• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DAKWAH DALAM PENANAMAN NILAI- NILAI KEISLAMAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN SUNAN KALIJAGA BUMI RATU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "METODE DAKWAH DALAM PENANAMAN NILAI- NILAI KEISLAMAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN SUNAN KALIJAGA BUMI RATU "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

METODE PENGOLAHAN NILAI-NILAI ISLAM SANTRIAN PADA PESANTREN SUNAN KALIJAGA BUMI RAHAYU BUMI RATU NUBAN LAMPUNG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode yang digunakan pondok pesantren Sunan Kalijaga dalam menanamkan nilai-nilai Islam pada santri, serta faktor pendukung dan penghambat dalam proses penggunaan metode dakwah tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung metode dakwah pondok pesantren Sunan Kalijaga dalam menanamkan nilai-nilai Islam adalah: a).

Latar Belakang Masalah

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Islam. Proses penanaman nilai-nilai keislaman yang digunakan terkadang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa sunda yang bukan merupakan bahasa daerah santri yang melaksanakan proses pembelajaran di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga, karena mayoritas santri di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Pesantren adalah orang Jawa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti metode dakwah penanaman nilai-nilai Islam kepada santri Pondok Pesantren Sunan Kalijaga.

Pertanyaan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Penanaman Nilai-Nilai Islam dalam Pendidikan Agama Islam di Kmi Pondok Pesantren Darus Syahadah Simo Boyolali”6,.5 Asep Saeful Millah, Metode Dakwah Pesantren Mahasiswa Najah Desa Kutasari, (Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) 2010. 6 Dedy Ramadhani, Menanamkan Nilai-nilai Islam ke dalam Pendidikan Agama Islam di KMI Darus Syahadah Islamic Internat Simo Boyolali, (Surakarta): Universitas Muhammadiyah) 2016.

LANDASAN TEORI

Metode Dakwah

  • Pengertian Metode Dakwah
  • Macam-macam Metode Dakwah a. Metode Ceramah
  • Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Dakwah

Dakwah dengan metode dakwah ini akan mampu menyadarkan umat melalui persuasi (persuasif), crowd (kerumunan), luwes (flexible), sigap (aggressive) dan retoris. Dakwah dengan metode silahturahmi atau home visitasi adalah metode dakwah yang dilakukan dengan mengunjungi objek tertentu guna menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah. Dakwah dengan metode kunjungan rumah dapat dilakukan melalui silaturahim, menjenguk orang sakit, ta'ziyah dan lain-lain.

ىمِهمِبنْ مَ مِبمَ

Nilai-nilai Keislaman

  • Nilai Aqidah
  • Nilai Ibadah
  • Nilai Akhlaq

Apabila nilai-nilai ini melekat pada jiwa manusia, seseorang akan mendapat kebahagiaan yang hakiki. Nilai-nilai teras Syariah Islam adalah berdasarkan ajaran asas yang terdapat dalam al-Quran dan al-Sunnah. Nilai akidah ialah nilai yang berupa beberapa perkara untuk diyakini dengan hati menjadi benar, yang membawa ketenangan jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak bercampur dengan keraguan.

METODE PENELITIAN

  • Sifat Penelitian

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pengertian tersebut maka jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi nonpartisipatif, untuk mengetahui bagaimana metode dakwah menanamkan nilai-nilai Islami pada santri di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan satu arah, artinya pertanyaan datang dari orang yang diwawancarai dan jawabannya diberikan oleh orang yang diwawancarai. Metode yang digunakan peneliti adalah wawancara semi terstruktur atau wawancara mendalam yang memiliki tujuan lebih bebas dalam praktiknya dan digunakan untuk memperoleh data metode dakwah dalam menanamkan nilai-nilai Islami pada peserta didik.

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen.31 Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen berupa buku, majalah, jurnal, dll.32. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, maka diperlukan bahan pendukung dari literatur yang membahas tentang metode dawat yaitu dengan mencari dokumen di perpustakaan dan data yang tersedia di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga.

Teknik Penjamin Keabsahan Data

Membandingkan data dari metode yang sama dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teori lain untuk mengkaji data dengan tujuan menginterpretasikan perbandingan. Bandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan gunakan peneliti atau pengamat lain untuk mengoreksi data saat Anda mengumpulkan data.

Teknik Analisis Data

Pondok Pesantren Sunan Kalijaga

  • Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sunan Kalijaga
  • Visi Misi Pondok Pesantren Sunan Kalijaga
  • Fasilitas Pondok Pesantren Sunan Kalijaga
  • Struktur Organisasi Pondok Pesantren Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki tenaga pengajar sebanyak 8 ustadz dan ustadzah, yaitu 4 ustadz dan 4 ustadzah.

Metode Dakwah Yang Diterapkan Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Dalam Penanaman Nilai-Nilai Keislaman Santri

Mereka mengatakan bahwa mereka sangat antusias dengan orang Sunda untuk mendengarkan dan mempelajari nilai-nilai Islam yang mereka ajarkan, sekaligus belajar bahasa lain. Agar mereka bisa mengerti, biasanya kami para staf pengajar memberikan arti atau terjemahan dari apa yang kami sampaikan dalam bahasa sunda dalam bahasa Indonesia yang mudah mereka pahami. Salah satunya adalah penggunaan bahasa Sunda yang sebagian besar siswanya adalah orang Jawa dan menurut mereka proses pembelajaran/penerapan nilai-nilai Islam cukup menarik karena selain dapat memahami dan mengetahui pengetahuan baru tentang nilai-nilai Islam, siswa juga akan mendapatkan kosa kata dengan bahasa baru yaitu bahasa sunda.

Selain itu, dewan asatidz asatidzah dengan senang hati memberikan terjemahan seperti itu jika sudah selesai menggunakan bahasa Sunda. Namun disisi lain, ada juga siswa yang masih merasa sedikit bingung karena penggunaan bahasa sunda. Karena memang bukan bahasa sehari-hari para pelajar dan bahasa Sunda masih tergolong baru bagi sebagian pelajar.

Penerapan metode al-mujJadi dilakukan oleh pondok pesantren Sunan Kalijaga melalui diskusi dan tanya jawab yang dilakukan majelis asatidz kepada para santri dalam proses pembelajaran dan pengenalan nilai-nilai Islam. Namun penggunaan bahasa sunda untuk menyampaikan nilai-nilai keislaman yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Sunan Kalijaga kurang efektif dalam penggunaannya karena mayoritas santrinya memang orang Jawa, walaupun sebenarnya tidak setiap saat penggunaan bahasa sunda digunakan. Alangkah baiknya jika proses pengiriman dengan bahasa sunda dilakukan lebih lambat dan tidak terlalu cepat.

Dan Pondok Pesantren Sunan Kalijaga sudah seharusnya memberikan materi atau mengenalkan kosa kata dalam bahasa sunda sebelum mulai menanamkan nilai-nilai keislaman dalam bahasa sunda agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap nilai-nilai keislaman yang diajarkan.

Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat metode dakwah Pondok Pesantren Sunan Kalijaga

  • Faktor Pendukung a. Faktor Keluarga
  • Faktor Penghambat

Salah satu yang mendukung metode dakwah kami adalah karena para santri memiliki keluarga yang sangat mendorong mereka untuk mempelajari nilai-nilai Islam, Mbak. Sehingga dorongan inilah yang memudahkan kita dalam menerapkan metode dakwah kepada para santri”48. Dengan faktor-faktor yang kuat tersebut dapat mendukung pesantren untuk menerapkan metode dakwah untuk mengajarkan nilai-nilai Islam yang dibawa santri.

Selain keluarga, kepribadian setiap siswa juga berperan dalam proses penanaman nilai-nilai Islam. Tanpa adanya keinginan yang kuat dari para santri untuk mempelajari nilai-nilai Islam, maka pesantren tidak dapat menerapkan metode dakwah dengan benar. Kami sadar Bu, tanpa kemauan yang kuat dari masing-masing, usaha keluarga yang sangat kuat tentu saja akan sia-sia.

Untungnya, para siswa di sini juga memiliki keinginan yang besar untuk mempelajari nilai-nilai Islam, sehingga mereka pun demikian. Tentunya hal ini sangat mengganggu proses pengajaran nilai-nilai Islam yang berlaku, karena siswa tidak dapat berkonsentrasi. Meskipun pihak Asrama telah memberikan peraturan untuk tidak membawa handphone selama proses pembelajaran, namun masih ada siswa yang melanggar peraturan tersebut.

Simpulan

Saran

Seharusnya pihak Pondok Pesantren melaksanakan proses penerapan nilai-nilai Islam dalam bahasa Sunda dengan sangat baik dan tidak tergesa-gesa, sehingga para santri dapat memahami nilai-nilai Islam yang diajarkan dalam bahasa Sunda. Alangkah baiknya jika pihak pondok pesantren sebelum proses penanaman nilai-nilai keislaman dalam bahasa sunda memberikan pengarahan tentang kosakata bahasa sunda yang akan digunakan, agar para santri yang masih mengalami kebingungan dapat memahami dengan pasti arti dari ajaran islam tersebut. nilai-nilai yang diajarkan. Asrama Islam harus dapat menindak tegas santri yang melanggar dengan membawa handphone selama proses penanaman nilai-nilai Islam.

DAFTAR PUSTAKA

INTERVIEW (WAWANCARA)

  • Kisi-Kisi Interview dengan Pengasuh Pondok Pesantren Sunan KalijagaTentang Metode Dakwah Nilai-Nilai Keislaman Dan
  • Kisi-Kisi Interview dengan dewan asatid/asatidzah di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Tentang Metode Dakwah dan Nilai-

Apakah waktu yang digunakan dalam proses penanaman nilai-nilai Islam cukup memadai bagi siswa (khususnya siswa yang tidak hidup) untuk memahami materi yang disampaikan? Dan apakah bahasa sunda selalu digunakan dalam proses penanaman nilai-nilai keislaman tersebut atau hanya pada waktu-waktu tertentu saja? Metode dakwah seperti apa yang diterapkan pondok pesantren ini untuk menanamkan nilai-nilai keislaman bagi para santri, khususnya santri yang tidak hidup (santri bat) dan bagaimana penerapannya.

Apakah siswa khususnya siswa batting mampu menyerap dengan baik nilai-nilai keislaman yang diajarkan? Saya melihat proses penanaman nilai-nilai Islam di pondok pesantren ini dengan menggunakan bahasa daerah selain bahasa sehari-hari para santri. Apakah ada faktor-faktor yang menghambat proses penanaman nilai-nilai keislaman pada anak didik yang tidak hidup.

Adakah faktor-faktor yang mendukung proses penanaman nilai-nilai keislaman pada siswa yang tidak hidup? Pada hari dan jam berapa proses pengenalan nilai-nilai Islam, khususnya bagi siswa yang tidak hidup dimulai? Dan apakah penggunaan bahasa sunda selalu diterapkan dalam setiap proses penanaman nilai-nilai Islam ataukah hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

Apakah Anda suka jika terkadang penyampaian nilai-nilai Islam di pesantren ini menggunakan bahasa Sunda?

OBSERVASI

DOKUMENTASI

Jika memang siswa tidak tinggal di asrama Islam, maka pada hari dan jam berapa siswa mulai mempelajari nilai-nilai Islam. Bahkan ada yang sangat tertarik untuk mempelajari nilai-nilai keislaman yang diajarkan dengan menggunakan bahasa sunda ini. 9 Apakah ada faktor-faktor yang mendukung proses penanaman nilai-nilai keislaman pada siswa non hayat?

Menurut Anda, apakah waktu yang diberikan cukup untuk memahami dan memahami nilai-nilai Islam yang disajikan? Apakah penggunaan bahasa sunda selalu dipraktikkan dalam setiap proses penanaman nilai-nilai Islam ataukah hanya di dalam saja. 9 Apakah anda kesulitan memahami nilai-nilai Islam tersebut jika proses penyampaiannya menggunakan bahasa sunda, apalagi jika anda bukan orang sunda?

10 Apakah Anda ingin jika penyebaran nilai-nilai Islam di asrama Islam ini menggunakan bahasa Sunda? Apakah penggunaan bahasa sunda selalu diterapkan dalam setiap proses pengenalan nilai-nilai Islam ataukah hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Apakah penggunaan bahasa sunda selalu diterapkan dalam setiap proses pengenalan nilai-nilai Islam atau hanya sesekali saja?

Apakah penggunaan bahasa sunda selalu diterapkan dalam setiap proses pengenalan nilai-nilai Islam atau hanya itu saja? Saya suka, karena dengan metode-metode tersebut saya bisa lebih memahami tentang nilai-nilai Islam yang disampaikan. Apakah penggunaan bahasa sunda selalu diterapkan dalam setiap proses pengenalan nilai-nilai Islam ataukah hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang ditemukan peneliti bahwa Strategi Pendidik dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Santri di Pondok Pesantren Nurul Iman Kabupaten Kapuas