• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI-TKJ SMK BAJIMINASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI-TKJ SMK BAJIMINASA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

Volume 02. Nomor 02. Desember 2021

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

53

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS XI-TKJ SMK BAJIMINASA

MAKASSAR

Improving Mastery Of Mathematics Concepts Using Numbered Head Together (Nht) Cooperative Learning Models In Class Xi-Tkj Students Of

Bajiminasa Vocational School, Makassar

Regina Imaculata Fransiska1, Nur Asrawati2, Jeranah3 Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

Email1: valentinusfernandes90@gmail.com Email2: asra.math@stkip.ypup.ac.id Email3: jeranahmath@stkip.ypup.ac.id

Abstrak

This research is a classroom action research that aims to improve students' mastery of mathematical concepts through the Numbered Head Together (NHT) Cooperative learning model. The subjects in the study were students of class XI-TKJ at SMK Bajiminasa Makassar in the 2021/2022 academic year with a total of 16 students. The data collection technique used was through tests of mastery of mathematical concepts and observation sheets of student and teacher activities for each cycle. Actions were carried out over two cycles. Analysis of research data by means of quantitative and qualitative data analysis. The results showed that using the Numbered Head Together (NHT) cooperative learning model could improve students' mastery of mathematical concepts. In cycle I the average was 69.56 with a standard deviation of 9.259 with a completeness of 37.5%, and at the end of cycle II it increased to 87.5% with an average of 84.19 and a standard deviation of 12.001. Based on the assessment category used, the score for increasing students' mastery of mathematical concepts in cycle I which was categorized as complete was 6 students and in cycle II it became 14 students. From the results of the research obtained, it can be concluded that using the Numbered Head Together (NHT) cooperative learning model can improve the mastery of mathematical concepts in class XI-TKJ SMK Bajiminasa Makassar on the material Patterns of Numbers, Sequences and Series.

Keywords: Numbered Head Together Cooperative Learning Model, Concept Mastery

Pendahuluan

Salah satu mata pelajaran yang sangat penting adalah matematika. Matematika mempunyai beragam manfaat, mulai dari kehidupan keseharian kita yang lekat hitung-hitungan atau matematika sampe rumus-rumus yang cukup rumit. Namun pada kenyataannya siswa yang kurang menyukai pelajaran

(Received: 03-06-2021; Reviewed: 30-07-2021; Revised: 03-08-2021; Accepted: 30-09-2021; Published: 01-12-2021)

(2)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

54 matematika bahkan tidak mau untuk mempelajari matematika. Mereka merasa mengalami kesulitan

menyelesaikan soal matematika karena belum menguasai konsep matematika tersebut. Kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika ini akan linear dengan prestasi yang di tunjukan oleh siswa.

Penguasaan konsep matematika yang baik tentu menunjukan keberhasilan didalam proses belajar.

Umumnya siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru dengan kata lain guru mendominasi kegiatan pembelajaran. Siswa lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya tanpa mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru, ada yang hanya diam mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti, dan hanya terdapat satu atau dua siswa yang terlihat aktif (bertanya dan menjawab pertanyaan guru), disetiap pembelajaran matematika hanya siswa yang sama tersebut yang terlihat aktif (bertanya dan menjawab pertanyaan guru). Jadi dalam pembelajaran tersebut tampak bahwa kelas tersebut pasif.

Salah satu faktor penyebab kurangnya penguasaan konsep pada pelajaran matematika yaitu karena kurangnya kesadaran siswa tentang pentingnya pelajaran matematika dalam kehidupan sehari-hari terlebih untuk sekolah kejuruan. Oleh sebab itu, peserta didik harus menguasai betul konsep matematika agar mereka bisa menyelesaikan soal-soal matematika. Penguasaan konsep dalam pelajaran matematika itu sangat penting agar peserta didik belajar untuk memahami bukan untuk menghafal karena jika peserta didik memahami pelajaran matematika maka mereka akan menguasai konsep matematika dengan mudah tetapi jika peserta didik hanya menghafal materi atau pelajaran matematika maka mereka tidak akan bisa menyelesaikan soal-soal matematika jika materi yang diajarkan sudah lewat beberapa hari apalagi jika soal yang diberikan berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka masalah penelitian tindakan ini adalah, “Bagaimana meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siswa Kelas XI-TKJ SMK Bajiminasa Makassar?”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dapat membantu pemahaman pembelajaran matematika pada umumnya dapat membantu meningkatkan penguasaan konsep Matematika siswa kelas XI-TKJ SMK Bajiminasa Makassar”

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti: Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep dalam belajar matematika khususnya pada materi barisan dan deret, Bagi guru yaitu melalui penelitian ini guru dapat mengetahui model pembelajarn yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dapat dikurangi, Bagi sekolah yaitu melalui penelitian ini prestasi belajar matematika dapat ditingkatkan. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika, dan Bagi peneliti yaitu melalui penelitian tindakan kelas ini dapat diketahui secara langsung permasalahan pembelajaran matematika yang ada dikelas, khususnya dalam hal meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa. Selain itu, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tindakan kelas.

Metode

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan selama dua siklus atau lebih. Tindakan yang dilakukan adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together(NHT)dengan tahap-tahap perencanaan, pelaksaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Bajiminasa Makassar yang beralamat Jl.

Bajiminasa No.22, Tamarunang, Kec. Mariso, Kotamadya Makassar, Prov. Sulawesi Selatan, tepatnya pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Subyek penelitian adalah siswa/siswi kelas XI SMK jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) Bajiminasa Makassar sebanyak 16 orang, perempuan 7 orang dan laki-laki 9 orang serta guru kelas.

(3)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

55 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 4

pertemuan. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu;

Untuk ketuntasan tes hasil belajar. Cara perhitungan tingkat pemahaman konsep matematika yang dicapai siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:

Nilai = Skor jawaban siswa Skor maksimal x 100

Selanjutnya kemampuan pemahaman konsep matematika tersebut dapat dikualifikasikan pada Tabel berikut:

Tabel 1. Kualifikasi Pemahaman Konsep Matematika

Nilai akhir Kriteria

75 - 100 Tinggi

50 – 74,99 Cukup

25 – 49,99 Rendah

0 – 24,99 Sangat rendah

Sumber: Arikunto (2013: 25)

Ketuntasan belajar individu diperoleh berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh siswa. Nilai yang diperoleh siswa dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai = Jumlah skor yang diperoleh Skor maksimal x 100

Untuk menentukan keberhasilan siswa secara perorangan, peneliti menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal 78 matematika yang telah ditetapkan disekolah. Ini berarti setiap siswa dikatakan berhasil jika tingkat capaian hasil belajar mereka dalam pembelajaran hingga evaluasi mencapai nilai minimal 78.

Dengan kualifikasi distribusi frekuensi sebagai berikut:

1). Untuk nilai88 -100dikategorikan sangat tinggi 2). Untuk nilai78 -87 dikategorikan tinggi

3). Untuk nilai68 - 77 dikategorikan sedang 4). Untuk nilai58 - 67 dikategorikan rendah 5). Untuk nilai 0 - 57 dikategorikan sangat rendah

Analisis hasil belajar dilakukan dengan tes soal untuk mengetahui ketuntasan nilai yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus dan menghitung banyaknya (persentase) siswa yang tuntas belajar digunakan rumus:

P = 𝐹

𝐴 × 100%

Keterangan:

F = Jumlah nilai siswa yang memperoleh nilai ≥ 78 A = Jumlah siswa (maksimal) yang mengikuti tes P = Persentase siswa yang tuntas

(Suharsimi, 2003: 246) Dengan kualifikasi distribusi frekuensi ketuntasan sebagai berikut:

1). Untuk nilai78 -100dikategorikan Tuntas 2). Untuk nilai0 - 77 dikategorikan Tidak Tuntas

Analisis kuantitatif yang digunakan untuk skor lembar observasi guru dan siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Pencapaian = Jumlah skor pada setiap aspek

Skor maksimal x 100% (Suharsimi, 1997: 207) Obervasi. Perhitungan observasi aktivitas murid dan guru menggunakan rumus;

Pencapaian = Jumlah skor pada setiap aspek

Skor maksimal x 100% (Suharsimi, 1997: 207)

Keberhasilan belajar adalah jika secaraklasikal 80% siswakelas XI-TKJ Bajiminasamemperolehskor ≥ 78 dariskor ideal yang memenuhikriteriaketuntasan minimal (KKM) pada SMK Bajiminasa Makassar.

(4)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

56 Penguasaan matematika siswa dilihat dari nilai tes hasil belajar siswa, indicator yang dijadikan tolak

ukur dalam menyatakan bahwa pembelajaran ini berhasil meningkatkan rata-rata nilai tes belajar untuk setiap siklus dengan acuan nilai menuru Departemen pendidikan dan kebudayaan (Sri Hartati, 2007) yaitu:

1. Untuk tingkat 85%-100% dikategorikan sangat tinggi 2. Untuk tingkat 65%-84% dikategorikan tinggi

3. Untuk kategori 55%-64% dikategorikan sedang 4. Untuk kategori 35%-54% dikategorikan rendah 5. Untuk kategori 0%-34% dikategorikan sangat rendah Hasil Dan Pembahasan

Hasil

Adapun hasil penelitian pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Distribusi Frekuensi dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 77 Tidak Tuntas 10 62,5%

78 - 100 Tuntas 6 37,5%

Sumber: data diolah

Tabel 3. Presentase Tes Hasil Belajar dalamMeningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Siklus I Soal Tes

Siklus I Indikator Skor yg diperoleh pada

Siklus I Kategori No.1 & 2 Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika 89,8 Tinggi

No.1 & 2

Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu

40 Rendah

No.3 & 4 Mengklasifikasi objek menurut sifat-

sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 62,5 Cukup No.3 & 4 Mengaplikasikan konsep atau

algoritma pemecahan masalah 66,5 Cukup

No.5 Memberikan contoh dan bukan contoh

dari suatu konsep 87,5 Tinggi

No.6 Menyatakan ulang sebuah konsep 92,8 Tinggi

Sumber: data diolah

Tabel 4. Tabel Distribusi Frekuensi dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 77 Tidak Tuntas 2 12,5%

78 - 100 Tuntas 14 87,5%

Sumber: data diolah

Tabel 5. Presentase Tes Hasil Belajar dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Matematika Siklus II Soal Tes

Siklus I Indikator Skor yang diperoleh pada

Siklus I Kategori No.1 & 2 Menyajikan konsep dalam berbagai

bentuk representasi matematika 90,62 Tinggi

No.1 & 2

Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu

80,46 Tinggi

No.3 & 4 Mengklasifikasi objek menurut sifat-

sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 82 Tinggi

No.3 & 4 Mengaplikasikan konsep atau 81,25 Tinggi

(5)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

57 Soal Tes

Siklus I Indikator Skor yang diperoleh pada

Siklus I Kategori algoritma pemecahan masalah

No.5 Memberikan contoh dan bukan contoh

dari suatu konsep 90,7 Tinggi

No.6 Menyatakan ulang sebuah konsep 95,31 Tinggi

Sumber: data diolah

Berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar dengan memperoleh nillai KKM yaitu ≥ 78. Padasiklus I terdapat 37,5% siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Pada siklus II terdapat 87,5% siswa yang mengalami ketuntasan belajar, padasiklus I dan II terjadi peningkatan ketuntasan 50% dan telah terjadi ketuntasan secara klasikal.

Tabel 6. Tabel Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I dan II

No Aspek yang diobservasi

Pertemuan

Siklus I Siklus II

I II III IV V VI

1. Memberi salam dan berdoa 3 3 4 4 4 4

2. Memperhatikan yang

disampaikan guru 2 2 2 3 3 3

3. Mencatat materi yang

diberikan oleh guru 3 3 3 3 4 4

4. Bertanya tentang yang

disampaikan oleh guru 1 1 2 3 3 3

5. Menjawab pertanyaan dari

guru 1 1 2 3 3 4

6. Mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru 3 3 3 3 4 4

7. Bekerja sama dengan satu

kelompok 2 2 2 3 4 4

8.

Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar

2 2 2 3 4 4

9. Bertukar pendapat antar

teman dalam kelompok 2 2 2 3 3 3

10.

Mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap paling benar

2 2 2 3 4 4

11. Mempersentasikan jawaban di

depan kelas 3 3 3 4 4 4

12. Merespon jawaban teman 2 3 3 3 3 3

13 Kemampuan menyimpulkan materi yang telah diberikan oleh guru

2 2 2 3 3 3

14. Berdoa bersama dan memberi salam pada guru saat

pelajaran berakhir.

3 3 3 4 4 4

Jumlah 31 32 35 45 50 51

Skor Maksimal 56 56 56 56 56 56

(6)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

58 No Aspek yang diobservasi

Pertemuan

Siklus I Siklus II

I II III IV V VI

Persentase 55,35% 57,14% 62,5% 80,35% 89,28% 90,07%

Rata-rata 58,33% 86,9%

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui nilai rata-rata aktivitas siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 58,33%, pada siklus I persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 86,9%, sehingga dapat diketahui peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke suklus II sebesar 28,57 dan telah terjadi ketuntasan secara klasikal.

Pembahasan

Dari hasil penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang telah dilaksanakan didapatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam meningkatkan penguasaan konsep matematika di setiap siklusnya. Dengan presentase nilai yang didapat setiap siklusnya yaitu; Siklus I yang mencapai nilai KKM≥ 78hanya37,5% dari 16 siswa dengan nilai rata-rata 69,56 dan meningkata pada Siklus II yang mencapai nilai KKM≥ 78 menjadi87,5% dari 16 siswa dengan nilai rata-rata 84,19 sehingga terjadi ketuntasan secara klasikal 85%.

Dari hasil penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) yang telah dilaksanakan didapatkan adanya peningkatan proses belajar siswa di setiap siklusnya. Presentase pada siklus I adalah 58,33% dengan kategori rendah dan meningkat pada Siklus II yaitu 86,9% dengan kategori baik. Sehingga terjadi ketuntasan secara klasikal 85%.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penellitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran matematika dengan materi pola bilangan, barisan, dan deret pada siswa kelas XI-TKJ SMK Bajiminasa dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa sehingga meningkat pula hasil belajar siswa dengan tercapainya ketetapan ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78, dimana setelah melakukan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan tes hasil belajar siswa yaitu pada siklus I hanya 6 siswa dari 16 siswa yang tuntas dengan skor rata-rata 69,56 sedangkan pada tes siklus II terdapat 14 siswa dari 16 siswa yang dinyatakan tuntas dengan skor rata-rata 84,19.

Adapun terdapat beberapa keterbatasan waktu dimana peneliti yang belum bisa dekendalikan oleh peneliti yaitu pada saat seringnya siswa terlambat datang dan sering izin karena jam pelajaran yang diberikan dimulai pada tengah hari sampe sore yaitu mulai jam 13.30 dan biasanya berakhir sampai jam 15.00 sore atau lewat sehingga membuat siswa ngantuk, jenuh, dan tidak bisa datang karena hujan.

Tetapi walaupun keadaan pembelajaran seperti itu tetapi terdapat juga beberapa siswa yang selalu semangat dan tidak pernah absen saat pembelajaran dikarenakan terdapat beberapa siswa yang senang terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dan kepuasan siswa terhadap cara penyampaian materi yang diberikan oleh peneliti.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a). Apabila ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), hendaknya lebih intensif membimbing dan memotivasi kelompok-kelompok tersebut

(7)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

59 pada saat diskusi dan guru juga harus memperhatikan waktu dengan mengatur waktu yang

terbatas agar proses pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) benar-benar sesuai skenario pembelajaran.

b).Dalam melaksanakan pembelajaran matematika seorang guru sebisa mungkin melatih siswanya untuk menyimpulkan pokok bahasan yang dipelajarinya menurut yang mudah mereka pahami sehingga hal tersebut bisa membantu siswa untuk memahami suatu materi dan mempermudah siswa untuk menguasai suatu konsep matematika dan tentu dengan selalu dibawah bimbingan guru.

2. Bagi Peneliti lain yang akan meneliti. Apabila akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), hendaknya segala keperluan pembelajaran seperti pembentukan kelompok, LKPD, Tugas, dan soal-soal latihan matematika serta desain pembelajaran benar-benar dipersiapkan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang direncanakan.

3.Kepala Sekolah. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), dalam pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kegiatan dan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan penguasaan tentang pemahaman konsep matematika siswa.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian maupun penulisan artikel ini.

Referensi

Ardiansyah Ahmad. (2018). Penguasaan Konsep Matematika Ditinjau dari Efikasi Diri dan Kemandirian Belajar. Jurnal Pendidikan MIPA, Volume 1, NO.1.Hal.1-8

Husain Alie Nurhayati. (2013). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas X2 SMA Negeri 3 Gorontalo. Jurnal Matematika, Volume VII, NO.1.

Juni Priansa Donni. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran Inovatif, Kreatif, dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik. Surakarta. Pustaka Setia.

Susanto Ahmad (2013). Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta. PRENAMEDIA GROUP

Sumaryati Ismi dkk (2018). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Model Guided Discovery Learning Berbantuan Permainan Kaki Bima. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Volume 1 NO.1 Hal. 59-66.

Winda dkk (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII A Semester Ganjil SMP Negeri 1 Kedungjajang Tahun Ajaran 2012/2013. Volume 3, NO. 3. Hal. 109-122

Info lebih lanjut Hubungi

LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

이에 필자는 첫째, 중국 전통 농업에 대한 강조, 둘째, 세계 농업사상 중국 고대 농업의 주도 지위 확보, 셋째, 고 대 농업구의 통합과 통일적다민족국가의 확립이라는 세 가지 측면을 서술의 특징으로 지적하였다.. 각국의 역사교과서는 한편으로는 자국민에게 민족의식의 고취와 국 가에 대한 자부심을 높이고, 애국심을 심어주는 기능을