BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan manusia kepada taraf hidup yang lebih baik. Taraf hidup yang lebih baik dapat diaplikasikan dalam pendidikan. Pendidikan dimulai dari sejak dini hingga dewasa untuk mengajarkan hal yang semula tidak diketahui menjadi diketahui. Pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar adalah sarana membentuk potensi yang baik bagi tahap pendidikan selanjutnya, karena pendidikan dasar seharusnya diupayakan sebaik mungkin dan perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik dari pemerintah, pendidik dan tenaga pendidik serta masyarakat. Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan unsur utama dalam mengembangkan keterampilan siswa, seperti keterampilan berbahasa yang terdapat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Indonesia menekankan pada keterampilan berbahasa siswa terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut sangat erat hubunganya satu sama lain. Awalnya manusia belajar bahasa dengan menyimak kemudian diikuti dengan berbicara, membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah keterampilan menyimak.
Menyimak sebagai salah satu kegiatan berbahasa merupakan hal yang mendasar dalam aktivitas berkomunikasi. Keterampilan menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
Keterampilan menyimak merupakan dasar keterampilan dalam berkomunikasi.
Seseorang dapat menyimpulkan kembali informasi yang telah disimak, dan menyampaikan kembali hasil simakan melalui kegiatan berbicara. Kegiatan menyimak dan berbicara saling berhubungan satu sama lain, sehingga orang tidak akan dapat berbicara tanpa adanya proses menyimak, begitu pula sebaliknya. Kegiatan berbicara dapat dilakukan dengan kegiatan bercerita.
Bercerita merupakan salah satu materi keterampilan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran bercerita siswa Sekolah Dasar diharapkan dapat menceritakan kembali cerita yang telah disimaknya. Siswa akan mampu bercerita dengan baik apabila memiliki dasar bercerita yang baik pula, hal ini sesuai dengan pendapat Andriani, Suharno dan Yulianti (2016: 1) mengemukakan keterampilan bercerita ini merupakan keterampilan berbahasa yang harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa.
Hasil observasi awal yang lakukan di SD Negeri Kalibatur, ditemukan permasalahan bahwa keterampilan berbicara siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan berbicara yang dimaksud adalah keterampilan untuk menceritakan kembali sebuah cerita. Hasil wawancara dengan Guru kelas II juga menguatkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam kegiatan
penting dikuasai karena dengan kemampuan bercerita yang baik siswa akan menghasilkan pesan yang baik sehingga informasi bisa diterima oleh lawan bicara. Jika kemampuan berbicara baik diharapkan siswa mampu menuangkan gagasan dan pemikirannya dalam kemampuan verbal yang lebih baik. Guru dan peneliti selanjutnya melakukan refleksi dan evaluasi pembelajaran untuk mengidentifikasi penyebab masalah ini. Penyebab siswa tidak dapat bercerita diantaranya: masih banyak siswa yang kesulitan membaca karena baru kelas II sehingga masih belum lancar, cerita yang terlalu panjang dan banyak tokoh sehingga siswa kesulitan mengingatnya, alur cerita yang kompleks sehingga sulit mengikuti urutannya, serta teknik pembelajaran oleh guru yang masih kurang tepat untuk mengembangkan keterampilan bercerita.
Hasil identifikasi penyebab masalah maka peneliti dan guru berpendapat untuk memperbaiki khualitas dalam pembelajaran melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan teknik pembelajaran yang diyakini mampu mengembangkan keterampilan bercerita siswa yaitu teknik Paired Storytelling. Teknik Paired Storytelling merupakan pendekatan interaktif antara siswa, Guru, dan materi pelajaran. Lie (2008: 71) mengemukakan teknik Paired Storytelling atau bercerita berpasangan dapat digunakan untuk pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik Paired Storytelling Guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana keterampilan bercerita siswa dapat meningkat dengan menggunakan teknik Paired Storytelling dalam pembelajaran Tema 7 Kebersamaan di kelas II SD Negeri Kalibatur ?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bercerita menggunakan teknik Paired Storytelling tema 7 kebersamaan di kelas II SD Negeri Kalibatur.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diambil, yaitu manfaat teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran untuk menentukan arah dalam pemilihan teknik pembelajaran keterampilan bercerita sehingga hasil pembelajaran keterampilan bercerita akan meningkat dengan maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak seperti guru, siswa dan sekolah. Adapun manfaat praktis akan diuraikan sebagai berikut:
Menambah pengetahuan tentang teknik paired storytelling yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
b. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran keterampilan bercerita yang diajarkan oleh guru.
c. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah dalam menentukan teknik yang tepat untuk meningkatkan mutu dan keberhasilan dalam pembelajaran.