DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . 1
B. Rumusan Masalah. . . 2
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Observasi . . . 4
B. Fungsi dan tujuan Observasi . . . 6
C. Manfaat Observasi . . . 8
D. Jenis-jenis Observasi . . . 9
E. Kelebihan Observasi dan Kekurangan Observasi. . . .11
F. Pedoman Observasi . . . 12
G. Cara Merangcang Observasi . . . 13
H. Alat Pencatat Observasi . . . BAB III PENUTUP A. Saran . . . .17
B. Kesimpulan . . . .17
DAFTAR PUSTAKA . . . .18 CONTOH OBSERVASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Metode observasi merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi. Metode o bservasi telah digunakan untuk mengobservasi perilaku verbal maupun non - verbal. Begitu p ula halnya dengan ujian masuk perguruan tinggi. Metode observasi paling banyak digunakan dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan anak. Observasi langsung merupakan bagian penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian.
Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman ya ng diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Observasi dapat digunakan sebagai sar ana untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik. Observasi dapat memberikan gambara n yang lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku, dibandingkan metode pengumpul an informasi lainnya . melalui observasi dimungkinkan untuk mengukur perilaku anak yang ti dak dapat diukur dengan alat lain, misalnya pada anak yang memiliki kemampuan bahasa ter batas dan mengalami kesulitan .melalui observasi dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi un tuk memahami perilaku anak dengan lebih baik , observasi dapat menjadi sarana dalam melak ukan evaluasi.
7. Berikanlah contoh observasi
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. I stilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena y ang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observ asi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu- ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomen a-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tida k hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak lang sung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Observasi harus dilakukan pada beberapa periode waktu. Walaupun tidak ada ketetapan waktu khusus pada pelaksanaan pengamatan, akan tetapi semakin lama dan semakin sering di lakukan, akan memantapkan reliabilitas hasil pengamatan. Selain itu, teknik ini perlu dilakuk an pada situasi berbeda dan situasi natural karena tingkah laku yang alami atau apa adanya ak an tampil pada situasi yang alami.
Pengamatan juga harus dilakukan dalam konteks situasi keseluruhan. Dan data hasil peng amatan harus diintegrasikan dengan data lain. Saat melakukan analisis hal yang sangat pentin g adalah menyertakan semua data atau hal tentang objek yang diamati
Kegiatan pengamatan juga harus dilakukan pada kondisi yang baik. Pengamat yang lelah, situasi yang tidak menguntungkan atau banyak gangguan akan mempengaruhi hasil pengamat an
Observasi merupakan kegiatan yang memperhatikan secara akurat, kemudiam mencatat f enomena yg muncul selanjutnya melihat hubungan antar aspek dlm fenomena tersebut.
Pengertian observasi Menurut Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998: 63)
menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apala gi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaa t, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan -latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap
Pengertian observasi Menurut Moleong
tidak memberikan batasan tentang observasi, tetapi menguraikan beberapa pokok persoalan d alam membahas observasi, diantaranya:
1 alasan pemanfaatan pengamatan,
2 macam-macam pengamatan dan derajat peranan pengamat (Moleong, 2001: 125).
Pengertian observasi Menurut Flick (2002: 135)
menjelaskan tentang observasi sebagai berikut: disamping kemampuan berbicara dan menden garkan sebagaimana digunakan dalam wawancara-wawancara, observasi merupakan keteram pilan harian lain sebagai secara metodelogis disistematisir dan diterapkan dalam penelitian ku alitatif. Tidak hanya persepsi visual tetapi juga persepsi berdasarkan pendengaran, perasaan d an penciuman yang diintegrasikan.
Pengamatan merupakan teknik pegumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaj a, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki
Sebagai salah satu teknik nontes observasi memiliki nilai :
(a). Memberikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberikan tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain, (c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila sebelumnya tidak diketahui.
(d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan B. Fungsi dan Tujuan Observasi
fungsi dari diadakannya observasi:
1. untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah dis usun sebelumnya.
2. untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung
3. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Bila kita belum meng etahui sama sekali permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama dilakukan melalui p engamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
4. Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam. Dalam h al ini,biasanya observasi dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang wawancara se bagai metode utama. Observasi akan membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan, se berapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta yang ada.
5. Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian yang menyangkut tingkah la ku bayi maupun hewan akan mempergunakan metode observasi.
Tujuan diadakannya observasi :
Dalam melakukan pengamatan, konselor harus memiliki kriteria spesifik untuk melakuka n observasi. Kita melakukan observasi untuk suatu tujuan, oleh karena itu kita melihat karakt eristik individu untuk mencapai tujuan tersebut. Hal itu menjadi dasar untuk mengidentifikasi kriteria spesifik yang akan mengarahkan pada kita apa yang akan diamati.
Tujuan tersebut adalah:
1. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masal ah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya
2. Mendeskripsikan kejadian, orang, kegiatan dan maknanya bagi mereka (bukan bagi obser ver).
3. Memperoleh data ilmiah yang akan digunakan untuk penelitian maupun untuk tujuan asses ment.
4. untuk dapat mendeskripsikan Setting yang akan dipelajari atau di teliti, dengan observasi i ni juga kita dapat mengetahui siapa saja orang-orang yang terlibat dalam aktifitas yang di telit i, selain itu kita juga dapat mengetahui makna dari setiap kejadian yang terjadi.
5. mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipe nuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan mengguna kan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana or ang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak- anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, ora ng dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
C. Manfaat Observasi
Manfaat dari Observasi adalah sebagai peneliti kita jadi lebih memahami suatu kejadian yang di teliti lebih baik dan lebih dalam, kadang peneliti juga manemui hal-hal baru dari pene litiannya tidak hanya membuktikan hal-hal yang sudah di perkirakan, hasil penelitian dari obs ervasi biasanya deskriptif sehingga membuat peneliti menjadi lebih objektif dan terbuka terha dap permasalahan yang di teliti.
Mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks yang diteliti atau yang terjadi.
Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian, dan m endekati masalah secara induktif.
Penelitidapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu.
Memperoleh data tentang hal-halyang tidak diungkapkan secara terbuka dengan wawanc ara.
Mengatasi persepsi selektif yang biasanya dimunculkan individu pada saat wawancara Memungkinkan peneliti merefleksi dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakuk an Impresi dan perasaan pengamat menjadi bagian untuk memahami fenomena
D. Jenis-jenis Observasi
Pada pelaksanaan pengamatan, dikenal beberapa jenis pengamatan yang dapat digolongk an dasi segi keterlibatan peranan observer, yaitu pengamatan partisipasi (participant abservati on), pengamatan nonpartisipasi (nonparticipant observation), pengamatan kuasi partisipasi, se dangkan dari segi perencanaan dapat digolongkan pada, yaitu: pengamatan sistematis atau ter sruktur (systematic or structured observation) dan pengamatan nonsistematis atau tidak terstr uktur, selain itu observasi juga dapat digolongkan dari situasinya, yaitu : situasi bebas (free si tuation/uncontrolled situation), situasi yang dimanipulasi (manipulated situation/experimental situation) dan percampuran antara dua situasi ( partially controlled situation observation).
1. Pengamatan partisipasi
Pada pengamatan jenis ini, pengamat(konselor) turut mengambil bagian dari situasi kehid upan dan situasi dari individu(peserta didik) yang diobservasi. Misalnya konselor ikut berpart isipasi dalam berbagai aktivitas yang dilakukan peserta didik disekolah, misalnya saat berolah raga, saat pramuka, dan sebagainya sehingga konselor dapatmengamati tingkah laku dan sifat -sifat peserta didik yang ingin diketahui saat diamati.
2. Pengamatan nonpartisipasi
Pada pengamatan jenis ini, pengamat (konselor) tidak turut mengambil bagian secara lan gsung didalam situasi kehidupan dan situasi dari individu (peserta didik) yang diobservasi. Te tapi berperan sebagi penomton. Misalnya konselor mengamati peserta didik saat melakukan b erbagai aktivitas di sekolah. Seperti saat peserta didik bermain dengan teman-temannya. Bero lahraga, mengikuti pelajaran di kelas, mengikuti upacara, pramuka, dan lain sebagainya. Sehi ngga konselor dapat mengamati tingkah laku, relasi sosial dan sifat-sifat peserta didik yang in gin diketahui saat diamati
3. Pengamatan sistematis/terstruktur
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan kerangka rencana terlebih dahulu, dima na sudah ditetapkan tujuan pengamatan, individu yang akan diamati, waktu dan tempat penga matan, frekuensi dilakukan pengamatan, apa yang akan diamati, metode pencatatan hasil pen gamatan yang akan digunakan, siapa yang akan melakukan pengamatan, dan lain sebagainya.
Pada pengamatan ini gejala, perilaku, atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati tela h ditentukan kategorinya, sehingga pengamat tinggal melakukan pengecekan.
4. Pengamatan nonsistematis
Pada pengamatan ini tetap dilakukan perencanaan, hanya saja materi atau fokus apa yang akan diamati belum dibatasi atau dikategorisasi. Sehingga gejala yang diamati geraknya lebih luas tidak terbatas pada hal-hal yang dikategorikan, kalau ada kategorisasi pengamat tinggal memberikan tanda cek, sedangkan pada jenis nonsistematis, pengamat bisa mencatat hal-hal yang dianggap penting dan menonjol pada proses pengamatan.
5. Free situation
Pengamatan yang dilakukan pada situasi bebas, tidak dibatasi bagaimana jalannya penga matan dan dalam situasi yang tidak terkontrol. Misalnya melakukan pengamatan terhadap ber bagai aktivitas peserta didik selama di sekolah.
6. Manipulasi situasi
Pengamatan yang situasinya sengaja diadakan, memasukan berbagai faktor atau variabel kondisi yang diperlukan untuk memunculkan perilaku yang diharapkan. Biasanya pengamata n ini lebih banyak dilakukan pada format eksperimen.
7. Percampuran antara dua situasi
Merupakan percampuran antara situasi bebas dan manipulasi situasi , Sebagian situasi se ngaja dikondisikan sehingga sifatnya terkontrol dan sebagian lagi tetap dalam situasi bebas E. Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Kelebihan dan kekurangan
Sebagai salah satu metode teknik konseling nontes, observasi memiliki beberapa kelebihan da n kekurangan, sehingga beberapa antisipasi pada saat melakukan perencanaan dan pada saat melakukan pengumpulan data melalui metode pengamatan.
Untuk itu akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode pengamatan berikut ini:
Kelebihan observasi
(a). Membarikan informasi yang tidak mungkin didapat melalui teknik lain.
(b). Memberi tambahan informasi yang sudah didapat melalui teknik lain (c). Dapat menjaring tingkah laku nyata bila saat observasi tidak diketahui (d). Pengamatan bersifat selektif.
(e). Pengamatan mendorong perkembangan subjek pengamatan.
Kekurangan observasi
(a). Observasi tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa peserta didik sek aligus
(b). Hasil pengamatan pada suatu kejadian tidak dapat diulang pada waktu lain.
(c). Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan ketepatan hasil, pengamatan perlu dilaku kan beberapa kali sehingga memerlukan waktu yang panjang
(d). Penafsiran terhadap hasil observasi sering kali bersifat subjektif, sehingga diperlukan ket erlibatan beberapa orang pengamat
(e). Sikap pengamat, jarak waktu yang panjang antara satu situasi dengan situasi yang diamati , dan objektivitas pencatatan akan sangat mempengaruhi validitas pengamatan.
(f). Orang akan salah tingkah jika ia tahu menjadi objek observasi yang dapat menyebabkan ti dak alaminya pengamatan
F. Pedoman Observasi
Langkah Penyusunan Pedoman Observasi
Penyusunan skala penilaian perlu dilakukan dengan tepat agar benar-benar menggambark an kriteria tingkah laku atau sifat-sifat peserta didik yang akan diamati. Adapun langkah- langkah pembuatan skala penilaian, dapat dilihat berikut ini:
1. Menetapkan tujuan
2. Mengidentifikasi tem atau kriteria yang akan digunakan.
3. Melakukan identifikasi deskriptor dari setiap kriteria yang telah ditetapkan
4. Mengidentifikasi proses evaluasi (menetapkan klasifikasi penilaian yang digunakan, banyaknya interval skala, menetapkan evaluator, menyediakan kolom komentar, dsb)
5. Membuat format skala penilaian
6. Membuat pedoman pengisian yang jelas
Contoh langkah penyusunan skala penilaian numerik:
1. Tujuan : mengidentifikasi potensi peserta didik Drop out 2. Kriteria yang akan diamati;
(a). Minat di sekolah
(b). Relasi dengan teman sebaya (c). Relasi dengan guru
(d). Gaya dalam memecahkan masalah 3. Membuat deskriptor dari setiap kriteria.
(a). Minat di sekolah, antara lain, perhatian di kelas, partisipasi pada kegiatan kelas, kesia pan untuk belajar
(b). Relasi dengan sebaya, antara lain frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap teman, per sahabatan dengan sebaya
(c). Relasi dengan guru, antara lain, frekuensi dan kebiasaan interaksi, sikap terhadap gur u, sikap guru.
(d). Gaya pemecahan masalah antara lain keterampilan mengatasi masalah, dapat mengat asi frustasi dan kegagalan, kebiasaan saat bekerja, dsb.
G. Cara Merangcang Observasi
Cara merancang observasi pengamatan meliputi penyusunan pedoman pengamatan, pela ksanaan pengamatan dan melakukan analisis hasil pengamatan
1. Penyusunan pedoman pengamatan
Sebelum melakukan pengamatan, konselor perlu merancang pedomannya agar proses pe ngamatan tetap terarah dan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Langkah penyusunan pedoman pengamatan yaitu:
A. Menetapkan tujuan pengamatan
B. Menetapkan bentuk format pencatat hasil pengamatan sesuai tujuan
C. Membuat format pencatat hasil pengamatan, apakah akan digunakan catatan anekdot atau skala penilaian(penilaian numerik, skala penilaian grafis dan daftar cek). Untuk mendapat gambara n tentang prosedur pembuatan , lakukan sesusai dengan langkah-langkah pembuatan dan cont oh format pencatatan hasil pengamatan.
D. Melakukan uji coba pedoman pengamatan. Untuk memperoleh data yang objektif, maka setela h pedoman pengamatan selesai disusun, perlu dilakukan uji coba pengamatan, Langkah ini ju ga untuk mengetahui apakah skala penilaian yang akan digunakan reliabel atau tidak.
2. Pelaksanaan pengamatan
Pada saat konselor melakukan pengamatan, perlu memperhatikan beberapa hal berikut in i.
A. Menetapkan peserta didik yang aka diamati (subjek pengamatan) sesuai tujuan.
B. Menetapkan jadwal dan tempat pengamatan
C. Menetapkan jumlah peserta didik yang akan diamati
D. Menetapkan jumlah konselor yang akan berfungsi sebagai pengamat.
E. Mempersiapkan format pencatat hasil dan alat perekam gambar sesuai kebutuhan.
F. Mengambil posisi yang tidak diketahui subjek pengamatan, sehingga kehadiran pengamat tidak menarik perhatian subjek. Kemudian melaksanakan pengamatan,
G. Selama proses pengamatan, konselor harus melakukan pemusatan perhatian pada situasi dan tin gkah laku yang diamati. Setiap pengamat harus mencatat segera dengan cermat dan teliti setia
p tingkah laku dan situasi yang terjadi saat tingkah laku muncul seperti apa adanya, pada for mat pencatatan hasil pengamatan yang sudah disiapkan atau melakukan perekaman tanpa dik etahui peserta didik yang diamati. Untuk menjaga validitas hasil pengamatan pada saat melak ukan pencatatan, konselor sebagai pengamat tidak memasuka pendapat, pandangan ,dan penil aian apapun terhadap situasi dan tingkah laku yang diamati.Hasil pengamatan perlu didokum entasikan untuk menjaga kerahasiaan dan data hanya akan digunakan untuk kepentingan pros es membantu peserta didik.
H. Menutup pengamatan dengan membuat kesimpulan hasil pengamatan bersama dengan seluruh pengamat
3. Analisis hasil pengamatan
A. Hasil pencatatan atau perekaman proses pengamatan yang dilakukan oleh setiap pengamat diku mpulkan
B. Setiap pengamat melakukan penskoran dan membuat deskripsi hasil pengamatannya.
C. Hasil pencatatan dan perekaman seluruh pengamat peserta didik, diidentifikasi dan dikelompok kan sesuai dengan pokok-pokok tingkah laku yang diamati dan pencapaian tujuan yang diteta pkan. Ini dilakukan dalam tim pengamat.
D. Kemudian secara bersama-sama melakukan analisi dan sintesa hasil pengamatan dan menarik k esimpulan, sehingga memperkecil kemungkinan terjadi bias hasil dan menjaga objektivitas ha sil pengamatan
H. Alat Pencatat Observasi
Pada metode pengamatan, seseorang pengamat dalam hal ini konselor memerlukan alat u ntuk mencatat berbagai informasi hasil pengamatannya dengan cara yang tepat dan sistematis , sehingga hasil yang diperoleh merupakan gambaran apa adanya, objektif sesuai dengan situa si dan kondisi saat dilakukan pengamatan. Pada pengamatan ada beberapa alat pencatat yang digunakan sesuai dengan tujuannya, adapun beberapa alat pencatat observsi adalah catatan an ekdot dan skala penilaian
1. Catatan anekdot
Merupakan alat pencatat pengamatan yang dapat digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tingkah laku atau ucapan yang didengar dari individu atau kelompok yang d iamati pada suatu konteks kejadian dalam situasi seperti apa adanya.
2. Skala penilaian
Skala penilaian merupakan metode mengandung penilaian dari pengamat terhadap orang yang diamati. Nilai skala ini terletak pada kebermaknaan karakteristik-karakteristik yang aka n dinilai. Karakteristik yang akan dinilai berupa tingkah laku maupun sifat yang ditunjukan ol eh individu yang diamati.
Format skala penilaian memiliki beberapa tipe, antara lain skala penilaian numerik skala penilaian grafis dan skala penilaian grafis.
(a). Skala penilaian numerik : menggunakan gradai skor angka mulai dari yang paling rendah sam pai yang paling tinggi.Skala angka yang digunakan dapat memiliki rentang lima sampai tujuh , yang diikuti dengan penjelasan singkat tentang tingkatan penilaian tingkah laku atau sifat ya ng akan diamati.
(b). Skala penilaian grafis : merupakan format skala yang menggunakan suatu garis kontinum. Di mana titik gradasi ditunjukan pada garis dengan menyajikan rangkaian deskripsi singkat diba wah garisnya.
(c). Daftar cek berisi aspek-aspek yang mungkin terdapat pada situasi, tingkah laku, maupun kegia tan peserta didik yang menjadi pusat perhatian. Penyusunan alat ini direncanakan dengan sist ematis, dan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Bentuknya berupa format yang efesien dan efektif, dapat diperiksa validitas dan reliabilitasnya, bersifat kuantitatif, dan hasilnya diol ah sesuai tujuannya
BAB III PENUTUP A.Saran
Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi yang baik , bukan yan g sembarangan agar hasil dari observasi dapat optimal, kemudian lakukan observasi berkelanj utan agar lebih akurat. Dan dalam melakukan observasi buatlah suasana senarutal mungkin a gar tidak ada kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.
B. Kesimpulan
Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang dapat melengkapi ke kurangan metode lain dalam pengumpulan data. Sebelum melakukan observasi, observer seba iknya menentukan tujuan khususnya agar observasi terfokus pada apa yang diinginkan. Kemu dian, Agar observasi dapat efektif dan efisien sebaiknya observer membuat pedoman observa si terlebih dahulu, lalu kemudian melakukan observasi.
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W.S & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyak arta : Media Abadi
Djemari Marpadi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Walgito,B, 2004. Bimbingan dan Konseling (Studi &Karir), Yogyakarta : CV Andi Offset Margono S. Drs. 2007. Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT. Rine ka Cipta
Riduwan. 2004. metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
http://kautsarz.wordpress.com/2011/03/26/teknik-pengambilan-data-observasiwawancarakuisionersampling/
http://rialovelyjim.blogspot.com/2013/06/makalah-observasi.html
http://astrintyas14.blogspot.com/2013/03/observasi.html