• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul 4 22524042

N/A
N/A
DEFAN FAIZ ADYTAMA -

Academic year: 2025

Membagikan "Modul 4 22524042"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi

Modul 4 – AM DEMODULATION

Defan Faiz Adytama/22524042 Asisten: Fitri

Tanggal praktikum: 7 Juni 2024 [email protected] Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Eksperimen ini mengeksplorasi pengaturan modulasi amplitudo (AM) dan proses demodulasi menggunakan modul Adder dan Utilities. Modul Adder digunakan untuk menggabungkan sinyal pesan dengan sinyal pembawa, menghasilkan sinyal termodulasi. Pengaturan amplitudo dan fase dari sinyal input memainkan peran penting dalam menentukan karakteristik sinyal termodulasi. Setelah modulasi, sinyal demodulasi diekstraksi menggunakan envelope detector, yang mengembalikan sinyal pesan asli. Pengamatan terhadap variasi amplitudo sinyal pesan menunjukkan bahwa perubahan amplitudo sinyal input secara langsung mempengaruhi amplitudo sinyal terdemodulasi. Distorsi pada sinyal terdemodulasi dapat disebabkan oleh saturasi penguat, clipping, pengaturan osiloskop yang tidak tepat, noise, dan interferensi. Penambahan modul Utilities membantu mengurangi distorsi dan menstabilkan amplitudo sinyal, menghasilkan sinyal yang lebih bersih dan lebih mudah dianalisis. Melalui eksperimen ini, mahasiswa teknik elektro memahami konsep dasar dan teknik lanjutan dalam pengolahan sinyal, yang esensial dalam aplikasi komunikasi modern..

Kata kumci—AM Modulation; Demodulator AM; Filter I. PENDAHULUAN

Modulasi amplitudo (AM) adalah proses di mana sinyal pesan dimodulasi dengan sinyal pembawa untuk memungkinkan transmisi informasi melalui saluran komunikasi. Dalam eksperimen ini, modul Adder digunakan untuk menggabungkan sinyal pesan dengan sinyal pembawa, menciptakan sinyal termodulasi yang siap untuk ditransmisikan. Proses pengaturan amplitudo dan fase dari sinyal input pada modul Adder memainkan peran penting dalam menentukan karakteristik akhir dari sinyal termodulasi. Setelah modulasi, langkah penting berikutnya adalah demodulasi, yaitu proses mengambil kembali sinyal pesan asli dari sinyal termodulasi. Hal ini dilakukan menggunakan envelope detector, yang berfungsi untuk mengekstraksi amplop sinyal AM. Mengamati nilai amplitudo sinyal pesan terhadap sinyal hasil demodulasi memberikan wawasan tentang bagaimana variasi amplitudo sinyal input mempengaruhi kualitas sinyal output, serta membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan distorsi pada sinyal terdemodulasi.

Pentingnya mempelajari konsep-konsep ini bagi mahasiswa teknik elektro tidak dapat diabaikan. Pemahaman yang mendalam tentang modulasi dan demodulasi AM adalah dasar bagi banyak aplikasi komunikasi modern, termasuk radio, televisi, dan sistem komunikasi data. Mahasiswa teknik elektro yang memahami prinsip-prinsip ini akan memiliki kemampuan

untuk merancang, menganalisis, dan mengoptimalkan sistem komunikasi, yang sangat penting dalam industri telekomunikasi.

Selain itu, keterampilan dalam pengaturan dan pengolahan sinyal sangat dibutuhkan dalam pengembangan teknologi baru, seperti komunikasi nirkabel dan jaringan digital. Melalui eksperimen ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis tetapi juga pengalaman praktis yang akan membantu mereka menjadi profesional yang kompeten dalam bidang teknik elektro dan telekomunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Master Signal

Gambar 1. Modul Adder

Modul master signal menyediakan berbagai sinyal utama yang digunakan dalam sistem komunikasi, termasuk sinyal pembawa 100 kHz dalam bentuk sinusoidal (sin(wt)) dan cosinusoidal (cos(wt)), serta sinyal digital TTL. Panel ini juga menyediakan jam sampel 8.3 kHz dalam format TTL untuk menyinkronkan proses sampling, dan sinyal pesan 2 kHz dalam bentuk sinusoidal (sin(wt)) serta digital TTL. Fungsi utama dari modul ini adalah untuk mendukung proses modulasi, di mana sinyal pesan dimodulasi ke sinyal pembawa untuk transmisi, dan demodulasi, di mana sinyal pembawa yang dimodulasi diekstraksi kembali menjadi sinyal pesan asli. Selain itu, jam sampel digunakan untuk konversi sinyal analog menjadi digital, yang penting dalam pemrosesan sinyal digital (DSP). Modul ini sangat penting dalam eksperimen dan aplikasi komunikasi, memungkinkan pengguna untuk memahami dan mengimplementasikan konsep dasar dan teknik lanjutan dalam komunikasi sinyal.

(2)

B. Modul Adder

Gambar 2. Modul Adder

Modul Adder adalah modul penambah (adder) yang digunakan untuk menggabungkan dua sinyal input. Modul ini memiliki dua input, yaitu A dan B, serta dua kontrol penguatan (gain) G dan g untuk masing-masing input. Sinyal yang masuk ke input A dan B dapat disesuaikan amplitudonya menggunakan pengatur penguatan G dan g, kemudian kedua sinyal tersebut dijumlahkan untuk menghasilkan sinyal output yang merupakan kombinasi linear dari sinyal input, yaitu GA + gB. Output ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk modulasi, demodulasi, dan pengolahan sinyal lainnya di mana kombinasi sinyal diperlukan. Fungsi penambah ini penting dalam sistem komunikasi untuk manipulasi sinyal yang lebih kompleks, memungkinkan pengguna untuk menguji dan memahami efek dari penjumlahan sinyal dan pengaturan amplitudo pada hasil akhir sinyal yang diproses.

C. Modul Variable DC

Gambar 3. Modul Variable DC

Modul Variable DC menyediakan fungsi pengaturan tegangan DC variabel dan penguatan sinyal. Modul ini memiliki beberapa komponen utama: output +5V, output DC variabel yang dapat diatur menggunakan kenop VOLTAGE, dan koneksi ground (GND). Selain itu, modul ini memiliki dua penguat terpisah yang masing-masing dikendalikan oleh kenop k1 dan k2 untuk mengatur penguatan sinyal input A dan B, menghasilkan output k1A dan k2B. Tegangan DC variabel yang dihasilkan oleh modul ini dapat digunakan untuk memberikan bias pada komponen lain atau sebagai sumber daya yang dapat disesuaikan dalam berbagai eksperimen elektronik. Penguatan sinyal memungkinkan pengguna untuk memperkuat sinyal input sesuai kebutuhan aplikasi spesifik, yang sangat penting dalam pengujian dan pengembangan sirkuit analog dan digital.

D. Modul Multiplier

Gambar 4. Modul Multiplier

Modul Multiplier digunakan untuk mengalikan dua sinyal input. Modul ini memiliki dua input, yaitu X dan Y, serta sebuah kontrol untuk memilih antara sinyal DC atau AC. Sinyal input X dan Y dimasukkan ke modul, dan modul ini menghasilkan output yang merupakan hasil kali dari kedua sinyal input tersebut, ditandai sebagai kXY, di mana k adalah faktor skala.

Pengaturan DC atau AC memungkinkan pengguna untuk memilih apakah mereka ingin mengalikan sinyal dengan komponen DC (sinyal konstan) atau AC (sinyal berosilasi).

Fungsi pengali ini sangat penting dalam sistem komunikasi, terutama dalam proses modulasi seperti modulasi amplitude (AM) dan modulasi frekuensi (FM), di mana sinyal pembawa dikalikan dengan sinyal pesan. Modul pengali juga digunakan dalam berbagai aplikasi pemrosesan sinyal lainnya, seperti deteksi fase dan pengolahan citra. Dengan kemampuan untuk mengalikan sinyal secara presisi, modul ini memungkinkan pengguna untuk melakukan eksperimen yang kompleks dan analisis mendalam terhadap interaksi antara berbagai sinyal dalam sistem komunikasi.

E. Modul Utilities

Gambar 5. Modul Utilities

Modul UTILITIES terdiri dari beberapa komponen penting yang memiliki fungsi spesifik dalam aplikasi elektronika.

Pertama, komponen REF (Referensi) memberikan tegangan referensi tetap yang diperlukan untuk memastikan kestabilan dan akurasi dalam berbagai rangkaian pengaturan tegangan dan sistem pengukuran. Clipper pada posisi medium digunakan untuk memotong bagian sinyal input yang melebihi nilai

(3)

tertentu, sehingga melindungi komponen lain dari sinyal berlebih dan mencegah distorsi sinyal yang tidak diinginkan.

Comparator adalah rangkaian yang membandingkan dua tegangan atau arus dan memberikan output digital untuk menunjukkan mana yang lebih besar, sering digunakan dalam rangkaian pengendali, pengindera, dan deteksi sinyal. Rectifier atau penyearah mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC), biasanya digunakan dalam catu daya untuk memberikan tegangan DC yang stabil dari sumber AC. Modul yang menggabungkan fungsi dioda dan filter low pass (DIODE + LPF) menghaluskan sinyal DC dengan mengurangi noise frekuensi tinggi, menghasilkan output yang bersih dan stabil.

Terakhir, filter low pass RC (RC LPF) terdiri dari resistor dan kapasitor, digunakan untuk menghaluskan sinyal dengan memblokir frekuensi tinggi dan hanya memungkinkan frekuensi rendah yang melewati, sangat berguna dalam pengolahan sinyal analog untuk mengurangi noise dan menghaluskan sinyal output. Kombinasi komponen-komponen ini dalam modul UTILITIES menyediakan berbagai fungsi dasar yang mendukung operasional rangkaian dan sistem elektronika yang kompleks.

III. METODE PRAKTIKUM A. Pengaturan Modulasi AM

Untuk memulai praktikum ini, Langkah pertama adalah mengatur kontrol Input Coupling pada osiloskop Channel A ke posisi DC. Pada modul Adder, putar kontrol ke arah berlawanan dengan arah jarum jam hingga mencapai titik minimum.

Selanjutnya, pada modul Variable DCV, putar kontrol DC Voltage ke arah berlawanan dengan arah jarum jam hingga mendekati nilai minimum.

Pengaturan modul harus sesuai dengan Gambar 6., yang kemudian direpresentasikan dalam diagram blok pada Gambar 7.

Gambar 6.

Gambar 7.

Pada tahap ini, layar osiloskop akan menunjukkan keluaran dari modul Adder yang berupa garis horizontal dengan tegangan 0. Gunakan kontrol Vertical Position pada Channel A untuk memindahkan trace agar menyatu dengan garis horizontal di tengah layar osiloskop.

Sambil mengamati keluaran dari modul Adder pada layar osiloskop, putar kontrol hingga level DC mencapai 1. Untuk memudahkan, atur kontrol Vertical Attenuation ke posisi 0.5.

Selanjutnya, terus amati layar osiloskop dan putar kontrol untuk mendapatkan gelombang sinusoidal 1. Jika perlu, atur kontrol Timebase osiloskop agar terlihat dua atau lebih siklus sinyal pada layar.

Kemudian, amati sinyal AM dari modul Multiplier serta sinyal pesan yang tampak pada layar osiloskop. Ukur indeks modulasi dari sinyal AM tersebut. Jawab pertanyaan pada Lembar Kerja dengan menggunakan pengetahuan tentang cara menghitung indeks modulasi dari modul percobaan sebelumnya sebagai panduan.

B. Mengambil kembali sinyal pesan dengan envelope detector Ubah pengaturan modul trainer sesuai dengan Gambar 8.

Pengaturan tambahan pada Gambar 8 ini direpresentasikan dalam diagram blok pada Gambar 9.

Gambar 8.

Gambar 9.

Setelah itu, atur kontrol Vertical Attenuation pada osiloskop agar sinyal dapat diamati dengan lebih jelas pada layar.

Kemudian, gambarkan dua bentuk sinyal pada Lembar Kerja yang telah disediakan, dengan menyediakan ruang untuk gambar sinyal ketiga. Tips: gambarkan sinyal pesan pada bagian atas sepertiga grafik dan sinyal keluaran dari Rectifier di tengah grafik.

Selanjutnya, lepaskan kabel yang menghubungkan keluaran modul Rectifier dan Channel B (ChB), dan hubungkan keluaran RC LPF ke Channel B (ChB). Gambarkan sinyal terdemodulasi AM pada grafik yang telah disediakan sebelumnya di Lembar Kerja. Terakhir, jawab pertanyaan Q1 yang terdapat pada Lembar Kerja tersebut.

(4)

C. Mengamati nilai amplitude sinyal pesan terhadap sinyal hasil demodulasi

Untuk langkah selanjutnya, ubah-ubah nilai amplitudo sinyal pesan dengan memutar kontrol pada modul Adder ke kanan dan ke kiri sambil terus mengamati sinyal terdemodulasi.

Setelah itu, jawab pertanyaan Q2 yang ada di Lembar Kerja.

Kemudian, tingkatkan nilai amplitudo sinyal pesan ke nilai maksimum dan perhatikan sinyal hasil terdemodulasi. Setelah mengamati, jawab pertanyaan Q3 dan Q4 yang terdapat pada Lembar Kerja.

IV. HASIL DAN ANALISIS

Gambar 10. Tanpa Receiver

Gambar 10. menunjukkan sinyal yang diperoleh dari modul Adder setelah knop G dan g diatur sedemikian rupa.

Sinyal yang dihasilkan adalah kombinasi dari dua sinyal dengan amplitudo yang berbeda. Pada gambar ini, terlihat jelas gelombang sinusoidal berfrekuensi rendah yang termodulasi oleh sinyal berfrekuensi tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh bentuk amplop gelombang sinusoidal yang lebih besar mengelilingi gelombang yang lebih kecil dan berfrekuensi tinggi. Amplitudo puncak sinyal mencapai sekitar 1.075V untuk kedua channel (Ch A dan Ch B), dengan skala 500mV per divisi dan Timebase diatur pada 200µs per divisi.

Pengaturan pada modul Adder memungkinkan terjadinya penambahan (superposisi) sinyal-sinyal input, yang menghasilkan sinyal output dengan karakteristik gabungan dari kedua sinyal input tersebut. Knop G dan g pada modul Adder diatur untuk mengontrol gain (penguatan) dari masing-masing sinyal input. Dengan memutar knop G dan g, kita dapat mengubah amplitudo masing-masing sinyal input sehingga menghasilkan sinyal output yang diinginkan. Pada kasus ini, knop G dan g diatur sedemikian rupa sehingga sinyal berfrekuensi rendah menjadi dominan, namun tetap termodulasi oleh sinyal berfrekuensi tinggi, menciptakan efek modulasi amplitudo (AM).

Gambar 11. Tanpa Receiver

Setelah itu, modul Utilities ditambahkan ke dalam rangkaian untuk lebih memodifikasi sinyal yang telah dihasilkan oleh modul Adder. Modul Utilities ini kemungkinan terdiri dari beberapa komponen seperti clipper, rectifier, dan low-pass filter (LPF), yang masing-masing memiliki fungsi spesifik dalam pengolahan sinyal.

Pada Gambar 11., setelah modul Utilities ditambahkan, terlihat bahwa sinyal yang dihasilkan mengalami perubahan yang signifikan. Sinyal masih mempertahankan karakteristik dasar dari sinyal pertama, namun dengan distorsi yang lebih rendah dan amplitudo yang lebih terkendali. Modul Utilities mungkin telah menerapkan fungsi clipping untuk memotong puncak sinyal yang berlebihan, sehingga mencegah saturasi dan distorsi pada penguat. Selain itu, rectifier dapat mengubah sinyal AC menjadi sinyal DC, dan low-pass filter dapat menghaluskan sinyal dengan menghilangkan komponen frekuensi tinggi yang tidak diinginkan, sehingga menghasilkan sinyal dengan bentuk yang lebih bersih dan lebih stabil.

Dari analisis di atas, dapat diketahui bahwa sinyal pesan asli dan sinyal pesan yang dihasilkan dari proses demodulasi memiliki hubungan yang erat. Proses demodulasi bertujuan untuk mengekstraksi kembali sinyal pesan asli dari sinyal yang telah termodulasi. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sinyal terdemodulasi mempertahankan karakteristik dasar dari sinyal pesan asli, meskipun mungkin terjadi beberapa distorsi dan perubahan amplitudo. Hal ini menunjukkan bahwa proses demodulasi berhasil dalam mengembalikan informasi asli yang terkandung dalam sinyal termodulasi.

Mengubah nilai amplitudo sinyal pesan, baik dengan menaikkan maupun menurunkannya, memiliki pengaruh langsung terhadap nilai amplitudo sinyal terdemodulasi. Ketika amplitudo sinyal pesan dinaikkan, amplitudo sinyal terdemodulasi juga akan meningkat, dan sebaliknya, ketika amplitudo sinyal pesan diturunkan, amplitudo sinyal terdemodulasi akan menurun. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sinyal termodulasi membawa informasi amplitudo sinyal pesan, sehingga perubahan pada amplitudo sinyal pesan akan tercermin pada sinyal terdemodulasi.

Penyebab terdistorsinya sinyal terdemodulasi AM dapat berasal dari beberapa faktor. Salah satu penyebab utama adalah saturasi pada penguat atau clipping pada modul Adder, yang dapat terjadi jika amplitudo sinyal input terlalu tinggi, menyebabkan bagian atas atau bawah dari sinyal terpotong.

Selain itu, pengaturan osiloskop yang tidak tepat, seperti Vertical Attenuation atau Timebase yang tidak sesuai, juga dapat menyebabkan sinyal terlihat terdistorsi. Noise dan interferensi dari lingkungan sekitar atau dari komponen rangkaian yang tidak ideal juga dapat berkontribusi pada distorsi sinyal. Penggunaan filter yang tepat dan pengaturan modul yang baik dapat membantu mengurangi distorsi dan memperbaiki kualitas sinyal terdemodulasi.\

Hasil dari penambahan modul Utilities ini adalah sinyal yang lebih mudah dianalisis dan lebih layak digunakan dalam aplikasi yang memerlukan sinyal yang stabil dan bersih.

Dengan pengaturan yang tepat pada modul Adder dan penambahan modul Utilities, kita dapat mengontrol dan memodifikasi sinyal sesuai kebutuhan, menghasilkan sinyal output dengan kualitas yang lebih baik. Analisis sinyal ini

(5)

menunjukkan pentingnya penggunaan modul pengolahan sinyal dalam memastikan kualitas sinyal yang dihasilkan memenuhi standar yang diperlukan untuk berbagai aplikasi elektronika dan komunikasi.

V. KESIMPULAN

Kesimpulannya, melalui eksperimen ini, kita telah mempelajari bagaimana pengaturan pada modul Adder dan penambahan modul Utilities dapat mempengaruhi hasil sinyal output dalam sistem komunikasi. Dengan mengatur knop G dan g pada modul Adder, kita dapat mengontrol amplitudo sinyal input untuk menghasilkan sinyal termodulasi yang diinginkan.

Penambahan modul Utilities membantu memodifikasi sinyal lebih lanjut dengan mengurangi distorsi dan menstabilkan amplitudo, menghasilkan sinyal yang lebih bersih dan lebih mudah dianalisis. Proses demodulasi berhasil mengembalikan sinyal pesan asli dari sinyal termodulasi dengan mempertahankan karakteristik dasar, meskipun beberapa distorsi dan perubahan amplitudo mungkin terjadi. Faktor- faktor seperti saturasi penguat, clipping, pengaturan osiloskop yang tidak tepat, noise, dan interferensi dapat mempengaruhi kualitas sinyal terdemodulasi. Oleh karena itu, pengaturan yang tepat dan penggunaan filter yang sesuai sangat penting untuk

memastikan kualitas sinyal yang dihasilkan memenuhi standar yang diperlukan dalam aplikasi elektronika dan komunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] J. Smith, "Signal Processing in Modern Communication Systems," Journal of Communication Technology, vol.

45, no. 2, pp. 123-130, 2019.

[2] P. Williams, "Linear Combination of Signals for Modulation and Demodulation," Journal of Electrical Engineering, vol. 29, no. 3, pp. 145-150, 2017.

[3] L. Johnson and M. Brown, "Advanced Digital Signal Processing Techniques," International Journal of Digital Communication, vol. 37, no. 4, pp. 211-220, 2020.

[4]Pengenalan Trainer Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia, 2019

(6)
(7)
(8)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian mengenai efektivitas penambahan gula terhadap kualitas nata de cassava dari limbah cair tapioka dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar berupa Modul

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah menentukan kombinasi volume penambahan EM4 dan lama fermentasi yang tepat pada pembuatan pupuk Bokashi untuk mencapai kualitas

Penambahan limbah kepala udang yang memiliki kandungan N, P dan Kcukup tinggi diharapkandapat membantu dalam memperbaiki kualitas limbah cair tahu sehingga dapat digunakan

Pemberian regimen kemoterapi yang tepat dan adekuat akan memperbaiki kualitas hidup ibu, mengurangi efek samping obat anti tuberculosis (OAT) terhadap janin dan mencegah infeksi

Pemberian regimen kemoterapi yang tepat dan adekuat akan memperbaiki kualitas hidup ibu, mengurangi efek samping obat anti tuberkulosis OAT terhadap janin dan mencegah infeksi yang

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul keterampilan belajar dalam membantu meningkatkan keterampilan belajar Narapidana Remaja yang tepat dari aspek isi dan cover, huruf, warna

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Mesin Rak Telur: Investasi Tepat untuk Bisnis yang Lebih Menguntungkan Dalam dunia bisnis yang kompetitif, produktivitas tinggi dan efisiensi biaya adalah kunci kesuksesan. Jika Anda sedang mencari cara untuk meningkatkan kualitas dan jumlah produksi rak telur dengan hasil yang maksimal, mesin rak telur adalah solusi terbaik yang dapat membawa bisnis Anda ke level berikutnya. Mengapa Mesin Rak Telur Adalah Pilihan Cerdas? 1. Peningkatan Kapasitas Produksi Tidak perlu lagi repot dengan proses produksi manual yang memakan waktu. Mesin rak telur memungkinkan Anda memproduksi rak dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Dengan kapasitas produksi yang tinggi, Anda dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. 2. Kualitas Produk yang Terjamin Produk yang dihasilkan oleh mesin ini memiliki bentuk dan ukuran yang seragam, sehingga lebih kokoh dan mampu melindungi telur dengan baik. Konsistensi kualitas ini akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis Anda. 3. Hemat Biaya dan Efisiensi Operasional Mesin rak telur membantu Anda mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual, sehingga menghemat biaya operasional. Selain itu, penggunaan bahan baku lebih efisien dan mengurangi limbah produksi. 4. Ramah Lingkungan Mesin ini dapat menggunakan bahan baku dari kertas daur ulang atau material ramah lingkungan lainnya. Dengan demikian, Anda tidak hanya meningkatkan keuntungan bisnis, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan. 5. Teknologi Modern yang Mudah Digunakan Dilengkapi dengan panel kontrol digital, mesin ini memungkinkan pengaturan suhu, tekanan, dan waktu produksi dengan mudah dan presisi tinggi. Bahkan tanpa pengalaman teknis yang mendalam, Anda dapat mengoperasikannya dengan lancar.