• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merger Planning and Financial Impact Analysis: PT. Kimia Farma and PT. Indofarma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Merger Planning and Financial Impact Analysis: PT. Kimia Farma and PT. Indofarma"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Pembahasan merger dalam penelitian ini merupakan pembahasan mengenai merger bisnis dalam konteks asumsi industri farmasi di Indonesia yang saat ini masih dalam tahap persiapan sebagai bagian dari program merger BUMN. Sehubungan dengan penggabungan usaha ini, ada beberapa permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian ini, yaitu. Dalam Putu Gede Ary Suta dalam Yulius Bungkang, 2007), merger dan akuisisi merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk menyatakan suatu penggabungan usaha dimana dua atau lebih perusahaan bersatu untuk membentuk suatu badan usaha baru.

Salah satu alasan penting terjadinya merger bisnis adalah perusahaan yang melakukan merger menjadi satu berpotensi menghasilkan pendapatan lebih besar dibandingkan dua perusahaan yang menjalankan bisnisnya sendiri. Kekuatan pasar, atau kekuatan monopoli, adalah hasil upaya perusahaan untuk menggabungkan perusahaan untuk mendapatkan kendali dalam lingkungan bisnis mereka. Penggabungan usaha atau merger yang mengurangi persaingan usaha secara umum berdampak buruk bagi masyarakat luas dan menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengatur persaingan usaha agar tetap sehat.

Salah satu alasan paling mendasar dilakukannya penggabungan usaha atau merger adalah upaya untuk menghemat biaya ketika perusahaan melakukan merger. Beberapa perusahaan yang melakukan merger bisnis bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya dengan lebih baik atau memenuhi kebutuhan kosong perusahaan untuk mencapai kesuksesan bersama. Biaya modal terkadang dapat dikurangi ketika dua perusahaan melakukan merger atau merger, hal ini karena biaya penerbitan sekuritas hilang dan perubahan skala ekonomi.

Konsep akuntansi kombinasi bisnis di Indonesia diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (PSAK No. 22) tentang “Akuntansi Kombinasi Bisnis”, kombinasi bisnis dapat berupa akuisisi atau merger kepemilikan.

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian BUMN
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian BUMN

Analisis Kinerja Keuangan

  • Analisis Struktur Modal dan Solvabilitas
  • Analisis Pengembalian Atas Modal yang Diinvestasikan
  • Analisis Perputaran Aset
  • Analisis Kinerja Operasi dan Profitabilitas
  • Neraca
  • Rasio keuangan

11 Kimia Farma merupakan perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1917. Berdasarkan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan Belanda pada awal kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia menggabungkan sejumlah perusahaan farmasi ke dalam PNF Bhineka Kimia Pharma pada tahun 1958. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas dan nama perusahaan diubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).

Pada tahun 2001, tepatnya tanggal 4 Juli 2001, Kimia Farma kembali berubah status menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta. Kimia Farma mencapai 37,87% pada tahun 2011, pertumbuhan ini juga cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Kimia Farma menggunakan asetnya secara lebih efisien untuk menghasilkan penjualan, yang merupakan faktor penentu pengembalian pendapatan usaha dari investasi.

Nilai margin laba kotor sebesar 29,82% menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba, sebelum dikurangi beban usaha, bunga dan pajak. Margin laba bersih menunjukkan kemampuan setiap rupee penjualan untuk menghasilkan laba bersih (laba setelah pajak, EAT). Margin laba bersih sebesar 4,93% menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba setelah dikurangi bunga dan pajak.

Nilai margin laba kotor sebesar 32,92% menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba, sebelum dikurangi biaya usaha, bunga dan pajak. Margin laba bersih menunjukkan kemampuan setiap rupee penjualan untuk menghasilkan laba bersih (laba setelah pajak, EAT). Nilai net profit margin sebesar 3,07% menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menghasilkan laba setelah dikurangi bunga dan pajak.

Dilihat dari margin laba bersih yang diperoleh pada tahun 2010, pertumbuhan tersebut cukup baik, menandakan bahwa perseroan berupaya meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan laba bersih. Pada net profit margin, kondisinya berbalik, laporan yang didapat dari PT. terjadi karena biaya lain-lain dan kerugian lain yang dialami PT. Berdasarkan persentase penjualan dan asumsi penghematan pada beberapa kelompok biaya, dapat dilakukan perbandingan laporan laba rugi jika kedua perusahaan beroperasi sendiri atau jika terjadi merger, seperti terlihat pada Tabel 4.11.

Berdasarkan persentase dan asumsi pada tabel 4.11, maka dapat dibuat proyeksi laporan laba rugi seperti pada tabel 4.12. Dari proyeksi laporan laba rugi di atas, penghematan dapat dilakukan pada pos-pos biaya laporan laba rugi.

Tabel 4.3  Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas PT. Kimia Farma Tbk.
Tabel 4.3 Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas PT. Kimia Farma Tbk.

Implikasi Manajerial

Indofarma terlihat lebih unggul, hal ini terjadi karena biaya produksi dan biaya operasional perusahaan cenderung lebih efisien. Indofarma, hal ini menunjukkan adanya biaya atau kerugian lain yang cukup tinggi pada PT. Rasio profitabilitas menunjukkan bahwa dengan merger akan terdapat peluang untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Langkah pertama pemerintah dalam upaya menggabungkan kedua perusahaan farmasi ini adalah dengan menilai kembali asetnya. Selain untuk mengevaluasi perusahaan sebelum merger, hal ini juga berguna untuk meninjau efisiensi ekuitas perusahaan. Sama halnya dengan biaya penjualan dan pemasaran, biaya yang paling besar adalah gaji pegawai pemasaran dan biaya promosi.

Dengan penggabungan, Anda tentu dapat menghemat biaya-biaya tersebut, serta biaya umum dan administrasi. Selain penghematan pengeluaran perusahaan, kemampuan meningkatkan penjualan, dan strategi pemasaran yang baik, kualifikasi karyawan yang kompeten juga berperan besar dalam kesuksesan perusahaan.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Saran

  • Saran Untuk Perusahaan
  • Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Dengan adanya penggabungan atau merger usaha ini diharapkan PT, Indofarma dapat memanfaatkan teknologi yang ada di PT. Pasca merger, manajemen perusahaan merasa perlu melakukan upaya atau tindakan untuk lebih menyempurnakan kemasan produk agar lebih menarik perhatian dan meyakinkan konsumen serta menambah varian baru. Setelah merger bisnis terjadi, untuk mengurangi kerugian lain bagi bisnis, diperlukan sumber daya manusia yang handal dalam mengelola bisnis.

Salah satu keberhasilan dalam melakukan merger atau penggabungan usaha adalah dengan dilakukannya uji tuntas (due diligence) terhadap perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan penggabungan usaha.Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas lebih lanjut mengenai proses uji tuntas baik dari sisi komersial, keuangan, maupun hukum. . Pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan analisis mengenai manfaat perpajakan dan pengurangan biaya modal. Dalam upaya memproyeksikan laporan keuangan, terdapat beberapa skenario yang berpotensi ditambahkan untuk penelitian selanjutnya.

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi (Dalam Akuisisi Perusahaan, Skripsi Periode No. 5 Tahun 1999 “Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat”. Edisi ke-23) Thomson South-Western.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian BUMN
Tabel 4.1  Analisis Struktur Modal PT. Kimia Farma Tbk.
Tabel 4.3  Rasio Struktur Modal dan Solvabilitas PT. Kimia Farma Tbk.
Tabel 4.5  Pengembalian Atas  Modal yang diinvestasikan PT. kimia Farma Tbk.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari ringkasan di atas, jelas bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dampak rasio lancar CR, rasio utang terhadap ekuitas DER, dan margin laba bersih NPM terhadap kinerja