• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENERAPAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SENSORY PATH DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A (USIA 4-5 TAHUN) DI TK PGRI 3 NGAWI DS. MANGUNHARJO KEC. NGAWI KAB. NGAWI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENERAPAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SENSORY PATH DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A (USIA 4-5 TAHUN) DI TK PGRI 3 NGAWI DS. MANGUNHARJO KEC. NGAWI KAB. NGAWI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

P-ISSN

2548-6063

KURIKULA: JURNAL PENDIDIKAN VOLUME: 7 NO. 1 TAHUN 2022

https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/kurikula/

index

E-ISSN

2746-4903

PENERAPAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF SENSORY PATH DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A (USIA 4-5 TAHUN) DI TK PGRI 3 NGAWI DS. MANGUNHARJO KEC. NGAWI

KAB. NGAWI

Anita Solihatul Wahidah, Indri Sulistyani Institut Agama Islam Ngawi

Institut Agama Islam Ngawi anitasolihatul0@gmail.com

arisandikabt@gmail.com

Article history

Submitted 11/09/2022

Accepted 28/09/2022

Published 30/09/2022

ABSTRACTEducational Game Tool (APE) is a learning media with the aim of improving the ability of aspects of child development that are tailored to the age and level of child development in an interesting way. APE that can be used to improve aspects of child development with the sensory path. Sensory Path is a sensory pathway that was developed into an educational play tool to develop children’s development that involves the five senses, one of which is children’s cognitive abilities related to memory, logical thinking and problem solving. Low cognitive abilities and the lack of learning media used make children less interested and bored in following the learning delivered. This problem is the background of research on the application of sensory path educational game tools in improving aspects of cognitive development of children in group A (aged 4-5 years) at PGRI 3 Ngawi This study uses a qualitative approach with the type of Classroom Action Research (CAR) where data is collected by interview, observation and documentation methods. Sources of informants from this study were the principal and educators of PGRI 3 TK in Ngawi. The results of this study will be presented in the form of sentences, not in the form of numbers presented in the obser- vation table. The data analysis technique used is observation, assessment sheet and conclusion drawing. With learning that applies the Sensory Path Educational Game Tool, it can be seen that there is an increase in children’s cognitive abilities which can be seen from the initial condition of the child’s cognitive ability which was originally still quite low with conditions after the ap- plication of the sensory path educational game tool to increase. The application of sensory path educational games has been proven to improve cognitive abilities in children aged 4-5 years.

Keywords: Educational Game Tool (APE), Sensory Path, Cognitive Aspect

25-40

(2)

ABSTRAK Alat Permainan Edukatif (APE) adalah suatu media pembelajaran dengan tujuan dalam meningkatkan kemampuan aspek-aspek perkembangan anak yang disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak yang dilakukan secara menarik. APE yang dapat digunakan dalam meningkatkan aspek perkembangan anak dengan sensory path.Sensory Path merupakan suatu jalur sensori yang dikembangkan menjadi alat bermain edukatif untuk mengembangkan perkembangan anak yang melibatkan panca indra, salah satunya kemampuan kognitif anak yang berhubungan dengan daya ingat, berfikir logis dan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif yang rendah dan minimnya media pembelajaran yang digunakan membuat anak kurang berminat dan bosan dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan. Permasalahan inilah yang menjadi latar belakang penelitian tentang penerapan alat permainan edukatif sensory path dalam mening- katkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana data dikumpulkan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber in- forman dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah dan pendidik TK PGRI 3 Ngawi. Hasil dari penelitian ini akan dipaparkan dalam bentuk kalimat, bukan dalam bentuk angka yang tersaji dalam tabel pengamatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah observasi, lembar peni- laian dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan alat permainan edukatif sensory path dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang telah di- rencanakan. Dengan pembelajaran yang menerapkan Alat Permainan Edukatif (APE) sensory pathterlihat adanya peningkatan kemampuan kognitif anak yang dapat dilihat dari kondisi awal kemampuan kognitif anak yang semula masih cukup rendah dengan kondisi setelah penerap- an alat permainan edukatif sensory path menjadi meningkat. Penerapan alat permainan eduka- tif sensory path terbukti dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia 4-5 tahun.

Kata Kunci: Alat Permainan Edukatif (APE), Sensory Path, Aspek Kognitif PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan manusia usia nol sampai enam tahun yang dimulai sejak dari dalam kandungan ibunya. Usia 0-6 tahun, menurut para ahli merupakan masa peka atau di- sebut masa emas (The Golden age) bagi anak yang mulai mengalami peningkatan dalam perkem- bangan kecerdasannya. Masa-masa usia emas ini membutuhkan suatu rangsangan dan stimulus yang dapat menghasilkan peningkatan kecerdasan di masa mendatang. Pentingnya pemberian rangsangan danstimulus pada anak agar memiliki kesiapan dalam proses pematangan fungsi- fungsi jasmani dan rohani untuk merespon stimulasi yang diberikan.(E Mulyasa, 2001)

Anak usia dini membutuhkan pendidikan yang dilakukan dengan cara memberikan rang- sangan yang tepat sesuai dengan usianya untuk membantu proses pertumbuhan dan perkembang- an jasmani dan rohani supaya anak siap dalam memasuki pendidikan selanjutnya baik jalur for- mal, nonformal maupun informal sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Setiap lembaga perlu memberikan kesempatan bagi anak dalam mengembangkan kemampuan anak secara mak- simal dengan menyediakan berbagai kegiatan yang dilakukan dengan memperhatikan keamanan sesuai dengan tingkatan usianya.(Maimunah Hasan, 2009)

Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan perkembangan pada anak se- lanjutnya. Oleh karena itu, pendidikan harus dilakukan dengan cara yang baik dan menarik khu- susnya untuk pembelajaran anak usia dini.Kegiatan pembelajaran yang digunakan pada anak usia dini yaitu dengan bermain. Bermain merupakan suatu aktivitas atau kegiatan anak-anak yang dilakukan dengan senang dan gembira. Anak dapat berlari dengan berteriak keras, meloncat, me- lempar bola sampai menaiki tangga dengan penuh semangat.(Heru Kurniawan, 2020)

(3)

Sensory path adalah jalur merayap yang bertujuan untuk menstimulasi sensori peraba pada anak dalam mengenalkan berbagai macam tekstur suatu benda yang ada di sekitar lingkungan- nya. Sensory path dirancang untuk memfasilitasi anak dalam merangsang aktivitas multi – indera sensorik diantaranya indera peraba dan indera penglihatan. Membantu membangun koneksi saraf dalam otak juga sebagai media sensory explorer. Kegiatan bermain pada anak dilakukan dengan mengadakan media atau alat permainan edukatif yang bertujuan untuk menunjang proses belajar pada anak, sehingga kegiatan pembelajaran dapat diterima dengan baik. Untuk itu, media yang digunakan harus memenuhi standar keamanan sesuai dengan tingkat usia anak.

Media sensory path dapat disebut juga jalur sensorik yang berarti suatu media yang menye- nangkan dan tercipta dari anak yang memiliki kebutuhan khusus yang dibuat dan dikembangkan menjadi suatu pembelajaran berbasis sensory path yang dapat membantu melakukan gerak tubuh motorik kasar pada anak. Latar belakang dari permasalahan di era globalisasi ini menimbulkan pengembangan media pembelajaran berbasis sensory path sebagai alat untuk menyampaikan in- formasi dalam pembelajaran olahraga di sekolah agar terciptanya proses pembelajaran lebih aktif, memotivasi siswa, terarah, dan efisien maka media sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas proses pembelajaran di Sekolah. Media merupakan alat yang tidak bisa dipisahkan dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Pengembangan media pembelajaran berbasis sensory path diharapkan dapat menjadi alternatif lain bagi guru untuk mengeksplorasi perkembangan anak.(Dara wulandari, 2021)

Sensory path yang digunakan di TK PGRI 3 Ngawi berupa karpet atau alas duduk yang dicetak dan didesign dengan warna-warna yang mencolok, beragam bentuk bangun datar yang terdapat angka dan huruf serta anak melakukannya dengan berjalan, berlari ataupun melompat.

Anak lebih senang dan tertarik untuk belajar sambil bermain yang mampu merangsang perkem- bangan pada anak.

Perkembangan-perkembangan pada anak terdiri dari 6 aspek yaitu aspek nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Semua aspek perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup pada anak di masa yang akan datang salah satunya perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif pada anak memiliki hubungan antara kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu permasalahan dengan berbagai konsep yang di- miliki oleh anak.(Susanto, 2011)

Kemampuan kognitif sangat penting dalam proses kehidupan anak, hal ini dikarenakan anak akan menghadapai berbagai macam persoalan di sekitarnya dengan adanya penyelesaian masalah. Salah satu langkah yang dapat dilakukan pada diri anak yaitu dengan meningkatkan kemampuan dalam mencari cara untuk memecahkan masalah mulai dari yang paling sederhana.

Kemampuan ini berperan sangat penting dalam keberhasilan belajar pada anak, karena sebagian besar aktivitas belajar anak berhubungan dengan kemampuan daya ingat dan pola pikirnya. Kedua aktivitas kognitif ini memerlukan perhatian yang sangat perlu dikembangkan.(E Mulyasa, 2001)

Akan tetapi, yang terjadi di TK PGRI 3 Ngawi terdapat beberapa kemampuan kognitif anak yang belum berkembang. Peserta didik di TK PGRI 3 Ngawi, anak dengan usia 4-5 tahun masih banyak yang belum berkembang dengan baik dalam kemampuan kognitifnya serta masih membutuhkan bantuan dan bimbingan dari guru kelas dalam menyelesaikan kegiatan yang dibe- rikan. Hal ini mungkin dikarenakan anak kurang termotivasi dalam kegiatan tersebut.

Kegiatan pembelajaran yang ada di TK PGRI 3 Ngawi lebih fokus pada kegiatan me- warnai dan menulis serta minimnya penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya untuk pengembangan aspek kognitif pada anak. Hal ini yang menyebabkan anak menjadi kurang menarik, merasa bosan dan malas dalam kegiatan pembelajaran.

(4)

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Alat Permainan Edukatif Sensory Path diha- rapkan mampu merangsang dan menstimulasi aspek perkembangan kognitif anak sehingga dapat berkembang dengan baik. Anak dapat berfikir secara logis dan dapat memecahkan masalah seder- hana yang dihadapi dengan baik.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang meningkatkan kemampuan aspek kognitif anak dengan media sensory path yang berjudul “Pene- rapan Alat Permainan Edukatif Sensory Path untuk Meningkatkan Aspek Perkembangan Kognitif Anak Kelompok A (Usia 4-5 Tahun) di TK PGRI 3 NGAWI.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan prosedur me- tode deskriptifberupa tulisan atau gambaran dan perilaku yang dapat diamati dari orang (subjek) itu sendiri(Arif Furchan, 1992). Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan jenis Pe- nelitian Tindakan Kelas. Subjek pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, dan Guru Kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi.

Analisis pada data kualitatif dilakukan denganmengorganisir data, memilah-milahnya yang kemudian dikelola, mencatat, mencari dan menemukan pola sebagai hasil catatan lapangan dalam menentukan apa yang penting dipelajari sebagai bahan pelaporan hasil penelitian.(Lexy J Moleong, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Alat Permainan Edukatif Sensory Path.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal dan lebih sering menggunakan alat permainan jenis lego dan puzzle.

Hal ini yang membuat anak-anak menjadi bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajar- an. Peneliti mencoba melakukan penerapan alat permainan edukatif sensory path dengan meng- gunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyiapkan media sensory path yang akan digunakan 2. Membagi anak menjadi beberapa kelompok

3. Menjelaskan kegiatan menggunakan permainan

4. Memberi contoh melakukan permainan dengan sensory path 5. Menjelaskan aturan dalam bermain

6. Setelah selesai merapikan kembali alat permainan yang digunakan

Permainan ini peneliti membuat aturan permainan sensory path dibatasi waktu hanya 5-10 menit per kelompok. Penerapan alat permainan edukatif sensory path kepada anak terbuat dari bahan banner yang berisi gambar-gambar bangun datar yang berwarna, angka dan huruf yang berbahan halus dan aman ketika digunakan oleh anak-anak sehingga membuat anak lebih tertarik untuk bermain sambil belajar.

Penerapan alat permainan edukatif (APE) sensory path diharapkan mampu mening-

katkan kemampuan kognitif anak. Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan beberapa

(5)

rangkaian tindakan penelitian yang dibagi menjadi 2 siklus kegiatan yang masing-masing siklus sebagai berikut:

1. Siklus 1 dengan 2 pertemuan 2. Siklus 2 dengan 2 pertemuan

Penerapan Alat Permainan Edukatif Sensory Path dalam meningkatkan aspek perkemban- gan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi.

Penulis akan membahas penelitian yang dilakukan dari penemuan data yang diperoleh melalui proses penelitian yang didapat dari observasi dan wawancara sebagai metode pengum- pulan data tentang penerapan alat permainan edukatif sensory path dalam meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngaw.

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi dari guru disertai wawancara dan dokumentasi sebagai alat yang dapat menguatkan data penelitian yang dilakukan tentang pe- nerapan alat permainan edukatif sensory path dalam meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi.

Observasi dilakukan pada anak dengan jumlah 16 anak, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 10 perempuan yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap salah satu guru kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penerapan alat permainan eduka- tif sensory path di TK PGRI 3 Ngawi. Selanjutnya yaitu dengan melakukan pengolahan data yang didapatkan melalui hasil observasi atau pengamatan dan wawancara.

Observasi atau pengamatan dilakukan pertama kali dengan memperoleh data perkembang- an kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi. yaitu 1 anak yang berkembang sangat baik (BSB), 2 anak yang berkembang sesuai harapan (BSH), 7 anak mulai berkembang (MB) dan 6 anak belum berkembang (BB) sama sekali.

Hasil pengamatan perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) sangat ren- dah, hal ini disebabkan kegiatan pembelajaran yang monoton dan kurang menarik anak serta lebih pada kegiatan menulis dan mewarnai. Peneliti mencoba melakukan kegiatan pembelajaran dengan dengan menggunakan media alat permainan edukatif sensory path, yang kemudian dite- rapkan pada anak untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitifnya.

Tahapan-tahapan penerapan alat permainan edukatif sensory path untuk meningkatkan as- pek perkembangan kognitif anak kelompok A terdiri dari 2 siklus yang pada setiap siklus terdapat 2 pertemuan dalam penerapan alat permainan edukatif sensory path untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi.

Siklus 1

1. Perencanaan

Perencanaan dilakukan sebelum melakukan tindakan penelitian yaitu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang menjadi acuan atau pedoman dalam proses kegiatan pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Perencanaan ini dilakukan dengan:

(6)

a) Menentukan jadwal perencanaan penelitian,

Tabel 4.1 Jadwal perencanaan penelitian siklus 1 Pertemuan

ke Hari/tanggal Materi

1 Selasa:

15 Februari 2020

Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman Hias

2 Kamis:

17 Februari 2020

Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman Hias

Keterangan: diambil pada tanggal 14 Februari 2020 di TK PGRI 3 Ngawi

b) Menyiapkan media yang dibutuhkan. Media yang dibutuhkan untuk meningkatkan as- pek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawiyai- tu dengan menggunakan alat permainan edukatif sensory path.

c) Menyiapkan kriteria penilaian untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai beri- kut:

1) BB (Belum Berkembang): anak melakukan dengan bimbingan guru 2) MB (Mulai Berkembang): anak melakukan dengan diingatkan oleh guru

3) BSH (Berkembang Sesuai Harapan): anak dapat melakukan dengan mandiri tanpa bimbingan dari guru

4) BSB (Berkembang Sangat Baik): anak dapat melakukan dengan mandiri dan dapat menbantu temannya

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1 ini terdapat 2 pertemuan. Pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran dengan penerapan alat permain- an edukatif sensory path untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi adalah sebagai berikut :

a) Pertemuan

1

Pertemuan 1 yang dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Februari 2020 dengan menyampaikan materi yangbertema Tanaman.

1)

Kegiatanpembuka

Kegiatan ini diawali dengan doa, bernyanyi dan bercakap-cakap dilanjutkan dengan bertanya tentang macam-macam tanaman hias. Selanjutnyamelakukanke- giatanicebreakinguntuk melatih kekompakan dan konsentrasi anak, memberi-

(7)

kanpenjelasan kepada anak tentang kegiatanyang akan dilakukandanmenjelas- kansatupersatumediayangakan digunakandalam kegiatan pembelajran dengan menggunakan alat permainan edukatif sensory Pathdandilanjutkandenganpen- genalanmaterimengenai tema tanaman.

2)

Kegiataninti

a) Bertanya tentang tanaman

b) Bertanya macam-macam tanaman hias

c) Mengajak anak melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan alat per- mainan edukatif sensory path. dimanaanakhanyamemperhatikansetiappros- esnya.

d) Kemudian menginstruksikananakuntukmelakukan kegiatan pembelajaran menggunakan alat permainan edukatif sensory path.

e) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membantu merapikan alat yang digunakan dalam pembelajaran.

3) P

enutup

Pada akhir pembelajaran ditutup dengan merefleksi kegiatanyang sudah dilakukan. Pembelajaranditutupdenganmembaca doadansalam.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada hari kamis, 17 Februari 2020, masih dengan tema tana- man.

1) Kegiatanawal

Kegiatan pembuka diawali dengan doa, bernyanyi dan bercakap-cakap dan dilanjutkan dengan bertanya tentang macam-macam nama bunga.Selanjut- nyamelakukankegiatanicebreakinguntuk melatih konsentrasi anak pada kegiatan pembelajaran, kemudian menyampaikan kepada anak kegiatan yang akan dilaku- kandanmenjelaskanmedia permainan yang akan digunakandilanjutkandenganpen- genalanmaterimengenai tema tanaman.

2) Kegiataninti

a) Bertanya tentangnama-nama bunga

b) Bertanya macam-macambunga yang ada di lingkungkan sekitar

c) Mengajak anak melakukan kegiatan pembelajaran dimanaanakhanyamem- perhatikansetiapprosesnya.

d) Kemudian menginstruksikananakuntukmelakukan kegiatan pembelajaran yang telah dicontohkan sebelumnya dengan media sensory path.

(8)

e) Selanjutnya anak diberikan lembar kerja dengan kegiatan menghitung dan menghubungkan gambar bunga dengan angkanya. Setelah kegiatan berakh- ir, anak merapikan peralatan yang digunakan.

3) Penutup

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan merefleksi kegiatanyang sudah dilakukan, menanyakan kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Setelah itu kegiatan pembelajarandi- tutupdenganmembaca doadansalam.

Kegiatan yang berlangsung pada pertemuan ll ini anak semakinmenunjukkan ketertarik- anpadakegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat permainan edukatif sensory path.Hal itu dapat dilihatketika mengikuti kegiatan pembelajaran anak mulai sedikit aktif,namunmasih ada beberapa anak yang terlihat pasif dan masih memerlukan bimbingan ibu guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sensory path.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan menyiapkan lembar observasi dalam penerapan alat permain- an edukatif sensory path dalam meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi sesuai standar pencapaian tingkat perkembangan kognitif anak.

Hasil dari pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus 1 ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Lembar observasi siklus 1

NO NAMA Indikator Perkembangan Kognitif Anak Menghubungkan benda

dengan angka Menyebutkan angka 1-10

1 Abhizar MB MB

2 Abyan MB MB

3 Afifah BSH BSH

4 Alma BSB BSB

5 Anin BSB BSB

6 Ano BB BB

7 Ashabyra BB MB

8 Galang MB MB

9 Indana MB MB

10 Mega BSH BSH

11 Mikha BSH BSB

12 Monica BB BB

(9)

13 Alim MB MB

14 Tio BB BB

15 Afiqa BB BB

16 Nana MB BSH

Keterangan: diambil pada tanggal 17 Februari 2020 di TK PGRI 3 Ngawi Keterangan menghubungkan benda dengan angka:

Jumlah keseluruhan anak: 16 anak a) Belum Berkembang (BB): 5 anak b) Mulai Berkembang (MB): 6 anak

c) Berkembang Sesuai Harapan (BSH): 3 anak d) Berkembang Sangat Baik (BSB): 2 anak

Keterangan penilaian saat menyebutkan angka 1-10:

Jumlah keseluruhan anak:16 anak a) Belum Berkembang (BB): 4 anak b) Mulai Berkembang (MB): 6 anak

c) Berkembang Sesuai Harapan (BSH): 3 anak d) Berkembang Sangat Baik (BSB): 3 anak

Berdasarkan hasil observasi terlihat adanya perkembangan pada aspek kognitif pada anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi, meskipun terlihat belum signifikan. Hal ini terjadi dikarenakan anak-anak masih malu dan kurang aktif dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan sensory path. Guru juga belum maksimal dalam memberikan semangat dan motivasi dalam kegi- atan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh guru kelas A sebagai berikut:

“ Wawancara ibu

bu Syarifatud Diyanah, 2022

lembaga TK PGRI 3 Ngawi memang belum maksimal dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media sensory path mbak, jadi anak-anak terlihat semaunya sendiri saat menggunakan media ini. Kegiatan pembelajaran sebelumnya pun masih belum seratus persen tatap muka. Waktu kegiatan pembelajaran pun juga masih terbatas, selain itu guru juga harus bisa memberikan pembelajaran sekreatif mungkin se- hingga anak dapat tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

4. Refleksi

Refleksi yang dilakukan pada siklus I pertemuan keduadapat dilihat sebagaiberikut:

a. Adanya sedikit peningkatan kemampuan aspek perkembangan kognitif anakwalaupun- belummaksimal.

(10)

b. Anak masih belum fokus ketika mengikuti kegiatan pembelajaran hal ini dikarenakan anak kurang tertarik pada saat guru memberikan materi pembelajaran.

Menurut hasil refleksipertemuanldan2tersebutdapat ditarik kesimpulan bahwa masih ter- dapat permasalahan yang munculpada pelaksanaan siklus I sehingga dilanjutkan dengan melaku- kan kegiatan pada siklus 2. Untuk itu, perlu adanya perbaikan pada pelaksanaan siklus 2 padake- giatanpembelajaran, yaitu:

a. Cara pengelolaan waktu yang lebih efisien.

b. Cara untukmemotivasidanmemberi semangatkepadaanaksehinggadapat mengikuti ke- giatan pembelajaran dengan baik serta memperhatikan metode dalam melakukan kegia- tan pembelajaran terhadap anaksehinggaanak menjadi lebihfocus dan terarah.

Siklus 2

kegiatan yang dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa beberapa anak masih belum mencapai tingkat perkembangan sesuai dengan indikator pada standart tingkat pencapaian per- kembangan, maka diperlukan kegiatan selanjutnya pada siklus 2. Proses kegiatannya adalah se- bagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel jadwal sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jadwal perencanaan penelitian siklus 2

Pertemuan ke Hari/tanggal Materi

1 Senin,

21 Februari 2020

Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman sayuran

2 Rabu,

23 Februari 2020

Tema : Tanaman

Sub Tema: Tanaman sayuran Keterangan: diambil pada tanggal 21 Februari 2020 di TK PGRI 3 Ngawi

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah selanjutnya yaitu pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 ini terdapat 2 pertemuan. Pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran dengan pe- nerapan alat permainan edukatif sensory path untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi adalah sebagai berikut :

a) Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus 2 dilakukan pada hari Senin, 21 Februari 2020dengan materi yang bertema tanaman.

(11)

1)

Kegiatanawal

Kegiatan pembuka yang diawali dengan doa, bernyanyi, dan bercakap-cakap yang dilanjut- kan dengan bertanya tentang tanaman.Konsentrasi anak dapat dilatih dengan melakukan kegiatan ice breaking kemudian memberikanpenjelasan kepada anak tentang materi kegiatanpembelajaran dan media pembelajaran yang akan digunakansertadilanjutkandenganpengenalanmaterimengenai tema tanaman.

2)

Kegiataninti

a) Bertanya tentang nama-nama sayur b) Bertanya macam-macamsayur

c) Mengajak anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat permainan edukatif sensory path, dimanaanakhanyamemperhatikansetiappros- esnya.

d) Selanjutnya menginstruksikananakuntukmelakukan kegiatan dengan menggu- nakan alat permainan edukatif sensory path yang sudah sediakan

e) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membantu merapikan peralatan yang sudah digunakan

3)

Penutup

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan merefleksikan kegiatanyang sudah dilakukan dan- ditutupdenganmembaca doadansalam.

b) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus 2 dilakukan pada hari rabu, 23 Februari 2020 dengan materi yang bertema tanaman.

1) Kegiatanawal

Kegiatanpembuka dilakukan dengan doa, bernyanyi dan bercakap-cakap dilanjutkan de- ngan kegiatan tanya jawab sederhana tentang nama-namasayur.Tidak lupa dengan melakukan ke- giatanicebreakinguntuk melatih konsentrasi anak pada kegiatan pembelajaran selanjutnya menje- laskan kegiatan dan media permainan yang akan digunakan dengan tema tanaman.

2) Kegiatan inti

a) Bertanya tentangtanaman sayuran

b) Mengajak anak melakukan kegiatan menggunakan sensory path, dimana anak- hanya memperhatikan setiap prosesnya.

c) Selanjutnya menginstruksikananakuntukmelakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan APE sensory path yang sudah sediakan

d) Kemudian mengajak anak berhitung gambar sayuran dan mewarnai angka ses-

(12)

e) Setelah kegiatan berakhir, anak diminta untuk membantu merapikan peralatan yang telah digunakan

3) Penutup

Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan merefleksi kegiatanyang sudah dilakukan dan dilanjutkandenganmembaca doadansalam.

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ll anak terlihat semakintertarikpadakegiatan- pembelajaran menggunakan APE sensory path.Anakterlihatbegituantusiasdalammengikutipem- belajaran,namunmasih ada beberapa anak yang masih membutuhkan bantuan dan bimbingan.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan dengan menyiapkan lembar observasi dalam penerapan alat permainan edukatif sensory path untuk meningkatkan aspek perkembangan kognitif anak seperti pada siklus sebelumnya.

Hasil pengamatan pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Lembar observasi siklus 2

NO NAMA Indikator Perkembangan Kognitif Anak Mewarnai angka sesuai

jumlah gambar Menyebutkan angka 1-10

1 Abhizar BSH BSH

2 Abyan BSH MB

3 Afifah BSB BSB

4 Alma BSB BSB

5 Anin BSB BSB

6 Ano MB BB

7 Ashabyra MB MB

8 Galang BSH BSH

9 Indana BSH BSH

10 Mega BSH BSH

11 Mikha BSB BSB

12 Monica MB BB

13 Alim BSH BSH

14 Tio BB MB

15 Afiqa MB MB

16 Nana BSH BSH

(13)

Keterangan: diambil pada tanggal 23 Februari 2020 di TK PGRI 3 Ngawi Keterangan penilaian saat mewarnai angka sesuai jumlah gambar:

Jumlah keseluruhan anak: 16 anak a) Belum Berkembang (BB): 1 anak b) Mulai Berkembang (MB): 4 anak

c) Berkembang Sesuai Harapan (BSH): 7 anak d) Berkembang Sangat Baik (BSB): 4 anak Keterangan penilaian saat menyebutkan angka 1-10:

Jumlah keseluruhan anak: 16 anak a) Belum Berkembang (BB): 2 anak b) Mulai Berkembang (MB): 4 anak

c) Berkembang Sesuai Harapan (BSH): 6 anak d) Berkembang Sangat Baik (BSB): 4 anak

Berdasarkan hasil pada siklus 2, terlihat bahwa anak lebih antusias dan tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, anak menjadi lebih bersemangat meskipun masih ada satu anak yang belum mau mengikut kegiatan hal ini dikarenakan anak tersebut berkebutuhan khusus.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sensory path mampu meningkatkan kemampuan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A di TK PGRI 3 Ngawi. seperti yang diungkapkan oleh guru kelas A sebagai berikut:

“( Wawancara dengan ibu Syarifatud Diyanah, )anak-anak lebih fokus dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran ini, anak-anak menjadi tidak sabar ingin melakukan kegiatan ini lagi. anak-anak mampu mengingat dan menghafal angka maupun huruf dengan baik. Selain itu anak-anak juga dapat bergerak yang menambah point plus pada fisik motorik nya.”

4. Refleksi

Berdasarkan hasilrefleksi pada siklus2 inidapatdilihat peningkatan perkembangan anakse- bagaiberikut :

a.

Meningkatnya minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dapat dilihat dari antusias anak dalam mengikutikegiatan pembelajaran menggunakan sensory path. Rasaingin tahu dan pengetahuan anak semakin bertambah serta membua- tanaksenangdan tidak bosan dalam proses pembelajarab.

b.

Rasa kepercayaan yang ada pada diri anak sudah terlihat berkembang dengan baik, di- mana anak mampumengingat dan menghafal objek yang ada pada media sensory path.

Pengamatan yang dilakukan padakeduasiklustersebutterlihatadanya perkembangan yang

(14)

berdasarkan pengukuran penilaian anakdalammengikutipembelajaran. Peningkatan tersebut da- pat dilihat padatabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 PerbandinganPerkembanganPesertaDidik

Observasi Siklus 1 Siklus 2

Indikator

1 Indikator 2 Indikator 1 Indikator

2 Indikator 1 Indikator 2

BB 6 6 5 4 1 2

MB 7 7 5 6 4 4

BSH 2 1 4 3 7 6

BSB 1 2 2 3 4 4

total anak 16 16 16 16 16 16

Keterangan: diambil pada tanggal 26 Februari 2020 di TK PGRI 3 Ngawi

Berdasarkan tabel perbandingan di atas, pengamatan yang dilakukan pada siklus 1 me- nunjukkan dari 16 anak memperoleh data perkembangan kognitif yang diambil menggunakan indikator standar pencapaian tingkat perkembangan yaitu dari 1 menjadi 2 anak yang berkembang sangat baik, 2 menjadi 4 anak yang berkembang sesuai harapan, untuk anak yang mulai berkem- bang dan belum berkembang mengalami penurunan dari 13 menjadi 10 anak. Hal ini menunjuk- kan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak meskipun belum maksimal.

Peningkatan terlihat lebih signifikan pada siklus 2 yang peneliti lakukan yang memperoleh hasil 4 anak berkembang sangat baik, 7 anak berkembang sesuai harapan, 4 anak mulai berkem- bang dan tinggal 1 anak yang belum berkembang.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa adanya peningkatan perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi dengan penerapan menggunakan alat permainan edukatif sensory path yang dapat dilihat pada tabel perbandingan perkembangan anak.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang diperoleh berdasarkan penerapan alat permainan edukatif sensory path dalam meningkatkan kemampuan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan alat permainan edukatif sensory path dalam meningkatkan kemampuan aspek perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawidilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyiapkan media sensory path yang akan digunakan b) Membagi anak menjadi beberapa kelompok

c) Menjelaskan kegiatan menggunakan permainan

d) Memberi contoh melakukan permainan dengan sensory path

(15)

e) Menjelaskan aturan dalam bermain

f) Setelah selesai merapikan kembali alat permainan yang digunakan

Pelaksanaannya dibagi menjadi 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan di setiap siklus.

Tahapan-tahapan pada siklus 1 meliputi: tahap perencanaan, sebelum melakukan kegiatan peneli- tian, tahap awal yang dilakukan adalah perencaan yang meliputi menentukan jadwal perencanaan, menyiapkan media sensory path dan menyiapkan kriteria penilaian, selanjutnya yaitu tahap tin- dakan dimana peneliti melakukan tindakan lapangan dengan menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah dipersiapkan. Tahap yang terakhir yaitu dengan melaku- kan observasi yang menjadi pertimbangan untuk melakukan penelitian pada siklus 2.

2. Penerapan alat permainan edukatif sensory path kondisi awal perkembangan kognitif anak kelompok A (usia 4-5 tahun) di TK PGRI 3 Ngawi sangat rendah, hal ini disebabkan kare- na kegiatan pembelajaran yang kurang efektif dan efisien serta penerapan alat permainan edukatif yang kurang maksimal. Sehingga menyebabkan anak-anak menjadi tidak fokus dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Setelah penggunaan alat permainan eduka- tif sensory path terlihat adanya peningkatan perkembangan kognitif anak yang cukup baik, terbukti pada hasil penilaian sesuai dengan indikator pencapaian tingkat perkembangan pada anak yang meningkat.

Saran

Karya ilmiah yang telah peneliti tulis di atas dapat dijadikan salah satu rujukan dan atau refrensi serta menambah wawasan dalam berbagai hal yang terkait pengadaan alat permainan edukatif yang lainnya yang dapat bermanfaat dan membantu kegiatan pembelajaran. Meskipun demikian, karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, sehingga tidak dapat apabila dijadikan se- bagai referensi satu-satunya dalam sebuah pembuat karya ilmiah.

Untuk peneliti pribadi menerima segala macam kritik dan saran yang membangun dari semua kalangan guna perbaikan karya ilmiah ini dan kebaikan bagi peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Furchan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.

Dara wulandari. (2021). pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Sensory Path Untuk kemampuan Motorik Kasar Siswa Kelas II Sekolah Dasar.

E Mulyasa. (2001). MAnajemen PAUD. Bandung: PT Remadja Rosdakarya.

Heru Kurniawan. (2020). Bermain dan Permainan Ank Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosda- karya.

Lexy J Moleong. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maimunah Hasan. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenadamedia.

Wawancara Bu Tantin, Kepala Sekolah TK PGRI 3 Ngawi, 3 Januari 2020

(16)

Wawancara Bu Syarifah, Guru Kelas A TK PGRI 3 Ngawi, 19 Januari 2020 Wawancara Bu Syarifah, Guru Kelas A TK PGRI 3 Ngawi, 26 Januari 2020

Referensi

Dokumen terkait

Maksud dari prinsip ini adalah dalam pengembangan alat permainan edukatif hendaknya menyesuaikan dengan usia anak, minat anak, dan kebutuhan anak. suatu alat permainan

and occipitotemporal branches) 16Superior cerebellar artery 17 Polar temporal artery 18 Internal carotid artery 19 Right posterior cerebral artery 20 Basilar artery.