• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mobil Listrik di Indonesia

N/A
N/A
juan sunandar

Academic year: 2024

Membagikan "Mobil Listrik di Indonesia "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Teknologi Produksi Kapal Lanjut Fransisco Juan Sunandar-6018222001 Eka Prasetya Nugraha-601822300

Mobil Listrik di Indonesia Introduction

Inovasi teknologi adalah proses di mana suatu ide atau konsep baru diterapkan dalam menciptakan atau meningkatkan produk, layanan, atau proses yang ada, dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, atau nilai. Inovasi teknologi bisa melibatkan pengembangan teknologi baru, penerapan teknologi yang sudah ada ke bidang yang berbeda, atau penyempurnaan terhadap teknologi yang sudah ada. Secara keseluruhan, inovasi teknologi memiliki potensi untuk mengubah dunia dengan cara yang positif, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan peluang baru bagi individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhan. Pada tugas kali ini kami akan membahas terkait dengan inovasi teknologi dari mobil Listrik

Pemicu Perubahan mobil konvensional ke Listrik

Industri otomotif menjadi salah satu pemain utama dalam ekonomi global dan dalam Research and Development (R&D). Dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut, kendaraan kini dilengkapi dengan fitur-fitur yang memprioritaskan keselamatan baik penumpang maupun pejalan kaki. Hal ini telah menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan di jalan, memberikan kita kenyamanan perjalanan yang cepat dan nyaman. Namun, kemajuan ini datang dengan biaya, diantaranya perubahan iklim akibat emisi karbon dan ketersediaan minyak bumi https://www.researchgate.net/publication/370793834_Electric_Vehicles_Benefits_Challenges_and_

Potential_Solutions_for_Widespread_Adaptation.

Perubahan iklim merujuk pada kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu. Penyebab utama Perubahan iklim adalah efek gas rumah kaca. Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa gas rumah kaca (GRK) dapat terdiri dari berbagai macam susunan gas diantaranya : CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6. Dari semua jenis gas tersebut, GRK utama ialah CO2, CH4, dan N2O. Dari ketiga jenis gas ini, yang paling banyak kandungannya di atmosfer ialah CO2 (karbondioksida) Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik Berkelanjutan Sebagai Solusi Untuk Mengurangi Emisi Karbon.

Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang besar, menyumbang sekitar 88% dari sumber energi komersial yang digunakan. Mengingat signifikansi ekonomi produk bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui dan harganya yang dapat berubah sewaktu waktu. Harga bahan bakar fosil meningkat secara signifikan antara tahun 2000 dan 2008, kemudian turun selama krisis keuangan global, namun meningkat kembali antara tahun 2009 dan 2011, dan tetap stabil hingga tahun 2014.

Harga gas alam dan batu bara memiliki volatilitas tertinggi dalam tren historis harga bahan bakar fosil pada tahun 2008, dan kejadian krisis keuangan global diperparah oleh fluktuasi harga minyak dan kelemahan dalam harga bahan bakar fosil lainnya. Demikian pula, perang Rusia - Ukraina yang sedang berlangsung telah lebih memperburuk volatilitas ini mengingat berbagai sanksi yang telah diberlakukan terhadap Rusia, salah satu pemasok utama produk ini https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0140988323002906.

Untuk mengatasi kedua kendala tersebut Kendaraan Listrik menjadi salah satu alternatif yang dilakukan. Pengembangan mobil listrik memiliki potensi menurunkan emisi polutan yang cukup signifikan. Berdasarkan total emisi CO2 yang dilepaskan, terdapat 3 komponen yang paling

(2)

berpengaruh terhadap tingginya emisi tersebut yaitu sektor listrik (42%), transportasi (23%), dan perumahan (6%) Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik Berkelanjutan Sebagai Solusi Untuk Mengurangi Emisi Karbon.

Kebijakan Pemerintah Indonesia ketika mobil Listrik masuk ke Indonesia

Saat ini pemerintah sedang mendorong pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur charging station melalui Peraturan Presiden No. 55/2019. Kendaraan listrik baterai mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kendaraan berbasis Internal Combustion Engine (ICE) dalam mengurangi polusi udara dan emisi GRK. Kendaraan listrik menghasilkan polusi udara yang jauh lebih sedikit dan dapat dikatakan mendekati nol bila dibandingkan dengan kendaraan berbasis Internal Combustion Engine (ICE). Kendaraan listrik cocok untuk mengatasi masalah polusi udara, terutama di daerah perkotaan. Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) adalah suatu langkah percepatan yang dilakukan guna mewujudkan implementasi kendaraan listrik di Indonesia sesuai dengan target yang sudah direncanakan. Dengan adanya KBLBB maka memberikan solusi dan dapat membantu pemerintah dalam melakukan penghematan biaya energi dan ketergantungan import BBM, sebagai alat transportasi yang bebas polusi dan ramah lingkungan, serta solusi alternatif dalam mendukung pengurangan Emisi di Indonesia Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik Berkelanjutan Sebagai Solusi Untuk Mengurangi Emisi Karbon

Berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu tujuan Indonesia dalam memiliki prioritas strategi pembangunan terutama yang berkaitan dengan lingkungan yaitu energi bersih, dan upaya menangani perubahan iklim, komitmen Indonesia untuk menargetkan pengurangan emisi CO2 29% - 41% pada tahun 2030. Penggunaan mobil listrik dapat menjadi solusi terhadap isu permasalahan lingkungan saat ini dikarenakan penggunaan teknologi dan sumber yang ramah lingkungan. Selain itu, penggunaan kendaraan listrik dapat mengantisipasi timbulnya dampak dari krisis energi dan dapat mengurangi polusi udara. Sehingga dengan penggunaan mobil listrik dapat menjadi alternatif dalam sektor transportasi yang berkelanjutan dan mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk menulis mengenai Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik Berkelanjutan sebagai Solusi untuk Mengurangi Emisi Karbon Strategi Pemanfaatan Kendaraan Listrik Berkelanjutan Sebagai Solusi Untuk Mengurangi Emisi Karbon.

Pembuatan Baterai untuk mobil Listrik

Namun, dibalik mobil Listrik yang menjadi Solusi untuk masalah emisi karbon, dibaliknya salah satu aspek penting dalam mobil Listrik yaitu baterai. Salah satu contoh yang bisa diambil pada proses produksi baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik membutuhkan lebih banyak bahan dibanding memproduksi mesin pembakaran konvensional, dan permintaan bahan baterai semakin meningkat, hal ini dijelaskan oleh Yang Shao-Horn, Profesor Teknik di Departemen Teknik Mesin dan Teknik Material MIT. Saat ini, sebagian besar penambangan lithium dari tambang batuan keras atau reservoir brine bawah tanah, dan sebagian besar energi yang digunakan untuk mengekstraksi dan memprosesnya berasal dari bahan bakar fosil yang menghasilkan CO2. Terutama dalam pertambangan batuan keras, untuk setiap ton lithium yang ditambang, 15 ton emisi gas CO2 terlepas ke udara.

Bahan baterai juga memiliki aspek negatif lainnya. Pertambangan bahan mentah seperti lithium, kobalt, dan nikel membutuhkan tenaga kerja yang intensif, memerlukan bahan kimia dan jumlah air yang besar terutama daerah pertambangan memiliki air yang cukup langka dan dapat meninggalkan

(3)

kontaminan dan limbah beracun. 60% dari cadangan kobalt dunia berasal dari Republik Demokratik Kongo, di mana pertanyaan tentang pelanggaran hak asasi manusia seperti kerja anak terus muncul.

Proses manufaktur baterai juga menambah jejak ekologis baterai ini, kata Shao-Horn. Untuk mensintesis bahan yang diperlukan untuk produksi, diperlukan panas antara 800 hingga 1.000 derajat Celsius suhu yang hanya dapat dicapai secara efektif dengan membakar bahan bakar fosil, yang lagi-lagi menambah emisi CO2.

Tepatnya berapa banyak CO2 yang terlepas dalam proses panjang pembuatan baterai dapat bervariasi banyak tergantung pada bahan apa yang digunakan, bagaimana mereka diperoleh, dan sumber energi apa yang digunakan dalam manufaktur. Sebagian besar baterai lithium-ion—sekitar 77% dari pasokan dunia diproduksi di China, di mana batu bara adalah sumber energi utama. (Batu bara mengeluarkan sekitar dua kali lipat jumlah gas rumah kaca dibandingkan dengan gas alam, bahan bakar fosil lain yang dapat digunakan dalam manufaktur dengan suhu tinggi.)

Sebagai ilustrasi, Tesla Model 3 memiliki baterai lithium-ion 80 kWh. Emisi CO2 untuk memproduksi baterai tersebut akan berkisar antara 2400 kg (hampir dua setengah ton metrik) hingga 16.000 kg (16 ton metrik). Seberapa banyak 1 ton CO2 jika diasumsikan? Emisi dari CO2 pada mobil konvensial dengan BBM dalam sekitar 2.500 mil atau sekitar 4023.36 km perjalanan https://climate.mit.edu/ask-mit/how-much-co2-emitted-manufacturing-batteries .

Perbandingan efisiensi bahan bakar minyak pada mobil konvensional dan baterai pada mobil Listrik

Metode yang digunakan untuk menggambarkan analisis lengkap dari efisiensi energi dan emisi gas rumah kaca dari suatu sistem kendaraan, mulai dari produksi bahan bakar atau energi hingga penggunaan akhir oleh kendaraan disebut dengan istilah "Well to wheel" (sumur hingga roda). Dalam konteks energi konvensional, ini mencakup proses ekstraksi, produksi, distribusi, dan pembakaran bahan bakar, sementara untuk kendaraan listrik, ini mencakup proses pembangkitan listrik, transfer energi melalui jaringan, dan akhirnya penggunaan listrik oleh kendaraan. Analisis sumur hingga roda memberikan gambaran menyeluruh tentang dampak lingkungan dan efisiensi energi dari suatu sistem transportasi, memungkinkan perbandingan antara berbagai jenis kendaraan dan sumber energi.

Salah satu studi yang penulis temukan pada jurnal

https://intapi.sciendo.com/pdf/10.2478/rtuect-2020-0041 menyatakan bahwa perbandingan efisiensi dari sumur hingga roda (Well to Wheel) kendaraan konvensional dengan mesin pembakaran dalam (bensin, diesel, dan gas alam) dengan kendaraan listrik. Hasil akhir menunjukkan bahwa efisiensi pembangkit listrik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efisiensi sumur hingga roda.

Kendaraan listrik yang diisi daya oleh pembangkit listrik tenaga gas alam menunjukkan efisiensi sumur hingga roda tertinggi yang berkisar antara 13% hingga 31%. Sementara itu, kendaraan listrik yang diisi daya oleh pembangkit listrik tenaga batu bara dan diesel memiliki rentang efisiensi sumur hingga roda yang hampir sama, antara 13% hingga 27% dan 12% hingga 25%, secara berturut-turut.

Efisiensi sumur hingga roda total untuk kendaraan pembakaran bensin bervariasi antara 11% hingga 27%, diesel bervariasi antara 25% hingga 37%, dan kendaraan gas alam terkompresi bervariasi antara 12% hingga 22%. Terjadi peningkatan yang signifikan dalam efisiensi sumur hingga roda kendaraan listrik yang diisi daya oleh listrik yang dihasilkan dari sistem tenaga surya atau angin.

Efisiensi keseluruhan kendaraan listrik yang diisi daya oleh sistem tenaga surya atau angin berkisar antara 39% hingga 67%, sementara penggunaan sistem panel surya di atap akan meningkatkan efisiensi total karena kerugian transmisi yang rendah, sehingga efisiensi sumur hingga roda kendaraan listrik yang diisi daya oleh panel surya di atap mencapai rentang 42% hingga 72%.

(4)

Secara umum, mobil diesel lebih efisien daripada mobil listrik yang menggunakan bahan bakar fosil, namun investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memeriksa emisi siklus hidup dari lahir hingga akhir dari kedua sistem tersebut. Efisiensi keseluruhan untuk mobil bensin mirip dengan mobil listrik yang diisi daya oleh pembangkit listrik batu bara dan diesel. Mobil yang menggunakan gas alam terkompresi adalah yang paling tidak efisien secara keseluruhan di antara berbagai jenis mobil bahan bakar tersebut, karena efisiensi yang lebih rendah untuk mobil gas alam terkompresi.

Terakhir, pengisian daya kendaraan listrik dari sumber energi terbarukan secara signifikan akan meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan, namun investigasi lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari pengaruh sistem penyimpanan untuk sistem energi terbarukan terhadap efisiensi keseluruhan. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis kendaraan hibrida listrik dan siklus hidup kendaraan, termasuk manufaktur, daur ulang, dan pembuangan.

Manfaat, Potensi, dan Hambatan dari mobil Listrik

Manfaat, potensi, serta hambatan mobil Listrik untuk diadopsi dan terintegrasi dalam lingkup Smart City seperti jarak tempuh mobil, infrastruktur penunjang, dan biaya baterai. Melalui jurnal https://www.researchgate.net/publication/370793834_Electric_Vehicles_Benefits_Challenges_and_

Potential_Solutions_for_Widespread_Adaptation ini menunjukkan bahwa mengintegrasikan mobil listrik ke dalam Smart City dapat menciptakan lingkungan kota yang berkelanjutan dan efisien dengan biaya operasional lebih rendah, emisi gas rumah kaca yang lebih rendah, dan kualitas udara yang lebih baik. Dengan mempromosikan penggunaan kendaraan listrik di Smart City, kita dapat membangun kota-kota yang lebih layak huni dan berkelanjutan yang memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan penduduk sambil mengurangi jejak karbon kita.

Menerapkan mobil Listrik memiliki berbagai hambatan diantaranya biaya awal yang tinggi, jangkauan berkendara yang terbatas, ketidakcukupan infrastruktur pengisian daya, dan mengubah persepsi masyarakat dari konvensional ke listrik. Namun, tantangan-tantangan ini dapat diatasi dengan strategi untuk mempromosikan adopsi mobil listrik sebagai mode transportasi yang berkelanjutan dimulai dari peran kebijakan dan regulasi yang mendukung dari pihak pemerintah, investasi dalam infrastruktur pengisian daya baterai, inisiatif pendidikan dan sosialisasi publik.

Pemerintah dapat membantu dengan menyediakan insentif keuangan, memerintahkan target penjualan kendaraan listrik minimum, dan mendanai infrastruktur pengisian daya. Perusahaan swasta dapat berinvestasi dalam infrastruktur pengisian daya baterai, mengembangkan model bisnis baru, dan bermitra dengan produsen otomotif untuk mempromosikan adopsi mobil listrik. Program pendidikan publik dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan seperti kecemasan jarak tempuh dan kurangnya pengetahuan tentang manfaat mobil listrik. Dengan menerapkan strategi- strategi ini, kita dapat beralih ke sistem transportasi yang lebih berkelanjutan sambil mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil dan melawan perubahan iklim.

Masa depan mobil listrik terlihat positif dengan kemajuan dalam teknologi baterai, infrastruktur pengisian, dan kebijakan yang mendukung. Harga baterai diharapkan turun secara signifikan, membuat mobil listrik lebih terjangkau dan nyaman bagi konsumen. Beralih ke mobil listrik dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan melawan perubahan iklim, dan mengintegrasikannya ke dalam program kota pintar dapat meningkatkan efisiensi. Seiring pasar berkembang, kita dapat mengharapkan model-model baru dengan jangkauan berkendara yang ditingkatkan dan waktu pengisian yang lebih cepat, potensial termasuk mobil listrik yang bisa berkendara sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar dan Listrik untuk Transportasi (Nilai Listrik adalah Aktual). propulsi mobil listrik pada konfigurasi sebagian atau seluruh daya dan

Setelah baterai penuh, listrik yang tersimpan pada baterai dapat digunakan untuk memutar motor penggerak melalui solenoid yang memiliki 2 terminal yang berfungsi menyambung

Sumber tenaga yang digunakan oleh mobil listrik tidak berasal dari bahan bakar minyak (BBM) namun berasal dari baterai, oleh karena itu mobil listrik bisa dikatakan sebagai

Mobil listrik pertama kali dikenalkan oleh Robert Anderson dari Skotlandia pada tahun 1832-1839, namun pada saat itu harga bahan bakar minyak (BBM) relatif murah sehingga

lingkungan yang dihasilkan oleh sisa sisa pembakaran bahan bakar minyak. Baterai untuk menyimpan energi ini juga bisa diisi ulang dari sumber lain misalnya PLN maupun

Yasmir menjelaskan bahwa biaya pengisian daya di stasiun pengisian listrik umum PKLU seharga 2000 perkwh yang mana di bandingkan harga bahan bakar minyak yang digunakan untuk kendaraan

Fungsi Baterai / Aki accu Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai menyediakan listrik ke

Plug-in Hybrid Electric Vehicle PHEV merupakan jenis mobil listrik yang bekerja dengan perpaduan energi dari baterai motor listrik dan bahan bakar.. Mobil ini menggunakan energi dari