• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PANDUAN API bagi pembina dan penegak pramuka

N/A
N/A
Arif Pandu

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PANDUAN API bagi pembina dan penegak pramuka"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN

UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API)

TIM PENYUSUN :

Adi Pamungkas Amin Magatani

Barry Adhitya Mariana Pardede Muhammad Andrianto

PENINJAU :

Angel Christy Leny Veronika Wahyu Kuncoro Paulan Aji Brata

KANTOR PUSAT :

Plan International Indonesia

Gedung Menara Duta Lt.2, Wing C, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-9 Kuningan, Jakarta Selatan 12910, Indonesia

©2017 Plan International Indonesia

Plan International adalah organisasi hak anak dan kemanusiaan independen yang berkomitmen agar anak hidup terbebas dari kemiskinan, kekerasan dan ketidakadilan. Selama 80 tahun kami telah

membangun kemitraan yang kuat dan kini bekerja di lebih dari 70 negara. Di Indonesia Plan International telah memulai kerjanya pada 1969 dan saat ini bekerja di 7 propinsi dan mensponsori

lebih dari 40.000 anak.

PENYELARAS :

Ari Mochamad

DESAIN :

SS Print

Berliana Dasa | Vransiskus Saverius | Robert Sauonah | Benediktus Kia Assan (Plan);

CIS Timor dan Perkumpulan Masyarakat Penanganan Bencana (Mitra Implementasi);

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan | Badan Lingkungan Hidup | Dinas Kesehatan | Dinas Kehutanan | Dinas Kelautan & Perikanan | Dinas Pertambangan & Energi | Dinas Pertanian & Perkebunan | Badan Penanggulangan Bencana Daerah | Kwartir Daerah Pramuka (Jajaran SKPD dan Pramuka Provinsi NTT);

Para Guru, Pembina, dan Instruktur Pramuka | Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga | Badan Lingkungan Hidup | Badan Penanggulangan Bencana Daerah | Pengurus Kwartir Cabang (Jajaran SKPD

dan Gerakan Pramuka Indonesia di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Lembata)

KONTRIBUTOR :

EKSTRAKURIKULER WAJIB PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

JENJANG PENGGALANG (SMP) DAN PENEGAK (SMA)

(3)

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

MUKADIMAH

2 MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 3

PENGANTAR PENYUSUN

Plan International Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini mengimplementasikan program Adaptasi Perubahan Iklim Berpusat pada Anak di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui program ini Plan International berupaya untuk meningkatkan kemampuan adaptif anak-anak dalam menghadapi dampak (khususnya yang merugikan) akibat perubahan iklim yang terjadi di dua kabupaten tersebut.

Mengapa anak-anak penting untuk mendapatkan dukungan dalam meningkatkan kemampuan adaptif mereka terhadap perubahan iklim? Menempatkan posisi anak sebagai bagian sentral dalam program adaptasi ini bukan hanya sejalan dengan visi misi Plan International tetapi juga didasari oleh posisi mereka sebagai kelompok yang rentan perubahan iklim. Oleh karenanya anak-anak penting untuk ditingkatkan kemampuan adaptifnya melalui pengetahuan,

pemahaman, keahlian dan pembelajaran dan praktek langsung serta penciptaan kondisi lainnya yang mendukung mereka untuk beradaptasi dari perubahan iklim.

Berdasarkan pengalaman Plan International pada kegiatan lainnya, anak-anak memiliki semangat/kemauan dan kemampuan –setelah dibekali pengetahuan dan kapasitas - untuk menyampaikan pesan-pesan kunci dan terlibat dalam kegiatan yang berpengaruh kepada lingkungan, sosial dan ekonomi. Demikian halnya dengan isu adaptasi perubahan iklim. Mereka diharapkan menjadi ‘penggerak’, tidak hanya bagi teman sebayanya tetapi juga bagi

orang-orang di sekitar lingkungannya di mana mereka tinggal.

Salah satu pendekatan yang dipilih Plan International Indonesia untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi mereka adalah melalui Pendidikan ekstrakurikuler wajib

kepramukaan. Pendidikan esktrakurikuler Kepramukaan dipilih karena saat ini sudah menjadi kegiatan wajib yang harus dilaksanakan di semua sekolah sesuai keputusan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Hal ini selain memudahkan proses dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim, juga memberi kesempatan kepada anggota pramuka untuk berkreasi dalam berkegiatan dengan cara yang menyenangkan, mudah, dan sederhana sebagaimana yang bisa diterapkan dalam kegiatan kepramukaan.

Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) untuk Pembina dan Instruktur ini disusun agar bisa menjadi alternatif pedoman/panduan bagi Pembina dan instruktur untuk mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang perubahan iklim kepada anggota gerakan Pramuka khususnya yang berada di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara. Secara garis besar modul panduan ini terdiri dari tiga

bagian. Bagian pertama atau

pendahuluan memfokuskan bagaimana memulai kegiatan dan tahapannya, kriteria keberhasilan peserta didik, penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler, kurikulum ekstrakurikuler API,

pendekatan kegiatan kepramukaan, tanda ikut serta kegiatan (TISKA), pengenalan tentang SAKA KALPATARU, dan penilaian keberhasilan peserta didik.

Bagian kedua, memberikan informasi dan pengetahuan dasar tentang perubahan iklim.

Dimulai dengan penjelasan perbedaan pengertian antara cuaca dan iklim, apa yang menyebabkan perubahan iklim? Dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, respon terhadap perubahan iklim melalui adaptasi dan mitigasi perubahan iklim beserta pilihan-pilihan kegiatan praktis keduanya. Selain itu bagian kedua juga berisi Rencana Pembelajaran untuk Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA), sebagai satu contoh panduan melaksanakan kegiatan.

Bagian ketiga, berisi pilihan kegiatan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan informasi terkait adaptasi perubahan iklim. Bagian ini mengajak para peserta didik untuk memfasilitasi dan menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka dapatkan tentang perubahan iklim melalui kegiatan kepramukaan agar tersebarluas di masyarakat.

Bahan atau materi dari modul panduan ini, sebagian besar diadopsi dari Modul YUNGA (Youth and United Nations Global Alliance) dan sumber yang relevan lainnya. Tentu saja masih banyak kekurangan di sana-sini, namun demikian kehadirannya dapat menjadi alternatif bagi gerakan kepramukaan di Indonesia dan pihak-pihak lainnya dalam mengenalkan pengetahuan dan keterampilan tentang adaptasi perubahan iklim.

Tim Penyusun

(4)

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

MUKADIMAH

4 MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 5

PENGANTAR PLAN INDONESIA

M

odul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim (API) ini diperuntukkan bagi Pembina dan I nstruktur P ramuka. K ehadiran m odul i ni m elengkapi beberapa dokumen s erupa sebelumnya yang t elah d iterbitkan o leh Plan I nternational I ndonesia seperti Panduan untuk Fasilitator tentang Adaptasi Perubahan Iklim, yang bersifat umum dan terbuka untuk digunakan oleh s iapa s aja yang p unya m inat dan kesungguhan dalam m empromosikan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Plan juga pernah menerbitkan kumpulan praktek-praktek baik adaptasi perubahan iklim yang ada di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Media informasi cetak dan audio-visual mengenai perubahan iklim sebagai alat atau instrumen edukasi, juga menjadi perhatian yang Plan telah lakukan.

Khusus mengenai modul panduan ini, kami menyusunnya melalui serangkaian proses lokakarya, ujicoba dan diskusi-diskusi untuk mendapatkan pandangan dan input dari berbagai pihak yang ada di Kupang, Jakarta, Lembata dan TTU, yang dilakukan sejak bulan Mei – Juli 2016.

Secara khusus P lan International I ndonesia mengucapkan t erimakasih dan penghargaan k epada b eberapa p ihak a tas dukungan yang d iberikannya, s eperti Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lembata, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten TTU. Demikian pula ucapan ini disampaikan kepada sekolah SMP dan SMA baik di Lembata dan Kefamenanu. yang bersedia menjadi lokasi ujicoba modul ini.

Terakhir kami ingin sampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak l angsung dalam penyusunan m odul i ni. Berharap m odul panduan i ni dapat memperkaya r eferensi untuk m engimplementasikan kegiatan adaptasi perubahan i klim d i Indonesia.

KETUA KWARDA GERAKAN PRAMUKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NTT) SAMBUTAN

Kupang, Juni 2016 Ketua Kwarda Pramuka Provinsi Nusa Tenggara Timur Fenomena perubahan iklim merupakan sebuah keniscayaan yang bisa dilihat dan dirasakan langsung dampaknya oleh semua manusia di berbagai belahan dunia termasuk oleh masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wilayah di NTT mengalami kekeringan panjang sehingga masyarakat mengalami gagal tanam maupun gagal panen. Hal ini secara langsung akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan masyarakat yang terkena dampak langsung perubahan iklim tersebut.

Kondisi hampir sama juga dialami para nelayan, dimana mereka terpaksa tidak bisa menangkap ikan karena cuaca buruk yang berkepanjangan.

Perubahan iklim terjadi baik karena aktifitas manusia maupun oleh faktor alam.

Aktifitas manusia di berbagai sektor kehidupan diyakini jauh lebih besar dampaknya dalam mempercepat perubahan iklim global ketimbang faktor alam itu sendiri. Hal ini karena aktifitas industri, eksploitasi sumberdaya alam, aktifitas pertanian, peternakan, transportasi dan sebagainya menghasilkan emisi gas karbon yang pada akhirnya memicu terjadinya pemanasan global.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim di masa yang akan datang maka semua pihak harus bisa mengambil peran, termasuk dalam mengubah pola pikir dan perilaku manusia melalui dunia pendidikan. Dalam konteks ini keberadaan Gerakan Pramuka menjadi sangat strategis. Dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan sejak dini kepada anggota Gerakan Pramuka diharapkan bisa memberikan sumbangan dalam menangani berbagai dampak perubahan iklim baik melalui kegiatan mitigasi maupun kegiatan adaptasi.

Gerakan Pramuka Kwarda Nusa Tenggara Timur menyambut baik diterbitkannya Modul Panduan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Pembina dan Instruktur Pramuka Tingkat Penggalang dan Penegak yang difasilitasi oleh Plan International ini. Modul panduan ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumber rujukan bagi segenap Pembina dan Instruktur Pramuka khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk membekali anak-anak dan remaja pramuka dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan tentang perubahan iklim.

Tentu saja Pembina dan Instruktur yang nantinya menyampaikan materi-materi perubahan iklim bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam menyampaikan materi-materi terkait sesuai dengan latarbelakang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kami juga berharap para Pembina dan Instruktur Pramuka yang terlibat dalam pelatihan-pelatihan tentang perubahan iklim terus menambah pengetahuan dan membekali diri dengan

keterampilan-keterampilan yang relevan tentang perubahan iklim sekaligus melakukan eksperimen-eksperiman sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Kami mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak yang turut terlibat dalam proses penyusunan Modul API ini baik kakak Pembina Gerakan Pramuka Kwarcab Lembata, Kwarcab Timor Tengah Utara, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Plan International, PMPB, CIS Timor, dan pihak-pihak lainnya tanpa terkecuali. Berharap ihtiar ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat NTT khususnya baik hari ini maupun di masa yang akan datang.

(5)

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

MUKADIMAH

6 MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 7

daftar ISI

Pengantar Penyusun

Pengantar Plan International Indonesia Sambutan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka NTT Daftar Isi

Daftar Gambar dan Tabel

24 56 7

MUKADIMAH

BAGIAN PERTAMA

Sebelum Memulai Kegiatan

Tahapan Ketuntasan Kegiatan ekstrakurikuler API Kriteria Keberhasilan Peserta Didik

Penting Diingat Pembina dan Instruktur Pramuka Sebelum Memulai Kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

Tiga Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) dan TKK

Satuan Karya Kalpataru

Aktor Perubahan (Fokus Strategi Perubahan Perilaku Adaptif) Kurikulum Kegiatan Eksrakurikuler API

Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler API Penilaian Keberhasilan Peserta Didik Ayo Mulai !

Lembar Periksa Aktifitas

109 1211 1315 1617 1819 2526 2729

BAGIAN KETIGA

Merayakan dan Menyebarkan Merayakan Ketuntasan Sebarkan pada Dunia

101101 102

LAMPIRAN

Teka-teki Silang Perubahan Iklim Lagu Perubahan Iklim

Sumber-sumber Informasi Daftar Istilah

Tentang Program 4CA

109111 113115 116

BAGIAN KEDUA

Informasi Dasar perubahan Iklim

Perubahan Iklim dan Beragam Penyebabnya Dampak Perubahan Iklim

Solusi Perubahan Iklim: Mitigasi Aksi-aksi Mitigasi

Solusi Perubahan Iklim : Adaptasi Aksi-aksi Adaptasi

Rencana Pembelajaran untuk SMP/Penggalang Rencana Pembelajaran untuk SMA/Penegak

3132 4354 5662 6670 85

DAFTAR GAMBAR & TABEL

: Kejadian Kekeringan di Indonesia Periode 1815- 2011 : Proyeksi luas daratan pantai yang hilang akibat naiknya

permukaan air laut di Provinsi NTT 2010-20100

: Neraca Ketersediaan air di musim kemarau periode 2003 dan 2020 : Ringkasan Dampak Perubahan Iklim di berbagai Sektor

: Proses terjadinya efek rumah kaca

: Kejadian Bencana dan Korban Meninggal Periode 1815-2011 Tabel 1

Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Gambar 1 Gambar 2

47 4849 5236 53

(6)

BAGIAN PERTAMA

Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, kita meminjamnya dari anak-anak kita.

– Peribahasa Amerika-

(7)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 11

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

10

sebelum memulai

KEGIATAN

BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU PANDUAN INI ?

Buku panduan ini dikembangkan untuk digunakan oleh pembina ataupun instruktur (fasilitator pendamping) yang memenuhi kriteria dalam mendampingi kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim ini diperuntukkan bagi peserta didik tingkat SMP (Penggalang) dan SMA (Penegak) melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka untuk membuka wawasan dan membangun keterampilan dalam mendukung adaptasi perubahan iklim, sehingga diharapkan peserta didik mampu

berkontribusi dalam menyelamatkan bumi dari ancaman dan dampak perubahan iklim. Sesuai prinsip kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam buku ini praktiknya mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik, menyenangkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.

Buku ini terdiri dari tiga bagian dengan kekhususan pembahasan di masing-masing bagian, yaitu:

Bagian pertama; menyediakan informasi mengenai kriteria ketuntasan peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adaptasi perubahan iklim dan penilaiannya dan bagaimana pendidikan perubahan iklim akan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan disertai kurikulumnya.

Bagian kedua; menyediakan informasi dasar tentang perubahan iklim, mengapa terjadi perubahan iklim, dampak perubahan iklim dan alternatif tindakan untuk menggurangi dampak perubahan iklim. Bagian ini juga menyediakan contoh rencana pembelajaran adaptasi perubahan iklim untuk jenjang Penggalang (SMP) dan Penegak (SMA).

Bagian ketiga; menyediakan informasi pilihan-pilihan aktifitas untuk merayakan ketuntasan pembelajaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim hasil kegiatan ekstrakurikuler.

Apakah Pembina dan Instruktur Harus Ahli Perubahan Iklim?

Pembina dan Instruktur kegiatan ekstrakurikuler tidak harus seorang ahli pada bidang klimatologi dan meteorologi, tidak harus juga berlatar-belakang ilmu lingkungan atau

kebencanaan. Siapapun dan dengan latar-belakang pengetahuan mampu berkontribusi secara positif untuk turut dalam mencegah ancaman dan dampak perubahan iklim. Namun akan sangat bermanfaat apabila kita mengetahui dan memahami informasi dasar mengenai perubahan iklim

dan adaptasi perubahan iklim, baik dari modul panduan ini maupun dari sumber-sumber lainnya, agar pilihan solusinya didasari oleh sebab dan akibat dari munculnya fenomena perubahan iklim.

Berapa lama kegiatan ekstrakurikuler API ini dikenalkan sebenarnya tergantung minat dan pengetahuan peserta didik terhadap perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim yang telah diajarkan melalui beragam mata pelajaran dan informasi dari media massa. Sedangkan durasi kegiatan yang tersedia dalam panduan ini, terdiri dari 12 kegiatan yang perlu diselesaikan,

membutuhkan waktu selama satu semester.

Beban belajar yang terdiri tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri menggunakan sistem paket dengan pertimbangan menyesuaikan kebutuhan dan target

kompetensi yang ingin dicapai. Namun untuk kegiatan mandiri dan penugasan, beban bagi SMP sebesar 50% dan SMA 60%. Kegiatan mandiri dan penugasan dapat beragam, namun dapat diarahkan dalam bentuk kegiatan observasi

dan penelitian sederhana.

TAHAPAN KETUNTASAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER API

Contoh-contoh aktifitas dalam panduan ini disusun secara sederhana untuk memudahkan pembina dan instruktur pendamping bersama peserta didik menuntaskan kegiatan ekstrakurikuler. Terdapat 6 (enam) tema adaptasi, 1 tema selebrasi dan 1 tema diseminasi/penyebarluasan yang ditempatkan menjadi 1 paket dalam kegiatan ekstrakurikuler API ini. Untuk menjadi syarat ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API, setiap peserta didik perlu menyelesaikan 12 aktivitas plus 2 kegiatan selebrasi dan penyebarluasan informasi seperti dalam gambar di bawah ini:

Tema 1 : Kesehatan

Menyelesaikan Aktifitas GKA-1/TKA-1 DAN GKA-2/TKA-2 Tema 2 : SUmber Daya Air

+

Menyelesaikan Aktifitas GKA-3/ TKA-3 DAN GKA-4/ TKA-4

+

Tema 3: Ekosistem dan Lingkungan

+

Menyelesaikan Aktifitas GKA-5/ TKA-5 DAN GKA-6/ GKA-6 Tema 4: Pertanian

+

Menyelesaikan Aktifitas GKA-7/ TKA-7 DAN GKA-8/ PKA-8

+

Tema 5: Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Menyelesaikan Aktifitas GKA-9/ TKA-9 DAN GKA-10/ TKA-10

Tema 6: Infrastruktur dan Permukiman

+

Menyelesaikan Aktifitas GKA-11/ TKA-11 DAN GKA-12/ TKA-12

+

(Fasilitasi?) Rayakan dan Sebarkan!

Menyelesaikan 1 Aktifitas pilihan dari RP-13 sampai RP-17 dan SP-13 sampai SP-17

Selesai

Setiap peserta didik berhak mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Krida Adaptasi Perubahan Iklim/TISKA (Tanda Ikut

Serta Kegiatan)

(8)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 13

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

12

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, bakat, potensi dan minat peserta didik melalui kegiatan secara khusus yang diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Kriteria keberhasilan peserta didik mengacu kepada standar kompetensi kelulusan siswa kurikulum 2013 yang terdiri dari tiga aspek, yaitu:

Sikap: Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis, patriotik], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai calon agen perubahan untuk adaptasi perubahan iklim.

Keterampilan: Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta dan menyajikan] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri pada bidang perubahan iklim.

Pengetahuan: Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi]

pengetahuan prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta tindakan yang dapat dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Dalam panduan ini, terdapat lima komponen perilaku yang akan dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler, ke-lima komponen perilaku tersebut disandingkan dengan tiga kriteria keberhasilan siswa untuk mendapatkan kriteria keberhasilan peserta didik khusus dalam kegiatan adaptasi perubahan iklim, yaitu:

Kriteria Keberhasilan Peserta didik

Penting diingat oleh Pembina Pramuka dan Instruktur sebelum memulai kegiatan

Komponen Perilaku Kerjasama Tim

Kreatifitas

Observasi (Kesadaran lingkungan sekitar)

Penelitian

Presentasi

Terampil untuk mencoba sesuatu dan mengembangkan kreatifitas adaptasi perubahan iklim yang baru secara bersama-sama.

Terampil untuk menalar dan menyajikan imajinasi positif melalui karya-karya kreatif.

Terampil untuk menanya dan menalar fakta sosial dan alam di sekitar.

Terampil berpikir efektif dan mengolah hasil penelitian maupun hasil karya kreatif.

Terampil untuk menyajikan hasil penelitian maupun hasil karya kreatif untuk adaptasi perubahan iklim.

Aspek Keterampilan

Mengetahui dan memahami pentingnya kebersamaan dalam mewujudkan kemampuan adaptif secara bersama-sama.

Memahami dan menganalisis fenomena perubahan iklim menggunakan kreatifitas dan imajinasi akan dampak perubahan iklim di masa datang.

Mengetahui dan memahami kondisi lingkungan dan masyarakat terkait adaptasi perubahan iklim.

Memahami dan menerapkan teknik- teknik penelitian dan menganalisis dampak perubahan iklim dan pilihan adaptasinya.

Menerapkan pengetahuan/ teknologi/

seni/ budaya dalam rangka adaptasi perubahan iklim.

Aspek Pengetahuan Percaya diri, saling

menghargai dan

bertanggungjawab sesuai tugas dalam kelompok.

Memiliki sikap positif dalam mengembangkan imajinasi/

kreatifitas perubahan iklim melalui kegiatan-kegiatan kreatif.

Menghargai dan peduli terhadap lingkungan sekitar sebagai modal perilaku adaptif.

Menghargai, menghayati dan bertanggung jawab dalam melaksanakan penelitian sesuai etika penelitian sosial.

Percaya diri menyajikan presentasi, menghargai dan dapat menerima perbedaan pendapat orang lain.

Aspek Sikap

Perlu

diberitahukan kepada peserta didik

• Cuci tangan sebelum dan sesudah

aktivitas, terutama saat menggunakan peralatan mengandung zat kimia seperti cat dan lem.

• Menggunakan baju dan membawa perlengkapan yang sesuai dengan arahan pembina atau instruktur pendamping.

• Berhati-hati dan mendengarkan arahan pembina atau instruktur pendamping saat menggunakan benda tajam dan benda listrik.

• Jika mengambil foto untuk dokumentasi, pastikan mendapat izin dari orang bersangkutan dan didampingi oleh pembina atau

instruktur.

• Jika beraktivitas di alam terbuka, terutama hutan, pastikan peserta didik memahami untuk tidak

merusak dan meninggalkan sampah.

Panduan kegiatan ekstrakurikuler ini didesain untuk

mendukung pembina dan instruktur pendamping dalam melaksanakan serangkaian aktifitas menuju ketuntasan kegiatan ekstrakurikuler API. Variasi aktifitas yang mendorong peserta didik untuk

melakukan eksplorasi lingkungan sekitarnya tetap diutamakan. Pemahaman terhadap lingkungannya dengan baik, berpotensi untuk dioptimalkan sebagai langkah/upaya untuk mengurangi dampak

merugikan akibat perubahan iklim. Namun, pembina dan instruktur pendamping sebelumnya harus memastikan lokasi aktifitas dan peralatan yang akan digunakan sesuai dengan usia dan aman.

Silahkan rencanakan dengan detail dan teliti serta ikutsertakan tenaga pendidik lain, komite sekolah dan orang tua atau orang dewasa di sekitar lokasi target kegiatan, terutama lokasi dekat dengan air dan menggunakan perlengkapan benda tajam/ tenaga listrik. Selain itu, perlu

dipersiapkan perlengkapan pertolongan pertama di sekolah sebagai bantuan darurat awal.

(9)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 15

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

14

Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Sedangkan definisi operasional kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh

kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir.

a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan

pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial.

c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip-prinsip;

bersifat individual, bersifat pilihan, keterlibatan aktif, menyenangkan, membangun etos kerja, dan kemanfaatan sosial.

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, yaitu:

1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.

2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat

dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.

4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antar kelas.

5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Kepramukaan dalam Kurikulum Nasional 2013 termasuk dalam ekstrakurikuler wajib (dalam bentuk Krida) yang berarti harus diikuti oleh seluruh peserta didik dari tingkat dasar hingga menengah atas, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam pelaksananannya dapat bekerjasama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat.

Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat dinamis, perlu dilakukan kajian dan penyesuaian secara rutin. Evaluasi ekstrakurikuler dapat diadakan setiap semester oleh satuan pendidikan bersama pembina Pramuka dan organsiasi Pramuka setempat/terdekat, sehingga dapat menyempurnakan

panduan kegiatan ekstrakurikuler di setiap satuan pendidikan.

(10)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 17

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

16

Tiga Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan

Tanda Ikut Serta Kegiatan (TISKA) dan Tanda Kecakapan Khusus (TKK)

TISKA merupakan salah satu mekanisme yang bisa

ditempuh oleh anggota Pramuka ditingkat Penggalang dan Penegak bahwa anggota Pramuka yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan tertentu. Biasanya berbentuk medali atau lencana/badge yang dikenakan di baju Pramuka sampai batas waktu tertentu. Kegiatan kepramukaan seperti Jambore Nasional misalnya memfasilitasi anggota Pramuka untuk bisa mendapatkan TISKA. Seorang anggota Pramuka bisa mendapatkan TISKA setelah mengikuti 60% - 80% jumlah kegiatan yang disyaratkan.

Mekanisme pemberian TISKA bagi anggota Pramuka yang mengikuti kegiatan adaptasi perubahan iklim secara rutin ini perlu dipertimbangkan mengingat keberadaan SAKA KALPATARU belum ada di semua Kwarda, termasuk di Kwarcab Lembata dan Kwarcab Timor Tengah Utara. Sehingga anggota Pramuka dari masing-masing gugus depan bisa mendapatkan TISKA melalui kwarcab masing-masing yang difasilitasi oleh para pembina/Instruktur.

Lalu syarat apa yang harus ditempuh bila anggota Pramuka ingin mendapatkan TISKA? Kegiatan yang disediakan melalui modul panduan ini bisa menjadi pertimbangan bagi seorang anggota Pramuka untuk mendapatkan TISKA. Merujuk pada penjelasan di tahapan ketuntasan belajar peserta didik sebelumnya, maka seorang peserta didik dinyatakan tuntas bila sudah mengikuti 12 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan yang ada dalam modul panduan ini. Namun demikian karena lazimnya TISKA bisa

didapatkan setelah anggota gerakan pramuka bisa mengikuti kegiatan 60% - 80% kegiatan, TISKA tentang adaptasi perubahan iklim ini bisa didapatkan setelah anggota Pramuka mengikuti 8 kegiatan wajib dan 2 kegiatan pilihan.

Sebagai gambaran, seorang anggota Pramuka bisa mengikuti kegiatan secara rutin merujuk pada PKA/AKA 1-12 (wajib) dan kegiatan pilihannya RP 11 – 15 dan SP 11 - 15 yang disediakan pada

bagian dua modul panduan ini. Dengan demikian kegiatan yang harus diikuti adalah 10 tema kegiatan ditambah 2 kegiatan pilihan = 10 tema x 2 – 5 jam pelajaran. Minimal kegiatan yang harus diikuti adalah 24 jam pelajaran atau jika bisa mengikuti kegiatan seluruhnya adalah 60 jam pelajaran.

Bila durasi kegiatan selama 24 jam pelajaran, maka kegiatan ini bisa disatukan dalam paket kegiatan Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu dan Minggu) Pramuka dengan topik mengenal dan memahami adaptasi perubahan iklim. Atau kalau kegiatannya berupa Persami (Perkemahan Sabtu Minggu) bisa dilakukan secara penuh dari pagi sampai malam.

Adapun jenis TISKA yang bisa dikeluarkan kepada peserta didik tersebut tinggal disesuaikan dengan kekhususan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari. Ini bisa juga merujuk pada

badge/lencana yang dikembangkan oleh Modul YUNGA.

Bagaimana dengan model SKK/TKK? Model SKK/TKK bisa dimasukkan dalam latihan atau ekstrakurikuler wajib kepramukaan sesuai dengan program latihan mereka. Jika di suatu Kwarda atau Kwarcab belum berdiri SAKA KALPATARU, maka TKK dari SAKA ini bisa diberikan dan diujikan

oleh pembina Pramuka di gugus depan (Gudep) yang bersangkutan tanpa harus mengikuti kegiatan rutin Saka-nya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai

Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah maka kegiatan kepramukaan harus dilaksanakan di dua jenjang

pendidikan tersebut.

Merujuk pada pasal 3 Peraturan Menteri tersebut pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib dilaksanakan dengan menggunakan tiga model

yaitu Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Masing-masing model pelaksanaan kepramukaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Model Blok

Model Blok adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan setahun sekali, yakni pada awal tahun ajaran baru. Lebih tepatnya disisipkan pada kegiatan Masa Orientasi Sekolah dimana Model Blok Ini bersifat wajib diselenggarakan setahun sekali, berlaku bagi seluruh peserta didik, terjadwal, dan diberikan penilaian umum. Karakteristik dari penerapan Model Blok ini, peserta didik tidak diwajibkan memakai seragam pramuka dan dipegang langsung oleh guru bidang studi bersangkutan dengan dibantu oleh pembina Pramuka.

3. Model Reguler

Model Reguler adalah kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus Depan oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan gerakan Pramuka; Pelaksanaan kegiatan sepenuhnya dikelola dan diatur oleh gugus depan Pramuka pada satuan pendidikan.

2. Model Aktualisasi

Model Aktualisasi adalah pola kegiatan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Model aktualisasi bersifat wajib, dan berlaku untuk seluruh peserta didik dalam setiap kelas. Karakteristik pelaksanaan model aktualisasi antara lain : Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu minggu satu kali; satu kali kegiatan model aktualisasi dilaksanakan selama 120 menit; diselenggarakan bersamaan dengan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka pada gugus depan;

Kegiatan diorganisasikan oleh Pembina Pramuka; tidak memakai seragam Pramuka bagi yang bukan anggota Gerakan Pramuka; tidak menggunakan SKU/menggunakan jurnal; Pembina adalah guru kelas/guru mata pelajaran yang menjadi Pembina Pramuka atau Pembantu Pembina.

Kegiatan kepramukaan melalui model aktualisasi ini bertujuan untuk: (1). Pengenalan pendidikan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang kepada seluruh peserta didik; (2). Sebagai media aktualisasi kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan;

dan (3). Untuk meningkatkan kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) peserta didik yang sejalan dan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui: Aplikasi Tri Satya dan Dasa Darma bagi peserta didik.

(11)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 19

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

18

Jadi dibalik kalau sudah punya TKK yang berhubungan

dengan ke-saka-an, maka seorang anggota Pramuka yang sudah punya TKK ini kalau punya keinginan untuk bergabung dalam kegiatan latihan di suatu Saka, tinggal lapor ke pamong Saka bahwa dia sudah

memiliki kualifikasi tertentu dengan menunjukkan bukti TKK yang dia miliki.

Satuan Karya Kalpataru

Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka merupakan terobosan Gerakan Pramuka dalam menyediakan wadah bagi anggota pramuka usia 16-25 tahun (Penegak dan Pandega) dalam

mendalami pengetahuan dan keterampilan khusus terkait isu-isu tertentu dan tentunya disamping keterampilan dan pengetahuan tentang kepramukaan pada umumnya.

Saka Kalpataru adalah salah satu Satuan Karya Pramuka di Gerakan Pramuka yang khusus bergerak dalam bidang cinta lingkungan hidup. Saka yang dibentuk atas kerjasama antara Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Lingkungan Hidup ini menekankan pada isu lingkungan, pengelolaan sampah, perubahan iklim dan konservasi keanekaragaman hayati. Tujuan akhir Saka Kalpataru adalah membentuk generasi muda yang ramah pada lingkungan hidup fokus pada peningkatan (1) pengetahuan, (2) pengalaman, (3) keterampilan, (4) kecakapan, dan (5) kepemimpinan.

Kerjasama pembentukan Saka Kalpataru ini disahkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di Kupang Nusa Tenggara Timur melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka nomor:

13/Munas/2013 tanggal 5 Desember 2013 yang merupakan tindak lanjut dari kesepakatan bersama antara Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang ditandatangani tanggal 20 November 2011 dalam dokumen kesepakatan bersama antara Menteri Negara Lingkungan Hidup dengan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 17/MENLH/11/2011 dan No. 014/PK- MoU/11/2011 tentang Pelaksanaan Program dan Kegiatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kesepakatan tersebut menjadi implementasi dari Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, serta Undang-undang nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Sebagaimana layaknya Satuan Karya Pramuka lainnya, para anggota akan dikelompokkan dalam krida- krida yang mengkhususkan pada materi tertentu. Setiap Krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus (SKK) untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan karyaan. Krida dan SKK dalam Saka Kalpataru terdiri atas :

1) Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dengan tiga SKK yaitu SKK Komposting, SKK Daur Ulang dan SKK Bank Sampah.

2) Krida Perubahan Iklim dengan tiga SKK yaitu SKK Hemat Air, SKK Hemat Energi Listrik dan SKK Transportasi Hijau.

3) Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati dengan tiga SKK yaitu SKK Pelestarian Sumber Daya Genetik, SKK Pelestarian Ekosistem dan SKK Jasa Lingkungan.

Aktor Perubahan (Fokus strategi Perubahan Perilaku yang Adaptif)

Melalui kegiatan ekstrakurikuler API ini, kita akan menyasar generasi muda untuk mendukung mereka menjadi aktor perubahan sejak muda, sehingga diharapkan mampu mempersiapkan masa depan dengan lebih baik dan membangun kepercayaan diri bahwa mereka dapat membuat perubahan. Rencana

menjadikan mereka aktor perubahan ini salah satunya dengan mengembangkan perubahan perilaku yang dapat bertahan hingga dewasa. Karena banyak permasalahan sosial dan lingkungan sebagai akibat dari sikap dan perilaku yang tidak sehat. Banyak orang membutuhkan perilaku yang adaptif, bukan hanya dalam program kegiatan ekstrakurikuler API ini, tetapi sepanjang rentang kehidupan mereka. Sehingga membutuhkan lebih dari sekedar program membangun kesadaran, namun ditambah dengan memberikan nilai-nilai, sikap dan keterampilan.

Fokus pada perilaku yang spesifik dan bisa dicapai oleh peserta didik

Memprioritaskan aktifitas yang sederhana dan spesifik untuk perubahan perilaku. Misalnya hemat air saat cuci tangan dan mandi.

Membiasakan perencanaan dan pemberdayaan Mengajak anak-anak ke dalam perencanaan perubahan, salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memilih kegiatan yang disukai dan mendampingi mereka untuk membuat perencanaan aktifitas.

Mengkaji perilaku saat ini dan menghilangkan hambatan

Mendorong peserta didik untuk merubah perilaku saat ini dan apa saja pilihan untuk merubahnya. Mungkin akan banyak alasan dilontarkan sebagai penyebab perilaku saat ini. Ajak mereka mendiskusikan secara terbuka alasan-alasan tersebut dan bagaimana sesama mereka mencari solusinya.

Praktikkan keterampilan

Terbiasa makan sayur? Sayur jenis apa saja?

Coba ajak mereka identifikasi jenis-jenis sayur tersebut, cari tahu bagaimana tumbuhan itu bisa tumbuh di daerah mereka, coba membeli bibit dan menanamnya di sekolah dan di rumah. Ajak untuk beranikan diri melakukan eksperimen. Hal ini juga berlaku untuk tema lainnya, kesehatan, sumberdaya air, infrastruktur dan permukiman, adaptasi pesisir serta tema ekosistem dan lingkungan. Terus lakukan sampai terbiasa dan mendapatkan manfaatnya.

Jalan-jalan!

Kepedulian biasanya dimulai dengan mengetahui secara pasti apa yang terjadi. Apa yang sudah terjadi akibat perubahan iklim? Cobalah ajak dan temani untuk melakukan perjalanan ringan, di sekitar kita,

di pesisir, di kebun. Ajak berkumpul dengan nelayan, kurangi waktu menggunakan telepon genggam dan televisi. Dengan begitu dapat membangun rasa tanggungjawab terhadap lingkungan alam dan sosial di sekitar mereka.

Ajak keluarga, teman dan lainnya

Kalau bisa mengajak satu anak muda melakukan perubahan perilaku, kenapa tidak dengan keluarga, teman dan tetangganya? Sebarkan seruan untuk perubahan perilaku dengan mengajak keluarga, teman dan tetangga bergabung dalam sebuah sesi bercerita apa yang baru saja dipelajari walaupun masih berupa tindakan kecil. Jika ingin mendapatkan efek lebih besar, undanglah pejabat dan anggota dewan untuk ikut mendengarkan anak-anak.

Membuat komitmen publik

Kebanyakan orang mau melakukan sesuatu jika mereka menyatakan setuju melakukannya di hadapan publik, atau secara tertulis. Bisa kita coba lakukan saat presentasi di hadapan publik.

Catat dan ikuti perubahan serta rayakan capaian Perubahan perilaku adalah kerja keras. Lakukan pencatatan setiap perubahan walau sekecil apapun dan tidak ada salahnya memberi penghargaan sederhana atas perubahan perilaku tersebut.

Anda contohnya!

Peserta didik, anak-anak dan generasi muda melihat dan mencontoh Anda. Mereka menghargai Anda, terpesona dengan cara Anda mengajar dan mereka seringkali berusaha melakukan sesuatu agar Anda kagum terhadap mereka. Maka tentu perilaku Anda adalah kunci utama perubahan perilaku mereka. Ingat peribahasa ini, guru kencing berdiri, murid kencing berlari !

Ada beberapa tindakan yang selama ini dipercaya dapat

mempromosikan perubahan perilaku untuk jangka panjang yang juga dipromosikan dalam panduan ini, yaitu:

APA YANG DAPAT

KITA LAKUKAN

(12)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 21

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

20

Kurikulum Kegiatan Ekstrakurikuler API

Kurikulum ekstrakurikuler API dikembangkan berdasarkan tema-tema yang diharapkan memudahkan peserta didik untuk mengetahui, memahami dan mempraktikkan pilihan-pilihan tindakan untuk adaptasi perubahan iklim.

Setiap tema memiliki kompetensi dan diwakili oleh contoh pilihan-pilihan kegiatan yang secara detail dibahas di Bagian Ketiga buku ini.

Setiap tema dapat diselesaikan oleh peserta didik setelah menuntaskan 1 paket kegiatan. Struktur kurikulum kegiatan ekstrakurikuler disajikan dalam tabel di bawah ini:

Jenjang SMP/ Penggalang Tema Adaptasi

Kesehatan

Sumberdaya Air

Ekosistem Lingkungan dan

Pertanian

Aktifitas Kode GKA.1

Aktifitas Kode GKA.2

Aktifitas Kode GKA.3

Aktifitas Kode GKA.4

Aktifitas Kode GKA.5

Aktifitas Kode GKA.6

Aktifitas Kode GKA.7

Aktifitas Kode GKA.8 Aktifitas

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian Perubahan iklim (PI) dan API dan hubungannya dengan kesehatan.

- Mampu menjelaskan jenis-jenis penyakit akibat perubahan iklim dan penyakit akibat PI.

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan kegiatan sederhana perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan kebutuhan air bersih.

- Mampu menjelaskan pentingnya hemat air.

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan cara menghemat air.

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga urgensi untuk menghemat air.

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API.

- Mampu menjelaskan dampak PI terhadap ekosistem dan lingkungan.

- Mampu menjelaskan hubungan PI dengan kejadian bencana.

- Mampu menjelaskan kepada teman dan adaptasi perubahan iklim terkait ekosistem dan lingkungan.

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API.

- Mampu menjelaskan dampak PI dan pertanian.

- Mampu mempraktikkan dan menjelaskan cara sederhana bercocok tanam adaptif.

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk bercocok tanam adaptif.

Kompetensi

Jenjang SMA/ Penegak Tema Adaptasi

Kesehatan

Sumberdaya Air

Aktifitas Kode TKA.1

Aktifitas Kode TKA.2

Aktifitas Kode TKA.3

Aktifitas Kode TKA.4 Aktifitas

- Mampu memahami dan menjelaskan hubungan PI dan penyakit akibat perubahan iklim.

- Mampu mengidentifikasi jenis-jenis tanaman lokal yang bisa mengobati jenis-jenis penyakit.

- Mampu melaksanakan PHBS dan pencegahan penyakit di lingkungan sekitar.

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan pencegahan penyakit.

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan kebutuhan air bersih.

- Mampu mengidentifikasi pilihan-pilihan tindakan memanen air dan tindakan hemat air.

- Mampu membuat teknologi terapan sederhana untuk ketersediaan air bersih dan mempresentasikannya.

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk memanen air dan menghemat air dengan teknologi terapan sederhana.

Kompetensi Wilayah Pesisir

Pulau-Pulau Kecildan

Infrastruktur dan Permukiman

Aktifitas Kode GKA.9

Aktifitas Kode GKA.10

Aktifitas Kode GKA.11

Aktifitas Kode GKA.12

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan kenaikan muka air laut.

- Mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab kenaikan air laut.

- Mampu menjelaskan pengertian dampak kenaikan muka air laut (dampak fisik dan sosial).

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga untuk mengetahui penyebab dan dampak kenaikan muka air laut.

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan infrastruktur dan permukiman.

- Mampu menjelaskan faktor-faktor dampak perubahan iklim bagi permukiman dan infrastruktur.

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi permukiman.

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur.

(13)

BAGIAN KETIGA LAMPIRAN BAGIAN KEDUA BAGIAN PERT AMA

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR 23

MODUL PANDUAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM (API) UNTUK PEMBINA & INSTRUKTUR

22 Ekosistem Lingkungan dan

Pertanian

Wilayah Pesisir Pulau-Pulau KecilDan

Infrastruktur Permukimandan

Aktifitas Kode TKA.5

Aktifitas Kode TKA.6

Aktifitas Kode TKA.7

Aktifitas Kode TKA.8

Aktifitas Kode TKA.9

Aktifitas Kode TKA.10

Aktifitas Kode TKA.9

Aktifitas Kode TKA.10

- Mampu menjelaskan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan ekosistem dan lingkungan.

- Mampu menjelaskan dampak PI terhadap ekosistem, lingkungan dan kejadian bencana.

- Mampu menjelaskan pentingnya hemat energi

- Mampu menjelaskan kepada teman dan keluarga tentang energi alternatif.

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan dampaknya terhadap pertanian.

- Mampu mengidentifikasi pergantian musim, pola tanam dan varietas tanaman yang adaptif di lingkungan sekitar.

- Mampu mengidentifikasi pola ketahanan pangan

masyarakat (penyimpanan, pengolahan dan distribusi) dan mempresentasikannya.

- Mampu menggerakkan teman dan masyarakat untuk bercocok tanam dengan teknologi terapan sederhana.

- Mampu memahami dan menjelaskan PI dan kenaikan muka air laut.

- Mampu memahami dan menjelaskan dampak kenaikan muka air laut (dampak fisik dan sosial).

- Mampu memahami dan menjelaskan pilihan tindakan untuk adaptasi kenaikan permukaan air laut (mencegah abrasi atau pola tangkap ikan).

- Mampu melakukan penyuluhan kepada keluarga dan/ atau masyarakat untuk mengetahui pilihan tindakan adaptasi sebagai dampak kenaikan muka air laut.

- Mampu menjelaskan konsep dan pengertian PI dan API dan hubungannya dengan infrastruktur dan permukiman.

- Mampu menjelaskan faktor-faktor dampak perubahan iklim bagi infrastruktur dan permukiman.

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi permukiman.

- Mampu menjelaskan adaptasi yang dilakukan terkait perubahan iklim dan dampaknya bagi infrastruktur.

Referensi

Dokumen terkait

140 Ayesha Kajee Qabila’s professional persona – the erudite Black female professor who has transcended apartheid-era sexism and racism – conceals the lived challenges of Black

TABLE OF CONTENTS Yesterday & Today journal overiew 2 Yesterday & Today editorial board 4 Yesterday & Today contact details 4 Editorial 7 Johan Wassermann Editor-in-Chief A