• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Full Costing Untuk Menganalisis Biaya Produksi Batu Split Studi Kasus PT. ALS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Metode Full Costing Untuk Menganalisis Biaya Produksi Batu Split Studi Kasus PT. ALS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Full Costing Untuk Menganalisis Biaya Produksi Batu Split Studi Kasus PT. ALS

Ami Ario1, Dewi Mulyati2*, Dini Syahrizal Fahlevi3

123 Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Serambi Mekkah Jl. Tgl Imum LuengBata Batoh Banda Aceh - Indonesia 23245

*Corresponding email: dewimulyati@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa tersebut bisa dijual. Untuk mengetahui bagaimana analisis perhitungan biaya produksi Batu Split dan Mengelompokkan jenis-jenis biaya produksi menggunakan Metode Full Costing. Data-data yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah data biaya yang dikeluarkan selama bulan Agustus, September dan Oktober 2021 pada PT Aceh Lintas Sumatera sebagai objek penelitian ini. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitaif yang bersifat data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data adalah wawancara kepada pimpinan dan karyawan PT Aceh Lintas Sumatera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan masih belum mengelompokkan dan belum sesuai dalam pengklasifikasian jenis-jenis biaya produksi. Hal ini menunjukkan perbedaan dalam hal pengelompokkan jenis-jenis biaya produksi yang dilakukan perusahaan dengan hasil analisis penulis berdasarkan Metode Full Costing.

Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Batu Split, Metode Full Costing

Abstract

The cost of production is all direct and indirect costs incurred by the company for the production process so that the goods or services can be sold. To find out how to 8nalyse the calculation of the production costs of Split Stone and classify the types of production costs using the Full Costing Method. The data needed in this study is data on costs incurred during August, September and October 2021 at PT Aceh Lintas Sumatera as the object of this research. The type of data used is quantitative data which is primary and secondary data. The data collection method was interviews with the leaders and employees of PT Aceh Lintas Sumatera. The results of this study indicate that the company still has not classified and is not appropriate in classifying the types of production costs. This shows the difference in terms of grouping the types of production costs carried out by the company with the results of the author’s analysis based on the Full Costing Method

Keywords: Cost of Production, Production Costs, Split Stone, Full Costing Method.

(2)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PT. Aceh Lintas Sumatera adalah perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang infrastruktur nasional yang fokusnya lebih ke proyek seperti konstruksi pembangunan/pemeliharaan Jalan Nasional, Provinsi, Kabupaten dan Kota, pembangunan gedung bertigkat, maka dalam dalam menentukan perhitungan harga pokok produksinya, PT. Aceh Lintas Sumatera masih menggunakan metode perhitungan secara

garis besar yang keluar selama sebulan secara keseluruhan. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi batu split perusahaan belum menggunakan metode atau membebankan biaya produksinya kepada semua biaya-biaya yang keluar selama proses produksi berlangsung tanpa pengklasifikasian jenis- jenis biaya.untuk memperkecil kesalahan yang terjadi dalam perhitungan harga pokok produksi dan menghasilkan harga jual yang tepat dan akurat diperlukan suatu metode yang baik. Metode yang tepat di gunakan dalam PT. Aceh Lintas Sumatera untuk menghitung harga pokok produksi adalah metode Full Costing. Dengan menerapkan metode ini di harapkan akan membantu pihak manajemen

PT. Aceh Lintas Sumatera dalam menentukan harga pokok produksi dan harga jual dapat berfungsi lebih optimal, efektif, dan efisien. Serta penetapan harga jual yang tepat menggunakan metode dalam penetapan harga pokok produksi yang layak. Penetapan harga pokok produksi yang layak dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang ideal.

menggunakan suatu metode dalam penetapan harga pokok produksi yang layak. Penetapan harga pokok produksi yang layak dapat digunakan untuk menetapkan harga jual yang ideal akurat

untuk mencapai penetapan harga yang tepat.

1.2 Batasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan, maka batasan masalah yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan hanya di PT.

Aceh Lintas Sumatera daerah Seuneubok Padang, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya.

2. Hanya menganalisa biaya produksi Batu Split dengan menggunakan Metode Full Costing.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembahasan masalah yang akan diteliti, maka dapat diambil suatu perumusan masalah Bagaimana perhitungan biaya produksi Batu Split dengan menggunakan metode full costing pada PT. Aceh Lintas Sumatera

1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis perhitungan biaya produksi Batu Split dengan menggunakan metode Full Costing produksi dan mengetahui rata-rata biaya produksi 2. Metodologi Penelitian

2.1 Metode Full Costing

Menurut Syahrial dan Purba (2012) kalkulasi biaya penuh (full costing atau absorption costing) adalah perhitungan biaya produksi yang memasukkan biaya produksi variable dan tetap ke dalam produksi barang atau penyediaan jasa.

Sedangkan menurut Herman (2013) mengatakan bahwa metode Full Costing merupakan, konsep yang memasukkan seluruh elemen biaya dari saat proses perolehan bahan, produksi, distribusi, layanan konsumen, administrasi dan umum dalam perhitungan biaya produk.

(3)

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik tetap maupun variable tidak tetap

Penentuan harga pokok produksi

berdasarkan full costing pada umumnya ditujukan untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal.

Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini menitik beratkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok yang ada di perusahaan yaitu fungsi produksi,fungsi pemasaran, serta fungsi administrasi dan umum.

2.2 Biaya Bahan Baku Langsung Biaya bahan baku langsung adalah bahan yang merupakan unsur paling pokok dalam proses produksi, dan dapat langsung dibebankan kepada harga pokok barang yang diproduksi.

Menurut Garrison dkk (2013) menjelaskan pengertian bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi.

Sedangkan menurut Herman (2013) bahan langsung (Direct materials) adalah material produksi primer yang akan membentuk produk jadi dan dapat ditelusuri secara langsung secara fisik ke produk jadi yang bersankutan.

Menurut Syahrial dan Purba (2012) biaya bahan langsung (Manufacturing cost) adalah bahan yang dapat ditelusuri s

secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi

2.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang digunakan dalam membuat suatu produk. Biaya tenaga kerja merupakan salah satu konversi biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya

tenaga kerja yang termasuk dalam perhitungan biaya produksi digolongkan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Menurut Garrison dkk (2013) menjelaskan bahwa “Biaya tenaga kerja langsung meliputi biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke masing- masing unit produk. Tenaga kerja langsung terkadang disebut juga tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi”. biaya tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi, misalnya tukang dan pekerja pabrik. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya tenaga kerja yang tidak langsung berhubungan dengan produksi, misalnya gaji direktur produksi, pengawas, dan administrasi produksi.

Sedangkan menurut Herman (2013) upah langsung adalah upah yang diberikan kepada pekerja yang secara langsung mentransformasikan bahan menjadi produk jadi.

Menurut Soemarso (2009) dalam menjelaskan proses akuntansi dari buruh langsung merupakan “pembayaran upah kepada buruh langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Dalam buku besar perlu disediakan akun tersendiri untuk biaya buruh langsung. Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh langsung dilakukan dengan membuat jurnal penutup keakun ikhtisar harga pokok produksi

2.4 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah unsur biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi.

Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling kompleks dan tidak dapat didefinisikan pada produk jadi, maka pengumpulan biaya overhead. pabrik baru dapat diketahui setelah barang pesanan selesai diproduksi. Biaya overhead pabrik

(4)

dijelaskan menurut Garrison dkk (2013) merupakan elemen ketiga dari biaya produksi yang mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung

Sedangkan menurut Herman (2013) Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya manufaktur selain bahan baku dan upah langsung, dimana perusahaan tidak dapat secara langsung menelusuri dan membebankannya ke produk atau jasa tertentu.

Sinambela dkk (2015) Menjelaskan tentang pengelompokan biaya overhead pabrik, yaitu “Mengelompokkan Biaya overhead berdasarkan metode pengumpulan biaya menjadi beberapa golongan berikut: Biaya bahan baku tak langsung/biaya bahan penolong (indirect material cost). Biaya tenaga kerja tak langsung/biaya tenaga kerja penolong (indirect labor). Biaya pabrikasi tidak langsung lainnya (indirectmanufacturing cost).

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Data Biaya Produksi PT. ALS

PT. Aceh Lintas Sumatera menyajikan data laporan biaya bulanan bagian produksi dalam pengklasifikasian tidak mengklasifikasikan jenis-jenis biaya produksi. Hal ini dikarenakan biaya-biaya yang diperhitungkan oleh perusahaan dalam setiap kalkulasi harga pokok produksinya adalah biaya keseluruhan yang dipergunakan untuk menyelesaikan suatu produk sehingga dapat mengakibatkan ketidak tepatan dalam perhitungan harga pokok produksi.

3.2 Analisis Data Menggunakan Metode Full Costing

3.2.1. Biaya Bahan Baku Langsung Berikut perhitungan harga pokok produksi untuk Bahan Baku Langsung untuk 36.426 M³ batu split yang dilakukan oleh PT. Aceh Lintas Sumatera

pengambilan material dikenakan biaya pajak material untuk setiap rit pengambilan

material di galian sebagai bahan baku utama produksi batu split. Dalam hal ini perusahaan belum menempatkan bahan baku langsung pada pengklasifikasian yang tepat. Untuk lebih jelasnya perhitungan biaya bahan baku langsung untuk memproduksi 36.426 M³ batu split berdasarkan analisis penulis terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Data Biaya Produksi

Tabel 2. Daftar Biaya Bahan Baku Langsung

Sedangkan untuk rata-rata biaya Bahan Baku Langsung selama 3 bulan adalah:

Rata-rata biaya bahan baku langsung

=(A + B + C) 3

PT ACEH LINTAS SUMATERA Bagian Produksi 2021

Item Agustus September Oktober

Gaji sopir dan operator Rp 105.080.000 Rp 88.600.000 Rp 92.760.000

BBM truck Rp 121.680.000 Rp 101.400.000 Rp

108.160.000 BBM excavator di galian Rp 29.458.000 Rp 27.192.000 Rp 28.650.000 BBM excavator di crusher Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 BBM whell loader Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Uang makan sopir dan

operator Rp 41.600.000 Rp 37.700.000 Rp 39.000.000

Oli truck dan alat berat Rp 3.024.000 Rp 6.450.000 Rp 2.150.000 Pelumas gemuk truck dan

alat berat Rp 1.480.000 Rp 1.500.000 Rp 1.375.000

BBM kendaraan

operasional pabrik Rp 1.850.000 Rp 2.050.000 Rp 1.950.000 Uang palang tempat galian Rp 28.080.000 Rp 23.400.000 Rp 24.960.000

Listrik Rp 10.368.000 Rp 10.280.000 Rp 10.315.000

Gaji karyawan kantor Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Uang makan karyawan

kantor Rp 3.900.000 Rp 3.900.000 Rp 3.900.000

Gaji operator timbangan Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Uang makan operator

timbangan Rp 1.300.000 Rp 1.300.000 Rp 1.300.000

BBM genset - - -

Gaji lembur - - -

Lain-lain - - -

Total Rp 404.507.000 Rp 360.459.000 Rp 371.207.000

Keterangan Agustus September Oktober Uang palang tempat galian Rp 28.080.000 Rp 23.400.000 Rp 24.960.000

Total Rp 28.080.000 Rp 23.400.000 Rp 24.960.000

Total Biaya Bahan Baku Langsung selama 3 bulan

Rp 76.440.000

(5)

Ket: A= bulan Agustus B= bulan September C= bulan Oktober

Hasil analisis rata-rata biaya bahan baku langsung:

Rata-rata biaya bahan baku langsung

=(28.080.000 + 23.400.000 + 24.960.000) 3

=(76.440.000)

= Rp 25.480.000,- 3

Berdasarkan hasil penelitian, dalam perhitungan bahan baku langsung perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya bahan baku langsung, perusahaan belum menempatkan biaya bahan baku langsung ini pada elemen biaya langsung. Biaya bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi 36.426 M³ batu split tidak diklasifikasikan dalam biaya langsung.

Dan bila dilihat dari hasil analisis total biaya bahan baku langsung yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 28.080.000, September Rp 23.400.000, Oktober Rp 24.960.000, dengan total semuanya Rp 76.440.000. Sedangkan untuk rata-rata biaya bahan baku langsung adalah Rp 25.480.000,-

3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan hasil penelitian, yang termasuk Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah gaji operator timbangan, gaji sopir dan operator. Dalam hal ini perusahaan belum menempatkan biaya tenaga kerja langsung pada pengklasifikasian yang tepat. Untuk lebih jelasnya perhitungan biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi 36.426 M³ batu split berdasarkan analisis penulis terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Daftar Biaya Tenaga Kerja Langsung

Sumber: data analisis

Sedangkan untuk rata-rata biaya Tenaga Kerja Langsung selama 3 bulan adalah:

Rata-rata biaya tenaga kerja langsung =

("#$#%)

Ket: A= total biaya bulan Agustus '

B= total biaya bulan September C= total biaya bulan Oktober

Hasil analisis rata-rata biaya tenaga kerja langsung:

Rata-rata biaya tenaga kerja langsung = (108.080.000 + 91.600.000 + 95.760.000)

3

=295.440.000

= Rp 98.480.000,-3

Berdasarkan hasil perhitungan, dalam biaya tenaga kerja langsung perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya tenaga kerja Langsung, perusahaan belum menempatkan biaya tenaga kerja langsung ini pada elemen biaya langsung. Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi 36.426 M³ batu split tidak diklasifikasikan dalam biaya langsung. Dan bila dilihat dari hasil analisis total biaya tenaga kerja langsung yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 108.080.000, September Rp 91.600.000, Oktober Rp 95.760.000, dengan total semuanya Rp 295.440.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya tenaga kerja langsung adalah Rp 98.480.000,-

3.2.3. Biaya Overhead Pabrik

Dalam perhitungan biaya overhead pabrik perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya overhead pabrik, perusahaan belum menempatkan biaya overhead pabrik ini pada elemen biaya langsung. Pengklasifikasian biaya dalam

Keterangan Agustus September Oktober

Gaji sopir dan operator Rp 105.080.000 Rp 88.600.000 Rp 92.760.000 Gaji operator timbangan Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000

Total Rp 108.080.000 Rp 91.600.000 Rp 95.760.000

Total Biaya Tenaga Kerja

Langsung selama 3 Bulan Rp 295.440.000

(6)

perhitungan biaya overhead pabrik pada PT. Aceh Lintas Sumatera belum memisahkan antara biaya overhead pabrik variable dengan biaya overhead pabrik tetap. Untuk lebih jelasnya perhitungan biaya overhead pabrik variable untuk memproduksi 36.426 M³ batu split berdasarkan analisis penulis terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Daftar Biaya Overhead Pabrik

Sumber Data: Hasil Analisis

Sedangkan untuk rata-rata biaya bahan Overhead Pabrik Variable selama 3 bulan adalah:

Rata-rata biaya overhead pabrik variable =

("#$#%)

Ket: A= total biaya bulan Agustus '

B= total biaya bulan September C= total biaya bulan Oktober

Hasil analisis rata-rata biaya overhead pabrik variable:

Rata-rata biaya overhead pabrik variable

=("#$.&'(.)))*"$).(#+.)))*"$#.(,(.))))

$

=720.193.000

= Rp 240.064.333 menjadi Rp 240.064.000 3

Berdasarkan hasil penelitian, dalam perhitungan biaya overhead pabrik variable perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya overhead pabrik

variable. Bila dilihat dari hasil analisis total biaya overhead pabrik variable yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 253.647.000, September Rp 230.759.000, Oktober Rp 235.787.000, dengan total semuanya Rp 720.193.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya overhead pabrik variable adalah Rp 240.064.000.

Sedangkan untuk rata-rata biaya bahan Overhead Pabrik tetap selama 3 bulan adalah:

Rata-rata biaya overhead pabrik tetap =

("#$#%)

Ket: A= total biaya bulan Agustus '

B= total biaya bulan September C= total biaya bulan Oktober

Hasil analisis rata-rata biaya overhead pabrik tetap:

Rata-rata biaya overhead pabrik variable

=(.'.())..)))*.'.()).)))*.'.()).))))

$

=44.100.000

= Rp 14.700.000,- 3

Berdasarkan hasil penelitian, dalam perhitungan biaya overhead pabrik tetap perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya overhead pabrik tetap. Bila dilihat dari hasil analisis total biaya overhead pabrik tetap yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 14.700.000, September Rp 14.700.000, Oktober Rp 14.700.000, dengan total semuanya Rp 44.100.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya overhead pabrik tetap adalah Rp 14.700.000. Setelah mengalisis biaya produksi batu split dengan menggunakan metode full costing pada PT. Aceh Lintas Sumatera

Tabel 5. Daftar Biaya Overhead Pabrik Tetap

Keterangan Agustus September Oktober BBM truck Rp 121.680.000 Rp 101.400.000 Rp 108.160.000 BBM excavator di galian Rp 29.458.000 Rp 27.192.000 Rp 28.650.000 BBM excavator di crusher Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 BBM wheel loader Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Uang makan sopir dan operator Rp 41.600.000 Rp 37.700.000 Rp 39.000.000 Oli truck dan alat berat Rp 3.024.000 Rp 6.450.000 Rp 2.150.000 Pelumas gemuk truck dan alat

berat Rp 1.480.000 Rp 1.500.000 Rp 1.375.000

BBM kendaraan operasional

pabrik Rp 1.850.000 Rp 2.050.000 Rp 1.950.000

Listrik Rp 10.368.000 Rp 10.280.000 Rp 10.315.000

BBM genset - - -

Gaji lembur - - -

Lain-lain - - -

Total Rp 253.647.000 Rp 230.759.000 Rp 235.787.000 Total Biaya Overhead Pabrik

Variable Rp 720.193.000

(7)

Dengan menggunakan metode full costing pada PT. Aceh Lintas Sumatera maka terdapat pengelompokan atau pengklasifikasian jenis-jenis biaya produksi, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6. Hasil Analisis Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing

Sumber Data: Hasil Analisis

Tabel 7. Biaya Produksi Batu Split PT.

Aceh Lintas Sumatera

Berdasarkan data analisis pada tabel 6 maka dapat di analisis biaya rata-rata produksi untuk 36.426 M³ batu split selama 3 bulan adalah:

Rata-rata biaya produksi = ("#$#%)

Ket: A= total biaya bulan Agustus '

B= total biaya bulan September C= total biaya bulan Oktober

Hasil analisis rata-rata biaya produksi:

Rata-rata biaya produksi

=(()(.+),.)))#'-).(+..)))#',/.0),.))))

'

=1.136.173.000

= Rp 378.374.333 3

= Rp 378.374.000

Setelah membandingkan hasil perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh PT. Aceh Lintas Sumatera dengan perhitungan biaya produksi berdasarkan analisa yang mengklasifikasikan jenis-jenis biaya berdasarkan metode full costing, maka terdapat perbedaan pengelompokan atau pengklasifikasian jenis-jenis biaya produksi, yaitu sebagai berikut pada tabel 7 Dengan demikian telah terjadi pengklasifikasian jenis-jenis biaya produksi untuk memproduksi 36.426 M³ batu split antara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan yang dilakukan sesuai analisis yang menggunakan metode full costing dapat dilihat pada tabel 8

Prosedur penentuan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan teori terdapat persamaan dan perbedaan.

Persamaannya yaitu terdapat pada total biaya yang dikeluarkan selama produksi.

Perbedaan terjadi pada pengklasifikasian jenis-jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama produksi batu split.

Perbedaan tersebut terjadi karena

Keterangan Agustus September Oktober

Gaji karyawan kantor Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Uang makan karyawan kantor Rp 3.900.000 Rp 3.900.000 Rp 3.900.000 Uang makan operator timbangan Rp 1.300.000 Rp 1.300.000 Rp 1.300.000 Total Rp 14.700.000 Rp 14.700.000 Rp 14.700.000 Total Biaya Overhead Pabrik Tetap

selama 3 Bulan Rp 44.100.000

Jenis Biaya Produksi Agustus September Oktober

Bahan Baku Rp 28.080.000 Rp 23.400.000 Rp 24.960.000

Biaya Tenaga Kerja Rp 108.080.000 Rp 91.600.000 Rp 95.760.000 Overhead Pabrik Variabel Rp 253.647.000 Rp 230.759.000 Rp 235.787.000 Overhead Pabrik Tetap Rp 14.700.000 Rp 14.700.000 Rp 14.700.000 Total Rp 404.507.000 Rp 360.459.000 Rp 371.207.000 Total Biaya Produksi selama 3

Bulan Rp 1.136.173.000

PT ACEH LINTAS SUMATERA Bagian Produksi 2021

Item Agustus September Oktober

Gaji sopir dan

operator Rp 105.080.000 Rp 88.600.000 Rp 92.760.000 BBM truck Rp 121.680.000 Rp 101.400.000 Rp 108.160.000 BBM excavator di

galian Rp 29.458.000 Rp 27.192.000 Rp 28.650.000

BBM excavator di

crusher Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 Rp 29.458.000 BBM whell loader Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Rp 14.729.000 Uang makan sopir

dan operator Rp 41.600.000 Rp 37.700.000 Rp 39.000.000 Oli truck dan alat

berat Rp 3.024.000 Rp 6.450.000 Rp 2.150.000

Pelumas gemuk

truck dan alat berat Rp 1.480.000 Rp 1.500.000 Rp 1.375.000 BBM kendaraan

operasional pabrik Rp 1.850.000 Rp 2.050.000 Rp 1.950.000 Uang palang tempat

galian Rp 28.080.000 Rp 23.400.000 Rp 24.960.000

Listrik Rp 10.368.000 Rp 10.280.000 Rp 10.315.000

Gaji karyawan

kantor Rp 9.500.000 Rp 9.500.000 Rp 9.500.000

Uang makan

karyawan kantor Rp 3.900.000 Rp 3.900.000 Rp 3.900.000 Gaji operator

timbangan Rp 3.000.000 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000

Uang makan

operator timbangan Rp 1.300.000 Rp 1.300.000 Rp 1.300.000

BBM genset - - -

Gaji lembur - - -

Lain-lain - - -

Total Rp 404.507.000 Rp 360.459.000 Rp

371.207.000

(8)

perusahaan tidak mengklasifikasikan atau mengelompokkan jenis-jenis biaya yang keluar selama produksi.

Tabel 8. Biaya Produksi Dengan Menggunakan Metode Full Costing

1. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis biaya produksi batu split dengan menggunakan metode Full Costing pada PT. Aceh Lintas Sumatera pada bulan Agustus sampai

Oktober 2021, maka dapat disajikan beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Selama ini perusahaan dalam menghitung biaya produksi batu split masih belum menggunakan metode. Hal ini menyebabkan tidak adanya pengklasifikasian jenis-jenis

Biaya Bahan Baku

Item Agustus September Oktober

Uang palang tempat galian Rp 28.080.000 Rp 23.400.000

Rp 24.960.000

Total Biaya Bahan Baku Rp 76.440.000

Rata-rata Biaya Bahan Baku Rp 25.480.000 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Item Agustus September Oktober

Gaji sopir dan operator Rp 105.080.000 Rp 88.600.000

Rp 92.760.000

Gaji operator timbangan Rp 3.000.000 Rp

3.000.000 Rp 3.000.000

Total Biaya Tenaga Kerja Rp 295.440.000

Rata-rata Biaya Tenaga Kerja Rp 98.480.000 Biaya Overhead Pabrik Variable

Item Agustus September Oktober

BBM truck Rp 121.680.000 Rp

101.400.000

Rp 108.160.000

BBM excavator di galian Rp 29.458.000 Rp

27.192.000

Rp 28.650.000 BBM excavator di crusher Rp 29.458.000 Rp

29.458.000

Rp 29.458.000

BBM wheel loader Rp 14.729.000 Rp

14.729.000

Rp 14.729.000 Uang makan sopir dan operator Rp 41.600.000 Rp

37.700.000

Rp 39.000.000

Oli truck dan alat berat Rp 3.024.000 Rp

6.450.000 Rp 2.150.000 Pelumas gemuk truck dan alat

berat Rp 1.480.000 Rp

1.500.000 Rp 1.375.000 BBM kendaraan operasional

pabrik Rp 1.850.000 Rp

2.050.000 Rp 1.950.000

Listrik Rp 10.368.000 Rp

10.280.000

Rp 10.315.000

BBM genset - - -

Gaji lembur - - -

Lain-lain - - -

Total Biaya Overhead Pabrik

Variable Rp 720.193.000

Rata-rata Biaya Overhead

Pabrik Variable Rp 240.064.000

Biaya Overhead Pabrik Tetap

Item Agustus September Oktober

Gaji karyawan kantor Rp 9.500.000 Rp

9.500.000 Rp 9.500.000 Uang makan karyawan kantor Rp 3.900.000 Rp

3.900.000 Rp 3.900.000 Uang makan operator timbangan Rp 1.300.000 Rp

1.300.000 Rp 1.300.000 Total Biaya Overhead Pabrik

Tetap Rp 44.100.000

Rata-rata Biaya Overhead

Pabrik Tetap Rp 14.700.000

(9)

biaya yang dikeluarkan selama produksi.

2. Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode full costing maka didapatkan pengklasifikasian jenis-jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi batu split dari bulan Agustus sampai Oktober 2021 yaitu;

Biaya Bahan Baku yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 28.080.000, September Rp 23.400.000, Oktober Rp 24.960.000, dengan total semuanya Rp 76.440.000.

Sedangkan untuk rata-rata biaya bahan baku langsung adalah Rp 25.480.000.

Biaya Tenaga Kerja yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 108.080.000, September Rp 91.600.000, Oktober Rp 95.760.000, dengan total semuanya Rp 295.440.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya tenaga kerja langsung adalah Rp 98.480.000.Biaya

Overhead Pabrik Variable yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 253.647.000, September Rp 230.759.000, Oktober Rp 235.787.000, dengan total semuanya Rp 720.193.000,-

Sedangkan untuk rata-rata biaya overhead pabrik variable adalah Rp 240.064.000.

Biaya Overhead Pabrik Tetap yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 14.700.000, September Rp 14.700.000, Oktober Rp 14.700.000, dengan Selama ini perusahaan dalam menghitung biaya produksi batu split masih belum menggunakan metode. Hal ini menyebabkan tidak adanya pengklasifikasian jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama produksi.

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan metode full costing maka didapatkan pengklasifikasian jenis-jenis

biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memproduksi batu split yaitu;

Biaya Bahan Baku yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 28.080.000, September Rp 23.400.000, Oktober Rp 24.960.000, dengan total semuanya Rp 76.440.000.

Sedangkan untuk rata-rata biaya bahan baku langsung adalah Rp 25.480.000.

Biaya Tenaga Kerja yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 108.080.000, September Rp 91.600.000, Oktober Rp 95.760.000, dengan total semuanya Rp 295.440.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya tenaga kerja langsung adalah Rp 98.480.000.Biaya

Overhead Pabrik Variable yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 253.647.000, September Rp 230.759.000, Oktober Rp 235.787.000, dengan total semuanya Rp 720.193.000, Sedangkan untuk rata-rata biaya overhead pabrik variable adalah Rp 240.064.000.

Biaya Overhead Pabrik Tetap yang dihasilkan untuk bulan Agustus Rp 14.700.000, September Rp 14.700.000, Oktober Rp 14.700.000, -

4.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. PT. Aceh Lintas Sumatera dalam menggitung biaya produksi hendaknya menggunakan suatu metode yang tepat, sehingga dapat mengontrol biaya yang akan dikeluarkan.

2. Sebaiknya perusahaan mengklasifikasikan atau mengelompokkan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan selama produksi supaya mempermudah dalam

(10)

menyesuaikan biaya yang akan dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.

Daftar Pustaka

Abdullah, Firdaus dan Wasilah, 2012, Akuntansi Biaya, Jakarta: Salemba Empat.

Amalia, Tantri, N. A. Rumiasih dan Muhammad Zakie Hanifan, 2017, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Dalam Menentukan Harga Jual Pada PT. Kresna Eka Pratama, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ibn Khaldun Bogor.

Bustami, Bastian 2010, Akuntansi Biaya, Edisi Kedua, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ela, Nur Susilawati, Hari Setiono dan Toto Heru Dwihandoko, 2019, Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Full Costing dan Variable Costing pada Home Industri Aneka Cemilan Khas Pacet Sumber Rizki, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Majapahit.

Carter, Wilimiam K, 2009, Akuntansi Biaya , Buku 1, Edisi 14, Jakarta:

Salemba Empat.

Garrison, Ray H, Norren, Brewer, 2013, Akuntansi Manajerial, Jakarta:

Salemba Empat.

Hansen, Don.R dan Maryanne. Mowen, 2009, Akuntansi Manajerial,

Volume Dua, Edisi

Kedelapan, Jakarta: Salemba Empat.

HermanEdi, 2013, Akuntansi Manajerial:

Suatu Orientasi Praktis, Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Mulyadi, 2010, Sistem Akuntansi, Jakarta:

Salemba Empat.

Nurizki, Ilham Fadli, Rizka Ramayanti, 2020, Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing Studi Kasus Pada Ukm Digital Printing Prabu, Jurnal Akuntansi, Akunansi, Universitas Trilogi, Vol 7, No 2, ISSN: 2339-2436/ISSN: 2549- 5968.

Puwanto, Eko, Sinta Sukma Watini, 2020, Analisis Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Dalam Penetapan Harga Jual Stusi Kasus Unit Usaha Regar Fruit, Journal Of Applied Managerial Accounting, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia, Volume 4, No 2, ISSN: 248-253/ISSN: 2548-9917.

Rudianto, 2013 Akuntansi Manajemen:

Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Strategis, Jakarta:

Erlangga.

Sinambela Elizar, dkk, 2015, Menyusun Laporan Keuangan Mudah:

Perusahaan DagangDan

Manufaktur, Medan: Perdana Publishing.

Siregar, dkk, 2014, Akuntansi Biaya, Edisi 2, Yogyakarta: Salemba Empat.

Soemarso, 2009, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Syahrial, Dermawan dan Purba, 2012, Akuntansi Manajemen, Edisi 1, Jakarta: Mitra Wacana Media.

Yucha, Nikma, 2020, Analisis Penerapan Metode Full Costing Sebagai Penentu Harga Pokok Produksi PT.XYZ, Jurnal Ecopreneur 12, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Maarif

(11)

Hasyim Latif, Volume 3, No 1, ISSN: 2614- 3968/ISSN: 2615- 6237.

Referensi

Dokumen terkait

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam pokok produksi, yang terdiri dari biaya

Perbandingan Harga Pokok Produksi Secara Konvensional dengan Menggunakan Metode Full Costing Maret 2021 Keterangan Konvensional Full Costing Biaya bahan baku Rp 1.464.000 Rp