• Tidak ada hasil yang ditemukan

model dakwah sunan kalijaga dalam menyebarkan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "model dakwah sunan kalijaga dalam menyebarkan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

Pemilihan model dakwah yang tepat dapat membuat dakwah berjalan lancar seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui model dakwah apa saja yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Terbukti pilihan model dakwah Sunan Kalijaga sangat efektif bila digunakan oleh para mubaligh.

Berdasarkan uraian judul di atas, tesis ini membahas tentang “Model Dakwah Sunan Kalijaga dalam Penyebaran Islam di Indonesia”. Peneliti menjelaskan model dakwah seperti apa yang digunakan Sunan Kalijaga agar Islam di Indonesia dapat berkembang dengan sangat cepat. Bahkan Sunan Bonang dan Sunan Ampel senang dengan dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.

Sehingga model dakwah yang diterapkan oleh Sunan Kalijaga dapat membuat Islam berkembang luas di Indonesia. Peneliti dapat mendeskripsikan model dakwah apa yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di Indonesia. Dalam penelitian yang akan dikaji oleh peneliti ini, lebih ditekankan pada model dakwah yang digunakan Sunan Kalijaga dalam penyebaran Islam di Indonesia.

Menjelaskan corak dakwah Sunan Kalijaga terhadap proses penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Metode Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

LANDASAN TEORI

Pengertian Model

Model adalah representasi dari suatu objek, objek atau ide dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam. Model berisi informasi tentang suatu fenomena yang dibuat untuk tujuan mempelajari fenomena yang sebenarnya dari sistem. Model dapat berupa tiruan dari objek, sistem, atau kejadian sebenarnya yang hanya berisi informasi yang dianggap relevan untuk dipelajari.

Jadi model adalah teknik yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau sesuatu berdasarkan kejadian nyata dan mengandung informasi penting.

Pengertian Dakwah

Sunan Kalijaga dipercaya sebagai putra Tumenggung Wilatikta (Adipati Tuban) dan Dewi Retna Dumilah. Hal ini pula yang melatar belakangi pola dakwah Sunan Kalijaga dan mewarnai pendekatan dakwahnya. Ada banyak jenis pola dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga yang memiliki gagasan tersendiri untuk pengembangan dakwah Islam.

Sunan Kalijaga menggunakan wayang untuk berdakwah dengan memasukkan ajaran Islam ke dalam cerita wayang. Model dakwah Sunan Kalijaga diharapkan dapat menjadi teladan para pendakwah dalam berdakwah agar dapat menyampaikan dakwah serupa dengan apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga

Sejarah Lahirnya Sunan Kalijaga

Sewaktu kecil, Sunan Kalijaga dikenal sebagai Raden Mas Syahid (Raden Said atau Oei Sam Ik), Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman. Sunan Kalijaga yang pernah menjadi perampok di hutan Jatiwangi dengan nama samaran Brandal Lokajaya juga dikenal sebagai Syekh Malaya, seorang guru yang suka bepergian atau merantau. Beban upeti kadipaten kepada pemerintah pusat semakin besar, sehingga pemuda Raden Syahid diliputi rasa khawatir.

Di awal pertemuan dengan Sunan Bonang, Sunan Kalijaga sama sekali tidak sopan, bahkan ingin mengambil tongkat Sunan Bonang yang menurutnya terbuat dari emas. Dengan sekuat tenaga, Sunan Kalijaga meronta-ronta untuk meraih tongkat tersebut hingga menyebabkan Sunan Bonang ambruk dan menangis. Sunan Bonang akhirnya mencoba bangkit dan berdiri, sedangkan Sunan Kalijaga melihat tongkat tersebut dan menyadari bahwa tongkat tersebut hanyalah tongkat biasa yang tidak terbuat dari emas.

Setelah bangun tidur, Sunan Bonang memberikan nasehat kepada Sunan Kalijaga yang salah satunya menyentuh hati Sunan Kalijaga tentang aksi pencuriannya hingga saat ini. Perbuatan Sunan Bonang ini diibaratkan “mencuci baju kotor dengan air kencing, yang hanya menambah kotoran dan bau baju”. Raden Syahid semakin takjub dengan kesaktian yang ditunjukkan dengan mengubah pohon kurma menjadi pohon emas.

Setelah bangun tidur, Raden Syahid menyadari bahwa orang berbaju putih itu bukanlah orang biasa, sehingga timbul keinginan untuk belajar darinya, dan Raden Syahid menyadari kesalahannya. Setelah menyadari kesalahannya dan melihat ilmu Sunan Bonang, Sunan Kalijaga pun ingin duduk di bawah Sunan Bonang, namun Sunan Bonang tidak mau menerima begitu saja Sunan Kalijaga sebagai muridnya. Sunan Bonang memberikan syarat kepada Sunan Kalijaga, syarat dari Sunan Bonang jika ingin menjadi muridnya, Sunan Bonang harus menjaga tongkat Sunan Bonang yang tertancap di tepi kali atau kali hingga Sunan Bonang datang kembali untuk mengambilnya.

Karena tekad Sunan Kalijaga terlalu kuat untuk berguru kepada Sunan Bonang, maka Sunan Kalijaga menyanggupi permintaan Sunan Bonang tersebut. Setelah tiga tahun, Sunan Bonang kembali ke sungai untuk mengambil tongkatnya dan melihat Sunan Kalijaga masih setia menunggu tongkat di tepi sungai. Ketika Sunan Kalijaga berada di desa tersebut, beliau sering mandi di kali atau kali, sehingga namanya melekat pada Sunan Kalijaga menurut adatnya yaitu Sunan yang sering mandi di sungai yang disebut Desa Kalijaga.

Sasaran dan Landasan Dakwah Sunan Kalijaga

Dalam menjalankan tugasnya menyebarkan agama Islam, cara yang ditempuh Sunan Kalijaga berbeda dengan beberapa wali lainnya. Cara dan model dakwah yang diterapkan Sunan Kalijaga dengan mengunjungi satu tempat ke tempat lain sebenarnya bukanlah cara yang baru. Sejak masih berada di Kadipaten Tuban, Sunan Kalijaga memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat kecil.

Nyatanya, sepeninggal Pandawa, jimat berjalan sendiri-sendiri, yang akhirnya bertemu dengan Sunan Kalijaga. Suluk Linglung merupakan salah satu karya sastra Jawa yang berisi berbagai ilmu dan petuah yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga. Suluk Linglung ditulis oleh Iman Anom, seorang penyair dari Surakarta dan masih keturunan dekat Sunan Kalijaga.

Lantunan Rumekso Ing Wengi yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah merupakan doa memohon perlindungan dari kejahatan dan penyakit. Sunan Kalijaga berdakwah dengan memasukkan ajaran Islam ke dalam budaya Jawa agar Islam mudah masuk ke pulau Jawa hingga ke berbagai nusantara. Suluk Linglung menceritakan perjalanan spiritual Sunan Kalijaga, yaitu tentang akhlak kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan akhlak kepada manusia.

Sunan Kalijaga Guru suci rakyat Jawa Kisah dan sejarah perjalanan Makrifat Sunan Kalijaga. Yogyakarta: Araska, 2018.

Karya-karya Sunan Kalijaga

PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Perkembangan Islam di Nusantara

Berita tentang Islam di Jawa pada abad ke-13 Masehi. dan abad-abad berikutnya, terutama ketika Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Dengan berdirinya kerajaan Islam di Nusantara, fase perkembangan Islam selanjutnya adalah fase perkembangan Islam dan politik. Proses masuknya Islam di Indonesia pada abad ke-11 Masehi. dan disusul dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam pada abad ke-15 Masehi, yang turut menyumbang perkembangan Islam di Nusantara.

Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia: Analisis Teori-Teori yang Ada.” Tariqah Ilmiah Vol. Untuk mengkaji lebih dalam tentang model dakwah Sunan Kalijaga untuk meningkatkan penyebaran Islam di Indonesia, perlu ditelaah lebih dalam dari sejarah dan perjalanan dakwahnya, sebagaimana ditulis oleh para sejarawan terpercaya. Proses dakwah menggunakan wayang yaitu Sunan Kalijaga memasukkan ajaran Islam ke dalam tradisi Hindu-Buddha, dengan kata lain Sunan Kalijaga menjalankan tradisi seperti yang disukai oleh masyarakat Jawa.

Salah satu cara yang dilakukan Sunan Kalijaga adalah syarat masuk menonton wayang bukanlah membayar uang seperti biasanya, melainkan membaca syahadat. Penafsiran wayang masih menggunakan bentuk-bentuk budaya yang ada, yang menunjukkan kepiawaian Sunan Kalijaga dalam mengintegrasikan dan menyampaikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal. Analisis dari penjelasan di atas yaitu adanya nilai-nilai akhlak yang dapat diambil dari ilmu kebatinan adalah kisah perjalanan spiritual Sunan Kalijaga yaitu akhlak terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, akhlak terhadap diri sendiri dan akhlak terhadap orang lain.

Dalam upacara tersebut, Sunan Kalijaga juga menciptakan sebuah gong yang disebut Gong Sekaten yang diambil dari kata “Gong Syahadatain”. Sunan Kalijaga mengaplikasikan cerita ini dalam pewayangan untuk menceritakan kisah perjalanan Bima dalam menyempurnakan hidup agar bisa dekat dengan Sang Pencipta. Pendirian Sunan Kalijaga dalam menyebarkan Islam adalah tekad yang teguh dan tidak mudah menyerah. Oleh karena itu, hasilnya dapat dilihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam.

Artikel di INFORMAZON, Riwayat Sunan Kalijaga Sebagai Wali Songo Hingga Wafat, Selesai, Diunduh Tanggal 27 Desember 2019.

ANALISIS DATA

PENUTUP

Saran

Vina, Dani Ata en Ahmad Hidayatullah, “Paradigma Dakwah Budaya: Dimensi Tasawuf Dalam Pembentukan Karakter Bima Dalam Wayang Jawa” Jurnal Ilmu Dakwah, Vol.

Referensi

Dokumen terkait

The degradation rate of hemicellulose and cellulose of torrefied EFB increased when the torrefaction temperature increased from 225°C to 300°C, leading to lower char yield and overall