MITIGASI RISIKO DALAM
PENYELENGGARAAN PENGADAAN
BARANG / JASA PEMERINTAH
Oleh :
Dr. Fahrurrazi, M.Si.
PENDAHULUAN
Dampak ketidakpastian terhadap pencapaian
tujuan. Dampak adalah deviasi dari apa yang diharapkan,
bisa bersifat positif atau negatif”
– ISO 31000
“Kemungkinan akan terjadinya
sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan”
– Merriam-Webster
Kerugian yang dialami akibat ketidakpastian”
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
Risiko adalah kemungkinan kerugian. Risiko
adalah ketidakpastian.
– Emmett J.
Vaughan
Pengertian Risiko
“Kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan”
– Chartered Institute of Procurement & Supply
Karakteristik Risiko “ketidakpastian”
dan “kerugian”.
UK 29
M e n g e l o l a R i s i k o
Peristiwa atau
Keadaan
Kemungkinan terjadi
Dampak terhadap
Tujuan
Apa yang mungkin terjadi
Probabilitas terjadinya
peristiwa/keadaan tersebut
Akibat dari terjadinya peristiwa /keadaan tersebut
Unsur Utama Risiko
Sehingga ...
Pengelola Pengadaan perlu memahami Risiko, terutama pada Pengadaan bersifat Kompleks dan Strategis
Risiko pada pengadaan:
Dapat terjadi pada setiap tahapan
Terdapat risiko dengan tingkatan tertentu dalam semua pengadaan
Setiap pengadaan memiliki risiko yang berbeda baik secara internal, eksternal, politik, strategis, ataupun operasional
Wujud risiko bisa berbagai macam, antara lain:
• Kerugian materiil atau finansial;
• Tanggung jawab hukum;
• Kegagalan pengadaan, kegagalan operasi, dsb.
Tidak dapat diabaikan, bahkan harus diperhatikan secara cermat apabila mengharapkan keberhasilan
Identifikasi dan Pengelolaan Risiko pada Pengadaan
Identifikasi dan Pengelolaan Risiko pada Pengadaan
Mengungkap &
mendeskripsikan risiko yang dapat mempengaruhi
proyek atau pencapaian hasil
Menentukan penyebab, kemungkinan,
dan dampak dari tiap risiko
Melakukan penilaian dan evaluasi tingkat
risiko (misalnya, rendah, sedang, atau tinggi) serta menentukan prioritas
penanganan risiko
Menyusun rencana penanganan dan mitigasi
risiko agar mencapai tingkat yang dapat
diterima serta
mengimplementasikannya
Memantau, menelusuri, dan meninjau kembali risiko yang dikelola
untuk memastikan tetap berada pada tingkat yang dapat
diterima
Lima Langkah Pengelolaan Risiko?
SIKAP TERHADAP RISIKO
(Menghindari Risiko)
Risk Avoidance
(Mengurangi Resiko)
Risk Reduction
(Memindahkan Risiko)
Risk Transfer
(Menerima Risiko)
Risk Retention
Identifikasi dan Pengelolaan Risiko pada Pengadaan
Apakah mungkin kita menghilangkan semua risiko?
Tidak mungkin, bila kita ingin tetap melakukan pengadaan.
Risiko tidak mungkin sepenuhnya dihindari, dialihkan, atau bahkan dimitigasi, tetapi risiko perlu dikelola agar tetap berada pada batas yang masih bisa diterima.
Sehingga, sangatlah penting melakukan identifikasi dan pengelolaan risiko, untuk memitigasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh risiko.
Pengelola pengadaan dapat mengurangi dampak risiko melalui identifikasi, perencanaan dan pengelolaan risiko secara efektif.
Jika Kita tidak mengelola risiko, risiko akan mengelola Kita!
Jenis Risiko, Potensi Risiko dan Kategori Risiko
1. Risiko Operasional (kegagalan operasional, paling luas dan pada umumnya, seperti kesalahan eksekusi, pelanggaran hukum, kegagalan sistem );
2. Risiko Finansial (berdampak pada kinerja keuangan);
3. Risiko Hazard (akibat kondisi hazard, seperti kerugian akibat bencana/kerusakan);
4. Risiko Stratejik (terkait jakstra organisasi dan berdampak pada kelangsungan);
5. Risiko Kepatuhan
(akibat penyimpangan peraturan/ketentuan/SOP);
6. Risiko Hukum
(terkait kelemahan dokumen/penyimpangan ketentuan yang berakibat adanya tuntutan hukum perdata/pidana);
7. Risiko Reputasi
(terkait citra, reputasi dan kinerja organisasi).
Klasifikasi Risiko (umum):
Jenis Risiko, Potensi Risiko dan Kategori Risiko
1. Risiko Teknis (mengancam kualitas dan ketepatan waktu dan bisa berdampak pada biaya. Prinsip terkait aspek kecukupan desain, spesifikasi, efisiensi operasional, dan keandalan, termasuk keusangan teknologi);
2. Risiko Keuangan (berdampak pada kinerja dan kemampuan keuangan, misalnya fluktuasi nilai mata uang, kebijakan/krisis moneter, krisis likuiditas, dll);
3. Risiko Administratif (termasuk kepatuhan/operasional, seperti kelalaian aspek administrasi, kelengkapan dokumen, perijinan, dll yang dapat berdampak pada keterlambatan pelaksanaan, kerugian, dan bahkan aspek hukum dan itigasi);
4. Risiko Pidana (termasuk klasifikasi hukum, antara lain karena aspek keamanan, pencurian, perusakan/vandalisme, pencurian, penipuan, dan korupsi);
5. Risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Lingkungan(terutama secara khusus pada konstruksi, termasuk klasifikasi operasional).
Kategori Risiko pada Pengadaan (1):
Berdasarkan aspek terkait
Selain ke lima kategori tadi, dalam manajemen risiko pengadaan dikenal juga:
6. Risiko Proyek(terkait potensi ancaman terhadap keterlaksanaan proyek, mencakup aspek strategi pengadaan, kualifikasi, kompetensi, pengalaman, pengendalian mutu dan SDM, yang secara umum mengidentifikasi biaya, jadwal, personil, persyaratan dan ketentuan, dan hubungan antar para pihak);
7. Risiko Bisnis (lebih bersifat operasional dan stratejik, yang berdampak pada produk/jasa yang dihasilkan, atau pada kelanjutan operasional/bisnis);
8. Risiko Force Majeure (disebabkan kejadian luar biasa diluar kendali para pihak, akibat faktor alam atau kondisi polkam, seperti perang, pemberontakan/terorisme).
Kategori Risiko pada Pengadaan (1): (lanjutan)
Jenis Risiko, Potensi Risiko dan Kategori Risiko
1. Tahap Perencanaan dan Persiapan
(Termasuk di dalamnya risiko yang terkait dengan kondisi barang/jasa atau produk yang menjadi obyek pengadaan)
2. Tahap Pelaksanaan Pengadaan (Pemilihan Penyedia)
(Termasuk di dalamnya risiko yang terkait dengan kondisi penyedia barang/jasa)
3. Tahap Pelaksanaan Kontrak
(termasuk di dalamnya risiko terkait dengan kondisi pihak pengelola dan para pihak yang terlibat)
Kategori Risiko pada Pengadaan (2):
Berdasarkan TahapanContohSOP PengelolaanRisiko
ContohSOP PengelolaanRisiko
Hal-hal yang perlu dipahami dalam perencanaan pengelolaan risiko:
1. Tujuan organisasi, renstra, prioritas, sumber daya dan kendala yang dihadapi dalam aspek operasional maupun bagi kegiatan pengadaan yang dilakukan;
2. Kompleksitas pengadaan;
3. Para pemangku kepentingan yang terlibat; dan
4. Output dari setiap langkah dalam proses pengelolaan risiko (5 langkah utama proses pengelolaan risiko)
Siklus Manajemen Risiko: Menetapkan Konteks/Rencana Pengelolaan
• Berapa banyak waktu dan sumber daya yang harus dialokasikan;
• Bagaimana pengelolaan risiko harus dilakukan dan frekuensi kegiatannya;
• Siapa yang seharusnya terlibat; dan
• Kategori risiko dan kriteria/definisi penting yang digunakan dalam analisis risiko.
Hal-hal tersebut diperlukan untuk dapat menentukan:
Siklus Manajemen Risiko: Menetapkan Konteks/Rencana Pengelolaan
Menentukan konteks
Sikap organisasi terhadap risiko menentukan pendekatan organisasi terhadap risiko secara umum dan memengaruhi penilaian terhadap risiko
Tujuan dan Prioritas Organisasi, sebagai informasi untuk perencanaan pengelolaan risiko
Contoh
toleransi risiko (seberapa besar penolakan atau seberapa toleran terhadap setiap risiko)
area fokus tertentu (contohnya, mengurangi penipuan dan korupsi, pengendalian biaya) Sikap organisasi terhadap risiko menentukan
bagaimana risiko akan ditangani
kemauan untuk mengasumsi risiko untuk menekan biaya
kemauan untuk membayar lebih banyak dan mengalihkan risiko kepada penyedia yang dikontrak
• Sebuah peristiwa tidak dianggap sebagai risiko bagi organisasi dalam konteks tertentu kecuali jika peristiwa itu berdampak terhadap tujuan organisasi
• Memastikan bahwa tujuan pengadaan selaras dengan tujuan organisasi yang lebih luas
Siklus Manajemen Risiko: Menetapkan Konteks/Rencana Pengelolaan
Contoh Sumber Risiko
Kompleksitas Pengadaan Berbanding Lurus dengan Tingkat Risiko
Dampak pada Perencanaan
• Spesikasi pengadaan kadang sulit didefiniskan
• Mungkin diperlukan inovasi atau perancangan secara khusus
• Penyedia terbatas dan kompetisi terbatas
• Melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan
• Lebih dari satu sumber dana
• Potensi banyaknya hubungan penyedia / subpenyedia
• Lebih dari satu pemegang kontrak (misalnya, dalam Kontrak Payung)
• Jadwal yang terlalu padat
Perlunya Rencana Pengelolaan Risiko
Sumber daya (keuangan dan manusia) yang diperlukan untuk mengelola risiko selama siklus hidup pengadaan dan masa berlakunya kontrak
Siklus Manajemen Risiko: Menetapkan Konteks/Rencana Pengelolaan
Kenali para pemangku kepentingan untuk menentukan siapa saja yang harus dilibatkan
Pikirkan risiko pengadaan dari perspektif pemangku kepentingan
Hubungi para pemangku kepentingan sambil mengumpulkan masukan untuk langkah- langkah identifikasi risiko
Pemangku Kepentingan yang terlibat:
Pihak Internal Pihak Eksternal
Institusi Pengguna Anggaran (PA/KPA)
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
UKPBJ/Pokja/Pejabat Pengadaan
Pihak Penyedia Barang/Jasa
Subkontraktor dan Penyedia Jasa Pendukung
Industri/Asosiasi/Kelompok Penyedia Lain terkait dengan ketersediaan produk/ jasa
Institusi/Otoritas Pembuat Kebijakan/
Peraturan terkait produk dan harga
Masyarakat/Kelompok/Asosiasi yang bisa berpengaruh pada proses pengadaan
ContohPedomanPengelolaanRisiko
Mitigasi Risiko
Kewenangan
Pengadaan
Petuah
Tidak tercapainya sebuah target kerja, sering ditimpakan penanggung jawab kegagalan tersebut adalah pihak pemilik tugas dan kewenangan.
Permasalahan besar yang kerap
terjadi adalah ketika pemilik tugas
dan kewenangan tidak mengetahui
tanggungjawab yang diemban.
Studi Kasus
Seorang Kepala Dinas yang bertugas sebagai Pengguna Anggaran yang merangkap juga sebagai PPK
memiliki kesibukan yang cukup tinggi, sehingga tugas penyusunan
spesifikasi teknis dan HPS, serta pengendalian kontrak
diserahkan ke PPTK . Ditemukan Spesifikasi Teknis diskriminatif, HPS mark-up, dan pembiaran penyedia menjual paket ke penyedia lain.
Pelaksana konstruksi membuat
laporan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kondisi riil . Di laporan dinyatakan 100% padahal realisasi kualitas mutu hanya 89% . Laporan ini diperiksa dan
disetujui Konsultan Pengawas. PPK
dalam proses pemeriksaan dan
penerimaan hasil pekerjaan
menyatakan sesuai kontrak dan diterima berdasarkan laporan
01 02
Ranah Kewenangan Para Pihak
Peraturan yang sedang berlaku
Sifat kepemilikan kewenangan
Rumpun organisasi penugasan
Batas tugas dan kewenangan masing-masing pihak
01
02
03
04
Pelaku Pengadaan
PA
KPA
PPK
PengadaanPejabatPokja Pemilihan
PengadaanAgen
Penyelenggara
Swakelola Penyedia
Contoh Kewenangan Rumpun Tugas Utama
Pelaku Pengadaan
PA / KPA
Tindakan Anggaran, Perjanjian, Perencanaan Pengadaan (Penetapan), Pemaketan, Pengangkatan Personil
PPK
Perencanaan (Penyusunan) dan Persiapan Pengadaan, Spesifikasi Teknis, HPS, Kontrak
Pokja / PP
Persiapan dan Pelaksanaan Pemilihan Penyedia
P. Swakelola
Persiapan, pelaksanaan dan pengawasan swakelola
Ahli / Teknis / Pendukung
Sesuai lingkup penugasan yang diberikan
Penyedia
Pelaksanaan kontrak, Kualitas, kuantitas, tempat, dan waktu
Pengkajian
Perencanaan
Perancangan
Pengawasan
Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi
01
05
04
03 02
Penyelenggaraan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi
Kewenangan yang dimiliki dapat didistribusikan kepada pihak lain sesuai peraturan perundang-undangan Contoh : Pada penyelenggaraan usaha jasa konsultansi konstruksi
Pasal 47 PP 22/2020
Contoh Bentuk-bentuk Penyimpangan Peraturan
Tahapan Umum Dalam Pengadaan
Perencanaan Pengadaan 1
Persiapan Pengadaan 2
Pemilihan Penyedia 3
Pelaksanaan Kontrak 4
Serahterima dan Pembayaran 5
TAHAPAN PENGADAAN
Setiap tahapan diatur
proses
dankeluaran
Setiap tahapan memuat
kepemilikan tugas
dan
kewenangan
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Identifikasi Kebutuhan
Penetapan Barang/Jasa
Cara Pengadaan
Jadwal Pengadaan
Penganggaran
Perencanaan Pengadaan
Para Pihak : PA / KPA / PPK
1. Pengadaan tidak didasari Dokumen Perencanaan
2. Pengadaan tanpa justifikasi identifikasi kebutuhan dan tidak didukung proses perencanaan yang sistematis
3. Tidak menentukan / salah menentukan cara pengadaan 4. Intervensi negatif dalam penganggaran pengadaan
5. Penganggaran pengadaan tanpa perhitungan kebutuhan yang tepat atau kebutuhan biaya pengadaan tidak komprehensif
6. Tindakan pemecahan paket menghindari tender
7. Perhitungan waktu proses pengadaan yang tidak cermat
8. Pengangkatan pelaku pengadaan tidak memenuhi persyaratan dan tidak tepat waktu
9. Tidak mempersiapkan kebutuhan kerja aparatur pelaku pengadaan 10. Adanya intervensi vendor sejak perencanaan
11. Risalah pembahasan perencaaan pengadaan tidak terdokumentasikan 12. Pihak yang menyusun dan menetapkan perencanaan pengadaan tidak
memahami dan tidak mempelajari dokumen yang ditetapkan
13. Tidak mengumumkan RUP atau pemilihan penyedia dilakukan sebelum pengumuman RUP
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Mutu / Kualitas
Jumlah / Kuantitas
Tempat
Cara
Tingkat Layanan
Persiapan Pengadaan
(Spesifikasi Teknis / KAK)
Para Pihak : PPK
1. Spesifkikasi teknis / KAK tidak disusun sejak perencanaan
2. Penetapan spesifikasi teknis / KAK tanpa justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan
3. Spesifikasi teknis / KAK diskriminatif untuk pengadaan yang dilakukan dengan tender/seleksi
4. Spesifikasi teknis / KAK sudah melibatkan vendor yang akan melaksanakan, padahal bukan kontrak terintegrasi
5. Spesifikasi teknis / KAK menyalin sama persis dengan produk atau merk tertentu, sehingga merugikan pihak lain dalam proses kompetisi
tender/seleksi
6. Spesifikasi teknis / KAK disusun oleh ahli atau tim teknis, tapi pihak yang menetapkan Spesifikasi teknis / KAK tidak memahami dan tidak mempelajari dokumen yang ditetapkan
7. Spesifikasi teknis / KAK yang dibuat tidak didasari identifikasi ketersediaan pasar dan pelaku usaha
8. Spesifikasi teknis / KAK yang ditetapkan tidak dapat diukur dengan jelas capaiannya
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Harga pasar
Menjelang pemilihan penyedia
Kalkulasi keahlian
Informasi dapat dipertanggungjawabkan
Persiapan Pengadaan
(Harga Perkiraan Sendiri)
Para Pihak : PPK
1. HPS disusun oleh ahli atau tim teknis, tapi pihak yang menetapkan HPS tidak memahami dan tidak mempelajari dokumen yang ditetapkan
2. Penetapan HPS tanpa justifikasi teknis perhitungan yang akurat
3. Menambah kalkulasi harga yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, seperti pembiaran diskon, penambahan keuntungan yang seharusnya tidak perlu ditambahkan, penambahan untuk praktik korupsi
4. Sumber informasi HPS tidak dapat dipertanggungjawabkan 5. Penyusunan HPS tidak didokumentasikan
6. Masa berlaku penetapan HPS kadaluarsa
7. Pada pekerjaan kontsruksi HPS belum memperhitungkan Biaya K3 8. Pada pengadaan jasa konsultansi konstruksi, HPS belum
memperhitungkan Biaya Remunerasi minimal
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Batang Tubuh Surat Perjanjian
SSUK
SSKK
Persiapan Pengadaan
(Rancangan Kontrak)
Para Pihak : PPK
1. Tidak membuat rancangan kontrak atau hanya sekedar menyalin standar yang ada tanpa diisi dan disesuaikan kebutuhan
2. Rancangan kontrak tidak reliabel
3. Lemah mitigasi risiko dalam penyusunan rancangan kontrak
4. Belum menuntukan pilihan pada bagian Rancangan kontrak yang harus dipilih
5. Rancangan kontrak disusun oleh ahli atau tim teknis, tapi pihak yang menetapkan Rancangan kontrak tidak memahami substansi Rancangan kontrak dan tidak mempelajari dokumen yang ditetapkan
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
E-Purchasing
Pengadaan Langsung
Penunjukan Langsung
Tender Cepat
Tender / Seleksi
Pemilihan Penyedia
Para Pihak : Pokja Pemilihan / PP / Penyedia
1. Syarat peserta tender yang diskirminatif
2. Pertentangan kepentingan (CoI) dalam pemilihan penyedia 3. Dokumen pemilihan yang tidak reliabel
4. Evaluasi penawaran tanpa justifikasi teknis
5. Penjadwalan yang dapat merugikan pihak tertentu 6. Persekongkolan (Vertikal / Horizontal)
7. Proses tidak terdokumentasikan 8. Pemalsuan dokumen
9. Kendali pihak yang tidak bertanggungjawab dan Intervensi jahat 10. Klarifikasi dan pembuktian yang tidak optimal
11. Pinjam perusahaan
12. Pada pemilihan penyedia dengan pengadaan langsung, proses pemilihan penyedia dilakukan dengan rekayasa oleh oknum pihak tertentu, seolah-olah tahapan berjalan
13. Meloloskan pihak yang tidak memenuhi syarat, atau sebaliknya
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Penandatanganan
Pengendalian
Perubahan
Pemutusan
Penghentian / Berakhir
Pelaksanaan Kontrak
Para Pihak : PPK dan Penyedia
1. Adanya pungutan, seperti alasan penjilidan atau biaya lainnya 2. Kontrak yang ditandatangani tidak reliabel.
3. Ketidakjelasan yang menandatangani kontrak 4. Pekerjaan dimulai tanpa kontrak.
5. Tandatangan kontraktanpa pertemuan masing-masing pihak 6. Tidak dilakukan klarifikasi Jaminan
7. Membuat substansi baru tanpa perubahan kontrak
8. Pengalihan pekerjaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan 9. Lemahnya pengendalian kontrak
10. Tidak dilakukan pemeriksaan hal-hal yang disampaikan dalam penawaran pada saat kontrak, seperti personel, alat dan metode 11. Konsultan menggunakan tenaga ahli fiktif
12. Tenaga ahli yang dipergunakan di dalam kontrak tidak pernah diperiksa 13. Pihak yang diberikan kewenangan tidak menjalan fungsi pengendalian
kontrak
14. Tahapan kontrak tidak dilaksanakan, seperti PCM, MC, dll 15. Pemalsuan laporan data pekerjaan
Bentuk-bentuk Penyimpangan Dalam Tahapan Pengadaan
Pemeriksaan Hasil
BAST
Pembayaran
Pemeliharaan
Serah Terima dan Pembayaran
Para Pihak : PPK dan Penyedia
1. Tidak optimalnya pemeriksaan
2. Rekayasa negatif pemeriksaan dan penerimaan hasil pekerjaan 3. Hasil pekerjaan tidak sesuai kontrak
4. Pembayaran tanpa prestasi kerja
5. Tidak memperhatikan tanggungjawab Penyedia
01 02
03
Ketidaktahuan atas peraturan
Tugas dan kewenangan yang tidak berjalan Rakus / serakah
04 05
Intervensi kewenangan untuk menyimpang Persepsi pembiasaan pelanggaran
Penyebab Pelanggaran
Petuah Pengadaan
Berpesan Dalam Kebaikan
99
Penyelenggaraan pengadaan memuat kisah keterpautan banyak variabel dalam
rangkaian ekosistem
pengadaan yang dapat saling mempengaruhi.
Semua unsur wajib turut berkontribusi positif dalam perwujudan tujuan
pengadaan.
fahrurrazi.id | @Dipertuanagung
“Ketika semua demi ibadah kepada Mu”
#PetuahPengadaan
#ProcureAsWorship
Terima Kasih
WA : 085624222715 / Weblog : fahrurrazi.id
Referensi Slide : Microsoft PowerPoint, fppt.com, Allppt.com, dan SlideModel.com