• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR KLANDASAN MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB DENGAN DROP PANEL DAN SHEAR WALL - Repository ITK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR KLANDASAN MENGGUNAKAN METODE FLAT SLAB DENGAN DROP PANEL DAN SHEAR WALL - Repository ITK"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Struktur rangka ruang adalah suatu struktur atap yang batang-batang bajanya diikat dua arah dengan sambungan yang dijepit dan kaku. Prinsip space frame adalah susunan elemen batang dalam rangkaian segitiga yang membentuk suatu komposisi yang utuh. Space frame dengan model grid dua lapis terdiri dari dua bidang yang membentuk lapisan atas dan bawah secara paralel dan dihubungkan oleh elemen vertikal dan diagonal.

Desain kapasitas elemen baja mengacu pada SNI 1729:2015 untuk setiap jenis elemen yaitu elemen tekan, elemen tarik, elemen fleksibel. Berdasarkan SNI 1729:2015 Pasal G6, untuk memeriksa kuat geser PSB bulat digunakan persamaan sebagai berikut: PSB Melingkar (SNI 1729:2015 Pasal G6). SNI 1729:2015 yang mengatur tentang desain las mengacu pada peraturan American Welding Society (AWS) D1.1/D1.1M tentang Kode Pengelasan Struktural – Baja.

Penggunaan sekrup ini harus sesuai dengan pasal J3 standar SNI 1729:2015 yang mengacu pada spesifikasi sambungan struktur dengan menggunakan sekrup ASTM A325 atau A490 yang dikeluarkan oleh Dewan Penelitian. 19 Dalam Pasal J3.5 SNI 1729:2015, jarak maksimum dari bagian tengah setiap sekrup ke tepi terdekat harus 12 kali tebal bagian yang akan disambung untuk perhitungan, tetapi tidak boleh melebihi 150 mm.

Beton

Rancangan kekuatan baut terdiri dari kuat tarik, kuat geser, kuat tumpu serta kombinasi gaya tarik dan geser pada sambungan jenis tumpuan. Kombinasi gaya tarik dan geser pada sambungan tipe tumpuan (Spesifikasi Sambungan Struktural Menggunakan Baut ASTM A325 atau A490 Persamaan 5.2).

Struktur Beton Bertulang

Beton digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan karena mempunyai banyak keunggulan antara lain kemudahan dalam pengecoran, tahan terhadap api, kuat tekan, dan kemampuan menuang pada tempatnya. 21 Struktur bangunan beton bertulang pada umumnya mempunyai beberapa komponen seperti pelat, balok, kolom dan pondasi.

Pelat

Definisi Pelat

Perencanaan Pelat

Karena momen lentur hanya bekerja 1 arah yaitu searah bentang-L (lihat gambar dibawah), maka tulangan utama juga dipasang 1 arah searah bentang-L. Komponen struktur kekuatan yang tidak ditopang atau disambung pada partisi atau konstruksi lainnya dapat rusak akibat lendutan yang besar. Konstruksi Konstruksi pelat dua arah adalah pelat dengan tulangan utama 2 arah. Hal ini terjadi jika pelat beton memikul beban berupa momen lentur pada bentang 2 arah.

Namun pelat pada daerah gelagar hanya menerima momen lentur satu arah saja, sehingga tulangan utama dan tulangan pemisah masih terletak pada daerah gelagar seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Dalam perencanaan pelat, perlu diperhatikan lendutan dimana nilai lendutan yang terjadi tidak melebihi lendutan maksimum yang diijinkan. Jenis komponen struktur Lendutan yang perlu diperhatikan Batas defleksi Atap datar tidak ditopang atau tidak ditopang.

Struktur atap atau lantai yang menopang atau menyambung dengan komponen nonstruktural yang dapat rusak akibat lendutan yang besar. Suatu struktur atap atau lantai yang menopang atau menyambung dengan komponen nonstruktural yang tidak dapat rusak oleh lendutan yang besar.

Flat Slab

Definisi Flat Slab

Perencanaan Flat Slab

Drop Panel

Definisi Drop Panel

Perencanaan Drop Panel

Dinding Geser (Shear Wall) 1. Definisi Dinding Geser

Perencanaan Dinding Geser

Dinding gelongsor yang berfungsi untuk menahan daya sisi, tidak boleh runtuh kerana daya sisi, kerana apabila dinding gelongsor runtuh akibat daya sisi, keseluruhan struktur bangunan runtuh, kerana tiada unsur struktur penyokong sisi. Pasal 22.6.6.2 SNI 2847:2013 menyatakan bahwa ketebalan dinding, kecuali dinding luar ruang bawah tanah dan dinding pondasi, tebal dinding yang disambung, tidak boleh kurang dari 1/24 dari tingginya. atau panjang tidak tertumpu, yang mana lebih pendek atau tidak boleh lebih kecil daripada 140 mm.

Balok

Definisi Balok

Bentang gantung merupakan balok sederhana yang ditopang oleh lugs dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada titik nol. Balok kontinu dibentang terus menerus pada lebih dari dua kolom penyangga untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih kecil dibandingkan rangkaian balok terputus-putus dengan panjang dan beban yang sama. Dalam buku Reinforced Concrete Design Volume 1 karya Jack McCormac Bab 3 distribusi tegangan pada balok seperti terlihat pada Gambar 2.14.

Dalam perencanaan tulangan lentur direncanakan balok beton bertulang dimana kuat lentur balok akibat beban ultimit harus sama dengan atau lebih kecil dari momen hambatan teoritis atau momen hambatan nominal suatu penampang. Gaya mendatar pada balok tekan (C) dan gaya mendatar pada tulangan (T) direncanakan sama dengan persamaan berikut. Karena tulangan baja akan luluh sebelum beton mencapai kekuatan ultimatnya, maka nilai Mn dapat dituliskan sebagai:

Perencanaan Balok

Kolom

Definisi Kolom

Dalam buku Reinforced Concrete Design Volume 1 karya Jack McCormac dijelaskan pada bab 8.3 bahwa kapasitas beban aksial kolom ditentukan dari kuat ultimit kolom. Batasan persentase tulangan memanjang pada kolom diatur dalam ACI Rule 10.9.1 dengan ketentuan persentase tulangan tidak boleh kurang dari 1% luas penampang bruto kolom dan tidak boleh lebih besar dari 8 % dari luas penampang bruto.

Perencanaan Kolom

Untuk elemen kolom yang menerima gaya aksial dan lentur, kolom harus didesain mampu menahan kedua gaya tersebut. Gambaran umum kekuatan kolom dapat dilihat dari interaksi antara kuat tekan dan kuat lentur suatu desain kolom yang digambarkan dalam bentuk diagram interaksi P-M.

Sistem Rangka Pemikul Momen

Sistem Dinding Struktural

Sistem dinding ini mempunyai tingkat keuletan yang terbatas dan hanya boleh digunakan untuk konstruksi struktur yang tunduk pada desain seismik maksimum kategori C. Sistem dinding ini pada prinsipnya mempunyai tingkat keuletan penuh dan sebaiknya digunakan untuk konstruksi struktur yang tunduk pada kategori desain seismik D, E dan F.

Sistem Ganda pada Struktur Bangunan Tahan Gempa

Tangga

Definisi Tangga

Perencanaan Tangga

Ramp

Definisi Ramp

Perencanaan Ramp Parkir

Pondasi

Definisi Pondasi

Perencanaan Pondasi

Panjang Penyaluran Tulangan

Penyaluran Tulangan Tarik

Penyaluran Tulangan Tekan

Penyaluran Kait Standar

Pembebanan

Klasifikasi Beban

Beban Mati (Dead Load)

Beban hidup merupakan beban gravitasi yang bekerja pada suatu struktur selama masa hidupnya, dan timbul sebagai akibat dari penggunaan bangunan tersebut. Beban ini meliputi berat orang, perabot bergerak, kendaraan dan barang lainnya (Desain Struktur Baja Metode LRFD, Agus Setiawan, p.4, 2005). Beban hidup adalah semua beban yang timbul akibat ditempati atau digunakannya suatu bangunan, termasuk beban pada lantai yang berasal dari benda bergerak, mesin, dan peralatan yang bukan merupakan bagian integral bangunan dan dapat diganti selama masa pakainya. .

Beban hidup yang bekerja pada struktur bangunan mempunyai besaran yang mengacu pada PPURG 1987 Tabel 2 seperti terlihat pada Tabel 2.14. 500 h Tangga, batas tangga dan koridor yang disebutkan pada c 300 i Tangga, lantai landasan, tangga dan koridor yang disebutkan pada d, e, f,.

Beban Impak

Beban Angin (Wind)

Perhitungan beban angin didasarkan pada SNI 1727:2013 tentang beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lainnya. Berdasarkan perencanaan lokasi GPK yaitu kota Balikpapan, kategori paparan berdasarkan kondisi lokasi yang akan digunakan dalam perhitungan adalah kategori paparan B. Untuk struktur yang terletak pada tebing atau bukit memanjang 2D atau bukit simetris 3D seperti terlihat pada Gambar 2.25, maka kategori paparan berdasarkan kondisi lokasi yang akan digunakan dalam perhitungan adalah kategori paparan B. nilai Kzt ditentukan oleh Persamaan.

Berdasarkan SNI 1727:2013 pada Pasal 26.9.1 tentang faktor pengaruh angin; Faktor efek tiupan angin untuk bangunan dan struktur kaku lainnya dapat diambil sebesar 0,85. Untuk merancang tekanan angin Sistem Penahan Beban Angin Utama (SPBAU) pada GPK digunakan persamaan sebagai berikut. Tinjauan beban hujan tidak boleh dianggap lebih besar dari 20 kg/m2 dan tidak boleh ditinjau jika kemiringan atap lebih besar dari 50°.

Beban Gempa (Earthquake)

Beban Tambahan (Additional)

  • Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan
  • Faktor Reduksi Kekuatan
  • Analisis Gempa
    • Analisis Statik Ekivalen
    • Analisis Dinamis
  • Penelitian Terdahulu

SNI 1727:2013 mendefinisikan perbedaan nilai reduksi kekuatan (Ø) untuk berbagai jenis besaran gaya dalam perhitungan struktur yang tercantum pada Tabel 2.20. SNI 1726:2012 pasal 7.9.4.1 menyatakan bahwa nilai gaya geser dasar (Vt) untuk respon dinamis yang diambil tidak boleh kurang dari 85% dari nilai gaya geser dasar (V) yang dihitung. Kategori risiko diperoleh dari hubungan antara jenis konstruksi dan risiko bangunan, seperti terlihat pada Tabel 2.21.

Bangunan gedung dan bukan bangunan yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV (termasuk namun tidak terbatas pada fasilitas produksi, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya atau bahan peledak) yang mengandung bahan beracun atau mudah meledak, apabila jumlah bahan melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Bangunan gedung dan bukan bangunan yang diperlukan untuk menunjang fungsi fasilitas konstruksi lainnya diklasifikasikan dalam IV. kategori risiko. Setelah diperoleh kategori ancaman bangunan, maka kita dapat menentukan nilai faktor prioritas bangunan (Ie) dengan mengacu pada tabel 2.22.

Untuk sistem struktur berupa sistem ganda dengan SRPMM, nilai yang disertakan sesuai dengan Tabel 9 SNI-1726-2012 pasal 7.2.2. Nilai Cs yang digunakan adalah nilai Cs yang berada pada interval antara nilai Cs minimum dan nilai Cs maksimum. Terdapat dua penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam menentukan perencanaan struktur bangunan yaitu jurnal Auramauliddia (2013) dan Ade Rose Rahmawati (2013) yang mengangkat tema serupa dengan proposal tugas akhir modifikasi perencanaan. bangunan parkir Klandasan menggunakan pelat datar. Metode Dinding Geser.

Rencana Auramaulidda dan Ade Rose Rahmawati memiliki kesamaan dalam hal ide modifikasi yaitu menggunakan sistem pelat datar dan dinding geser sebagai pengganti komponen balok pada bangunan. Sedangkan dalam catatan harian Ade Rose Rahmawati, hasil perencanaan menunjukkan tebal pelat 200 mm, tebal panel drop 100 mm, kolom 800 x 800 mm, dan tebal dinding geser 300 mm. Kasus yang diambil dalam penyusunan tugas akhir ini adalah fasilitas parkir yang mempunyai fungsi menampung kendaraan.

Referensi

Dokumen terkait

In all of these books, Playing Beatie Bow, The Root Cellar and The Devil's Arithmetic, the protagonists are able, by moving out of their own time, to ?ain the knowledge and Papers 6: 2