MODUL PRAKTIKUM PENATAAN AREAL
KERJA
PKL 1 GELOMBANG 4
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
PENGUKURAN DAN PEMETAAN HUTAN ... 1
PENATAAN AREAL KERJA ... 2
A. Teknis Pengukuran / Penataan Batas ... 3
B. Alat dan Bahan ... 3
C. Metode Praktek ... 3
Persiapan data sebelum ke lapangan ... 4
Proses Pengukuran di Lapangan ... 6
Pengolahan Data Pengukuran/Penataan Batas (Digital) ... 7
Membuat Layer Point dari Teks File pada ArcGIS ... 13
1
PENGUKURAN DAN PEMETAAN HUTAN
Pengukuran atau surveying adalah pengambilan data-data yang diperlukan pada areal yang telah ditentukan dan kemudian diolah dengan berbagai metode sehingga menjadi bahan informasi yang berharga tentang areal yang telah diukur tersebut. Pemetaan atau kartografi adalah pengolahan informasi yang didapatkan dan surveying yang kemudian dijadikan sebagai bahan informasi dalam bentuk dua dimensi dengan sejumlah kelengkapan-kelengkapan yang tersaji sebagai informasi tempat/areal tersebut.
1. Paramater dari Pengukuran
2. Jarak yaitu jarak datar dan jarak lapang
3. Sudut horizontal (arah) yaitu arah mutlak dan azimuth (α) Sudut vertical yaitu β, % dan Δt
Peta adalah referensi permukaan bumi yang diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan skala tertentu untuk memberi informasi keterkaitan spasial (geografis).
Syarat gambar jadi PETA antara lain:
Mempunyai dimensi sistematis (skala)
Digambar pada bidang datar dua dimensi
Tema terbatas (tertentu)
2
PENATAAN AREAL KERJA
Penataan Areal Kerja (PAK) adalah kegiatan memberikan tanda batas nyata di lapangan pada unit pengelolaan hutan, blok kerja tahunan dan petak kerja sehingga pelaksanaan tiap kegiatandapat dilaksanakan dengan baik, memudahkan pelaksanaan kegiatan pemantauan, pengendalian dan pengawasan dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatan pengusahaan hutan pada areal tersebut (Departemen Kehutanan, 1999). Pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) kegiatan ini bertujuan untuk menetapkan batas areal kerja agar pelaksanaan praktikum akan berfokus pada wilayah kerja yang telah ditetapkan.
Penataan batas areal kerja dilakukan dengan teknik pengerjaan kontruksi dan rekonstruksi. Pengukuran konstruksi adalah pengukuran yang dilakukan dari awal tanpa ada hasil pengukuran sebelumnya. Pengukuran ini berupa penyusunan data dari awal, mulai dari pengambilan data lapangan, analisis data, pengolahan data sampai penyelesaian akhir pengukuran dengan output sebuah peta. Pengukuran rekonstruksi adalah pengukuran dan pembuatan garis ataupun proyeksi batas ulang sesuai dengan posisi atau batas semula pada peta pengukuran. Hasil dari pengukuran ini berupa peta poligon suatu lokasi atau batas.
Poligon merupakan kesatuan atau kumpulan titik-titik pengukuran yang terbentuk dari nilai sudut dan jarak yang saling berhubungan dan antara titik awal dan akhir saling bersentuhan maupun tidak. Poligon dapat dibagi kedalam dua jenis secara garis besar berdasarkan pertemuan titik ikat dan titik akhirnya yaitu:
1. Poligon Terbuka yaitu poligon yang posisi awal dan akhir tidak diketahui dan harus mempunyai satu titik ikat.
2. Poligon tertutup yaitu poligon yang posisi awal dan akhir diketahui.
3
A. Teknis Pengukuran / Penataan Batas
Tujuan dan Kegunaan :
Tujuan dari pengukuran/penataan batas adalah:
Untuk mengetahui batas suatu areal
Untuk mengetahui luas dari suatu areal
Kegunaan dari pengukuran atau penataan batas areal adalah diharapkan peserta mampu menggambarkan/memperlihatkan secara digital, kenampakan dan luasan areal/wilayah penataan batas. Pengukuran ini juga dapat diaplikasikan pada kegiatan perencanaan suatu wilayah, penataan areal kerja, pembuatan batas kawasan hutan, dsb.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek ini adalah:
1) Receiver GPS 2) Kompas
3) Alat dengan sistem kerja Abney level 4) Kalkulator
5) Meteran roll (minimal 50 meter) 6) Patok/Pal batas
7) Parang
8) Alat tulis menulis 9) Busur derajat 10) Penggaris
Bahan yang digunakan dalam pengukuran adalah : 1) Tally Sheet
C. Metode Praktek
Langkah-langkah dalam melaksanakan praktek adalah sebagai berikut:
4 Persiapan data sebelum ke lapangan
1) Menentukan titik ikat di peta
Cara penentuan titik ikat di peta adalah sebagai berikut:
Misalkan titik adalah titik ikat, maka penentuan koordinat x,y menggunakan persamaan sebagai berikut:
Titik x = 𝐺𝑟𝑖𝑑 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 ± (𝐺𝑙 ×𝑥𝑝
𝐺𝑝 ) Titik y = 𝐺𝑟𝑖𝑑 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 ± (𝐺𝑙 ×𝑌𝑝
𝐺𝑝 )
Dimana :
Gl = Jarak antar grid sebenarnya (di lapangan) Gp = Jarak antar grid di peta
Xp = Jarak titik x ke grid acuan Yp = Jarak titik y ke grid acuan
5 Contoh :
Gambar 2.
Titik x = 𝐺𝑟𝑖𝑑 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 ± (𝐺𝑙 ×𝑋𝑝
𝐺𝑝 ) Titik y = 𝐺𝑟𝑖𝑑 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 ± (𝐺𝑙 ×𝑌𝑝
𝐺𝑝 )
= 805000 + 200 ×8,5
10 = 9448400 + 200 ×7,5
10
= 805000 + 170 = 944800 + 150
= 805170 = 9448550
Jadi titik koordinat (x,y) adalah (805170, 9448550)
2) Masukkan titik koordinat P0 (P awal) ke GPS yang sudah diatur ke sistem UTM
3) Menentukan jarak antar patok/ jarak datar di peta (JDP) menggunakan penggaris.
4) Menentukan azimuth antar patok di peta menggunakan busur derajat 5) Menentukan JD di lapangan sesuai dengan skala peta dengan
menggunakan rumus : JD Lapangan = 𝐽𝐷 𝑃𝑒𝑡𝑎 ×𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎
1 (Satuan meter (m)) 6) Membuat Tally sheet peta (Tally sheet penyiapan data)
6 Tabel 1. Tally sheet peta (penyiapan data)
No Patok Azimuth (˚) JD Peta (cm)
JD Lapangan (m) (Skala 1:7000)
1 P0 – P1 150˚ 2 140
2 P1 – P2 285˚ 1,5 105
3 P2 – P3 4 ……- Pn
Proses Pengukuran di Lapangan
Pengukuran dilapangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mencari titik P0 (P awal) yang sudah di masukkan ke dalam receiver GPS 2) Mencari azimuth sesuai dengan azimuth pada peta menggunakan kompas 3) Mengukur jarak lapang (JL) menggunakan roll meter
4) Mengukur kelerengan menggunakan abney level. Untuk kelerengan menurun bertanda (-) sedangkan menanjak bertanda (+). Tanda ± tidak digunakan dalam perhitungan JD.
5) Menghitung jarak datar lapangan menggunakan rumus
6) Menghitung sisa jarak datar yang harus diukur.
7) Masukkan data di tally sheet seperti pada tabel 2.
JD=JL Cos θ
7 Tabel 2. Tally sheet lapangan
No. Patok Azimuth (˚)
Kelerengan (θ)
JD Lap (m)
JL (m) Sisa Ket
1
P0-P1 15 - 140 - - -
P0 – T1 15 -20 14,085 15 125,9 ↓
T1- P1 15
2
P1 – P2 285 - 105 - - -
P1 – T1 285 5 12 ↑
T1 – P2 285
JD Lap P0 – T1 = JL x Cos θ Sisa = JD lap patok – JD sebelum
= 15 x Cos 20˚ = 140 – 14,085
= 14, 085 m = 125, 9 m
Pengolahan Data Pengukuran/Penataan Batas (Digital) Pengolaha Data Ms. Excel
Data excel adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data excel juga termasuk proses matematiks dan pengolahan data hasil pengukuran dilapangan.
Hasil pengolahan data dengan Mc. Excel nantinya akan menjadi data masukkan ke data spasial digital Non-atribut. Adapun pengolahan data excel untuk menghasilkan data vector adalah sebagai berikut:
8
Jalankan program Microsoft Excel
Buat Talley Sheet seperti gambar berikut;
Pertama, isi data untuk Jarak Datar (JD)
Rumus : 𝐽𝐷 = 𝐽𝐿 𝐶𝑂𝑆 𝜃°
Contoh : =B9*COS(RADIANS(D9))
9
Kedua, untuk kolom Delta (∆)
Rumus ∆𝑥 = 𝐽𝐷 ∙ 𝑆𝑖𝑛 𝜃
Contoh =E9*(SIN(RADIANS(C9))) Rumus ∆𝑦 = 𝐽𝐷 ∙ 𝐶𝑜𝑠 𝜃
Contoh =E9*(COS(RADIANS(C9)))
Ketiga, untuk kolom Koreksi (S)
Rumus 𝑆𝑥 = 𝐽𝐷 (∑∆𝐱
∑𝐉𝐃) Contoh =E9*(F19/E19) Rumus 𝑆𝑦 = 𝐽𝐷 (∑∆𝐱
∑𝐉𝐃) Contoh =E9*(G19/E19)
10
Keempat, untuk kolom Delta Terkoreksi (𝑆∆)
Rumus 𝑆∆𝑥 = ∆𝑥 − 𝑆𝑥 Contoh =F9-H9 Rumus 𝑆∆𝑦 = ∆𝑦 − 𝑆 Contoh =G9-I9
Kelima,untuk kolom Koordinat Local
Rumus: titik kordinat awal + delta terkoreksi Contoh: =L8+J9
Rumus: Titik Kordinat awal+ delta terkoreksi Contoh : =M8+K9
Keenam, untuk kolom kordinat UTM
11 Rumus: titik kordinat awal + delta terkoreksi
Contoh: =N8+J9
Rumus: Titik Kordinat awal+ delta terkoreksi Contoh : =O8+k9
Ketujuh, untuk kolom Luas
Rumus : (koordinat X2*Y1)– (koordinat X1*Y2) Contoh : =sum(N9*08)-(N8*O9)
12
Kedelapan,membuat chart sehingga membentuk poligon
13
Terakhir, akan tampil chart seperti gambar berikut.
Membuat Layer Point dari Teks File pada ArcGIS
1. Copy koordinat UTM setelah koreksi kemudian paste pada sheet baru dengan cara seperti pada gambar dibawah:
Klik kanan pada kolom, pilih Paste Special – Values kemudian Ok
14 Save kembali file anda, kemudian Close.
2. Kemudian jalankan aplikasi Arcgis 10.1 yang terdapat pada komputer anda, masukkan data dengan menggunakan , pilih data excel pengukuran sebelumnya kemudian klik add seperti pada gambar berikut:
15
16 3. Buatlah kelas feature point dengan mengklik kanan pada data yang
dimasukkan, klik Display XY Data
4. Selanjutnya klik Edit untuk mengatur koordinat system, kemudian klik Projected Coordinate Systems - UTM-WGS 1984 - Southern Hemisphere - WGS 1984 UTM Zone 50S - OK
17 5. Klik OK pada kotak dialog Spatial Reference Properties, kemudian klik OK
pada kotak dialog Display XY Data maka feature point akan terbentuk.
18 6. Selanjutnya Anda akan mengeksport event layer tersebut menjadi shapefile.
Klik kanan pada layer data dan pilih Data > Export Data pada pop-up menu.
7. Pada export data dialog atur directory dan nama file untuk file baru sesuaikan yang dinginkan dengan cara klik browse, seperti pada gambar
19 8. Simpan Dokumen Peta hasil kerja Anda