• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadi Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Menjadi Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

DRPM gazette

DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA www.research.ui.ac.id

vol. 5

No. 4

oktober 2012

Menjadi Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?

(2)

Penanggung Jawab Bachtiar Alam, Ph.D. Redaktur Pelaksana Citra Wardhani, M.Si.

Pemimpin Redaksi Prof. Dr. Budiarso, M.Eng. Staf Redaksi Budi Hartono. S.Si., M.Kes.

Dewan Redaksi Dr.rer.nat. Agustino Zulys, M.Sc. Shanty Novriaty, M.Si.

Dr.rer.nat. Yasman Desain dan Tata Letak Ahmad Nizhami, S.Si.

drg. Endang Winiati Bachtiar, M.Biomed., Ph.D Distribusi Muhammad Roji, S.Si.

dr. Ponco Birowo, Sp.U., Ph.D (FK) Iwan Setiawan

Dr. drg. Ellyza Herda M.Si. (FKG)

Dr. Drs. Herman Suryadi M.S., Apt (FMIPA) Prof. Dr. Bondan Tiara Sofyan (FT) Myra Rosana B. Setiawan, S.H., M.H. (FH) Berly Martawardaya, M.Sc. (FE)

Dr. Phil. Lily Tjahjandari (FIB)

Dwi Ardhanariswari, S.Sos., M.Sc., M.A., M.Phil. (FISIP) Drs. A. Rahman, M.Env. (FKM),

Dr.Eng. Wisnu Jatmiko (Fasilkom) Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN. (FIK) Dra. Dyah Triarini Indirasari, M.A. (FPsi) Yuni R. Intarti, M.Si (Program Pascasarjana)

DRPM gazette

Dari Meja Redaksi

Menjadi universitas riset tentu bukan cita-cita UI semata.

Banyak perguruan tinggi lain di Indonesia yang memiliki tujuan tersebut meski tidak secara eksplisit tertuang dalam visi dan misinya. Bagaimanapun, DIKTI memikul tanggung jawab untuk mensinergikan seluruh kekuatan yang tersebar di berbagai perguruan tinggi agar proses transformasi menjadi universitas riset dapat tercapai.

Indikator kinerja utama dari universitas riset adalah luaran dalam bentuk publikasi ilmiah dan HKI. Secara umum, publikasi ilmiah Indonesia masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Demi mengejar ketertinggalan tersebut, universitas- universitas besar seperti UI mutlak harus meningkatkan jumlah pubikasi artikel ilmiahnya. Inilah komitmen UI.

Citra Wardhani

(3)

Topik Utama:

Menjadi Universitas Riset:

Fakta atau Mimpi

UI Workshop on Peer-Reviewed Journal Article Writing for Social Science and Humanity

Penghargaan Ilmiah UI Tahun 2012

Review Implementasi Riset untuk Program Pengabdian Masyarakat

Telaah Singkat Metode Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif

2 7 12 14 17

Daftar Isi

vol. 5 No. 4 oktober 12

DRPM gazette

Cover Story

Visi UI untuk menjadi universitas riset kelas dunia dapat terwujud dengan komitmen dan kerjasama seluruh elemen- elemennya.

Kontributor dalam edisi ini

Dr.rer.nat. Yasman Evi Fitriani, Ph.D.

Prof. Andreas Budihardjo

Nur Sri Ubaya Asri, S.E., M.Si.

(4)

Topik Utama

K

etika berbicara soal universitas riset, kita semua sepatutnya berkaca juga pada pengalaman negara tetangga, kita yaitu Malaysia yang mulai menetapkan 5 universitas terkemuka di Malaysia sebagai universitas riset sejak tahun 2007.

Konsistensi dan dukungan dana riset yang besar dari pemerintah Malaysia kepada 5 universitas tersebut memberikan dampak yang luar biasa pada peningkatan kegiatan riset berikut luaran risetnya, terutama publikasi internasional dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 ini, jumlah publikasi internasional yang terindeks di SCOPUS dari kelima universitas riset Malaysia tersebut telah mampu mengalahkan jumlah publikasi Singapura.

Bagaimana isu universitas riset di Indonesia?

Universitas riset merupakan sesuatu yang tak asing lagi di telinga kita sejak era 2000-an.

Di Universitas Indonesia, konon istilah universitas riset bahkan telah mulai didengungkan sejak tahun 90-an. Gaung kata universitas riset semakin intensif didengarkan

sejak kepemimpinan Rektor UI periode 2002-2007 dan periode 2008-2012. Visi Universitas Indonesia secara jelas dituliskan “UI diakui sebagai universitas riset

yang merupakan pusat unggulan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya”.

Bagaimana dengan universitas-universitas lain di Indonesia? Ada yang secara terang-terangan memasukkan kata tersebut dalam visi universitas, contohnya UGM. Ada juga yang tidak secara eksplisit memasukkannya dalam visi-misi namun memasukkannya dalam orbital irama menuju universitas riset, contohnya ITB. Namun, banyak juga yang hanya sekedar ikut menyemarakkan pembicaraan universitas riset bahkan tidak sedikit pula yang hanya

mendengarkan saja hiruk-pikuk pembicaraan universitas riset.

Untuk mengetahui aktualisasi universitas riset di Indonesia, UI yang didukung penuh oleh DIKTI mengajak ITB dan UGM untuk berbagi

pengalaman aktualisasi upaya-upaya pencapaian universitas riset melalui sebuah sebuah half day seminar pada kegiatan Gelar Ilmu UI 2012 yang mengambil tema “Menjadi Universitas Riset:

Fakta atau Mimpi?” Dalam kegiatan tersebut, DIKTI memaparkan

Menjadi universitas riset:

fakta atau mimpi

oleh Yasman

Bagaimana sebenarnya program universitas riset di Indonesia? Yasman menggambarkan pengalaman tiga universitas besar di Indonesia, UI, ITB, dan UGM, dalam mengimplementasikan konsep universitas riset selama sekitar 5 tahun terakhir ini. Berbagi pengalaman ini diangkat dalam acara Gelar Ilmu yang diselenggarakan UI tahun ini.

(5)

Jumlah Pengusul Proposal Riset tahun 2008 −2012

Jumlah Penerima Hibah Riset tahun 2008—2012

Hibah Internal UI Hibah Eksternal UI Total 1400

1200 1000 800 600 400 200 0

155

2008 2009 2010 2011 2012

178

333 418 578

996 761

433 1194

788

233 1021

452361 813

Jumlah Proposal

Hibah Internal UI Hibah Eksternal UI Total 500

450 400 350 300 250 200 150 100 50 0

83

2008 2009 2010 2011 2012

95

178 146 288

434

270

155 425

174

80 254

171 125

296

Jumlah Proposal

Gambar 1

Gambar 2 program dan dukungan DIKTI untuk

mewujudkan universitas riset di Indonesia, sementara UI, ITB, dan UGM memaparkan pengalaman tentang arah dan kebijakan, budaya riset, serta jejaring untuk mendukung terwujudnya universitas riset.

Arah dan Kebijakan Universitas Riset

Tak dapat dipungkiri bahwa arah dan kebijakan umum untuk menjadi universitas riset harus dituangkan ke dalam visi universitas yang selanjutnya dibahasakan secara operasional menjadi misi universitas. Melalui visi dan misi tersebutlah program-program yang dikembangkan dan diatur dalam managemen riset yang baik, berbagai faktor pendukung (seperti SDM, dana, dan infrastruktur) serta indikator kinerja harus diharmonisasikan untuk membentuk budaya riset yang kuat di Universitas. Kedelapan pilar utama inilah yang dijadikan UI dalam upaya menjadi universitas riset.

Menurut Carnegie Foundation (1994), universitas riset harus menyediakan dana untuk kegiatan risetnya paling tidak Rp400 miliar per tahunnya. Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa UI menekankan pentingnya penempatan prioritas tingginya kegiatan riset dan dukungan dana yang besar. Sebagai konsekuensinya, UI mengembangkan berbagai skema hibah penelitian dan pengabdian masyarakat melalui pendanaan internal UI yang bertujuan menambah critical mass periset yang mempunyai kompetensi & capaian keilmuan yg diakui secara internasional dan menciptakan terjadinya sinergi antara riset dan pengajaran, serta riset dan pengabdian masyarakat. Diharapkan, hal ini mendorong tercapainya bentuk pengamalan tridharma perguruan tinggi yang berintikan riset tapi tetap merupakan

satu kesatuan yg utuh. Dalam hal pendanaan riset, UI berkomitmen untuk peningkatan Anggaran Hibah Murni (AHM) secara kontinyu menuju angka 20% dari total anggaran UI.

Berdasarkan data-data yang ditampilkan terkait kegiatan riset di UI (jumlah proposal riset, jumlah proposal yang didanai, dan jumlah publikasi internasional; Gambar 1-4) serta

(6)

200 180 160 140 120 100 80 60 40 20

0 2008 2009 2010 2011 2012*

UI ITB UGM 103

92 83

124138 91

129145 120

179188

157 143 120

103 Jumlah publikasi total UI, ITB dan UGM Tahun 2008−2012

*data hingga Bulan Oktober 500

450 400 350 300 250 200 150 100 50 0

141

2008 2009 2010 2011 2012*

165 98 UI ITB UGM

166 277

123 174

293

162 273

465

197 184 221

126

Jumlah publikasi dalam artikel UI, ITB dan UGM Tahun 2008−2012

*data hingga Bulan Oktober

Gambar 3

Gambar 4

komitmen pendanaan riset internal UI, terlihat jelas bahwa arah dan kebijakan UI untuk menjadi universitas riset sudah berjalan dengan baik. Namun, jika merujuk kepada definisi universitas riset dari Carnegie Foundation, UI masih harus berjuang keras untuk menapak menjadi universitas riset yang sesungguhnya.

Budaya Riset Untuk Mendukung Universitas Riset

Budaya riset merupakan suatu yang

sangat penting jika ingin menjadi universitas riset. Salah satu cirinya adalah menempatkan ritme kegiatan riset yang tinggi sebagai prioritas kegiatan utama di universitas. Budaya riset harus dapat dibangun melalui suatu sistem yang dijalankan oleh badan khusus, pemberian perhatian kepada periset dengan cara memberikan award ataupun hibah-hibah pendanaan riset, serta menyediakan jejaring riset yang menciptakan adanya perluasan peluang riset.

Di ITB misalnya, budaya riset dibangun dengan didirikannya Komisi Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Inovasi, dan Kewirausahaan (Komisi PPMIK) yang memiliki peranan dalam hal penjagaan kualitas dan akuntabilitas riset, mendorong adanya publikasi dan diseminasi hasil riset dalam berbagai bentuk, memberikan supervisi riset dengan seksama, dan menjamin ketepatan dan kerincian prosedur dan hasil riset. ITB pun memberikan perhatian yang besar kepada periset dengan cara memberikan kredit yang layak pada hasil riset dan publikasi, memperlakukan hasil riset secara etis dan objektif, memberikan intensif untuk publikasi internasional, serta penyediaan dana riset dengan prioritas kepada riset kolaborasi nasional dan internasional. Selain itu, ITB pun secara aktif memfasilitasi pembentukan jejaring riset yang luas dan kuat dengan berbagai pihak sehingga periset akan menjadi responsif dan aktif terhadap peluang-peluang riset.

Dengan terbangunnya budaya riset yang kuat, maka suatu universitas riset akan dapat secara konsisten untuk terus memberikan komitmen dalam hal menciptakan pengetahuan baru dan menggali kearifan lokal, prediksi perkembangan IPTEKS di masa yang akan datang, serta terciptanya research-based learning.

Jejaring Riset Untuk Mendukung Universitas Riset

Jejaring riset akan memberikan dampak postif bagi periset melalui perluasan peluang-peluang riset. Jejaring riset harus dapat dibangun dengan prinsip kemitraan.

Untuk itu, menjadi penting untuk memahami prinsip-prinsip kemitraan, yaitu memahami dan menerima perlunya kemitraan, mengembangkan kemitraan secara jelas dan realistis, memastikan

(7)

komitmen dan kepemilikan, mengembangkan dan menjaga kepercayaan, pengaturan kemitraan yang jelas dan kuat, pemantauan, penilaian dan proses pembelajaran. Tiga model kemitraan yang ditawarkan oleh UGM dalam membangun jejaring riset adalah ABG (Academic, Business, Governance), UIC (University, Industry, Community), serta pentaheliks yang melibatkan

University/AcademicDevelopment Partners/Professional Association Industry/BusinessCommunity/GovernanceInvestment Partners.

Dari ketiga model kemitraan yang ditawarkan, terdapat banyak sisi sulit mengembangkan kemitraan dengan pihak industri di Indonesia. Hal tersebut lebih disebabkan karena kultur perguruan tinggi yang belum kompatibel dengan kultur industri, koordinasi internal antar unit di perguruan tinggi belum tertata dan berjalan dengan baik, serta peraturan pemerintah yang berkaitan dengan kerjasama universitas dengan industri belum dapat dioperasionalkan secara utuh.

Dukungan DIKTI untuk Mewujudkan Universitas Riset di Indonesia

DIKTI yang merupakan pengayom semua perguruan tinggi di Indonesia mengaku bahwa universitas riset merupakan ruh program-program riset dan pengabdian masyarakat mereka. DIKTI memandang perguruan tinggi memiliki peran yang besar sebagai lembaga penghasil modal insani serta sains, teknologi, dan inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (termasuk industri, swasta, dan pemerintah). Perguruan tinggilah yang memiliki kewenangan utama melakukan kegiatan pengajaran, riset, dan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan dan professional yang secara aktif mengeluarkan merupakan karya tulis, paten, prototipe, produk komersial yang kesemuanya mendukung dan menguatkan eksistensi budaya bangsa dan bahkan ikut membangun peradaban dunia.

Pemenuhan luaran riset berupa karya tulis dan paten menjadi penting untuk dikembangkan mengingat masih minimnya hal tersebut di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara

sahabat di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Padahal, jumlah penduduk (SDM) Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan negara-negara tersebut.

Untuk itulah DIKTI melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) melaksanakan penyusunan bahan perumusan kebijakan, standarisasi, dan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bermuara pada indikator kinerja utama, yaitu meningkatnya persentase jumlah dosen yang melakukan publikasi nasional dan internasional serta jumlah HKI yang dihasilkan. Di akhir tahun 2011, Ditlitabmas DIKTI melakukan pemetaan kinerja riset perguruan Ttnggi di Indonesia dan memberikan block grant dana riset melalui

(8)

program desentralisasi pendanaan riset dengan tujuan memperkuat percepatan tercapainya ketiga indikator kinerja utama tersebut.

Universitas Riset: Fakta atau Mimpi?

DIKTI dan 3 perwakilan Perguruan Tinggi (UI, ITB, dan UGM) sepakat bahwa universitas riset merupakan mimpi yang faktanya sekarang sudah mulai terlihat nyata. Program Desentralisasi 70%

pendanaan hibah riset DIKTI ke perguruan tinggi di Indonesia membuktikan bahwa DIKTI mendukung penuh perguruan tinggi di Indonesia untuk menjadi universitas riset. Namun harus diakui bahwa

“bagi-bagi kue” pendanaan hibah riset Program Desentralisasi DIKTI terlihat berlawanan arah dengan kebijakan pemerintah Malaysia yang menfokuskan dukungan pendanaan riset hanya kepada 5 perguruan tinggi terbaik. Dana yang

“terbagi” tentu akan sulit mendukung penuh penelitian unggulan suatu

perguruan tinggi sehingga kurang mampu memberikan perbedaan yang signifikan dalam hal peningkatan aktivitas riset di Perguruan Tinggi yang menerima dana hibah riset tersebut.

Namun apa betul masalahnya hanya di pendanaan riset yang pas-pasan atau cenderung kurang? Ambil contoh ITB yang berdasarkan besaran pendanaan kegiatan riset bahkan sudah terkategori sebagai RU/VH (research university/

very high research activity), Namun jika dilihat dari data-data publikasi di jurnal internasionalnya tidaklah terlalu memberikan gambaran yang berbeda signifikan dibandingkan UGM atau bahkan UI. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan menyeluruh dan komprehensif dalam sistem manajemen riset di Indonesia perlu dilakukan.

Jika DIKTI ingin mewujudkan banyak universitas riset di Indonesia, DIKTI harus mampu membuat sebuah sistem yang komprehensif yang dapat mensinergikan kekuatan-kekuatan yang ada di masing- masing peguruan tinggi di Indonesia.

Mulailah untuk fokus ke perguruan tinggi yang memiliki kinerja riset yang baik, perguruan tinggi yang masuk dalam kategori Perguruan Tinggi Mandiri dalam hibah riset Program Desentralisasi DIKTI, misalnya. Sinergi dan harmonisasikan program-program riset unggulan 10 perguruan tinggi tersebut agar menjadi success story keberhasilan manajemen riset yang baik yang selanjutnya dalam menjadi lokomotif untuk kemudian menarik gerbong-gerbong perguruan tinggi lainnya menjadi universitas riset.

Dengan demikian, universitas riset di Indonesia akan menjadi FAKTA yang berangkat dari sebuah MIMPI.

_

Yasman, doktor di bidang bahan alam laut, adalah Kepala Subdit Riset dan Inkubator Industri DRPM UI

(9)

Berita Pilihan

UI Workshop on

Peer-Reviewed Journal Article Writing for Social Science and Humanity

S

elain mengajar dan meneliti, tugas utama seorang akademia adalah mempublikasikan hasil penelitiannya.

Publikasi hasil penelitian merupakan bagian dari mata rantai perkembangan ilmu dan menjadi bukti kemampuan akademik seseorang. Agar publikasi tersebut mendapat perhatian dan tanggapan ilmiah dari kalangan ilmuan yang relevan dan lebih luas, hasil penelitian perlu dipublikasikan dalam jurnal ilmiah yang bermutu yaitu jurnal internasional yang melibatkan penilaian tim ahli yang relevan (international peer- reviewed journals).

Dalam rangka meningkatkan karya tulis akademia Universitas Indonesia (UI) bidang ilmu sosial dan humaniora yang dipublikasikan di international peer-reviewed journals, DRPM UI bekerjasama dengan Australia Awards menyelenggarakan UI Workshop on Peer-Reviewed Journal Article Writing. Pelatihan yang didanai oleh Ausaid ini dilaksanakan lima hari berturut- turut sejak tanggal 17 sampai 21 September 2012. Para peserta dituntut untuk mengikuti pelatihan secara penuh dan mempublikasikan karyanya sebagail original research article di international peer-reviewed journal maksimal enam bulan setelah pelatihan. Dua komitmen ini dituangkan alam perjanjian tertulis di awal pelatihan.

Pelatihan ini didasarkan pada buku Writing Your Journal Article in 12 weeks - A Guide to Academic Publishing Success (Sage Publication, 2009) yang ditulis oleh Dr. Wendy Belcher (Princeton University). Instruktur utama pelatihan ini, Dra. Evi Fitriani, MA, MIA, PhD, telah menjalani training of trainers on peer-reviewed journal article writing yang diberikan langsung oleh penulis buku. Pelatihan ini terdiri dari teori dan praktek, dengan demikian setiap peserta wajib membawa draft tulisannya

yang akan dipublikasikan untuk digunakan dalam praktek.

Pelatihan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia namun materi pelatihan, sesuai dengan buku pedoman yang digunakan, berbahasa Inggris.

Dalam rangka menciptakan kelas yang kondusif dan efektif, pelatihan ini hanya dapat diikuti oleh 15 orang. Seleksi peserta berdasarkan expression of interest dan curriculum vitae

oleh Evi Fitriani

(10)

Seluruh peserta workshop berfoto bersama Bachtiar Alam, Ph.D. (duduk, kemeja putih) selaku Direktur DRPM UI, instruktur workshop Evi Fitriani, Ph.D. (duduk, tengah) dan perwakilan Ausaid (duduk, ke dua dari kiri)

menghasilkan 15 peserta dari 53 pelamar. Sasaran pelatihan ini adalah staf akademik UI bidang ilmu sosial dan humaniora. Peserta yang lulus seleksi berasal dari FISIP UI (8 orang), FE UI (3), Program Pascasarjana (3), dan Program Vokasi (1). Profil peserta adalah 4 orang bergelar doktor, 6 orang bergelar magister dan 5 peserta merupakan staf UI yang sedang mengikuti program S3. Semuanya mempunyai motivasi yang kuat untuk mempublikasikan hasil penelitiannya namun, berdasarkan pemaparan pada awal pelatihan, mereka merasa tidak mengetahui cara dan teknik yang benar, merasa tidak percaya diri dan, masalah klasik, sulit berkonsentrasi untuk menulis artikel jurnal karena banyaknya beban kerja.

Ke-15 peserta mendapat gratis buku asli Wendy yang menjadi pedoman pelatihan disamping uang saku dan uang transport harian, konsumsi, tas dan peralatan tulis yang disponsori Australia Awards (Ausaid). Semua peserta menerima sertifikat keikutsertaan dalam pelatihan selama 37 jam ini dari DRPM UI.

Pelatihan ini menekankan pentingnya penulisan artikel sebagai interaksi

akademik yang menunjang pengembangan ilmu. Setiap artikel harus mempunyai fokus yang jelas dan terkait dengan debat internasional yang sedang berkembang dalam ilmu yang bersangkutan. Dengan demikian artikel untuk international peer-reviewed journal harus merupakan hasil dari studi pustaka yang lengkap dan up-to- date, memuat argumentasi yang jelas dan kuat, didukung oleh data yang relevan, valid dan lengkap, disusun dengan struktur yang logis dan coherent, serta menggunakan bahasa Inggris yang baku tapi nyaman dibaca.

Dalam pelatihan ini, abstrak, argumentasi dan judul artikel yang dipraktekkan dan dipresentasikan oleh setiap peserta menjadi bahan pembelajaran yang melibatkan semua peserta dan instruktur.

Materi penting lain dalam pelatihan ini adalah sikap mental dan budaya menulis. Sikap mental yang harus dikembangkan oleh akademia yang ingin mempublikasikan karya ilmiahnya adalah tidak menyerah terhadap penolakan editor atau komentar tajam mitra bebestari, dan berfikiran terbuka. Untuk mempublikasikan artikel di international peer-reviewed journal, seorang akademia mau tidak mau harus menulis. Sesibuk

apapun, budaya menulis harus dibangun misalnya menulis minimal 30 menit perhari. Strategi ini membuat naskah yang ditulis tetap hangat dalam ingatan (keep it warm). Strategi lain adalah mempunyai teman untuk saling mengingatkan untuk menulis dan saling mendorong atau berbagi (writing buddy). Menulis memang kegiatan pribadi tapi prosesnya tidak harus lonely. Disarankan menulis dalam kelompok yang bertemu secara berkala (make writing as a social activity).

Pelatihan ini juga membahas dan mempraktekkan strategi memilih jurnal untuk publikasi dan cara menghubungi editor jurnal, mengirim naskah artikel riset, menyikapi komentar mitra bebestari, dan menulis surat ke editor setelah revisi.

Pemilihan international peer-reviewed journals yang relevan, credible dan impact factor tinggi harus dikawal alternatif lain sebagai ‘cadangan’. Sebagai nara sumber untuk bagian ini adalah Citra Wardhani, M.Si. dari DRPM UI yang juga membahas SCOPUS. Dr. Sisilia Halimi dari FIB UI juga menjadi instruktur pemberi materi menyunting naskah dan mengedit dalam bahasa Inggris.

Pada sesi terakhir, semua peserta

(11)

Dra. Evi Fitriani, M.A., M.I.A, Ph.D.

adalah staf pengajar pada Departemen Hubungan Internasional (HI) FISIP UI dan Sekretaris Senat Universitas Indonesia periode 2011-2015. Evi menyelesaikan Program Sarjana ilmu Hubungan Internasional FISIP UI tahun 1992. Gelar Master of Arts (MA) diraihnya pada bidang Modern International Studies dari Leeds University (UK) tahun 1994 dengan beasiswa British Chevening Awards sementara gelar Master of International Affairs (MIA) bidang Southeast Asia Studies diperoleh 1995 dari Ohio University, USA, dengan beasiswa Fulbright. Ia menyelesaikan Program PhD bidang Political Science and International Relations di Australian National University tahun 2011 dengan beasiswa Australia Development Scholarship. Pendiri dan mantan Kepala International Office UI ini sekarang menjadi anggota Tim pengajar Evaluasi Hasil Pembelajaran (EHP) UI dan Tim pengajar Penulisan Karya Ilmiah Program Pascasarjana UI. Ia juga menjadi Koordinator KBK Departemen HI FISIP UI dan menjadi anggota Pokja Akademik FISIP UI.

Selain di UI, Evi memberikan training penulisan artikel untuk peer-reviewed journal ini di LAN Makassar dan Universitas Cendrawasih Papua. Ia juga menjadi reviewer untuk Asia Europe Journal (Springer-Verlag).

Kontak: [email protected] Suasana saat workshop berlangsung

menyampaikan pesan dan kesan yang sangat positif terhadap pelatihan ini. Beberapa hal yang diutarakan mencakup: (1) apresiasi kepada Australia Awards, DRPM UI dan instruktur;

(2) penilaian positif terhadap pelatihan ini baik isi dan teknik pembelajaran, maupun format pelatihan; (3) perlunya pelatihan ini dilakukan lagi di masa yang akan datang untuk akademia lain di UI; (4) motivasi menulis yang makin kuat dan tekad untuk mempublikasikan artikel riset segera; (5) kesan baik atas pertemanan dan network yang terbangun diantara peserta pelatihan; dan (6) keinginan untuk terus belajar bersama menulis artikel dan antusiasme untuk membentuk kelompok menulis.

Sejak awal, instruktur utama memang sudah mengajak semua peserta mempelopori dan membentuk UI Writing Club sehingga menulis menjadi aktifitas sosial. Semua peserta otomatis menjadi anggota UI Writing Club yang akan bertemu sebulan sekali minimal sampai semua peserta mengirimkan artikelnya ke jurnal. Sampai saat itu, instruktur Evi Fitriani akan terus melakukan coaching dalam wadah UI Writing Club ini. Semua peserta menyambut ide ini dan pertemuan pertama sudah dicanangkan satu bulan setelah pelatihan. UI Writing Club dapat menjadi wadah para akademia UI untuk meningkatkan publikasinya di international peer-reviewed journals.

Pelatihan ini tidak hanya menjadi forum belajar tapi juga pertemanan yang saling mendukung dan memotivasi, serta networking yang sangat berguna bagi peserta, instruktur dan panitia.

Dua peserta pelatihan yang tidak saling kenal sebelum pelatihan ini, ketika dipasangkan secara acak menjadi writing buddy merencanakan riset dan menulis bersama. Dr. Haula Rosdiana yang ahli pajak FISIP UI bersama Made Mastianta Nadera, M.Si. dari Program Kajian Eropa Program Pascasarjana UI sepakat untuk menghasilkan artikel riset tentang perbandingan pajak antara Indonesia dan EU.

Pelatihan ini menunggu hasil publikasi minimal 15 +1 artikel dari para peserta. Mudah- mudahan mereka akan terus mempublikasikan risetnya dalam international peer-reviewed journals melampaui komitmen tersebut.

(12)

NAMA ASAL JUDUL BUKU

Dra. Vita Priantina Dewi, MSH CAS UI "Well, Good and Bad Health are from God": Ethnography Study of Elderly’s Perceptions and Interpretations of Health and Illness in Rural West Java, Indonesia.

Mina Elfira, S.S., M.A., Ph.D. FIB Gender relations, adat, and family in an urban Islamic- matrilineal society: the lived experiences of Minangkabau women

Isbandi Rukminto Adi FISIP Community Practice in Social Welfare (From Theory to Practice)

Pierre Marthinus, M.Litt FISIP Solving Papuan Grievances: Dialogue, Development and Security

Raphaella Dewantari Dwianto FISIP Living Kampung Life in Jakarta

Elza Ibrahim Auerkari FKG An Introduction to Forensic Odontology

Prof. dr. Hadi Pratomo, MPH, Dr.PH FKM

Assessment of Health Seeking Behavior and Accessibility of Health Services Among Low Quintile Poor Population in Four Districs: Brebes (Central Java), Timor Timur Selatan (East Nusa Tenggara), Buru (Maluku) and Jayawijaya (Papua)

Wustari L.H. Mangundjaya FPsi People in Organizational Change

Elizabeth Kristi Poerwandari Pascasarjana To Fight for Gender Justice in Indonesia

Imelda Bachtiar Pascasarjana The Portraits Of Gender Construction In Indonesia

Andreas Pramudianto Pascasarjana Development of International Environmental Law: History and Current Status in Indonesia

Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 1408/SK/R/UI/2012

-SELAMAT!-

Kepada para penerima hibah penulisan buku untuk penerbitan internasional UI Tahun 2012

(13)

Selamat!

Universitas Indonesia mengucapkan selamat kepada para penerima paten yang telah mendapatkan sertifikat paten dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI

Dr. dr. Ismail. SpOT dan Erwin, ST, MT.

Alat Kompaktor Spinal untuk Kompresi Eksternal Diskus Intervertebralis

Nomor Paten: ID P0029112

Tanggal penerimaan: 04 September 2008 Tanggal pemberian: 19 Agustus 2011

Alat Fiksasi Pelvis Modifikasi C-Clamp Nomor Paten: ID P0029437

Tanggal penerimaan: 30 Juni 2008 Tanggal pemberian: 19 Oktober 2011

Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD-KKV

Ekstrak Kurkumin dengan Kemurnian Tinggi untuk Pengobatan Sindrom Koroner Akut pada Diabetes Melitus dan Proses Pembuatannya

Nomor Paten: ID P0029879

Tanggal penerimaan: 05 Februari 2009 Tanggal pemberian: 11 Januari 2012

Paten diberikan kepada Universitas Indonesia selama 20 tahun sejak tanggal penerimaan.

(14)

Statistika pengusul dan penerima penghargaan ilmiah UI 2012 Penulis artikel di jurnal internasional per rumpun ilmu

Statistika pengusul dan penerima penghargaan ilmiah UI 2012 Penulis monograf riset, buku teks/ajar nasional per fakultas 17

77

9 15

38

6 90

80 70 60 50 40 30 20 10

0 KESEHATAN SAINS TEKNOLOGI SOSIAL HUMANIORA Jumlah Pengusul

Jumlah Penerima 5

1

3

2

2 2 2

6 5 4 3 2 1

0 FK FT FE FISIP

Jumlah Pengusul Jumlah Penerima

Penghargaan Ilmiah UI

Tahun 2012

Keterangan

Rumpun Kesehatan [FK, FKG, FKM & FIK], Rumpun Sains Teknologi [FMIPA, FT & FASILKOM], Rumpun Sosial Humaniora [FH, FE, FIB, FPsi & FISIP]. Farmasi masih bergabung dengan FMIPA

(15)

Statistika pengusul dan penerima penghargaan ilmiah UI 2012 Penulis monograf riset, buku teks/ajar internasional per fakultas

Statistika pengusul penghargaan ilmiah UI 2011 Peneliti terbaik per fakultas

9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Jumlah Pengusul Jumlah Penerima

1 3

1 4

2 4

2 8

1 2 2

1 4

2 4

2 4

2

2

1 4

1 4

2

1

5 4 3 2 1

0 FT FMIPA FT FE FISIP FKM FIK

Jumlah Pengusul

Statistika pengusul penghargaan ilmiah UI 2011 Peneliti terbaik per rumpun

Statistika pengusul penghargaan ilmiah UI 2011 Pengabdi masyarakat terbaik per fakultas

Statistika pengusul penghargaan ilmiah UI 2011 Pengabdi masyarakat terbaik per rumpun

1 1 1 1 1

1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0

Jumlah Pengusul

FMIPA FISIP FKM FIK

FK

SOSIAL HUMANIORA 6

5 4 3 2 1

0 KESEHATAN

Jumlah Pengusul

SAINS TEKNOLOGI

5 5

5

3

SOSIAL HUMANIORA 3,5

3 2,5 2 1,5 1 0,5

0 KESEHATAN

Jumlah Pengusul

SAINS TEKNOLOGI

1 1

(16)

Pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu tridarma perguruan tinggi yang semestinya merupakan satu kesatuan dengan dua darma yang lain, adalah bagian penting dalam kehidupan universitas. Namun harus diakui, pengabdian masyarakat cenderung lebih tertinggal dibanding riset dan pengajaran. Sebenarnya, banyak pembelajaran dari gerakan yang muncul di masyarakat yang dapat memperluas wawasan para sivitas akademika dalam bidang pengabdian masyarakat. Lebih menarik lagi, banyak dari gerakan tersebut memanfaatkan modal sosial secara inovatif dan kreatif sehingga membentuk sebuah gerakan yang sungguh dapat berperan dalam memberdayakan masyarakat.

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan Pokja Pengendali PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri dan PNPM Support Facility telah melaksanakan kegiatan Seminar Pemberdayaan Masyarakat: Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial. Seminar dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2012 bertempat di Ruang Terapung Perpustakaan UI, The Crystal of Knowledge, Kampus Depok.

Konsep acara seminar ini adalah dengan menghadirkan 2 tokoh masyarakat yang berhasil membangun gerakan untuk ‘memberdayakan’ masyarakat sekitarnya. Kedua tokoh tersebut adalah Bapak Nurrohim dari Depok yang menggagas Sekolah MASTER (Masyarakat Terminal) dan Bapak Noverius Nggili sebagai pendiri Geng Motor IMUT (Aliansi Masyarakat Peduli Ternak) di Nusa Tenggara Timur. Dua tokoh ini dihadirkan untuk mengetuk kesadaran para sivitas akademika yang dengan kapasitas keintelektualan dan sokongan dana dari institusinya diharapkan mampu berbuat lebih besar dari kedua tokoh tersebut.

Seminar Pemberdayaan Masyarakat

Inovasi dan Kreativitas dalam Pemanfaatan Modal Sosial

oleh Lenny Maykel

(17)

Dua pembicara yang diundang, Bapak Noverius Nggili (kiri) dan Bapak Nurrohim (tengah) serta penanggap, Ibu Niniek L. Karim (kanan) Seminar ini mampu menarik perhatian sivitas akdemika baik dari

dalam maupun luar UI. Ada 115 orang peserta yang hadir dan berasal dari berbagai institusi yang terdiri dari FlipMas (Forum Layanan IPTEKS bagi Masyarakat) Sabilulungan Jawa Barat, PT. Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks), PERTIWI, Kementerian Kesehatan RI, ICMI, Bappenas, Bina Swadaya Konsultan, ATRO Bali, DPP PAN dan PNPM Perkotaan. Unsur akademisi diwakili oleh 52 universitas yang ada di dalam dan luar Jakarta serta lembaga penelitian (LPPM) berbagai universitas.

Seminar dimulai pukul 9.30 WIB dan dibuka secara resmi oleh Bachtiar Alam, Ph.D selaku Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat UI. Dalam sambutannya, Beliau memaparkan posisi pengabdian masyarakat di UI serta program-program pengabdian masyarakat yang telah dan sedang berjalan selama tahun 2012.

Setelah pembukaan, acara seminar dilanjutkan dengan sesi keynote speech oleh Jan Weetjens selaku Social Sector Manager the World Bank-PNPM Support Facility.

Acara kemudian masuk ke inti, yaitu pemaparan dari 2 tokoh masyarakat yang diundang. Sebagai penanggap sekaligus moderator, hadir dosen Fakultas Psikologi UI sekaligus pegiat lingkungan yang saat ini aktif dalam gerakan Jakarta Glue, Ibu Niniek L. Karim.

Bapak Nurrohim, penggagas dan pendiri Sekolah MASTER memaparkan latar belakang berdirinya sekolah MASTER. Sekolah tersebut dibangun sebagai tempat alternatif untuk menimba ilmu bagi kalangan marjinal khususnya anak-anak yang tinggal di sekitar Terminal Depok. Bagi sebagian orang, mereka hanyalah sekumpulan anak-anak yang lahir dari orang-orang ‘kalah’ tetapi, bagi Bapak Nurrohim, anak-anak tersebut adalah generasi bangsa ini yang harus dibela untuk mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lainnya: akses ke dunia pendidikan. Saat ini, Bapak Nurrohim bisa berbangga hati karena pengabdiannya kepada masyarakat tersebut telah membuahkan hasil. Banyak siswanya yang telah diterima di berbagai, universitas termasuk UI.

Sebagiani lagi malah lebih membanggakan: mendapat beasiswa kuliah di luar negeri!

Pemaparan selanjutnya adalah Bapak Noverius Nggili, pendiri Geng Motor IMUT, NTT. Awalnya, Bapak Noverius dan teman- temannya yang berlatar belakang sarjana peternakan lulusan Universitas Cendana memiliki hobi yang sama yaitu naik motor.

Seringnya bertemu dan berkendara bersama membuat mereka membuat geng motor. Mendengar kata geng motor, yang terlintas umumnya adalah hal negatif seperti tawuran dan kejahatan. Namun tidak untuk geng motor Bapak Noverius. Para anggota geng ini memilih untuk membangun daerahnya dengan

(18)

Peserta seminar memanfaatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada para pembicara

Materi dan video kegiatan Bapak Nurrohim dan Bapak Noverius Nggili dapat diunduh di

http://research.ui.ac.id/drpm/spm2012

memanfaatkan potensi yang ada di diri mereka (sarjana) dan potensi yang ada di tiap desa di NTT.

Saat mereka melakukan touring, mereka melakukan pemetaan potensi desa yang mereka singgahi. Di salah satu desa, mereka menemukan bagaimana penduduk desa kesulitan air bersih. Dari kenyataan tersebut, mereka kemudian membuat alat pengubah air laut menjadi air tawar layak konsumsi dengan cara penguapan.

Alat desalinasi ini merupakan contoh nyata inovasi Geng Motor IMUT yang membantu masyarakat. Selain mendapatkan air bersih, masyarakat juga mendapatkan garam yang dapat dijual untuk meningkatkan perekonomian mereka. Semua kegiatan yang dilakukan oleh Bapak Noverius dan gengnya tanpa dibiayai oleh APBD dan APBN.

Niniek L. Karim dalam tanggapannya menyatakan bahwa hadirnya kedua tokoh tersebut adalah bukti bahwa masih banyak orang yang dapat berbuat sesuatu bagi orang lain dalam segala keterbatasan termasuk dana. Membantu sesama adalah wujud dari kebutuhan fitrah manusia: mengaktualisasikan diri. Dari kisah mereka kita sebagai sivitas akademika dan UI sebagai institusi pendidikan besar dapat tergerak untuk melakoni fitrah sebagai manusia dengan kebutuhan dasar ingin berbuat yang terbaik, mulia, berguna dan berdampak positif bagi orang lain.

Dengan demikian, sinar UI pun akan semakin memancar terang seiring dengan meningkatnya pengabdian kepada masyarakat.

Dalam sesi diskusi dan tanya jawab, ada banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Salah satunya datang dari Bapak Teguh, dosen UPN Jogja. Beliau bertanya kepada kedua pembicara tentang bagaimana cara mereka dapat bertahan sekian lama membina orang lain yang tentu saja sangat menguras waktu dan tenaga. Pertanyaan ini seakan mewakili pertanyaan banyak sivitas akademika yang tergerak untuk melakukan pengabdian masyarakat. Bagi Bapak Nurrohim, ajaran agama menjadi pondasi dalam pengabdiannya. Terilhami oleh sebuah hadis yang menyatakan bahwa membantu orang-orang yang berada dalam kesulitan adalah ladang jihad, Bapak Nurrohim meyakini bahwa pengabdiannya bertahun-tahun tidak akan pernah sia-sia. Tuhan pasti akan membantu dan membalas semua perbuatan baik.

Bapak Noverius menambahkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat harus berangkat dari niat yang tulus, bukan mencari untung. Selain itu, dukungan keluarga juga penting.

Diakhir acara, Bapak Sujana Royat, DEA selaku Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Menko Kesra menutup acara dengan mengajak seluruh sivitas akademika untuk mengaplikasikan kelimuwan mereka dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 

_

Lenny Maykel Muliawati adalah staf khusus pengabdian masyarakat di Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI

(19)

Telaah Singkat Metode Penelitian Kuantitatif vs Kualitatif

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, penelitian atau riset bukanlah sesuatu yang baru; sejak dahulu hingga kini riset dilakukan oleh para peneliti. Penelitian membuat dunia pendidikan semakin berkembang karena banyak temuan-temuan dimanfaatkan untuk menentukan kebijakan penting baik dalam hal yang berhubungan dengan pengembangan ilmu maupun menjadi pedoman dalam mengambilan suatu keputusan. Dalam artikel ini, bahasan penelitian difokuskan pada dua metode atau pendekatan pada penelitian sosial yaitu kuantitatif dan kualitatif. Dewasa ini di Indonesia penelitian semakin

menjadi suatu “keharusan” khususnya bagi para pengajar karena berbagai alasan antara lain pengembangan kompetensi, menjawab pertanyaan berbagai permasalahan, kenaikkan pangkat, sertifikasi pengajar/dosen dan bagi sekolah mutu dan jumlah penelitian yang diterbitkan pada jurnal ikut menentukan mutu sekolah atau universitas. Bahkan dalam dunia bisnis dan politik, penelitian juga semakin diperlukan untuk membantu dalam memahami suatu kondisi dan mengambil keputusan yang tepat. Kendati demikian, fakta menunjukkan bahwa banyak artikel penelitian yang belum dan tidak memenuhi persyaratan untuk diterbitkan pada sebuah jurnal yang baik.

Metode penelitian misalnya, acap kali tidak dipergunakan secara benar; alat ukur penelitian tidak dirancang secara akurat serta tidak diuji kehandalan dan kesahihannya.

Artikel ini bertujuan membahas secara umum perbedaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif sehingga esensi penggunaan kedua metode tersebut dipahami secara tepat dan benar.

Disamping itu, artikel ini diharapkan menginspirasi para peneliti muda untuk bermotivasi mendalami metode penelitian sehingga mampu melakukan penelitian secara benar.

oleh Andreas Budihardjo

(20)

Metode kuantitatif vs kualitatif

Pemilihan penggunaan metode peneltian sangat bergantung pada pertanyaan dan tujuan penelitian serta jawaban yang diharapkan. Dengan kata lain, peneliti harus secara seksama menentukan sasaran penelitian serta merumuskan pertanyaan penelitian tersebut secara konkrit. Suatu contoh untuk menjawab research question sejauh mana pengaruh variabel komitmen dan proses belajar pada kinerja manajer maka penelitian kuantitatif harus

diaplikasikan. Kendati demikian, kajian kualitatif tak jarang harus diaplikasi untuk menentukan suatu konstruk yang akan diukur dalam penelitian kuantitatif. Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak mempergunakan analisis statistik; jadi ia lebih bersifat deskriptif, subjektif dan interpretatif yang lazim dikenal sebagai pendekatan emic. Ada banyak definisi mengenai penelitian kualitatif; menurut Creswell (1998:15) qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic, picture, analyzes words, reports detailed views of informants and conducts the study in a natural setting.

Dengan mengacu pada fokus penelitian, disiplin ilmu, teknik pengumpulan data, analisis data dan bentuk pemaparan/naratif , Creswell membedakan lima jenis penelitian kualitatif yaitu biografi, fenomenologi, grounded theory, etnografis dan studi kasus. Dengan demikian dalam penelitian kualitatif tersebut terdapat beragam pendekatan, analisis dan pemaparannya. Kendati demikian, kata kunci penelitian kualitatif terletak pada teknik analisis dan interpretasi data yang bersifat deskriptif yang disajikan dengan mempergunakan bahasa yang khas (personal voice) serta generalisasi hasil tidak menjadi sasarannya. Meriam (1988) mengemukakan enam asumsi desain penelitian kualitatif yaitu penekanan pada proses, dan pemahaman (meaning), instrumen primer penelitian adalah peneliti itu sendiri, fieldwork, proses penelitian bersifat deskriptif dan induktif.

Berbeda dengan metode kualitatif, metode kuantitatif pada dasarnya “menuntut” pengukuran variabel penelitian. Penelitian kuantitatif dapat bersasaran pada identifikasi suatu populasi, pembuktian hipotesis dan model penelitian. Pada metode kuantitatif yang lazim dikenal sebagai pendekatan etic, pertanyaan penelitian pada umumnya dirumuskan berdasarkan dari suatu teori atau kesenjangan hasil penelitian-penelitian terdahulu.

Penelitian kuantitatif menekankan pada objektivitas sebab itu generalisasi suatu hasil adalah penting. Peran instrumen penelitian sangat esensial sebab itu harus diuji kehandalan dan kesahihannya baik secara kualitatif misalnya dengan face validity maupun secara kuantitatif misalnya dengan mempergunakan analisis reabilitas dan faktor. Suatu konstruk dalam suatu penelitian harus dibangun berdasarkan pada suatu teori dan konsep yang relevan untuk kemudian dirumuskan serta dioperasionalisasikan agar dapat diukur melalui suatu instrumen (misalnya kuesioner) yang mempergunakan suatu skala tertentu (misalnya skala Likert 1 sampai dengan 7).

(21)

Asumsi Kuantitatif Kualitatif A. Ontologikal Realitas bersifat subjektif dan jamak seperti yang

dilihat oleh peneliti. Realitas bersifat objektif dan singular serta berada diluar peneliti

B. Epistemologikal Peneliti “berinteraksi” dengan objek yang diteliti. Peneliti independen dari objek yang diteliti.

C. Aksiologikal Value-laden dan bias (subjektif) Value-free dan tidak bias (objektif)

D. Metodologikal Proses deduktif

Bebas dari suatu konteks

Akurasi & reabilitas penelitian terletak pada , uji validitas, reliabilitas alat ukur dan analisis data.

Pemilihan teknik analisis data sangat esensial serta bergantung pada sasaran, pertanyaan dan hipotesis penelitian.

Generalisasi temuan penting untuk memberi penjelasan dan prediksi.

Proses induktif

Terikat pada suatu konteks

Akurasi & reabilitas dilakukan melalui verifikasi hasil.

Alat analisis data berkaitan dengan konsep atau teori yang dipergunakan

Hasil temuan memberi suatu pola penjelasan yang memberi jawaban pada permasalahan yang teliti.

Berbagai kesalahan yang umum ditemukan dalam artikel yang terbit di berbagai jurnal ilmiah di Indonesia (Budihardjo, 2012)

Bahasa Isi/Kandungan Lainnya

Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang buruk Pemakaian teori Referensi

Pemakaian semantik Penggabungan teori Pemakaian model

Gaya bahasa Formulasi hipotesis Tabel dan gambar

Pengalihbahasaan Abstrak yang buruk Tanda baca

Paragraphing Simpulan yang tidak jelas Kutipan

Sistematik dan organisasi (kesatuan) Metodologi penelitian Presentasi data

Kalimat Rancangan riset Latar belakang

Ide/logika Tujuan Kelayakan/kebijakan

Redundansi dan inkonsistensi Analisis data Judul

Perbedaan esensial antara metode kualitatif dan kuantitatif Data yang diperoleh harus dianalisis dan diuji dengan mempergunakan statistik (misalnya deskriptif, korelasi, dan multiple regression). Sistematika penelitian kuantitatif secara umum adalah latar belakang permasalahan, pertanyaan

penelitian, tujuan, cakupan dan manfaat penelitian, tinjauan teori, model dan hipotesis penelitian, metode penelitian kuantitatif yang antra lain mencakup bahasan mengenai teknik sampling, alat ukur, analisis data dan kesimpulan yang

membahas keterbatan-keterbatasan penelitian, generalisasi hasil serta saran untuk peneltian lanjutan. Berdasarkan bahasan tersebut maka secara singkat perbedaan esensial antar kedua metode tersebut yang dapat disajikan sebagai berikut :

(22)

Andreas Budihardjo adalah profesor Manajemen Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Ekonomi Prasetiya Mulya, Jakarta. Beliau mengajar mata kuliah antara lain Human Resource Management, Organization Behaviour, Human Capital, Organizational Psychology & Knowledge Management. Beliau memperoleh gelar Master dalam bidang Industrial and Organizational Psychology dari UI dan Ph.D dalam Management and (Psychological) Organization dari University of Groningen, Belanda. Sebelum bergabung dengan Prasetiya Mulya di tahun 1998, ia bekerja sebagai staf ahli SDM di General Motors & Isuzu Training Centre, Jakarta. Menerima beasiswa Ubbo Emius dari Groningen University, beliau sempat juga mengajar pada universitas tersebut selama empat tahun.

Selain di Prasetiya Mulya, beliau juga mengajar di berbagai universitas antara lain UI dan Unair, membimbing penulisan disertasi pada mahasiswa doktoral dari UI, Unair dan Boston University serta menguji mahasiswa doktoral dari berbagai universitas dalam dan luar negeri. Selain aktif melakukan penelitian serta menulis artikel dan buku, dia aktif memberi konsultansi organisasi dan SDM pada perusahaan/organisasi dan pembicara pada seminar maupun konferensi tingkat nasional dan internasional. Beliau juga aktif memberikan ceramah pada para pengusaha kecil dan pendidik/

guru baik di kota besar mapun di desa di Indonesia. Kontak: [email protected] Kesalahan Umum

Mengacu pada panduan kedua pendekatan penelitian tersebut, menurut hasil penelitian Budihardjo (2011) kesalahan umum yang sering terjadi pada penelitian kuantitatif antara lain adalah perumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian yang tidak jelas, teori-teori untuk membangun hipotesis tidak disintesiskan secara efektif, perumusan hipotesis lemah serta penggunaan metote penelitian kurang solid. Disamping itu, tak jarang analisis data dilakukan secara tidak tepat, misalnya jumlah data yang relatif kecil diolah dengan mempergunakan analisis statistik yang canggih (Lisrell) padahal pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan analisis statistik yang lebih sederhana. Pada penelitian kualitatif kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi antara lain adalah tujuan penelitian maupun perumusan permaslaahan (problem statement) kurang jelas. Penggunaan teori untuk menganalisis permasalahan sering tidak relevan dan akurat. Analisis dan

interpretasi data tidak “mendalam” dan lebih merupakan deskripsi yang dangkal dan sangat umum.

Kesimpulan

Mengacu pada bahasan metode penelitian tersebut maka peneliti pertama kali harus menentukan permasalahan yang akan diteliti kemudian merumuskannya secara tepat untuk menentukan pendekatan yang tepat pula. Penentuan metode penelitian sangat esensial agar menghasilkan temuan yang sahih dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam berbagai penelitian, kedua metode tersebut dapat dipergunakan saling mendukung yang oleh Ceswell disebut sebagai mixed method.

Referensi

Booth, A. Papaioannou, D. & Sutton, 2011. A.

Systematic Approaches to a Successful Literature Review. California: Sage Publications, Inc.

Buchanan, D.A. & Bryman, A. 2010. The Sage Handbook of Organizational Research

Methods. Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc.

Bass. Swanson, R.A. & Holton III, F, Elwood. 2005.

Research in Organizations. San Francisco:

Berret-Koehler Publishers, Inc.

Creswell, J.W. 1994. Research Design: Qualitative, Quantitative. Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc.

Creswell, J.W. 2003. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches.

Thousand Oaks, California: Sage Publications, Inc.

Guba, E.G., & Lincoln, Y. 1988. Do Inquiry Paradigms Imply Inquiry Methodologies? In D.M. Fetterman (Ed.), Qualitative Approaches to Evaluation in Education (pp. 89-115). New York : Praeger.

Marshall, C. & Rossman, B. Gretchen. 2011.

Designing Qualitative Research. California:

Sage, Publications, Inc.

Meriam, S.B. 1988. Case Study Research in Education : A Qualitative Approach. San Francisco: Jossey.

Sumber-sumber lain yang tidak semuanya dicantumkan pada daftar referensi.

(23)

Gambar 1 Gambar 2

Pemanfaatan Lisensi Perangkat Lunak Pengolah Data Statistik, PASW 18 (SPSS), untuk Periset di UI

PASW Statistics 18.0 (Predictive Analytics SoftWare) atau SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) adalah perangkat lunak yang bermanfaat untuk analisis statistik termasuk analisis data riset.

Universitas Indonesia telah melanggan aplikasi SPSS dengan lisensi resmi. Lisensi ini dapat digunakan oleh seluruh sivitas akademika UI sepanjang mengikuti aturan penggunaan.

Berikut ini aturan penggunaan pemanfaatan lisensi PASW yang dilanggan UI:

SPSS hanya bisa digunakan di lingkungan Universitas 1.

Indonesia dimana komputer/laptop pengguna terhubung dengan jaringan internet di UI (JUITA).

Kuota penggunaan sebanyak 50 pengguna dalam satu 2.

waktu. Jika jumlah pengguna sudah 50, maka pengguna berikutnya harus antri

Panduan teknis menggunakan SPSS.

Pengguna perlu menginstall program SPSS (PASW 18.0)

terlebih dahulu. DVD instalasi PASW 18 dan User Manual dapat anda copy (duplikat) dengan menghubungi Manajer IT tiap Fakultas di Universitas Indonesia.

Pada tahap instalasi, pengguna harus memilih lisensi

Network license. (lihat Gambar 1)

Masih pada tahap instalasi, pengguna harus memasukkan IP

Server UI dengan alamat 152.118.148.231. (lihat Gambar 2) Setelah selesai proses instalasi, maka saat anda jalankan

program, maka SPSS akan mencari sambungan koneksi ke server. SPSS yang telah terotentikasi ditandai dengan tulisan

“SPSS Processor Available” yang muncul pada bagian bawah aplikasi.

Jika tulisan “SPSS Processor Available” tidak muncul artinya

otentikasi gagal. Ini disebabkan jatah kuota yang telah melebihi 50 pengguna dalam satu waktu. Pengguna dapat mencoba kembali beberapa saat berikutnya.

Kopi DVD instalasi PASW 18 dan User Manual dapat diperoleh dengan menghubungi Manajer IT tiap fakultas di UI.

Sumber: Manual “Aturan Penggunaan PASW Statistics 18 Network License (SPSS)” yang didapat dari PPSP (Pusat Pengembangan Sumber Daya Pembelajaran) pada Oktober 2012.

_

Muhammad Roji adalah staf urusan sistem informasi di Subdit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat DRPM UI

oleh Muhammad Roji

(24)

HIGHLIGHT

KRITIK DAN SARAN [email protected]

www.research.ui.ac.id

eDisi 05 No. 04 oktober 12

HIBAH RISET

JENIS HIBAH JUMLAH PROPOSAL DANA MAKSIMUM

Riset Awal UI (RA-UI) 30 Rp40.000.000,-

Riset Madya UI (RM-UI) 34 Rp100.000.000,-

Riset Utama UI (RU-UI) 15 Rp200.000.000,-

HIBAH RISET BERBASIS KOLABORASI

JENIS HIBAH JUMLAH PROPOSAL DANA MAKSIMUM

Pusat Riset 2 Rp120.000.000,-

Kolaborasi Nasional 9 Rp150.000.000,-

Kolaborasi Internasional 16 Rp220.000.000,-

Infrastruktur 2 Rp250.000.000,-

HIBAH PENGABDIAN MASYARAKAT

(COMMUNITY ENGAGEMENT

GRANTS)

JENIS HIBAH JUMLAH PROGRAM DANA MAKSIMUM

Research-based 8 Rp80.000.000,-

Problem-based 23 Rp70.000.000,-

Curriculum-based 15 Rp50.000.000,-

Skema Hibah UI 2013

Referensi