tertulis menunjukkan adanya peningkatan minat dan semangat anak dalam mengikuti pembelajaran. Prosentase perkembangan anak dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 5.

Perbandingan Presentase Perkembangan Peserta Didik

Siklus BB MB BSH BSB Jumlah

anak

Pre Test 12 75% 4 25% 16

Siklus

I 4 25% 8 50% 4 25% 16

Siklus

II 1 6,25% 3 18,75% 8 50% 4 25%

Keterangan: Di ambil pada tanggal 13 April 2022 di TK PGRI 3 Ngawi

Berdasarkan hasil penelitian di atas menerangkan bahwa pe- nerapan kegiatan melukis mengunakan media talenan dapat mening- katkan kecerdasan visual spasial pada anak di TK PGRI 3 Ngawi, Hal ini dapat dilihat pada peningkatan setiap siklus. Pencapaian pada prasiklus presentase 75% dengan kategori belum berkembang dan ha- nya beberapa anak yang berada dalam kategori mulai berkembang.

Dan setelah dilakukan tindakan selama siklus I skor nilai peningkatan kecerdasan visual spasial anak naik menjadi 50% dan 25% anak ber- kembang sesuai harapan. Selanjutnya pada siklus II yang dilakukan dengan melakukan kegiatan melukis menggunakan media talenan ter- dapat peningkatan kecerdasan visual spasial anak menjadi 50% de- ngan kategori berkembang sesuai harapan dan 25% dengan kategori berkembang sangat baik.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa peningkatan kecerdasan visual spasial anak pada Kelompok B TK PGRI 3 Ngawi sebagai berikut:

(20)

1. Bahwa kecerdasan visual spasial anak kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi sebelum di adakan kegiatan melukis menggunakan media talenan masih belum berkembang. Kemudian setelah di laksa- nakan kegiatan melukis menggunakan media talenan terdapat pening- katan kecerdasan visual spasial anak.

2. Bahwa upaya meningkatkan kecerdasan visual spasial me- lalui kegiatan melukis pada media talenan anak kelompok B di TK PGRI 3 Ngawi, yang sebelumnya belum berkembang yaitu sebanyak 12 anak dengan prosentase 75%, meningkat menjadi 8 anak dengan prosentase 50% untuk kategori mulai berkembang dan 4 anak dengan prosentase 25% masuk kategori berkembang sesuai harapan pada siklus I. Selanjutnya pada siklus II, kegiatan melukis menggunakan media talenan terdapat peningkatan kecerdasan visual spasial anak menjadi 50% dengan kategori berkembang sesuai harapan dan 25%

dengan kategori berkembang sangat baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran yang dapat penulis rekomendasikan kepada guru adalah sebagai berikut:

1.Guru sebaiknya menyiapkan media yang variatif dan kreatif sehingga dapat menarik minat anak agar anak tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

2.Untuk menjadi guru yang kreatif, guru tidak perlu banyak mengeluarkan biaya dalam mengembangkan kemampuan kognitif pa- daanak karena guru dapat menggunakan sarana dan prasarana yang sudah ada, dan menggunakan bahan alam yang ada disekitar sehingga aspek perkembangan anak semuanya dapat berkembang secara baik dan seimbang

3.Diakhir kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan penghargaan kepada anak, agar anak lebih termotivasi dalam belajar.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arief Sadiman. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Azhar Arsyad. Media Pembelajaran,. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Bainbridge dalam Muhammad Yaumi dan Nurdin Ibrahim. Pembe- lajaran Berbasis Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences.

jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013.

Dahlia, Suyadi &. Implementasi Dan Inovasi Kurikulum PAUD 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Herawati, Nenden Ineu. “PENGEMBANGAN MODEL KURIKU- LUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BERBASIS DE- VELOPMENTALLY APPROPIATE PRACTICE UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KECERDASAN INTER- PERSONAL DAN KECERDASAN INTRAPERSONAL.”

Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (2018). https://doi.org/10.17509/cd.v4i1.10374.

Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Masganti Dkk. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Medan:

PerdanaPublishing, 2016.

Oktavia, Ayu Dwi Lestari. “Mengemabangkan Kecerdasan Visual Spasial Anak Usia Dini Menggunakan Media Buku Ban- tal Di Taman Kanak-Kanak Sandhy Putra Telkom Taman Kanak-Kanak Sandhy Putra Telkom Kelompok B1 Kota Bengkulu.” Skripsi FKIP Universitas Bengkulu, 2014.

Samsudin. Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:

Litera Prenada Media Group, 2008.

Sukadi, Hajar Pamadhi & Evan. Seni Keterampilan Anak,. Jakarta:

Universitas Terbuka, 2008.

Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2011.

Weni R. DKK. Mengenal Seni Lukis. Klaten: Intan Sejati, 2009.

(22)

Yuliani Nurani Sujiono & Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Ber- basis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Elex-media Computindo, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sugiyono (2016: 240) dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya- karya