HAKIKAT PENELITIAN
(Makalah Strategi Pembelajaran Matematika) Dosen Pengampu:
Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.
Mella Triana, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh : Kelompok 8
1. Yunia Dwi Kinanti 2313021004 2. Nur Aisyah 2313021030 3. Denox Windu Andhini 2313021051 4. Riska Risma Wati 2313021073
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2025
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakikat Penelitian”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan, Program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dan Ibu Mella Triana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih untuk semua rekan-rekan yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini bertujuan untuk menyajikan tentang Hakikat Penelitian. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menerima dengan tangan terbuka segala saran, kritik, dan masukan yang membangun untuk perbaikan di masa depan. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi kontribusi yang berarti dalam upaya memahami tentang Hakikat Penelitian tersebut. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan pemahaman yang mendalam bagi pembaca.
Bandar Lampung, 13 Februari 2025
Penulis
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan... 1
BAB II ... 2
PEMBAHASAN ... 2
A. Hakikat Penelitian ... 2
B. Definisi Penelitian ... 2
C. Penelitian Pendidikan ... 4
D. Definisi Ilmu Pengetahuan ... 6
E. Unsur-Unsur Penelitian ... 9
BAB III ... 13
PENUTUP ... 13
A. Kesimpulan ... 13
B. Saran ... 13
DAFTAR PUSTAKA... 14
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Salah satu faktor utama yang mendorong perkembangan tersebut, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, adalah munculnya berbagai penemuan baru. Penemuan-penemuan ini dihasilkan melalui proses yang membutuhkan waktu serta metode tertentu. Biasanya, proses ini diawali dengan adanya suatu permasalahan yang kemudian diteliti lebih lanjut untuk menemukan solusinya. Kegiatan ini dikenal sebagai penelitian.
Sebagai makhluk rasional, manusia memiliki dorongan alami untuk mencari tahu. Rasa ingin tahu ini sudah terlihat sejak masa kanak-kanak dan terus berkembang secara dinamis seiring dengan pertumbuhan psikologis individu.
Manusia merasa puas ketika memperoleh pengetahuan mengenai sesuatu yang dipertanyakannya. Namun, setelah mendapatkan jawaban, muncul keinginan untuk mencari tahu lebih dalam lagi. Oleh karena itu, manusia tidak pernah mencapai kepuasan sepenuhnya dalam menerima realitas sebagai akhir dari pencariannya. Untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia cenderung melakukan penelitian, baik untuk menyelesaikan suatu permasalahan maupun menguji kebenaran tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu dan Penelitian?
3. Apakah yang dimaksud dengan Penelitian Pendidikan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sebenarnya Hakikat Penelitian 2. Mengetahui hubungan ilmu dan penelitian.
2 BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Penelitian
Hakikatnya, penelitian merupakan aktivitas ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang akurat mengenai suatu permasalahan. Pemahaman ini mencakup fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang diharapkan dapat membantu manusia dalam memahami serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Metode ilmiah sendiri adalah proses yang terstruktur untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan bukti empiris.
Saat ini, penelitian dengan pendekatan kualitatif sebaiknya lebih diprioritaskan dalam penyusunan skripsi mahasiswa, termasuk dalam bidang geografi yang merupakan bagian dari ilmu sosial. Pendekatan kualitatif dinilai lebih efektif dalam menggali aspek kemanusiaan dalam kajian ilmu sosial. Yang terpenting adalah memperkenalkan kedua paradigma penelitian ini secara luas agar dapat mendorong kreativitas dalam penelitian, baik dalam penyusunan skripsi maupun penelitian lain yang memberikan manfaat lebih besar bagi kehidupan.
B. Definisi Penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan yang terorganisir, dilakukan dengan cermat dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan atau mengklarifikasi suatu hal. Istilah "penelitian" merupakan terjemahan dari kata research dalam bahasa Inggris. Kata research sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari.
Dengan demikian, penelitian dapat diartikan sebagai upaya mencari kembali suatu pengetahuan.
Tujuan utama dari penelitian adalah mengkaji ulang kesimpulan yang telah diterima secara umum atau merevisi pendapat yang ada dengan menerapkan konsep atau pendekatan baru. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah disebut sebagai penelitian ilmiah. Dari
3
pemahaman umum mengenai penelitian ini, terdapat beberapa definisi penelitian yang dikemukakan oleh para ahli, di antaranya sebagai berikut:
1) Parson
Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
2) John
Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah pencarian fakta menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan menghasilkan dalil atau hukum tertentu.
3) Woody
Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis.
4) Donald Ary
Menurut Donald Ary, pengertian penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.
5) Hill Way
Menurut Hill Way, pengertian penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segala bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah tersebut.
6) Winarno Surachmand
Pengertian penelitian menurut Winarno Surachamnd adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber dari primer- primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki
7) Soetrisno Hadi
4
Menurut Soetrisno hadi bahwa pengertian penelitian adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
8) Cooper & Emory
Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah.
9) Suparmoko
Usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia.
C. Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan merupakan bidang yang kompleks dan tidak mudah untuk dipelajari. Kesulitannya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, konsep penelitian itu sendiri cukup rumit. Kedua, banyak teori pendidikan yang sering kali saling bertentangan. Ketiga, penelitian dalam bidang pendidikan melibatkan manusia sebagai subjek utama, yang merupakan variabel sulit dikendalikan. Berbeda dengan penelitian dalam sains, di mana variabel lebih mudah dikontrol, terutama dalam eksperimen. Faktor manusia ini juga menyebabkan penelitian pendidikan sulit direplikasi untuk verifikasi, serta menghasilkan tingkat akurasi yang lebih luas dibandingkan dengan penelitian eksperimental yang lebih presisi.
Meskipun begitu, penelitian pendidikan tetap sangat penting karena intuisi dan pengalaman saja tidak cukup untuk meningkatkan atau memperbaiki sistem pendidikan. Intuisi berasal dari kesadaran mendalam seseorang terhadap suatu masalah baru, tetapi sering kali bersifat bias dan tidak selalu dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang dapat diandalkan.
Demikian pula, pengalaman setiap individu berbeda, sehingga tidak dapat dijadikan satu-satunya acuan dalam pengambilan kebijakan pendidikan. Oleh sebab itu, penelitian tetap harus dilakukan.
Setidaknya ada tiga alasan utama yang menjadikan penelitian pendidikan penting. Pertama, penelitian dan ilmu pengetahuan telah lama menjadi bagian fundamental dalam meningkatkan berbagai aspek kehidupan, seperti di
5
bidang kedokteran yang membantu menangani berbagai penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat, serta di bidang pertanian yang berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Demikian pula dalam pendidikan, penelitian diharapkan dapat memberikan dampak serupa dalam meningkatkan praktik kependidikan dengan dasar yang teruji secara empiris, bukan sekadar berdasarkan intuisi, pengalaman, atau kebijakan otoritas semata.
Kedua, penelitian pendidikan telah berkontribusi pada pengembangan ilmu di bidang pendidikan, terutama dalam pengambilan kebijakan. Setiap kebijakan atau keputusan dalam pendidikan melewati berbagai tahap, mulai dari identifikasi masalah, kajian empiris, replikasi, sintesis hasil penelitian, hingga adopsi dan evaluasi oleh praktisi. Contohnya, kebijakan penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi sejak tahun akademik 2013/2014 atau penerapan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah. Kebijakan- kebijakan tersebut melalui proses penelitian sebelum diimplementasikan.
Ketiga, hasil penelitian pendidikan memberikan implikasi praktis dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana. Sebagai contoh, penelitian mengenai efektivitas metode ceramah dan diskusi menunjukkan bahwa masing-masing metode memiliki dampak berbeda terhadap hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian pendidikan juga membantu mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran serta memberikan panduan bagi pendidik yang tidak memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian sendiri. Dengan demikian, mereka dapat merancang dan mengembangkan program baru, mengukur hasil belajar, serta memperoleh sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Dari berbagai aspek tersebut, jelas bahwa penelitian pendidikan berperan penting dalam menyediakan informasi dan pengetahuan yang valid untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat dalam bidang pendidikan.
6 D. Definisi Ilmu Pengetahuan
1. Ilmu Pengetahuan
Secara prinsip, ilmu dan pengetahuan memiliki perbedaan.
Menurut Soewandi (1996), pengetahuan merupakan hasil pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan suatu pemikiran dengan kenyataan atau pemikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang, tanpa memahami hubungan sebab-akibat yang bersifat hakiki dan universal. Sementara itu, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang menjelaskan hubungan kausalitas (sebab-akibat) suatu objek secara sistematis berdasarkan metode tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan ilmiah sering disamakan dengan ilmu. Ilmu sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu: (1) menjelajahi dunia empiris tanpa batas selama masih dapat ditangkap oleh panca indera, (2) memiliki tingkat kebenaran yang bersifat relatif, dan (3) menghasilkan proposisi yang telah teruji secara empiris (Sodjarwo, 2001).
Pembangunan ilmu pengetahuan terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu fakta, teori, fenomena, dan konsep. Fenomena merujuk pada gejala atau peristiwa yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan kemudian direpresentasikan melalui konsep-konsep. Konsep sendiri merupakan bentuk penyederhanaan dari fenomena yang ada. Sementara itu, fakta adalah data yang dapat dibuktikan secara empiris. Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, membentuk suatu rangkaian yang berlandaskan fakta.
Teori memiliki peran penting dalam meramalkan, mengarahkan, serta mengkonseptualisasikan fenomena yang diamati oleh manusia. Teori digunakan untuk menjelaskan dan menemukan fakta, sementara fakta dapat memberikan inspirasi untuk mengubah, menolak, mengembangkan, atau menggantikan teori yang telah ada. Proposisi dalam ilmu pengetahuan menggambarkan hubungan sebab-akibat secara umum sebagai bentuk keterkaitan antara dua atau lebih variabel atau konsep. Ilmu pengetahuan sendiri memiliki beberapa karakteristik, di antaranya: (1) memiliki batasan dan ruang lingkup yang jelas, (2) menggunakan metode tertentu dalam
7
membuktikan kebenaran, (3) bersifat sistematis, serta (4) terbuka untuk diuji kebenarannya.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan harus konsisten dengan teori- teori sebelumnya serta sesuai dengan fakta empiris. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan tidak ditentukan oleh nilai-nilai etis, tetapi tetap harus mempertimbangkan etika dalam penggunaannya. Oleh karena itu, seorang ilmuwan harus memiliki kejujuran, keterbukaan, serta mengarahkan penggunaan ilmu untuk kepentingan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan penelitian, seorang peneliti harus mampu mempertahankan objektivitas ilmiah agar kesimpulan yang diperoleh sesuai dengan fakta empiris. Selain itu, seorang peneliti juga harus memiliki fleksibilitas dan keterbukaan terhadap ide-ide baru, mengingat tantangan yang dihadapi dalam mencari kebenaran sering kali tidak mudah.
2. Hubungan Ilmu dengan Penelitian
Penelitian berangkat dari pemahaman bahwa suatu gejala dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya satu faktor tunggal. Faktor- faktor yang belum diketahui sering kali menjadi fokus utama penelitian.
Pada dasarnya, penelitian merupakan suatu proses berpikir dan tindakan sistematis yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang belum teridentifikasi. Pengalaman yang diperoleh dari penelitian dapat dimanfaatkan untuk memprediksi, mengendalikan, dan menjelaskan situasi yang mungkin terjadi di masa depan. Selain itu, hasil penelitian terhadap suatu masalah dapat menjadi dasar bagi penelitian berikutnya. Penemuan- penemuan ilmiah terus berkembang secara berkelanjutan, di mana setiap temuan baru memperbarui atau melengkapi temuan sebelumnya.
Meskipun tidak bersifat absolut, hasil penelitian tetap bersifat sementara dan dapat mengalami perubahan seiring dengan ditemukannya informasi baru.
Metodologi merujuk pada prosedur sistematis yang digunakan dalam memperoleh hasil penelitian yang baru. Dalam penggunaannya,
8
istilah metodologi sering kali dianggap sama dengan metode, meskipun keduanya memiliki perbedaan. Metodologi merupakan kajian sistematis dan logis mengenai prinsip-prinsip yang mendasari penelitian ilmiah, seperti perumusan masalah, tinjauan literatur, kerangka teori, hipotesis, dan teknik penelitian.
Sementara itu, metode merujuk pada cara pelaksanaan penelitian, termasuk penggunaan bahan, alat, teknik, variabel, dan analisis data.
Secara umum, metodologi penelitian menjelaskan bagaimana alat dan teknik digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang diterapkan dalam penelitian bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan objek studi, tujuan penelitian, serta jenis data yang akan dikaji. Penelitian sendiri memiliki dua karakteristik utama, yaitu berdasarkan logika dan observasi empiris.
Penelitian bertujuan untuk menemukan solusi terhadap permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta tantangan yang dihadapi oleh manusia. Proses ini dilakukan dengan pendekatan ilmiah yang menghasilkan metode ilmiah.
Penelitian ilmiah sendiri merupakan suatu upaya sistematis untuk menyelidiki hipotesis atau pernyataan yang diajukan guna menemukan solusi sementara atas suatu permasalahan.
Terdapat beberapa syarat utama yang harus dipenuhi dalam penelitian. Pertama, penelitian harus dilakukan secara sistematis, terkontrol, dan kritis. Kedua, penelitian ilmiah harus menghasilkan kebenaran ilmiah yang dapat digunakan untuk membuat prediksi dan pengendalian terhadap fenomena tertentu. Selain itu, penelitian bersifat empiris, yang berarti jawaban atas suatu masalah tidak didasarkan pada opini pribadi peneliti, melainkan pada fakta objektif yang dapat diverifikasi.
Setiap pernyataan yang diajukan dalam penelitian harus didukung oleh bukti empiris dan melalui proses pengujian yang ketat. Suatu gagasan yang awalnya dianggap benar secara teoritis perlu divalidasi untuk menentukan sejauh mana kebenarannya dapat ditemukan dalam realitas
9
objektif. Jika data penelitian mendukung hipotesis yang diajukan, maka gagasan tersebut dapat dianggap sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap suatu masalah. Namun, hasil penelitian tetap dapat diuji ulang pada kesempatan lain.
Jika suatu temuan telah diuji berkali-kali dan tetap valid, maka gagasan tersebut dapat berkembang menjadi teori ilmiah yang baru.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa hasil penelitian di masa depan dapat membantah temuan sebelumnya, sehingga menambah dinamika perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam proses penelitian, terdapat empat tahap utama yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
1) Persiapan penelitian 2) Pelaksanaan penelitian 3) Pengolahan dan analisis data
4) Penyusunan laporan serta penyebarluasan hasil penelitian
E. Unsur-Unsur Penelitian
Peneliti harus memahami berbagai komponen penelitian untuk melakukan penelitian dengan baik. Konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesis, dan definisi operasional adalah unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini. Proses teoritis dan empiris dari penelitian ini berbeda;
perumusan konsep, penyusunan proposisi dan teori, identifikasi variabel, dan perumusan hipothesis adalah proses teoritis; pengumpulan data, perumusan dan pengujian hipotesis statistik adalah proses empiris.
1. Konsep
Konsep adalah komponen penelitian yang paling penting. Para peneliti menggunakan definisi ini untuk menggambarkan fenomena alami atau sosial secara abstrak. Menggambarkan kemampuan reproduksi manusia, ada konsep fertilitas 13 (fertility) dan fekunditas (fecundity).
Selain itu, ada konsep migrasi dan mobilitas. Beberapa konsep yang umum digunakan dalam penelitian kependudukan dan sosial adalah nilai anak, perilaku kontrasepsi, angkatan kerja, pengangguran, sikap terhadap
10
kontrasepsi, morbilitas, mortalitas, stratifikasi sosial, interaksi sosial perilaku memilih, alienasi (keterasingan), dan partisipasi.
Konsep digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis perilaku yang sama, seperti perilaku menyimpang (deviant behavior) oleh sosiolog untuk menggambarkan fenomena seperti bunuh diri dan konsumsi alkohol, antara lain. Konsep perilaku memilih digunakan untuk menjelaskan hal- hal seperti memilih pekerjaan, tempat tinggal, dan jumlah anak.
Faktanya, ide-ide dapat memiliki tingkat generalisasi yang berbeda.
Mudah untuk mengukur suatu konsep semakin dekat dengan kenyataannya. Beberapa konsep dalam ilmu sosial sangat abstrak terutama yang merupakan bagian dari teori yang sangat umum (grand theory). Misalnya, gagasan tentang pilihan pekerjaan (occupational preference) lebih umum dibandingkan dengan gagasan tentang perilaku memilih (choice behavior).
Kebanyakan konsep dalam ilmu sosial adalah untuk tujuan yang berbeda dengan konsep-konsep dalam ilmu alam, yang menggambarkan fenomena alami yang jelas (karena dapat diraba dengan panca indera).
menggambarkan fenomena sosial yang biasanya abstrak. Oleh karena itu, konsep-konsep dalam penelitian sosial harus didefinisikan dengan jelas agar masyarakat akademis yang lebih luas dapat memahami penelitian tersebut.
2. Proposisi
Proporsi adalah pernyataan tentang realitas yang dapat diuji kebenarannya, sementara hipothesa merupakan proporsi yang dirancang untuk pengujian empiris. Jika telah mendapat banyak dukungan empiris, proporsi tersebut berkembang menjadi dalil atau hukum dengan cakupan lebih luas.
Dalam ilmu sosial, proporsi biasanya menghubungkan dua atau lebih konsep, seperti dalam pernyataan bahwa “modernitas suami-istri adalah salah satu faktor penentu perilaku kontraseptif mereka”. Proporsi ini lebih umum dibandingkan dengan pernyataan bahwa “cenderung pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi modern”. Meskipun
11
keduanya dapat diuji kebenarannya, proporsi pertama menunjukan hubungan sebab-akibat antara dua faktor, sedangkan yang kedua hanya menggambarkan distribusi suatu faktor tanpa menunjukkan pengaruh langsung.
3. Teori
Teori adalah alat utama untuk menjelaskan hubungan sistematis antara fenomena sosial maupun alami yang diteliti. Teori disusun dari satu atau lebih proporsi yang dirangkai secara logis. Sebagai informasi illmiah, teori diperoleh melalui peningkatan abstraksi terhadap konsep dan hubungan yang terdapat dalam proporsi.
4. Variabel
Variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Misalnya,
“badan” bukan variabel karena tidak menunjukkan nilai yang beragam, sedangkan “berat badan” termasuk variabel karena memiliki nilai yang berbeda. Contoh lain dari variabel meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, jumlah anak, kepemilikan tanah, dan peredaran uang. Konsep yang awalnya tidak menunjukkan variasi nilai dapat diubah menjadi variabel dengan menyoroti aspek tertentu dari konsep tersebut.
5. Hipothesa
Hipothesa adalah kesimpulan sementara yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. Agar dapat diuji dengan baik, hipotesis harus memenuhi dua kriteria utama, yaitu: menunjukkan hubungan antar variabel serta memberikan panduan untuk pengujiannya. Oleh karena itu, variabel dalam hipothesa harus dapat diukur dengan jelas, termasuk arah dan kekuatan hubungannya. Dalam perumusannya, hipothesa biasanya diawali dengan pernyataan umum mengenai hubungan antar variabel, kemudian diikuti dengan penjelasan yang lebih spesifik mengenai arah serta intensitas hubungan tersebut.
Hipothesa yang menunjukkan hubungan antar 2 variabel bebas dan variabel terikat disebut hipothesa relasional. Selain itu, terdapat hipothesa deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran karakteristik suatu sampel menurut variabel tertentu.
12
Semua hipothesa yang telah disebutkan sebelumnya dikenal sebagai hipothesa kerja atau hipothesa alternatif, yang dilambangkan dengan Ha.
Untuk menguji hipothesa ini, diperlukan pembanding berupa hipothesa nihil atau hipothesa nol, yang disimbolkan sebagai Ho. hipothesa nol ini sering disebut juga sebagai hipothesa statistik karena digunakan sebagai dasar dalam pengujian statistik.
6. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan elemen penting dalam komunikasi antar penelitian karena memberikan panduan mengenai cara mengukur suatu variabel. Dengan memahami definisi operasional dalam sebuah penelitian, peneliti dapat mengetahui metode pengukuran yang digunakan dan menilai keakuratan serta kualitas pengukuran tersebut.
13 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini menjelaskan bahwa Hakikat penelitian adalah suatu proses ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai suatu fenomena melalui metode yang sistematis dan objektif. Penelitian dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif, tergantung pada tujuan dan jenis data yang dikumpulkan. Dalam pendidikan, penelitian memainkan peran penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan pengambilan kebijakan berdasarkan bukti empiris. Hubungan antara ilmu dan penelitian sangat erat, di mana penelitian berfungsi sebagai alat untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan.
B. Saran
Kami berharap para pembaca dapat memahami mengenai Hakikat Penelitian, karena hal tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan kita. Kami sadar dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk lebih meningkatkan isi dari makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K., Jannah, M., Alman, U., Hasda, S., Fadilla, Z., taqwin, y otros.
(2022). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF. (N. Saputra, Ed.) Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Arifin, Z. (2020). METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN. Al-Hikmah, 1(1).
Mustafa, P. S., & dkk. (2022). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF, DAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM PENDIDIKAN OLAHRAGA. Insight Mediatama.
Paramita, R. W., Rizal, N., & Sulistyan, R. B. (2021). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jawa Timur: Widya Gama Press.
Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing.
Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. In Antasari Press.
Siyoto, S., & Sodik, M. a. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Soewandi, H. (1996). Nalar, Kontemplasi dan Realitas. Bandung: Mizan.
Sudjarwo. (2001). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju.
Sugiyono. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.