1
ISOLASI, SELEKSI DAN UJI AKTIVITAS LIPASE BAKTERI LIPOLITIK ASAL LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT
SEBAGAI PENYUSUN BIODETERGEN
Sari Rakha Al Haura1), Bernadeta Leni Fibriarti2)
1) Mahasiswa Program Studi S1 Biologi
2) Dosen Bidang Mikrobiologi Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia
ABSTRACT
Lipolytic bacteria are bacteria that produce lipase enzymes to hydrolyze fats into fatty acids and glycerol. Lipolytic bacteria can be found in oil-contaminated habitats such as palm oil mill effluent. One of the applications of lipase enzymes is as biodetergent formulations that are eco-friendly. This research aimed to obtain potential lipolytic bacteria isolates from palm oil mill effluent and analyze the potential of their lipase to be applied as a biodetergent formulation through several tests, namely enzyme activity test, enzyme activity stability test and washing test. The results obtained 22 isolates of lipolytic bacteria with one isolate of potential lipolytic bacteria. LSSB 4.1 isolate produced lipase activity of 4.125 U/ml, produced a relative activity of 88% when the isolate was exposed to 1%
detergent and could remove oil from cotton fabric with a percentage of 61.3%. Lipase from LSSB 4.1 isolates has the potential to be developed as a biodetergents formulation.
Keywords: Biodetergent, lipase activity, lipolytic bacteria, palm oil mill effluent, washing test
ABSTRAK
Bakteri lipolitik adalah bakteri yang mampu menghasilkan enzim lipase untuk menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Bakteri lipolitik dapat ditemukan pada berbagai habitat yang terkontaminasi minyak seperti limbah cair industri kelapa sawit.
Salah satu pengaplikasian enzim lipase yaitu sebagai salah satu komponen penyusun biodetergen yang bersifat ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri lipolitik potensial yang diisolasi dari limbah cair kelapa sawit dan melihat potensi lipasenya untuk diaplikasikan sebagai penyusun biodetergen melalui beberapa uji yaitu uji aktivitas enzim, uji kestabilan aktivitas enzim dan washing test. Hasil penelitian diperoleh 22 isolat bakteri lipolitik dengan satu isolat bakteri lipolitik potensial. Isolat LSSB 4.1 menghasilkan aktivitas lipase sebesar 4,125 U/ml, menghasilkan aktivitas relatif 88% saat dipaparkan detergen 1% serta dapat menghilangkan minyak dari kain katun dengan persentase 61,3%. Lipase dari isolat LSSB 4.1 berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan penyusun biodetergen.
Kata kunci: Aktivitas lipase, bakteri lipolitik, biodetergen, limbah cair kelapa sawit, washing test
PENDAHULUAN
Penggunaan detergen di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Meningkatnya kebutuhan detergen, maka produksi detergen juga akan meningkat (Haderiah
& Dewi 2015). Produksi industri detergen di Indonesia pada tahun 2019 meningkat sebesar 13,07% (BPS 2020). Detergen merupakan bahan pembersih yang tersusun atas tiga komponen yaitu, surfaktan (sebagai bahan dasar detergen) sebesar 20-30%, builders (senyawa fosfat) sebesar 70-80 %, dan bahan aditif (pemutih dan pewangi) 2-8% (Yuliani et al 2015).
Penggunaan detergen selain membantu kegiatan pencucian tetapi juga menimbulkan efek pencemaran terhadap lingkungan. Hal ini karena bahan aktif yang dikandung detergen bersifat karsinogenik dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme (Radiansyah 2011).
Limbah deterjen ini juga menyebabkan menurunnya kualitas baku mutu perairan salah satunya dapat menyebabkan kematian beberapa spesies biota air (Yuliani et al 2015).
Detergen berbahan dasar enzim atau biodetergen dapat membatasi penggunaan senyawa kimia dan lebih bersifat biodegradable, tidak meninggalkan residu berbahaya serta tidak beracun, sehingga tidak berbahaya bagi kehidupan akuatik. Salah satu pengaplikasian enzim, termasuk lipase yaitu dalam industri detergen (Hasan et al. 2010). Kriteria lipase yang dapat digunakan sebagai formulasi detergen yaitu mampu bertahan pada rentang suhu 30-60oC dan dalam pH basa, memiliki stabilitas aktivitas di atas 70% saat
dipaparkan dengan detergen dan memiliki
% ω yang lebih besar dari % ω kontrol (Li et al. 2014).
Enzim lipase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis minyak/lemak melalui pemutusan ikatan ester dari triasilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol yang larut dalam air (Saraswat et al. 2017). Enzim lipase salah satunya dapat dihasilkan oleh bakteri, yang disebut sebagai bakteri lipolitik (Rizky et al. 2017). Mikroorganisme lipolitik dapat ditemukan pada berbagai habitat seperti limbah industri, tanah yang terkontaminasi minyak (Lee et al. 2015) dan limbah cair industri kelapa sawit (Musa & Tayo 2012).
Provinsi Riau merupakan wilayah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Pada tahun 2020 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 2.853.800 ha dengan hasil produksi pertahun sebesar 9.984.300 ton (BPS 2021). Seiring dengan peningkatan luas area perkebunan dan produksi kelapa sawit di Riau, maka limbah yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit juga akan meningkat (Susilawati & Supijatno 2015). Limbah cair kelapa sawit mengandung nutrient, fosfor (P), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan karbon (C) dan sisa minyak sehingga limbah ini dapat menjadi sumber pertumbuhan bakteri (Manusawai 2011). Sherifah dan Olawande (2017) melaporkan diperolehnya 5 isolat bakteri lipolitik dari limbah cair pabrik kelapa sawit di Nigeria dan isolat teridentifikasi sebagai Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Bacillus sp., Serratia marcescens dan Pseudomonas aeruginosa.
Sebagai upaya pemanfaatan mikroba lokal dalam menghasilkan
2
enzim komersial untuk formulasi
detergen ramah lingkungan, maka dilakukanlah penelitian mengenai isolasi, seleksi dan uji aktivitas lipase bakteri lipolitik asal limbah cair industri kelapa sawit sebagai penyusun biodetergen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat bakteri lipolitik potensial yang diisolasi dari limbah cair industri kelapa sawit dan melihat potensi lipasenya untuk diaplikasikan sebagai penyusun biodetergen
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022 s.d. Mei 2022 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah centrifuge, kulkas, inkubator, shaker inkubator, autoklaf, microwave, laminar air flow, oven, vortex, hot plate dan magnetic stirrer, waterbath, cool box, timbangan analitik, lampu UV, thermometer, erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, lampu bunsen, beaker glass, dry glaski, pinset, spatula, mikropipet ukuran 100 µL dan 1000 µL, gelas ukur, batang pengaduk, pipet tetes, botol semprot, pH meter, jarum ose, yellow tip, blue tip, tutup tabung reaksi, buret, statif, klem, botol kaca, gunting, jangka sorong dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel limbah cair pabrik kelapa sawit, bubuk Nutrient Agar (NA), bubuk Nutrient Broth (NB), phenol red, CaCl2, rhodamin-B, minyak zaitun,
ekstrak ragi, CH3COONa.3H2O, MgSO4, MnSo4, CuSO4.5H2O, KCL, polivinil alkohol, NaCl, pepton, agar, buffer fosfat, methanol, indikator fenolftalein, NaOH, akuades, detergen komersial (rins*), kalium fosfat, filter membran, kain katun putih, tisu, alkohol 70%, alkohol 96%, aseton, akuades, aluminium foil..
Prosedur Kerja
Pembuatan Larutan Garam Fisiologis Bubuk NaCl sebanyak 0,85 gram dilarutkan kedalam 100 mL akuades.
Kedua campuran bahan tersebut menghasilkan larutan garam fisiologis 0,85%. Kemudian larutan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC tekanan 15 psi selama 15 menit (Kresnawaty et al. 2014).
Pembuatan Medium Nutrient Agar Medium NA dibuat dengan cara Nutrient Agar sebanyak 28 g kemudian dilarutkan dengan 1000 ml akuades dan dipanaskan sampai homogen menggunakan hot plate and magnetic stirer. Selanjutnya disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Stery et al. 2015).
Pembuatan Medium Rhodamin-B Olive Oil Agar (ROA)
Medium nutrient agar sebanyak 28 g dilarutkan ke dalam akuades 1000 mL dan ditambahkan minyak zaitun 31,25 ml, kemudian dipanaskan hingga mendidih menggunakan hot plate and magnetic stirrer, selanjutnya disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Jika medium sudah tidak terlalu panas, ditambahkan larutan Rhodamine-B [0,001% (w/v)] sebanyak
3
10 ml yang disterilisasi menggunakan
filter (0,22 µm) (Ramnath et al. 2017).
Pembuatan Medium Nutrient Broth Medium NB dibuat dengan cara Nutrient Broth sebanyak 8 g kemudian dilarutkan dengan 1000 ml aquades dan dipanaskan sampai homogen menggunakan hot plate and magnetic stirer. Selanjutnya disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 15 psi selama 15 menit (Stery et al. 2015).
Pembuatan Medium Phenol Red Agar Phenol red agar dibuat dengan menambahkan phenol red 0.01 g dengan substrat lemak yaitu minyak zaitun 1 ml, CaCl2 0.1 g dan agar 2 g dalam 100 ml akuades, dihomogenkan dengan magnetic stirer. pH disesuaikan menjadi 7,3-7,4 dengan 0,1 N NaOH. Media disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selamat 15 menit (Ramnath et al. 2017).
Pembuatan Medium Produksi Lipase Medium produksi dibuat dengan melarutkan glukosa sebanyak 20 g, ekstrak ragi 10 g, pepton 10 g, CH3COONa.3H2O 10 g, MgSO4 0,09 g, MnSo4 0,03 g, CuSO4.5H2O 1,5 g, KCL 0,5 g, 5 ml minyak zaitun dalam 1000 ml akuades dan pH 7. Media dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer dan disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC selama 15 menit (Patel et al. 2016).
Lokasi Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel limbah cair kelapa sawit diambil dari kolam pengolahan limbah cair kelapa sawit PTPN V Sei. Buatan. Kec. Dayun, Kabupaten Siak.
Isolasi dan Skrining Bakteri Lipolitik Isolasi bakteri dilakukan menggunakan seri pengenceran terhadap sampel limbah cair dengan larutan garam fisiologis 0,85%. Limbah diambil sebanyak 1 ml kemudian dilarutkan dalam 9 ml larutan garam fisiologis dan dihomogenkan, dilakukan hingga tingkat pengenceran 10-7. Secara aseptis diambil 0,1 ml suspensi dari tiga seri pengenceran terakhir kemudian diinokulasikan pada media Rhodamin-B Olive Oil Agar , lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam (Liu et al. 2014).
Koloni bakteri hasil isolasi kemudian diamati di bawah sinar Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 350 nm. Terbentuknya pendaran pada mengindikasikan bahwa koloni bakteri menghasilkan enzim lipase (Ramnath et al. 2017).
Seleksi Bakteri Lipolitik
Semua isolat bakteri lipolitik ditumbuhkan pada medium nutrient broth selama 24 jam. Sebanyak 30 μl setiap kultur cair diinokulasikan ke dalam sumuran phenol red agar dengan diameter 5 mm selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C selama 2-4 hari dan zona perubahan warna menjadi warna oranye/kuning diamati dan diukur (Rai et al. 2014). Indeks lipolitik dihitung dengan membandingkan diameter zona hidrolisis dengan diameter sumuran agar (Rizky et al. 2017).
Produksi Lipase
Sebanyak satu ose isolat bakteri lipolitik potensial diinokulasi dalam 50 ml medium produksi lipase. Kemudian diinkubasi pada 37oC selama 24 jam shaker inkubator pada 150 rpm.
Sebanyak 5 ml inokulum diinokulasikan
4
ke 50 ml medium produksi yang baru
(dengan konsentrasi minyak zaitun 20 ml), kemudian diinkubasi pada 37oC selama 72 jam dan agitasi 150 rpm.
Kemudian kultur disentrifugasi 5.000 rpm selama 20 menit dan supernatan kultur bebas sel digunakan sebagai enzim ekstraseluler mentah (Patel et al. 2016).
Uji Aktivitas Lipase
Sebanyak 5 mL substrat [1,25 ml minyak zaitun + 3,75 ml 1,5% (w/v) polyvinyl alcohol] + 4 mL buffer fosfat 0.05 M pH 7 dihomogenkan menggunakan vortex, kemudian ditambah dengan 1 mL enzim. Diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit pada kecepatan agitasi 150 rpm di shaker inkubator. Pada akhir inkubasi ditambahkan 5 ml methanol dan 2 tetes indicator PP (Phenolphetalein) 1% dan dititrasi dengan NaOH 0.05 N. Titrasi dihentikan pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda.
Pengukuran aktivitas dilakukan secara duplo. Untuk penentuan blanko dilakukan dengan penambahan akuades. Aktivitas lipase dihitung dengan rumus (Bestari &
Suharjono 2015):
Keterangan :
A = Volume NaOH untuk titrasi sampel (mL)
B = Volume NaOH untuk titrasi blanko (mL)
1000 = Konversi dari mmol ke μmol t = Waktu inkubasi (menit) VE = Volume enzim (mL) Uji Kestabilan Aktivitas Enzim
Aktivitas enzim lipase diuji stabilitasnya terhadap komponen detergen
yang dilakukan dengan cara menambahkan satu merk detergen komersial (rins*) sebanyak 0, 1, 2, 3, 4 dan 5% (w/v). Sebanyak 1 ml enzim ditambahkan dengan 1 ml detergen pada konsentrasi 0 hingga 5%. Selanjutnya diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37°C dengan kecepatan 180 rpm di shaker inkubator (Grbavcic et al. 2011). Setelah inkubasi, dilakukan pengujian stabilitas aktivitas enzim menggunakan metode titrasi (Chavan et al. 2012).
Washing Test
Kain katun putih dipotong ukuran 4 x 4 cm, kemudian kain direndam dengan kloroform selama 5 menit dan dikering-anginkan selama 12 jam pada suhu ruang. Berat awal kain ditimbang (Wa). Minyak zaitun dilarutkan ke dalam aseton 100µl/mL dan dituang pada pada kedua sisi kain. Kemudian berat kain ditimbang kembali (Wb). Selanjutnya kain dikering-anginkan pada suhu ruang selama 15 menit, lalu direndam dengan 10 ml ekstrak kasar enzim lipase dan diinkubasi pada suhu 37°C dan agitasi 180 rpm selama 1 jam. Selanjutnya kain dikeringkan pada suhu ruang selama semalam dan kain ditimbang kembali (Wc) (Li et al. 2014).
Persentase minyak yang hilang sebagai indikasi hidrolisa enzim lipase dihitung menggunakan rumus :
Keterangan:
Wa = berat kain sebelum diberi minyak zaitun (gr)
Wb = berat kain setelah diberi minyak zaitun (gr)
Wc = berat akhir kain (gr)
ω = minyak yang hilang dari kain (%) Aktivitas lipase (U/ml) =
((A-B)x N NaOH x 1000)/(VE x t)
Aktivitas lipase (U/ml) = ((A-B)x N NaOH x 1000)/(VE x t)
5
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini disajikan secara deskriptif dalam bentuk data kualitatif dan kuantitatif. Data tersebut meliputi perhitungan indeks lipolitik, uji aktivitas lipase dan washing test.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil isolasi yang telah dilakukan, diperoleh 22 isolat bakteri lipolitik yang diisolasi dari limbah cair kelapa sawit PTPN V Sei Buatan, Siak. Setelah dilakukan seleksi, diperoleh satu isolat bakteri lipolitik potensial yang mampu menghasilkan aktivitas lipolitik secara kuantitatif yang ditandai dengan terbentuknya zona kuning hidrolisis pada medium phenol red agar.
Karakter morfolologi koloni dari isolat LSSB 4.1 pada medium NA inkubasi 24 jam memiliki warna koloni putih susu, ukuran koloni small, bentuk circular (bulat), elevasi flat (datar) dan tepian entire (rata). Chairunnisa et al.
(2019) melaporkan isolat bakteri lipolitik asal limbah cair kelapa sawit di Pematang Siantar memiliki karakter morfologi koloni berbentuk round, irregular dan curled, warna koloni kuning, krim dan putih, tepian koloni undulate dan entire, serta elevasi flat, convex dan raised.
Tsani (2021) juga melaporkan isolat bakteri lipolitik asal tempat pembuangan akhir di Talangagung memiliki morfologi koloni dengan warna kekuningan, permukaan rata, bentuk koloni bulat dan tepian koloni bergelombang dan halus.
Hasil pewarnaan Gram isolat LSSB 4.1 diperoleh warna akhir sel yaitu berwarna ungu yang menandakan bahwa
isolat bakteri yang diperoleh termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram positif dengan bentuk dan susunan sel streptobasil. Sel bakteri Gram positif berwarna ungu disebabkan oleh struktur peptidoglikan yang tebal pada dinding sel bakteri Gram positif sehingga mampu menyerap warna ungu kristal violet dan mempertahankan warna ungu tersebut sekalipun telah dilakukan proses dekolorisasi/pembilasan dengan alkohol (Ibrahim et al. 2015).
Tsani (2021) melaporkan hasil pewarnaah gram isolat bakteri lipolitik asal tempat pembuangan akhir di Talangangung diperoleh semua isolat merupakan bakteri gram positif dan memiliki bentuk streptococcus, coccobacillus dan coccus. Selain itu Nurzhulian et al. (2021) juga melaporkan bahwa hasil pewarnaan Gram isolat bakteri lipolitik dari wadi pencernaan ikan sidat diperoleh empat isolat termasuk ke dalam Gram positif yang ditandai dengan sel berwarna ungu dengan bentuk sel basil, streptobasil dan staphylococcus.
Hasil pengukuran zona hidrolisis dan indeks lipolitik yang dihasilkan isolat LSSB 4.1 pada medium phenol red agar memperoleh zona hidrolisis sebesar 29,4+0,91 mm dan indeks lipolitik 5,88+0,183. Zona kuning hidrolisis terbentuk karena adanya perubahan warna medium phenol red agar dari merah menjadi orange atau kekuningan disebabkan oleh perubahan pH dari netral menjadi asam (dari pH 7,2 menjadi <
6,5). Peningkatan keasaman ini disebabkan oleh pelepasan asam lemak
6
Gambar 2. Grafik pengaruh paparan detergen terhadap stabilitas aktivitas lipase.
hasil degradasi lipid oleh enzim lipase yang dihasilkan (Ramnath et al. 2017).
Devi dan Kumar (2020) melaporkan kemampuan lipolitik dari isolat bakteri asal lumpur yang terkontaminasi minyak di India pada medium phenol red agar menunjukkan zona hidrolisis 38 mm (isolat SAB06) dan 25 mm (isolat SAB05) dengan indeks lipolitik masing-masingnya yaitu 7,6 dan 5. Penelitian Chairunnisa et al.
(2019) juga melaporkan indeks lipolitik dari isolat bakteri dari limbah cair kelapa sawit di Pematang Siantar menghasilkan indeks lipolitik 2,78 (BL-1) dan 1.4 (BL- 8) dengan zona hidrolisis 8,08 mm (BL- 1), dan 6,03 mm (BL-8).
Hasil yang diperoleh pada uji aktivitas lipase isolat LSSB 4.1 menghasilkan aktivitas sebesar 4,125+0,177 U/ml. Satu unit per milliliter (U/ml) aktivitas lipase didefinisikan sebagai jumlah enzim yang mengkatalisis pembebasan 1 µmol asam lemak yang dibebaskan per menit permililiter di bawah kondisi pengujian (Gupta et al.
2003).
Menurut Fatchun (2014), metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk mengukur aktivitas lipase adalah metode titrimetri dengan prinsip asam lemak bebas yang terbentuk pada saat hidrolisis larutan akan bereaksi dengan larutan basa, dengan asumsi bahwa jumlah basa yang digunakan pada saat titrasi sama dengan jumlah asam lemak bebas yang dihidrolisis oleh enzim lipase dalam larutan.
Sherifah dan Olawande (2017) melaporkan aktivitas lipase dari isolat bakteri asal limbah pabrik kelapa sawit di Nigeria menghasilkan aktivitas 5,52 U/ml dari Staphylococcus aureus dan aktivitas 3,55 U/ml dari Bacillus subtilis.
Simamora dan Sukmawati (2020) juga melaporkan aktivitas lipase bakteri asal tempe biji karet sebesar 6,5 U/ml.
Hasil uji stabilitas aktivitas lipase dengan paparan detergen dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah dipaparkan dengan detergen komersial (rins*), lipase dari isolat LSSB 4.1 tetap aktif hingga pemberian konsentrasi detergen 5%
(Gambar 2). Saat dipaparkan detergen 1%
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
0 1 2 3 4 5
Aktivitas Relatif (%)
Konsentrasi Detergen (%)
7
.
lipase dari isolat LSSB 4.1 memiliki aktivitas relatif 88%. Setelah dipaparkan detergen dengan konsentrasi lebih tinggi sampai dengan 5% lipase dari isolat LSSB 4.1 mampu mempertahankan aktivitasnya sebesar 65%. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa dengan paparan detergen sampai dengan konsentrasi 5% aktivitas enzim dari isolat LSSB 4.1 dapat dikatakan stabil karena aktivitas relatifnya masih di atas 50%
(Layly & Wiguna 2016).
Hasil uji stabilitas aktivitas lipase dengan paparan detergen ini menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan penelitian Layly dan Wiguna (2016), dimana lipase dari Alcaligenes faecalis setelah dipaparkan dengan detergen 1% memiliki aktivitas relatif sebesar 78%. Penelitian Zhao et al.
(2021) juga melaporkan bahwa lipase murni dari Bacillus licheniformis setelah dipaparan detergen komersial (Liby, Walch, Tide, OMO dan Diaopai) dengan konsentrasi 2% masih memiliki aktivitas relatif di atas 50%. Berdasarkan hasil pengujian kestabilan aktivitas lipase terhadap paparan detergen, dapat dikatakan bahwa lipase dari isolat LSSB 4.1 berpotensi untuk diaplikasikan sebagai penyusun biodetergen.
Hasil pengujian washing test ekstrak kasar enzim lipase dari isolat LSSB 4.1 menunjukkan persentase penghilangan minyak pada kain katun sebesar 61,3+1,19%. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa ekstrak kasar enzim lipase dari isolat tersebut mampu menghirolisis minyak zaitun pada kain katun dengan baik.
Penelitian oleh Saraswat et al.
(2017) melaporkan bahwa lipase dari Bacillus subtilis dapat menghilangkan minyak zaitun pada kain katun dengan persentase 50%. Lipase murni dari Aeromonas caviae LipT51 juga dapat menghilangkan minyak zaitun pada kain katun sebesar 76 % dengan kondisi pencucian 30℃ selama 1 jam (Gurkok &
Ozdal 2021). Lipase dari Bacillus sonorensis juga dapat menghilangkan noda minyak zaitun pada kain katun dengan persentase 64% dengan kondisi pencucian pada suhu 37℃ selama 30 menit (Hemlata et al. 2016).
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini diperolehnya 22 isolat bakteri lipolitik dengan satu isolat potensial hasil seleksi.
Isolat LSSB 4.1 menghasilkan aktivitas lipase 4,125 U/ml dan menghasilkan aktivitas relatif 88% saat dipaparkan detergen 1% serta dapat menghilangkan noda minyak pada kain katun dengan persentase sebesar 61,3%. Lipase dari isolat LSSB 4.1 berpotensi untuk diaplikasikan sebagai penyusun biodetergen.
Saran
Saran dari penelitian ini adalah perlunya dilakukan pemurnian enzim lipase agar senyawa selain protein enzim dapat tereliminasi sehingga diperoleh aktivitas spesifik dari enzim serta perlu dilakukannya karakterisasi dan identifikasi berdasarkan gen 16S rRNA untuk mengetahui spesies dari bakteri.
8 7
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020.
Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Triwulan IV-2019.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Luas Tanaman Perkebunan Menurut Provinsi di Indonesia dan Produksi Tanaman Perkebunan, 2018-2020
Bestari NC, Suharjono. 2015. Uji kualitatif dan kuantitatif isolat bakteri lipolitik dari limbah cair pabrik pengolahan ikan kecamatan Muncar, Banyuwangi. Jurnal Biotropika 3(3):151-155.
Chairunnisa, Riyanto, Karim A. 2019.
Isolasi dan uji bakteri lipolitik dalam mendegradasi minyak pada limbah cair kelapa sawit di kebun Marihat, Pematang Siantar. Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA) 1(2): 44-52.
Chavan A, Chougale D, Lakshmikantha RY, Satwadi SPR. 2012.
Mutational study of Bacillus species for production, purification and characterization of lipase. International Journal of Pharmacy Biochemistry Science 2:545-551.
Devi SP, Kumar DJ. 2020. Isolation of a lipolytic and proteolytic Bacillus licheniformis from refinery oily sludge and optimization of culture
conditions for production of the enzymes. Microbiology and Biotechnology Letters. 48(4): 515- 524.
Fatchun N. 2014. Isolasi dan uji aktivitas enzim lipase hasil isolasi dari dedak padi. [skripsi]. Semarang:
Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Grbavcic S, Bezbradica D, Zivkovic L, Avramovic N, Milosavic N, Karadzic I, Knezevic-Jugovic.
2011. Production of lipase and protease from an indigenous Pseudomonas aeroginosa strain and their evaluation as detergent additives: Compatibility study with detergent ingredients and
washing performance.
Bioresource Technology 102:11226-11233.
Gupta, R., Rathi, P., Gupta, N. & Bradoo, S. 2003. Lipase assay for conventional and molecular screening: an overview.
Biotechnol. Appl. Biochem. 37:
63-67.
Gurkok S, Ozdal M. 2021. Purification and characterization of a novel extracellular, alkaline, thermoactive, and detergen- compatible lipase from Aeromonas caviae LipT51 for application in detergen industry.
8
9
Protein Expression and
Purification. 180: 1-8.
Haderiah, Dewi NU. 2015.
Meminimalisir kadar detergen dengan penambahan koagulan dan filtrasi media saring pada limbah kamar mandi. Higiene 1(1): 33-41.
Hasan F, Shah A, Javed S, Hameed A.
2010 Enzymes used in detergents:
Lipases. African Journal of Biotechnology 9(31):4836-4844.
Hemlata B, Uzma Z, Tukaram K. 2016.
Substrate kinetics of thiol activated hyperthermostable alkaline lipase of Bacillus sonorensis 4R and its application in bio-detergent formulation.
Biocataist & Agricultural Biotechnology 8:104-111.
Ibrahim A, Fridayanti A, Delvia F. 2015.
Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat (BAL) dari buah manga (Mangifera indica L.). Jurnal Ilmiah Manuntung. 1(2):159-163.
Kresnawaty I, Prakoso HT, Eris DD, AS Mulyatni. 2014. Penapisan bakteri penghasil bioplastik polihidroksi alkanoat dari tanah tempat pembuangan sampah dan limbah cair pabrik kelapa sawit. Menara Perkebunan 82(2):25-31.
Layly IR, Wiguna NO. 2016. Studi potensi lipase Alcaligenes faecalis untuk aplikasi biodetergen.
Bioteknolohi & Biosains Indonesia 3(2):66-71.
Lee LP, Karbul HM, Citartan M, Gopinath SCB, Lakshmipriya T, Tang TH , 2015. Lipase secreting Bacillus species in an oil contaminated habitat: Promising strains to alleviate oil pollution. BioMed Research International 2015:1-9.
Li XL, Zhang WH, Wang YD, Dai YJ, Zhang HT, Wang Y, Wang HK, Lu FP. 2014. A high detergent performance coldadapted lipase from Pseudomonas stutzeri PS59 suitable for detergent formulation.
Journal of Molecule Catalyst B:
Enzym 102:16-24.
Liu M, Yusoff MM, Makky EA, Salihon J. 2014. Bacterial isolation from palm oil plantation for biodiesel production : isolation and molecular identifications as inferred 16s RNA. Journalof Biotechnology and Biomaterials 4(1):1-7.
Manusawai HA. 2011. Pengelolaan limbah padat sabut kelapa sawit sebagai bahan untuk mengelola limbah cair. Jurnal Agroteknologi 6(12) : 892.
Musa H, Tayo BC. 2012. Screening of microorganism isolated from different environmental samples for extracellular lipase production.
Journal Applied Science 15(3):179-186.
10
Nurzhulian VM, Sulistyaningtyas AR,
Ethica SN. 2021. Karakterisasi bakteri lipolitik pada wadi organ pencernaan ikan sidat (Anguilla sp.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan 7(2): 59-67.
Patel M, Mistry J, Desai S, Patel S , Desai S. 2016. Isolation and characterization of lipase producing bacteria form vegetable oil spillage site. International Journal of Current Microbiology and Applied Science 5(8):214-232.
Radiansyah. 2011. Dampak kandungan detergen dalam tanah terhadap makhluk hidup (hewan dan tumbuhan). Jurnal Riset Daerah 7(3):243-250.
Rai B, Shrestha A, Sharma S, Joshi J.
2014. Screening, optimation and process scale up production of lipase bg Aspergillus niger.
Biomedical and Biotechnology 2(3):54-59.
Ramnath L, Sithole B, Govinden R. 2017.
Identification of lipolytic enzyms isolated from bacteria indigenous to Eucalyptus wood species for application in the pulping industry. Biotechnology Reports 15(7):114-124.
Rizky MY, Fitri RD, Hastuti US, Prabaningtyas S. 2017.
Identifikasi uji kemampuan hidrolisis lemak dan penentuan indeks zona bening asam laktat
pada bakteri dalam wadi makanan tradisional Kalimantan tengah.
Journal Bionature 18(2):87-98.
Saraswat R, Verma V, Sistla S, Bhushan I. 2017. Evaluation of alkali and thermotolerant lipase from an indigenous isolated Bacillus strain for detergent formulation.
Electronical Journal
Biotechnology 30:33-38.
Sherifah MW, Olawande OA. 2017.
Production, characterizatiom and purification of lipase by bacteria isolated from palm oil mill effluent and its dumpsites soil.
Nigerian Journal of Microbiology 31(1):3691-3703.
Simamora CJK, Sukmawati S. 2020.
Identifikasi dan karakterisasi aktivitas ekstrak kasar enzim lipase isolat bakteri lipolitik Lptk 19 asal tempe biji karet. Jurnal Median. 12(1): 28-37.
Stery B, Febby EF, Kandou, Pelealu J, Pandiangan D. 2015. Uji daya hambat ekstrak metanol Selaginella delicatula dan Diplazium dilatatum terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Sains 15(1):52-58.
Susilawati, Supijatno. 2015. Pengelolaan limbah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan
11
Kelapa Sawit, Riau. Buletin
Agrohorti 3(2):203-212.
Yuliani RL. 2015. Pengaruh limbah detergen Industri laundry rerhadap mortalitas dan indeks fisiologi ikan nila (Oreochromis niloticus).
In Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 822-28.
Zhao J, Liu S, Gao Y, Ma M, Yan X, Cheng D, Wan D, Zeng Z, Yu P, Gong D. 2021. Characterzation of a novel lipase from Bacillus licheniformis NCU CS-5 for applications in detergen industry and biodegradation of 2,4-D butylester. International Journal of Biological Macromolecules.
176: 126-136.
12