• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merancang Pembelajaran IPS Ekonomi Berbasis Nilai Ke Indonesia

N/A
N/A
trio erawati

Academic year: 2023

Membagikan "Merancang Pembelajaran IPS Ekonomi Berbasis Nilai Ke Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Trio Erawati Siregar 212103850806

Merancang Pembelajaran IPS

Ekonomi Berbasis Nilai Ke Indonesia Yang Terkandung Dalam Pancasila

dan UUD

Kajian Ips Ekonomi Prof. Dr. Wahjoedi, M.E Dr. Riska Pristiani, S.Pd, M.Pd

(2)

Pendidikan IPS merupakan bidang studi yang mempelajari manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap segala

ketimpangan yang terjadi.

Prinsip dan nilai-nilai ekonomi yang perlu diajarkan dalam pembelajaran ekonomi bersumber dari nilai-nilai luhur bangsa sebagaimana yang diamanahkan dalam Pancasila dan pasal 33 UUD 1945 sebagai dasar perekonomian Indonesia.

Dengan pembelajaran tersebut diharapkan kedepannya pembelajaran nilai ideologi keindonesiaan ini dapat membantu untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berjiwa Pancasila.

Latar Belakang

(3)

Pembelajaran IPS Ekonomi

01

Hasil Rancangan Rencana

Pembelajaran IPS Ekonomi

03

Pembelajaran Ekonomi Yang berkaitan Dengan

Pancassila

02

Pembahasan

(4)

Komitmen membangun karakter bangsa keindonesiaan Pancasila ini sejatinya telah tumbuh dan berkembang sejak zaman perjuangan hingga kemerdekaan bangsa dari penjajahan. Karakter bangsa yang dimaksud adalah sikap dan perilaku yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945 yang tercermin dalam segala aspek

kehidupan.

Hal ini sebagaimana dikemukan oleh Mubyarto (2003) bahwa

sistem ekonomi pancasila mencakup “aturan main” kehidupan ekonomi atau hubungan-hubungan ekonomi antar pelaku-pelaku ekonomi yang didasarkan pada etika atau moral Pancasila dengan tujuan akhir

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembelajaran IPS Ekonomi

(5)

Secara mendasar terdapat tiga karakter penting yang dapat dikembangkan untuk berlangsungnya pembelajaran ekonomi yang sesuai dengan jati diri bangsa, untuk diimplementasikan pada lembaga pendidikan formal pada semua jenjang pendidikan. Ketiga karakter tersebut menurut Wahjoedi (2015) sebagai berikut:

1. Karakter ekonomi Pancasila: Karakter ekonomi Pancasila merupakan pesan konstitusi UUD 1945, yang berupa nilai-nilai luhur Pancasila dapat dikenalkan kepada anak didik. Nilai-nilai luhur tersebut

diantaranya berupa prinsip-prinsip ekonomi seperti: Kekeluargaan, kebersamaan, bekerjasama, kegotong royongan, mengutamakan kepentingan bersama

(6)

2.

Karakter ekonomi ekologis: Karakter ekonomi ekologi yang di dalam implementasinya telah dikenal dengan berbagai terminology, seperti ekonomi hijau (green economics), ekonomi berwawasan lingkungan (environmental economics), dan pembangunan ekonomi

berkelanjutan (sustainable economics development). Pada dasarnya ekonomi ekologis memberikan pesan tentang nilai-nilai lingkungan yang harus mewarnai segala tindakan ekonomi baik produksi,

konsumsi, maupun distribusi. Perilaku ekonomi kita diarahkan untuk

menghormati dan menjaga keseimbangan alam dan lingkungan,

kembali ke alam jangan merusak alam.

(7)

3. Karakter ekonomi pasar yang diadaptasi/dikendalikan:

Karakter ekonomi pasar yang diadaptasi/dikendalikan harus dapat diwujudkan dalam perekonomian Indonesia. Hal ini

karena apabila sistem ekonomi pasar yang terus berjalan maka hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang kuat yakni

konsumen dan produsen yang kuat. Pesan-pesan keberpihakan

pada nilai-nilai ekonomi pasar terkendali harus masuk di dalam

pembelajaran pendidikan ekonomi.

(8)

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Dalam kehidupan ekonomi, sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar akan pentingnya spirit atau keyakinan yang menekankan pada etika dan moral bangsa dalam perekonomian.

Dengan kata lain, perekonomian harus memiliki landasan etis dan pertanggungjawaban kepada sang Khalik. Karena itu, ekonomi Pancasila digagas dan dibangun berdasarkan pertimbangan moral dan etika religious, seperti rasa syukur, rasa memiliki, dan sifat jujur.

Pembelajaran Ekonomi Yang Berkaitan Dengan

Sila Pancasila

(9)

b. Kemanusian yang Adil dan Beradap

Sila kedua ini menekankan bahwa dalam kehidupan

bermasyarakat, manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus saling menghargai dan bersikap adil, baik dalam hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa, orang lain, maupun lingkungan alam sekitar. Dengan demikian, setiap orang dapat bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan, dan

berusaha untuk tidak menimbulkan kerusakan yang dapat berdampak negatif bagi orang lain. Sila kedua ini menjadi dasar lahirnya rasa saling menghormati, kasih sayang dan kepedulian sosial

(10)

c. Persatuan Indonesia

Sila ketiga ini menekankan pada pentingnya persatuan yang dilatarbelakangi oleh rasa nasionalisme untuk mewujudkan kehidupan yang makmur dan harmonis. Dalam kehidupan ekonomi, kebijakan ekonomi yang didasarkan pada Persatuan Indonesia

bertujuan untuk mempersatukan bangsa. Produksi dan distribusi yang dikerjakan melalui mekanisme usaha bersama dalam peningkatan ekonomi memperkecil kesenjangan yang berpotensi memecah belah bangsa. Dalam konteks ini, maka kemudian negara

mengambil peran strategis untuk melakukan proses distribusi akses sumber daya ke wilayah-wilayah negara sesuai dengan prinsip keadilan dan pemerataan

(11)

d. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyarawatan Perwakilan

Sila keempat menekankan pentingnya rasio atau akal sehat untuk tidak memaksakan kehendak dalam setiap pengambilan keputusan, termasuk pula dalam aktifitas ekonomi yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. Terkait dengan itu, maka prinsip yang harus dikedepankan yaitu bahwa sumber daya alam dan lingkungan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga setiap orang perlu mengawasi, dan mendapatkan akses yang adil untuk memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara bijaksana. Sila keempat ini menjadi dasar lahirnya nilai gotong royong, tanggung jawab, dan tidak memaksakan kehendak

(12)

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima ini menekankan pada pentingnya mewujudkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak hanya dirasakan oleh generasi sekarang tetapi juga oleh generasi yang akan datang. Salah satu cirinya adalah tercapainya kemakmuran rakyat secara menyeluruh dan bukan kemakmuran orang seorang. Untuk itu, maka sumber daya alam dan

lingkungan perlu dikelola secara maksimal dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan sehingga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan juga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Sila kelima ini menjadi dasar lahirnya rasa keadilan, kekeluargaan, dan kemandirian.

(13)

Kurikulum IPS diharapkan bisa membantu siswa menerapkan keterampilan mengidentifikasi masalah, merumuskan langkah-langkah dalam penyelesaian masalah, sekaligus dapat mengambil keputusan secara bijak (Banks:1990).

Keterampilan dalam pengambilan keputusan dapat diajarkan pada siswa sesuai tingkatan usia menurut Banks (1990:33-34). Tingkatan pengambilan keputasan pada perkembangan usia sakan mengajarkan siswa berpikir kritis dalam

berperilaku sesuai dengan aspek sosial dan spritual mareka. Perilaku siswa yang mencerminkan ekonomi berbasis nilai ke Inonesia tertuang pada butir pancasila dijelaskan dalam tabel berikut:

Hasil Rancangan Rencana Pembelajaran IPS

Ekonomi

(14)
(15)
(16)
(17)

Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan harus menjadi tujuan utama dari mata pelajaran IPS sebagai hasil rancangan dalam menyusun pembelajaran ekonomi

berbasis nilai ke Indonesiaan. Hal yang perlu diajarkan kepada

siswa adalah pengetahuan dan pengalaman yang mareka miliki

sesuai dengan kebutuhan. Pengetahuan akan mendorong siswa

untuk berpikir kritis dalam mengambil keputusan, terstruktur

dan terarah.

(18)

Pemikiran Ekonomi Pancasila oleh para pemikir terdahulu yang berupaya mengakaji Pancasila sebagai ideologi ekonomi Indonesia penting untuk kita kembangkan. Dari karya mereka yang diterbitkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan pendidikan ekonomi relevan dengan Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945. Untuk mewujudkan pendidikan berkarakter ekonomi Pancasila maka pendidikan ekonomi harus menginternalisasi nila-nilai Pancasila dan prinsip-prinsip ekonomi Pancasila yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945.

Kesimpulan

(19)

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

THANKS

!

DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

[email protected] +91 620 421 838

yourcompany.com

Referensi

Dokumen terkait

Kalau boleh dikatakan apa yang dirumuskan dalam Pancasila, UUD 1945, UU HAM di atas merupakan legalisasi nilai-nilai kerukunan kehidupan beragama yang sudah

Pada saat sebelum pancasila menjadi dasar falsafat hidup bangsa, yaitu sebelum tanggal 18 Agustus 1945, pancasila menjadi nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang

Kendati dasar dan filosofi pembangunan ekonomi Indonesia didasarkan pada Pancasila dan pasal 33 UUD 1945 dalam kerangka konsep darul ahdi wa syahadah, yang

Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia yang digali atau bersumber dari tata nilai social budaya bangsa yang merupakan nilai luhur kepribadian bangsa, yang intisari nilai

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, tercantum di dalam pembukaan UUD 1945 sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang

Falsafah negara, bangsa dan masyarakat Indonesia telah jelas dimuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dinamakan Pancasila. Nilai-nilai luhur yang

Pasal 33 ayat 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 menyebutkan bahwa pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di Indonesia adalah berdasarkan prinsip

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD NRI 1945 Dalam kaitannya dengan penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945, bahwa Pancasila merupakan nilai dasar yang sifatnya