• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII - Repositori STKIP PGRI Sidoarjo"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Media demonstrasi yang menjadi sasaran adalah perangkat-perangkat yang digunakan untuk proses pembelajaran model Think Talk Write (TTW) seperti penggaris, busur, metode pembelajaran materi konstruksi tata ruang dari topi tidur dan tusuk sate bambu, dan lain-lain. Angket ini digunakan untuk melihat respon siswa setelah menyelesaikan pembelajaran tertulis model think-talks (TTW) matematika. Tahap pelaksanaannya berdasarkan RPP yang telah dibuat, sehingga pada saat penelitian peneliti berperan sebagai pendidik di kelas dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran pembelajaran model percakapan tertulis.

Guru membagikan bahan bacaan dalam bentuk lembar soal yang berisi petunjuk dan tata cara yang harus diikuti, siswa mengerjakan lembar soal, kemudian guru meminta siswa meninjau ulang aturan yang harus diikuti pada lembar soal dan membuat catatan pada lembar soal tersebut. nama grup. Dari kelompok yang ada tidak ada siswa yang bersedia presentasi, maka guru mengambil langkah menunjuk dua orang wakil kelompok untuk menampilkan hasil kerja diskusi kelompoknya yaitu kelompok 2 dan 4. Model siswa adalah menampilkan hasil kerja kelompok diskusi menyajikan hasil tertulis pada lembar kerja mereka. Peneliti dan guru bekerja sama membagikan LKS dan media demonstrasi kepada anggota kelompok.

Tujuan mengamati kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan terfokus pada apakah siswa mempunyai kendala dalam memahami petunjuk dalam buku teks, apakah siswa menggunakan sumber lain pada saat pembelajaran, atau apakah siswa mempunyai kendala pada saat berdiskusi, bagaimana caranya. permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi. mengatasi apakah siswa menyelesaikan soal secara efektif dan cermat, bagaimana mereka menyajikan hasil diskusi melalui presentasi, dan bagaimana siswa menyikapi hasil presentasi ketika siswa menampilkannya di depan kelas. Model siswa melakukan presentasi dengan cara menulis di papan tulis kemudian membacakan hasil diskusi pada lembar kerja siswa. Berdasarkan observasi pada siklus I, kemandirian belajar siswa menunjukkan persentase sebesar 47% pada pertemuan pertama, dan pada pertemuan kedua. .

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terlaksana dengan cukup baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bagaimana penerapan pembelajaran matematika melalui strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIIIC MTs. Hal ini terlihat berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi kemandirian belajar dan keterlaksanaan pembelajaran, hasil angket kemandirian belajar siswa dan angket respon siswa serta hasil nilai tes siklus I dan II. Berdasarkan data dan fakta yang terjadi selama penelitian peningkatan pembelajaran, serta melihat tabel hasil belajar siswa dari tahap data pra tindakan pada mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa terdapat persentase siswa yang tidak mencapai target. sasaran hasil belajar yang tuntas.

Hasil penelitian menunjukkan persentase siswa yang nilainya mencapai kesempurnaan mencapai 19%, yaitu sebanyak 4 siswa dari 21 siswa, dibandingkan siswa yang tidak mencapai kesempurnaan, sebanyak 81% dari total 17 siswa. Aspek berpikir yang meliputi memikirkan secara cermat suatu masalah, memikirkan langkah-langkah atau kemungkinan jawaban, mengemukakan gagasan/pendapat/gagasan dalam bahasa sendiri, dan menuliskan langkah-langkah penyelesaian setiap catatan dalam bahasa sendiri, meningkat sebesar 25% dari 63 %. menjadi 88%. Aspek berbicara yang terdiri dari berbicara dan/atau berkomunikasi dan berdiskusi dalam kelompok, bertukar pikiran/sharing dengan teman dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi, ditingkatkan sebesar 25%. dari 62%.

Aspek penulisan yaitu menuliskan hasil diskusi kelompok pada lembar terlampir, koreksi keakuratan jawaban hasil diskusi kelompok mengalami peningkatan sebesar 26% dari 63% menjadi 89%. Rendahnya pencapaian kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran matematika mungkin dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran matematika, meskipun faktor lain seperti minat, kemampuan siswa sendiri seperti kecerdasan dan kreativitas juga mungkin menjadi penentunya. Berdasarkan data tabel kemandirian belajar siswa terjadi peningkatan sekitar rata-rata berkisar 22 – 30% pada siklus II dengan memperhatikan jumlah nilai ideal dan kemandirian belajar siswa, hal ini disebabkan siswa dalam berdiskusi mempunyai sifat komunikatif dan kreatif. berpikir antar teman dalam satu kelompok, secara mandiri Dengan cara ini siswa dapat mengaktifkan dan mempertahankan pendapat atau pemikirannya berdasarkan temuannya sendiri, yang kemudian dikembangkan dalam diskusi kelompok.

Dalam hal kemandirian belajar, siswa dapat menemukan solusi atas pertanyaan yang diberikan guru dalam diskusi, siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan komunikasi dengan temannya serta mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam berpikir kreatif. Persentase hasil peningkatan kemandirian belajar siswa berdasarkan aspek kemandirian belajar siswa akan disajikan lebih jelas pada diagram 4.4. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah, berkembangnya kemampuan berpikir kreatif siswa, secara berkelompok siswa akan melibatkan diri dan aktif berkomunikasi dengan guru, teman dan dirinya sendiri yang mencerminkan kemandirian belajar.

Selain peningkatan nilai observasi dan ujian, nilai tes siklus juga meningkat dari Siklus I ke Siklus II. Kesiapan siswa pada Siklus II melebihi batas kemahiran minimal yang ditetapkan yaitu 76% dari jumlah siswa yang mencapai kemampuan belajar individu di kelas. Informasi tambahan mengenai peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes Siklus I dan II disajikan pada Tabel 4.12 dan 4.13 di bawah ini.

Pada setiap awal pertemuan, guru selalu menyajikan topik permasalahan baru yang terdapat dalam LKS, yang harus dikerjakan siswa dalam kelompoknya masing-masing.

Diagram  4.4  Nilai Tes Siklus Siswa
Diagram 4.4 Nilai Tes Siklus Siswa

Gambar

Diagram  4.4  Nilai Tes Siklus Siswa

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pada model pembelajaran TTW berbasis Assessment for Learning (AfL) melalui penilaian teman sejawat, TTW maupun model pembelajaran konvensional, siswa dengan

Analisis data instrumen validator adalah (1) menghitung skor maksimum untuk semua aspek yang diamati menurut penskoran pada lembar instrumen yang telah dibuat,

Analisis data instrumen validator adalah (1) menghitung skor maksimum untuk semua aspek yang diamati menurut penskoran pada lembar instrumen yang telah dibuat,

Skripsi dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Siswa Kelas VIII MTs.. Al-Akbar Senepo Slahung

Rata-rata hasil observasi sikap percaya diri siswa diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan strategi Think, Talk, Write, pada siklus I jumlah rata-rata yang

Analisis data tentang ketercapaian KKM dilakukan dengan membandingkan persentase jumlah peserta didik yang mencapai KKM pada skor dasar dengan jumlah peserta didik

Tabel 4.5 Efektivitas Pembelajaran Tipe Make A Macth No Kriteria Efektifitas Skor Keterangan 1 Aktifitas Guru 3.6 Sangat Baik 2 Aktifitas Siswa 61%, Aktif 3 Hasil Kemampuan Siswa

Hasil penelitian, keadaan sebelum perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai ≥ 70 baru mencapai 10 orang 29.41%, pada siklus I yang