• Tidak ada hasil yang ditemukan

Moderasi Beragama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Moderasi Beragama"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

Ilmuwan, akademisi, dan pemerintah harus menjadikan media sosial sebagai ruang dialog tentang moderasi beragama. Dialog tentang moderasi beragama bisa dihidupkan di media sosial untuk melawan pesan-pesan fanatisme yang membanjiri media sosial.

Pengertian Interpretasi Outsider

Secara umum eksternalisasi identik dengan penggunaan makna-makna asing yang muncul dalam upaya mempengaruhi suatu kelompok sosial. Interpretasi eksternal selalu menekankan pada eksperimentasi, bahkan menggunakan peniruan makna yang dipahami dari pemahaman pengetahuan lain. Kelas itu sendiri dan kelas itu sendiri dibentuk sedemikian rupa sehingga yang eksternal membentuk ekstrem-ekstrem baru.45 Penafsiran eksternal menghilangkan keadilan dalam praktik.

Tafsir eksternal cenderung jauh dari hakikat makna, hanya iman (kepastian keyakinan diri) yang tumbuh dan berkembang atas dasar kebiasaan.48 Tafsir eksternal tidak memiliki otoritas yang mengikat umat Islam mengenai nilai-nilai Islam dan syariah. yang dikomunikasikan karena tidak ada argumentasi yang berbobot, kebaikan yang terkadang dominan mengundang perbedaan.49 Keberadaan orang asing seringkali menandainya sebagai pribadi di luar konteks, karena kelayakan dan kelayakan diukur atas dasar keterwakilan. .

Moderasi dalam Perspektif Outsider

54 Ali Muhammad Shallabi, Wasathiyah Dalam Al-Qur'an: Nilai Moderasi dalam Al-Qur'an, terjemah. Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa Ummatan Wasathan dalam Surat al-Baqarah 143 tidak bisa dibandingkan secara internal dengan umat saat ini. 57 Ali Muhammad Shallabi, Wasathiyah Dalam Al-Qur'an: Nilai Moderasi dalam Al-Qur'an, terjemah.

59 Ali Muhammad Shallabi, Wasathiyah dalam Al-Qur'an: Nilai Moderasi dalam Al-Qur'an, terj.

Modernitas dalam Dimensi Outsider

Pentingnya rasionalitas dalam menafsirkan dunia melalui nilai-nilai yang diperoleh dari analisis sejarah mengevaluasinya sebagai penilaian pengalaman yang tidak terbatas. Menurut Max Weber, rasionalitas dan sekularisasi dalam segala bidang kehidupan, mulai dari pola perilaku hingga sistem ekonomi dan negara, merupakan ciri khas modernitas. Manusia pada akhirnya wajib memilih nilai-nilai tak terhingga tersebut (the infinity of values).99 Hal ini secara implisit menunjukkan bahwa nilai-nilai tersebut menjadi sasaran individu ketika mengambil keputusan (self-decision) yang termasuk dalam decisionisme.

99 Max Weber, Ekonomi dan Masyarakat..., hal. 18. introspeksi diri) harus terlebih dahulu memahami eksistensi diri di tengah masyarakat, keluarga dan tempat kita tinggal. berakhir pada kebebasan individu. untuk Tuhan (individualisme dunia batin) atau pilar lain dari institusi bebas. 101.

Sekilas Perkembangan Filsafat Cina

Seabad yang lalu mereka masih menyukai cara hidup dan cara berpikir nenek moyang mereka. Keinginan ini mengandung keyakinan bahwa setiap orang harus memilih kebenaran, kebaikan dan keindahan bagi dirinya sendiri.108 Jelas bahwa tujuan filsafat Tionghoa adalah memperbaiki dan menyeimbangkan hubungan manusia. Filosofi Cina lebih menekankan pada kehidupan sekarang, bukan pada akhirat (dengan kata lain).

Keenam, adanya keinginan untuk mengetahui segala sesuatu yang menjadi ciri pemikiran filsafat pada umumnya, seperti halnya filsafat Cina.

Konsep Metafisika Taoisme

Kerana ia sentiasa berpusing dan bertukar tempat, bertentangan hanyalah peringkat roda pusingan. Untuk Fun Yu Lan, Tao ialah sesuatu yang mengandungi perkara yang keluar daripada tiada untuk wujud. Kemudian agama Hindu mula diyakini oleh masyarakat India dan seterusnya merebak ke pelbagai negara di dunia.

Setiap penganut agama Hindu harus membaca kitab suci Weda dalam kehidupan sehari-harinya, banyak pujian di dalamnya.

Abrahamic Religion Membuka Mata Kajian

Nabi Ibrahim memiliki kekhasan mengetahui dan mengetahui Tuhan Yang Maha Esa dengan logikanya. Sementara itu, teori agama Ibrahim paling kuat memberikan pernyataan tentang agama yang mudah diterima oleh para peneliti studi agama. Agama Ibrahim membuat agama-agama yang tadinya tergolong agama budaya kini bersyukur masih memiliki genetika yang sama dengan Nabi Ibrahim.

Pembagian ini menawarkan perubahan cara pandang terhadap agama Hindu, menawarkan pemahaman bahwa jika Hindu memang agama tertua di dunia dan masih eksis hingga sekarang, mengajarkan monoteisme, maka masih selaras dengan genetika ketuhanan Nabi Ibrahim. .

Agama Hindu Tertua di Dunia

Umat ​​Hindu juga terdapat di Eropa dengan komunitas terbesar di luar Britania Raya, yaitu di Belanda dengan 160.000 pemeluk.126 Penyebaran agama Hindu ada di seluruh dunia dan telah berlangsung selama ribuan tahun. Penganutnya dan kitab suci agama Hindu yang bertahan selama ribuan tahun patut dihormati, karena banyak agama telah kehilangan pengikutnya dan kitab suci terpentingnya, pengaruh waktu yang bertahan lama. Di Indonesia, agama Hindu sudah ada sebelum Islam, dan memiliki kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit dan lainnya di Nusantara.

Tentu saja, agama Hindu memberikan landasan ajarannya dalam membangun negara menuju kehidupan yang baik dan kemudian dianggap modern.

Ketuhanan Agama Hindu

Terdapat lebih daripada 800 juta orang Hindu di dunia hari ini, dan komuniti Hindu tersebar di lebih daripada 160 negara. Darjah iman dalam agama Hindu ialah percaya kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Yang Maha Kuasa penciptaan, pemeliharaan dan pemusnahan segala sesuatu di dunia. Darjah iman dalam agama Hindu ialah percaya kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Yang Maha Kuasa penciptaan, pemeliharaan dan pemusnahan segala sesuatu di dunia.

Manusia hanya dapat mengetahui alam karena alam dapat ditangkap oleh panca indera manusia.129 Sang Hyang Widi juga merupakan sistem ketuhanan yang telah lama ada di Indonesia, terutama di negara-negara di Indonesia yang menganut agama Hindu.

Muspa dalam Agama Hindu

Persatuan manusia dengan Tuhan tidak dapat dengan mudah dipahami dengan menjelaskan banyak dewa dalam agama Hindu. Sholat dalam keadaan sunyi dan menyendiri tanpa imam yang membimbing sholat saat mengerjakan muspa. Jika Anda tidak bisa membaca bahasa Sansekerta, lakukan Muspa dengan niat tulus berdoa dalam bahasa yang Anda mengerti, karena Tuhan tahu semua jenis bahasa.

Ketika mereka ingin pergi ke keramat merah, mereka pergi sembahyang dan sembahyang di keramat merah, dan seterusnya, sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan.

Sumber Pengetahuan Hindu

Yajur Veda, yang berisi mantra dalam bentuk prosa, banyak digunakan dalam upacara pengorbanan Hindu. Sumber lain adalah bahwa umat Hindu belajar dan memperoleh pengetahuan melalui observasi pengalaman, atau yang bersifat empiris, sebagai bekal untuk maju ke kehidupan modern. Secara ilmiah, penggunaan intuisi masih sulit diterima, meskipun kecenderungan Barat saat ini tidak dapat melupakan peran sumber pengetahuan dari intuisi.

Dengan adanya kitab suci, sumber pengetahuan indrawi dan sumber pengetahuan intuisi, masyarakat Hindu India bergerak menuju modernitas.

Agama Hindu di Era Modern

India sebagai contoh negara asal agama Hindu memiliki lapisan-lapisan kasta, antara lain Brahman, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Agama Hindu melalui Kitab Suci Veda, yang merupakan sumber kebenaran abadi yang telah mengalir di sungai selama berabad-abad, melintasi wilayah yang luas. Sebagai orang Timur, termasuk umat Hindu yang berasal dari Timur, agama telah menjadi landasan moral bahkan sejak ia hidup dan memasuki era modern.

Agama Hindu mengajarkan banyak rumusan etika untuk mereduksi keberadaan kejahatan demi kebahagiaan dan kesempurnaan manusia yang damai dalam kehidupan di bumi dan di surga.

Moral Hindu dalam Era Digital

Di zaman modern dan berlanjut ke zaman digital yang sangat praktis, umat Hindu juga mengalami tahapan perubahan zaman ini. Umat ​​Hindu juga berkeyakinan untuk ikut serta dalam kegiatan sosial dan mengutamakan moral/etika untuk memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan dalam pembangunan yang lebih baik lagi khususnya di Indonesia. Melalui Brahma yang merupakan sumber ilmu, ia meminta kemauan dan usaha umat Hindu untuk kemajuan 2.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa al-Razi adalah seorang filosof Islam yang rasionalis dan sangat menjunjung tinggi akal.

Riwayat Hidup Al-Razi

Tempat Al-Razi menimba ilmunya ialah sebuah sekolah perubatan di Tabaristan atau Hyrcania yang terkenal pada masa itu. Kepakaran Al-Razi dalam bidang perubatan di kota kelahirannya menyebabkan beliau diamanahkan oleh Al-Mansur bin Ishak sebagai pengarah Hospital Rayy. Selepas kematian khalifah Muktafi pada tahun 295 Hijriah, al-Razi mengembara untuk pulang ke kota Rayy, di mana dia menyuruh murid-muridnya belajar bersamanya.

Dari metode pengajaran yang digunakan al-Razi seperti ini, menunjukkan kepada kita bahwa murid-muridnya bisa menjadi ahli kedokteran.

Karya-karya Al-Razi

Ada informasi yang mengatakan bahwa dia menolak untuk dirawat karena katarak, menurutnya dia melihat banyak hal di dunia, sehingga mata al-Razi tidak bisa lagi memandangnya. Selain karya-karyanya, al-Razi bergema di bidang kedokteran, fisika, astronomi, matematika dan kimia, serta karyanya tentang filsafat. Beberapa karyanya dihimpun oleh para pengikutnya yang mengkritiknya, misalnya Abu Hatim sangat agresif mengomentari pandangan-pandangan Al-Razi, sehingga dianggap sebagai pengkritik paling kritis terhadap pemikiran-pemikiran al-Razi159.

Tulisan Al-Razi berkaitan dengan pandangan Abu Hatim tentang kenabian yang bertajuk seperti yang disebutkan di atas ialah Al-Makharik Al-Anbiyak Al-Mutanabbiin160 dan Al-Naqdu Al-'Adyan fi Al-Nubuwwah161.

Pemikiran al-Razi

Al-Razi menolak konsep kenabian dan wahyu karena dalam pandangannya segala sesuatu yang masuk akal pastilah logis. Lima Filsafat Abadi yang dikemukakan oleh Al-Razi adalah bahwa ada lima prinsip abadi yang mendahului segala sesuatu. Di sini menurut al-Razi, jiwa adalah ruh dan sifatnya abstrak, tidak berbentuk maupun berbentuk.

Menurut al-Razi, jiwa harus tetap berada di dunia material, tidak dapat disucikan oleh filsafat.

Menuju Masyarakat Berwawasan Moderasi

Bagaimana menjadikan wawasan moderasi beragama ini dalam perspektif masyarakat Indonesia secara keseluruhan, jelas merupakan tantangan yang sulit diwujudkan. Kementerian Agama sebagai leading sector yang khusus meliput moderasi beragama sangat memahami tantangan ini. Untuk mewujudkan wawasan moderasi beragama dalam realitas kehidupan, setidaknya diperlukan upaya maksimal untuk menyelidiki akar penyebab munculnya ekstremisme agama.

Padahal, wawasan moderasi beragama ini selalu mengandaikan sikap dan kebijakan yang seimbang, adil, dan bijaksana.

Kedudukan Fatwa

Kewibawaan dan fungsi Ulama Aceh semakin menguat setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan QanunAceh Nomor 2 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Ulama yang memperkuat posisi MPU Aceh sebagai mitra sejajar dari pemerintah Aceh dan DPR Aceh dalam pengelolaan, pembangunan dan syariat Islam. Terkait keanggotaan MPU Aceh dalam Qanun Aceh edisi 8 tahun 2014 disebutkan terdiri dari ulama dan cendekiawan muslim. Sedangkan intelektual muslim adalah ilmuwan yang berintegritas moral dan mendalami ajaran Islam.

Dalam hal memajukan dan melindungi keimanan umat Islam lainnya, kewenangan MPU dalam mengeluarkan fatwa terhadap kegiatan atau aliran yang diyakini menyimpang atau tidak sesuai dengan akidah ahlussunnah wal jama’ah dijelaskan dalam Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2015. tentang tuntunan dan perlindungan akidah.

Ulama Ditinjau dari Teori Peran Aktor

Aktor-aktor ini seringkali bisa sangat membantu, sehingga hubungan dengan para aktor ini harus dijaga dengan baik; (2) aktor dengan tingkat kepentingan dan kekuasaan yang tinggi tergolong sebagai pemain kunci. Aktor-aktor ini harus dipantau dan dikomunikasikan dengan baik; dan (4) aktor dengan tingkat kepentingan yang rendah tetapi kekuasaan yang tinggi diklasifikasikan sebagai kontestan. Stakeholder yang disebutkan di atas oleh peneliti merupakan stakeholder sekunder, yaitu pihak yang memiliki kepentingan tidak langsung atau pihak yang bergantung pada fatwa MPU Aceh.

Sedangkan MPU Aceh merupakan kelompok dalam stakeholder primer, yaitu sebagai pihak yang memiliki kepentingan langsung.

Konsep Aqidah Islam

Mulai dari sesat, merusak kerukunan umat beragama, di luar ahlussunnah wal jamaah, menyimpang dari ajaran Islam, hingga dicurigai sesat/memecah belah.

Konklusi Aqidah dan Moderasi Beragama di Aceh 128

Antara ekstrim kanan dan ekstrim kiri, liberalisme yang berlebihan, manifestasi dari ekstrim kiri, menjadi tantangan untuk mencapai moderasi beragama di Aceh. Pengesahan Qanun Aceh Nomor 8 Tentang Pembinaan dan Perlindungan Akidah Tahun 2015 menjelaskan kewenangan MPU Aceh. 26 Abidin Nurdin, “Reposisi Peran Ulama dalam Penerapan Syariat Islam di Aceh.” Jurnal Al-Qalam, vol.

Abidin Nurdin, “Reposisi Peran Ulama dalam Implementasi Syariat Islam di Aceh.” Jurnal Al-Qalam, vol.

Referensi

Dokumen terkait

Di lembaga pendidikan seperti sekolah, kurikulum yang memuat nilai moderasi beragama adalah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).. Diharapkan mata pelajaran