• Tidak ada hasil yang ditemukan

Microbial Bioprocess Based-Food Product : from the Perspective of Science and Islamic Shariah

N/A
N/A
20@2014_Dinda Permata Mulia

Academic year: 2023

Membagikan "Microbial Bioprocess Based-Food Product : from the Perspective of Science and Islamic Shariah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Dinda Permata Mulia 2011012014

Resume 1

Moohamad Ropaning Sulong,PhD Halalan Thayyiban Research Centre

HTRC Universiti Islam Sultan Shant All Unissa, Brunel Darussalam

“Microbial Bioprocess Based-Food Product : from the Perspective of Science and Islamic Shariah”

Bioproses melibatkan penggunaan agen biologis seperti enzim, mikroorganisme, atau sel hidup untuk memproduksi, mengubah, atau mengawetkan makanan.

Upstream proses : perkembangan hidup sel - kultur sel - panen Downstream proses : pemurnian - formulasi

Keuntungan produk berbasis bioproses :

- keberlanjutan, yang dapat berkontribusi terhadap pengurangan polusi dan limbah.

- produk dengan lebih sedikit pengotor sehingga menghasilkan lebih sedikit efek samping dalam bidang farmasi dan aplikasi lainnya.

- efektivitas biaya, - fleksibilitas.

Kerugian dari produk berbasis bioproses:

- Mahal karena faktor- faktor seperti kebutuhan akan peralatan khusus - Berjalan lebih lambat,

- rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan, Pandangan islam:

Dalam surah al maidah ayat 3 menjelaskan bahwa islam adalah agama yang komprehensif dan lengkap. Islam sangat memperhatikan tentang kehalalan. Dalam hal ini terdapat QS. Al- baqarah ayat 168. Perspektif Syariat Islam, bahwa prinsip dasar tentang apa yang Allah ciptakan dan manfaatnya kebolehannya, dan tidak ada larangan kecuali yang dinyatakan dalam nash yang sah dan jelas. dari syariat yang melarangnya.

Sistem Manajemen Jaminan Halal penting untuk memastikan bahwa semua produk mematuhi syariah di seluruh rantai pasokan. Halal Critical Control Points (HCCPs) untuk

menghilangkan potensi adanya unsur haram (melanggar hukum) dalam pembuatan produk makanan halal. Penting bagi sebuah organisasi untuk membentuk IHC yang bertanggung jawab mengembangkan, memantau, dan mengendalikan sistem jaminan halal untuk

(2)

memastikan efektivitasnya.

Resume 2

Prof.Dr.Winai Dahlan

Direktur Pendiri Halal Science Centre Chulalongkorn University,Thailand Assoc,

“The Establishment of Innovative’HAL-Q+’ Halal Standardization System of Manufacturing Halal-Trusted Food/Cosmetic”

Produk Farmasi (FCP) Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin diperhatikan di era industri makanan modern yang rumit. Oleh karena itu, merupakan suatu keharusan untuk memiliki ilmuwan Halal, yang berpartisipasi dalam proses standardisasi Halal untuk membantu Ulama/ulama Islam untuk memastikan status kehalalan bahan baku, proses, dan produk.

Pembentukan Infrastruktur Industri FCP Halal :

Proses manufacture Makanan/Kosmetik/Farmasi Modern (FCP) untuk suatu produk memiliki risiko tinggi terhadap pemalsuan Haram yang rumit, oleh karena itu memerlukan landasan infrastruktur yang tepat untuk pembuatan produk FCP.

Infrastruktur FCP halal : - Literasi Sains Halal - Pemahaman Standar Halal - 'HAL-Q+' yang inovatif

- Analisis Laboratorium Inovatif Halal Resume 3

Prof. Dr. irwandi Jaswir, M.Sc

Direktur Pendiri Halal Science Centre Chulalongkorn University,Thailand Assoc

“Food Security and Future Technology Enablers For Halal Traceability”

Ketahanan pangan terjadi ketika semua orang, setiap saat, memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi yang memenuhi kebutuhan pangan dan preferensi pangan untuk hidup aktif dan sehat.

4 aspek utama:

- ketersediaan pangan - keterjangkauan pangan - aksesibilitas pangan - kualitas makanan

Bisnis/industri halal merupakan pendorong kuat pertumbuhan sosio-ekonomi di banyak negara mayoritas Muslim, dan oleh karena itu upaya untuk meningkatkan tata kelola halal dan rantai pasokan produk terus diintensifkan.

Trend dalam penelitian autentikasi :

(3)

- Ilmu Data

- Perangkat untuk Rapid Test Halal

- Otentikasi Halal produk dalam platform digital R&D otentifikasi halal:

● FTIR

● E- nose

● DSC

● DNA, ELISA

● HPLC

● EEG dan ECG Resume 4 Audy Joinaldy

Vice Governor of West Sumatra Province

“The Opportunity of Integrative Halal and Healthy Products to Support Halal Tourism”

Pariwisata halal adalah industri berkembang yang melayani kebutuhan wisatawan Muslim.

Ini melibatkan penyediaan layanan dan produk perjalanan yang sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai Islam. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan budaya dan sejarah, serta terkenal dengan keindahan pemandangan dan wisata alamnya.

Dengan menawarkan produk Halal dan Sehat yang integratif, kami dapat mendukung pertumbuhan pariwisata Halal di Sumatera Barat dan memberikan pengalaman perjalanan yang unik dan otentik kepada wisatawan Muslim. Warisan budaya yang kaya, masakan yang beragam, dan komitmen untuk menyediakan produk halal dan sehat di kawasan ini

menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan Muslim dari seluruh dunia. Namun, ada juga beberapa tantangan yang harus diatasi, termasuk kebutuhan akan pembangunan

infrastruktur, inisiatif pendidikan, dan membina kolaborasi internasional.

Untuk membuka seluruh potensi pariwisata halal, Sumatera Barat harus terus berinvestasi dalam sertifikasi produk dan layanan, perbaikan infrastruktur, dan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan wisatawan dan bisnis lokal. Dengan mengatasi

tantangan-tantangan ini dan memanfaatkan peluang yang ada, Sumatera Barat dapat

memperkuat posisinya sebagai tujuan wisata halal utama dan memperoleh manfaat ekonomi, budaya, dan sosial yang ditawarkannya. Strategi untuk kolaborasi antara bisnis lokal,

lembaga pemerintah, dan dewan pariwisata. Membangun ekosistem holistik untuk pariwisata halal dan sehat di Sumatera Barat.

(4)

Resume 5

Prof. dr. Erizal Zaini, M.Si

Crystallography Researcher, Universitas Andalas, Indonesia

“Crystal Engineering of Active Pharmaceutical Ingredient to Improve Solubility and Dissolution Rate”

Strategi Meningkatkan Kelarutan dan Laju Disolusi 1. Pendekatan formulasi.

2. Pendekatan rekayasa partikel.

3. Pendekatan rekayasa Kristal.

Dampak Struktur Kristal terhadap Sifat Fisikokimia :

- Interaksi intramolekul dan antarmolekul dalam struktur Kristal.

- Pengemasan dan konformasi molekul dalam tiga dimensi.

- Sifat fisikokimia: kelarutan, laju disolusi. kompresibilitas, dan stabilitas fisik dan kimia.

Memodifikasi kristal API melalui pembentukan kristal multikomponennya merupakan strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan kelarutan dan laju disolusi API yang memiliki kelarutan dalam air yang rendah. Kristal API yang dimodifikasi, seperti kokristal, mempunyai potensi memberikan nilai komersial untuk API dan memperpanjang umur hak ciptanya.

Resume 6

Prof. Hiroshi Kanzak, Ph.D

Natural Product Discovery Researcher, Okayama University, Japan

“Microbial conversion of an olive leaf extract constituent to create a novel antioxidative compound B-olivol® as a cosmetic material”

Penggunaan Produk Zaitun & Metabolit Sekunder

Konversi struktural oleh mikroba terkenal sebagai metode fungsionalisasi metabolit sekunder yang tinggi. Daun zaitun diketahui kaya akan metabolit sekunder secoiridoid, oleuropein, dengan struktur unik, namun belum ada laporan konversi mikroba untuk fungsionalisasi tinggi. Biokonversi untuk fungsi tinggi komponen daun zaitun menggunakan mikroba fermentasi makanan.

Bahan Baru yang Berasal dari Zaitun B-Olivol :

Nama Senyawa : Polifenol zaitun yang tereduksi secara biologis.

Nama Panggilan : B-Olivol.

(5)

Resume 7

Prof. Dr. Abdul Rohman, M.Si., Apt

Director of Institute for Halal Industry & System Universitas Gadjah Mada, Indonesia

“The Recent Progress on Halal Authentication Analysis of Food and Pharmaceutical Products”

Sertifikasi halal di Indonesia diatur dalam UU RI Nomor 33 Tahun 2014.

● Pasal 1: BPJPH adalah badan yang dibentuk oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan kepastian hukum terhadap kehalalan suatu Produk yang dibuktikan dengan Sertifikat Halal

● Pasal 4: Produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal

● Pasal 12: LPH (Lembaga Pemeriksa Halal) mempunyai kesempatan yang sama dalam membantu BPJPH melakukan pemeriksaan dan/ atau pengujian kehalalan Produk.

produk pangan/farmasi yang mengandung bahan-bahan yang diperbolehkan menurut hukum syariah dan memenuhi ketentuan :

- Tidak mengandung bagian atau produk hewan apa pun yang tidak halal menurut hukum Syariah atau bagian atau produk hewan apa pun yang tidak disembelih menurut hukum Syariah (turunan babi).

- Tidak mengandung najs menurut hukum syariah.

- Aman dikonsumsi, tidak beracun, tidak memabukkan atau tidak berbahaya bagi kesehatan sesuai dengan takaran yang ditentukan.

- Tidak disiapkan, diproses atau diproduksi dengan menggunakan peralatan yang terkontaminasi najs menurut hukum Syariah.

- Tidak mengandung bagian tubuh manusia atau turunannya yang tidak diperbolehkan menurut hukum Syariah.

- Selama penyiapan, pengolahan, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi, produk farmasi halal dipisahkan secara fisik dari produk farmasi lainnya yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir a), b), c), d) atau e) atau barang lainnya yang telah ditetapkan tidak halal dan najs menurut hukum Syariah.

Metode autentikasi halal sebagai berikut:

1. Skrining/ eksploratori

● Differential scanning calorimetry (makanan berbasis lipid)

● Electric nose atau fast gas chromatography (analisis profil aroma)

● FTIR spectroscopy 2. Konfirmasi

● RT-PCR (analisis porcine DNA)

(6)

● LC-MS-MS (profil peptida)

● GC-MS (beberapa asam lemak seperti marker pada lemak babi) Resume 8

Dr. Subandriyah, MM (Expert Policy Analyst)

“The Development Halal Ingredients forPharmaceutical Industry in Indonesia”

Keputusan Kementerian Agama No. 748/2021 tantang Jenis Produk yang diperlukan Sertifikat Halal :

1. Pengobatan tradisional.

2. Suplemen kesehatan.

3. Pengobatan semu.

4. Obat tanpa resep.

5. Obat tanpa resep yang terbatas.

6. Obat resep kecuali narkotika dan psikotropika. 7. Bahan obat.

Jumlah sertifikasi obat halal meningkat signifikan pada tahun 2019, seiring dengan penerapan UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Kemudian pada tahun 2020 terjadi penurunan seiring dengan terbitnya aturan turunan UU JPH yaitu Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. Dari 1.891 produk obat pada tahun 2019, menjadi 830 produk obat pada tahun 2020.

1. Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang akan disertifikasi halal harus memenuhi persyaratan keamanan, manfaat/khasiat, dan mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Dalam hal Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang bahan bakunya belum bersumber dari bahan halal dan/atau cara pembuatannya belum halal, dapat diedarkan dengan mencantumkan informasi mengenai produk tersebut. asal bahan sampai ditemukan bahan halal dan/atau cara pembuatan yang halal.

3. Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang akan disertifikasi halal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi cara pembuatannya juga halal.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Produk berupa obat, produk biologi, dan alat kesehatan yang bahan bakunya belum bersumber dari bahan halal dan/atau cara pembuatannya belum halal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ketentuan.

pemenuhan cara pembuatan yang halal sebagaimana dimaksud ayat (3) diatur dalam Keputusan Presiden.

Referensi

Dokumen terkait

Based on the smallest mean values for the amount of surface runoff discharge mean 1.10, amount of sediment yield mean 0.650, change in pH mean 7.48, and TDS mean 0.24 value, it can be

[r]