• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun Kedua Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahun Kedua Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun Kedua

Rencana Aksi Nasional

Adaptasi Perubahan Iklim

(RAN API)

Maret 2015 – Februari 2016

(2)
(3)

Kata Pengantar

Perubahan iklim sebagai fenomena bencana telah banyak berdampak terhadap Indonesia. Indo-nesia di tahun 2016 ini juga menghadapi berbagai tantangan yang berkaitan dengan perubahan iklim seperti banjir, abrasi, dan tanah longsor. Indonesia sebagai negara kepulauan dalam hal ini memiliki isu kerentanan yang nyata. Keseriusan menghadapi permasalahan perubahan iklim dilakukan Indonesia diantaranya dengan menerbitkan Undang-Undang Perubahan Iklim, upaya penanganan kebakaran hutan secara komprehensif serta ikut menandatangani Perjanjian Paris. Keseriusan dalam menangani perubahan iklim juga dilakukan dengan adanya perencanaan pembangunan adaptasi perubahan iklim nasional melalui Rencana Pembangunan Jangka Me-nengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang mendorong Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan ketahanan iklim yang dintegrasikan ke dalam dokumen rencana pembangunan berdasarkan kajian kerentanan. Di tingkat nasional, dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) yang diresmikan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pe-rencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas pada bulan Februari tahun 2014 dapat digu-nakan sebagai acuan untuk mendorong terbangunnya sinergitas pelaksanaan program adaptasi perubahan iklim dan terbentuknya sistem koordinasi yang lebih baik antara pusat dan daerah maupun lintas sektor dalam upaya meningkatkan kemampuan Indonesia beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Buku Dua Tahun API ini akan membahas berbagai kemajuan yang sudah dicapai oleh RAN-API di periode Maret 2015 sampai Februari 2016. Pembahasan secara garis besar akan mencakup berbagai implementasi adaptasi yang sudah dilakukan Sekretariat RAN-API, Kementerian dan Lembaga. Selain itu, pembahasan garis besar lainnya yaitu mengenai kemajuan implementasi adaptasi di 15 daerah percontohan, penyusunan indikator ketahanan dan hasil monitoring dan evaluasi RAN-API.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini, dan semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para pelaku di tingkat nasi-onal dan daerah.

(4)
(5)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... vi

1. Pendahuluan ... 1

1.1. Perubahan Iklim ... 1

1.2. RPJMN 2014 – 2019 ... 2

1.3. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim ... 3

1.4. Sustainable Development Goal’s ... 4

2. Implementasi Adaptasi oleh Kementerian dan Lembaga ... 6

2.2. Program dan Kegiatan Sekretariat RAN-API ... 6

2.1.1. Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Mitra Pembangunan ... 6

2.1.2. Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang dan sub-bidang RAN API ... 6

2.1.3. Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen adaptasi perubahan iklim ... 7

2.1.4. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian Energi di RAN API ... 7

2.1.5. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan Sub-Bidang Infrastruktur di RAN API .... 7

2.1.6. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API ... 8

2.1.8. Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke Dalam Dokumen Perencanaan ... 8

2.2. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Kementerian ... 8

2.2.1. Kementerian ATR ... 9

2.2.2. Kementerian PPN/BAPPENAS ... 9

2.2.3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ... 9

(6)

3. Implementasi Adaptasi di Lokasi Percontohan ... 12

3.1. Sumatera Utara ... 12

3.1.1. Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi Gubernur Sumatera Utara ... 12

3.1.2. Inisiasi Adaptasi di Indonesia ... 12

3.2. Jawa Barat ... 13

3.2.1. Lokakarya Penilaian Risiko dan Aksi Adaptasi untuk Pembangunan Daerah ... 13

3.2.2. Round Table Discussion bersama Kepala Daerah Karawang, Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung ... 13

3.3. Jawa Timur ... 13

3.3.1. Focus Group Discussion (FGD) II dalam Penyusunan Konsep Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur ... 13

3.4. Bali ... 14

3.4.1. Focus Group Discussion (FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam Ketahanan Pangan ... 14

3.5. Nusa Tenggara Barat ... 14

3.5.1. Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim ... 14

3.6. Kota Bandar Lampung ... 15

3.6.1. Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim ... 14

3.7. Penyusunan City Resilience Strategy (CRS) ... 15

3.7.1. Kota Tangerang Selatan ... 15

3.7.2. Kota Banjarmasin ... 16

3.7.3. Kota Tangerang ... 16

3.8. Provinsi dan Lokasi Percontohan Lain ... 17

4. Monitoring dan Evaluasi ... 18

4.1. Penyusunan Indikator ... 18

4.1.1. Penyusunan Indikator Ketahanan Pangan ... 18

4.1.2. Penyusunan Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil ... 19

4.2 Hasil Monev RAN API ... 20

4.2.1. Ketahanan Ekonomi ... 21

4.2.2. Ketahanan Sistem Kehidupan ... 28

4.2.3. Ketahanan Ekosistem ... 32

4.2.4. Ketahanan Wilayah Khusus ... 34

4.2.5. Sistem Pendukung ... 37

(7)

Gambar 1. Jumlah Kejadian Bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim di Indonesia

(sumber BNPB) ... 2

Gambar 2. Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) ... 4

Gambar 3. Proses penyusunan Kajian Kerentanan di KotaMataram ... 14

Gambar 4. Peserta sedang membuat peta kerentanan Kota Tangerang Selatan ... 16

Gambar 5. Sambutan dari Kepala BLHD Kota Banjarmasin ... 16

Gambar 6. Sesi foto bersama peserta Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang ... 17

(8)

Daftar Tabel

Tabel 1. Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-Pulau kecil ... 19

Tabel 2. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ketahanan Pangan ... 21

Tabel 3. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kemandirian Energi ... 27

Tabel 4. Program dan Kegiatan Sub Bidang Kesehatan ... 28

Tabel 5. Program dan Kegiatan Sub Bidang Permukiman ... 29

Tabel 6. Program dan Kegiatan Sub Bidang Infrastruktur ... 29

Tabel 7. Program dan Kegiatan Sub Bidang Ekosistem ... 32

Tabel 8. Program dan Kegiatan Sub Bidang Perkotaan ... 34

Tabel 9. Program dan Kegiatan Sub Bidang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ... 35

(9)

1.1. Perubahan Iklim

Perubahan Iklim merupakan sebuah fenomena alam yang sudah terbukti secara ilmiah. Artikel 1 UNFCCC mendefinisikan perubahan iklim sebagai “perubahan dalam iklim yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer global dan variabilitas iklim alami yang diamati selama periode waktu tertentu.” Secara umum ada empat dampak perubahan iklim yaitu curah hujan, cuaca ekstrim, kenaikan suhu dan perubahan permukaan air laut. Dengan demikian, perubahan iklim dapat menimbulkan permasalahan serius seperti banjir rob, vektor penyakit dan kekeringan yang bisa berdampak terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin yang tidak mempunyai pengetahuan dan kapasitas untuk merespon dampak perubahan iklim.

Negara-negara di dunia semakin serius menanggapi permasalahan perubahan iklim. Penyelenggaraan COP21 (Conference of the Parties 21) dari tanggal 30 November – 12 Desember 2015 di Paris berhasil mempertemukan perwakilan dari 196 negara untuk membahas permasalahan perubahan iklim IPCC (Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim).

COP21 juga membahas tentang kontribusi Negara dalam mengurangi emisi karbon yang dikenal dengan istilah Intended Nationally Determined Contributions (INDC) dimana masing – masing negara diberikan kesempatan untuk mempresentasikan kontribusi yang akan diberikan dalam penurunan emisi karbon. Indonesia sendiri mematok target penurunan emisi sebesar 26% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan asing sampai pada tahun 2030.

Pendahuluan

(10)

Gambar 1. Jumlah Kejadian Bencana yang berkaitan dengan perubahan iklim di Indonesia (sumber BNPB)

Dari gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa penanganan dampak perubahan iklim di Indonesia bersifat mendesak. Ancaman perubahan iklim terhadap masyarakat semakin nyata. Oleh karena itu, perubahan iklim menjadi salah satu agenda pemerintah di dalam perencanaan pembangunan.

1.2. RPJMN 2014 – 2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah perencanaan pembangunan dalam berbagai bidang dengan jangka waktu tahun 2015 sampai 2019. RPJMN secara struktur adalah bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional) yang merupakan rencana pembangunan berjangka 20 tahun (2005 – 2025).

RPJMN 2015-2019 membahas lebih lanjut 9 agenda prioritas pembangunan yang dikenal dengan istilah Nawa Cita. Isu perubahan iklim secara garis besar menjadi bagian dari 9 Agenda Prioritas yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana.

Berdasarkan RPJMN 2015-2019 Buku I, Bab 6 Agenda Pembangunan Nasional dalam upaya melestarikan sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana terdapat 2 sasaran yang ingin dicapai, yaitu:

1. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26%

2. Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim, khususnya di lima belas daerah rentan

Adapun arah kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran dalam penanganan perubahan iklim berdasarkan RPJMN 2015-2019 Buku I, Bab 6 Agenda Pembangunan Nasional dapat dirangkum menjadi sebagai berikut:

1. Mendorong pemerintah daerah menyusun strategi/rencana aksi adaptasi berdasarkan dokumen RAN-API dan kajian kerentanan daerah

2. Melaksanakan upaya adaptasi berdasarkan dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API), terutama di 15 (lima belas) daerah rentan

2.000 1.800 Data Bencana 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2016 2016 0

(11)

3. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat terkait dengan perubahan iklim Pembentukan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) juga dapat ditelusuri urgensi pembentukannya lebih lanjut di dalam dokumen RPJMN 2015-2019 Buku II mengenai Agenda Pembangunan Bidang. Di dalam Bab 1 tentang Pengarusutamaan dan Pembangunan Lintas Bidang, disebutkan bahwa “arah kebijakan dan strategi pembangunan lintas untuk bidang perubahan iklim terdiri dari penurunan emisi gas rumah kaca/mitigasi (GRK) dan peningkatan ketahanan masyarakat/adaptasi terhadap perubahan iklim”. Dengan demikian, Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) disusun untuk meningkatkan ketahanan masyarakat dan melindungi ketahanan ekonomi terutama di bidang pangan dan energi.

Selain itu, urgensi pembentukan RAN API juga dapat dilihat di Bab 10 tentang Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup. Di dalam bab 10 juga dibahas lebih lanjut mengenai penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan dimana sumber pendanaan untuk penanganan perubahan iklim dan peningkatan kualitas informasi iklim dan kebencanaan berasal dari pendanaan pemerintah pusat (APBN), daerah (APBD), dan sumber dana lain baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang sifat pendanaannya tidak mengikat.

1.3. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim

Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim adalah dokumen perencanaan yang bertujuan untuk mempersiapkan rencana pembangunan yang memiliki daya tahan terhadap perubahan iklim. Dibawah BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), RAN-API akan berperan sebagai acuan pemerintah untuk perencanaan pembangunan yang memperhitungkan aksi adaptasi perubahan iklim.

Berdasarkan jangka waktunya, RAN-API dapat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Rencana Aksi Adaptasi prioritas sektor dan lintas sektor dalam jangka waktu pendek (2013-2014) 2. Upaya pengarusutamaan rencana aksi adaptasi ke dalam RPJMN (2015-2019)

3. Arah kebijakan adaptasi dalam jangka panjang (2020-2025) RAN-API dalam pelaksanaannya memiliki beberapa bidang fokus yaitu:

(12)

Adapun wilayah implementasi RAN-API terdiri dari 15 lokasi yang meliputi kota, kabupaten serta tingkat provinsi yang terdiri dari:

1.4. Sustainable Development Goal’s

Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah target pembangunan dunia yang terdiri dari berbagai bidang kehidupan masyarakat. SDGs terdiri dari 17 tujuan pembangunan yang dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi 169 capaian pembangunan. Target pembangunan yang erat kaitannya dengan perubahan iklim adalah target no 13 yaitu Aksi Perubahan Iklim.

(13)

Adapun capaian pembangunan untuk aksi perubahan iklim yakni sebagai berikut:

• Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana

alam di semua Negara

• Integrasi pengukuran perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi dan perencanaan

nasional

• Meningkatkan edukasi, kesadaran serta kapasitas manusia dan institusi terhadap mitigasi

perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini.

 Mengimplementasikan komitmen yang disetujui oleh kelompok Negara-maju ke dalam Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dengan tujuan untuk bersama-sama memobilisasi $ 100.000.000.000 per tahun pada tahun 2020 dari berbagai sumber untuk mengatasi kebutuhan Negara berkembang didalam konteks aksi mitigasi dan transparansi dalam implementasi serta mengoperasikan secara maksimal Green Climate Fund melalui kapitalisasi secepat mungkin.

 Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas agar perencanaan dan

manajemen terkait perubahan iklim dapat berjalan dengan efektif di negara terbelakang dan negara berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada wanita, pemuda, daerah dan masyarakat terpinggirkan

(14)

2.1. Program dan Kegiatan Sekretariat RAN-API

2.1.1. Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan

Mitra Pembangunan

Pada tanggal 17 Juni 2015, Sekretariat RAN API melaksanakan Rapat Koordinasi Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dengan Mitra Pembangunan. Kegiatan ini dilakukan Implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API).

Adapun mitra pembangunan yang diundang dalam kegiatan ini yaitu ADB, AUSAID, GIZ, JICA, Mercy Corps Indonesia, UNDP, dan USAID.

Dalam pertemuan ini ada 2 paparan yang diberikan yaitu mengenai implementasi RAN API, dan kemajuan kegiatan adaptasi perubahan iklim mitra pembangunan.

2.1.2.

Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting

Strategi dan

Penyusunan Indikator Bidang dan sub-bidang RAN API

Pada tanggal 15 September 2015, Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD)/Expert Panel Meeting Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang dan sub-bidang RAN API“. Adapun tujuan kegiatan ini adalah sebagai lokakarya pembuka dari rangkaian lokakarya isu prioritas dan indikator RAN API serta menentukan ruang lingkup masalah adaptasi pada setiap bidang dan sektor.

Beberapa paparan yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain: 1. Kapasitas Pemodelan Iklim Untuk Mendukung Pelaksanaan RAN API 2. Strategi Adaptasi Dalam Menghadapi Risiko Perubahan Iklim 3. Adaptasi Berbasis Ekosistem

4. Adaptasi Perubahan Iklim Di Sektor Energi 5. Ketahanan Pangan Dan Perubahan Iklim

Implementasi Adaptasi oleh

Kementerian dan Lembaga

(15)

2.1.3. Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen

adaptasi perubahan iklim

Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam penyusunan dokumen adaptasi perubahan iklim. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengkoordinasikan penyusunan strategi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim serta sebagai fasilitasi kepada pemerintah propinsi Kepulauan Riau untuk penyusunan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim.

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dari tanggal 7 – 8 Oktober 2015. Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan itu meliputi sosialisasi RAN API/Perkembangan Penanganan Perubahan Iklim di Indonesia, strategi pengarusutamaan adaptasi dalam perencanaan pembangunan daerah, serta Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim dalam mendukung pelaksanaan Sustainable Development Goal’s.

2.1.4. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM

dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian

Energi di RAN API

Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan “Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian ESDM dalam Bidang Ketahanan Ekonomi Sub-Bidang Kemandirian Energi di RAN API”. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 November 2015.

Adapun kegiatan ini membahas beberapa paparan antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan sektor ESDM dalam sub-bidang kemandirian energi, bidang ketahanan ekonomi RAN API.

2.1.5. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian

Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan

Sub-Bidang Infrastruktur di RAN API

Pada tanggal 12 November 2015, Sekretariat RAN API mengadakan kegiatan Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Perhubungan dalam Bidang Ketahanan Sistem Kehidupan Sub-Bidang Infrastruktur di RAN API. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka persiapan implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API) pasca tahun 2015.

Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan Indikator Bidang RAN API, kerangka kerja E-Monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan

(16)

2.1.6. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan

Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API

Pada tanggal 19 November 2015, Sekretariat RAN API mengadakan kegiatan diskusi Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Bidang Ketahanan Ekosistem Sub-Bidang Ekosistem di RAN API. Topik utama yang dibahas dalam pertemuan ini yaitu mengenai inventarisasi program/kegiatan sektor LHK dalam Sub-Bidang Ekosistem, Sub-Bidang Ketahanan Ekosistem RAN API.

Adapun paparan lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006.

2.1.7. Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian/

Lembaga terkait dalam Sistem Pendukung RAN API

Pada tanggal 26 November 2015, Sekretariat RAN API melakukan kegiatan “Diskusi Inventarisasi Program dan Kegiatan Kementerian/Lembaga terkait dalam Sistem Pendukung RAN API”. Pembahasan dilakukan bersama Kementerian/Lembaga terkait yaitu BNBP, BMKG, KLH, BIG, Bappenas, LIPI, BPPT. Topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut yaitu mengenai mekanisme implementasi RAN API dan indikator bidang RAN API.

Adapun paparan lainnya yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain mengenai perkembangan implementasi RAN API tahun 2015, kerangka kerja E-monev Bappenas PP 39/2006, inventarisasi program/kegiatan kementerian/lembaga terkait dalam sistem pendukung RAN API.

2.1.8. Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke

Dalam Dokumen Perencanaan

Sekretariat RAN API melaksanakan kegiatan Pertemuan Trilateral Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim Ke Dalam Dokumen Perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016.

Tujuan dari pelaksanaan trilateral meeting ini adalah:

1. Melakukan koordinasi dengan Kemendagri terkait pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim ke daerah, antara lain dapat melalui rancangan Peraturan Menteri tentang Adaptasi Perubahan Iklim yang sedang disusun oleh Kementerian LHK, Permendagri mengenai RKPD dan APBD setiap tahuunya untuk integrasi program dan kegiatan adaptasi, serta Surat Edaran Menteri Dalam Negeri untuk koordinasi dengan wilayah dan kota.

2. Melakukan koordinasi dengan Pusbindiklatren mengenai pengarusutamaan adaptasi perubahan iklim ke dalam kurikulum pendidikan dan pelatihan perencanaan.

(17)

2.2. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Kementerian

2.2.1. Kementerian ATR

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain:

1. Lokakarya “Kajian Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke Dalam Kebijakan Perencanaan Ruang di Indonesia Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015 ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dalam penyempurnaan kajian tersebut terutama masukan dari pemerintah daerah.

2. Penyampaian Hasil Kajian Penyampaian Hasil Kajian Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim dalam Perencanaan Tata Ruang di Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2015. Beberapa paparan yang dibahas meliputi kegiatan adaptasi perubahan iklim di Indonesia dan integrasi adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan tata ruang.

2.2.2. Kementerian PPN/BAPPENAS

Kementerian PPN/BAPPENAS melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain: 1. “Focus Group Discussion (FGD) Kajian Monitoring Dan Evaluasi Kesiapan Strategi Adaptasi

Perubahan Iklim Pada Sektor Transportasi Di Pantura Pulau Jawa” Kegiatan diskusi yang dilaksanakan pada tanggal 3 November 2015 bertujuan untuk memperoleh masukan dan informasi terkait tantangan dan hambatan dalam menghadapi perubahan iklim khususnya pada sektor transportasi di koridor Pantura Pulau Jawa.

2. Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2016 dan membahas beberapa topik seperti peluang kurikulum sisipan adaptasi perubahan iklim ke dalam kurikulum Pusbindiklatren, sinkronisasi RPJMN dan RPJMD untuk Isu Adaptasi Perubahan Iklim, Rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Adaptasi Perubahan Iklim di Daerah, Dukungan Regulasi / Instrumen Kementerian Dalam Negeri dalam Integrasi Adaptasi Perubahan Iklim ke dalam RPJMD, serta kesiapan dan dukungan data dan informasi proyeksi iklim.

2.2.3. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Kementerian LHK melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2015 antara lain:

1. Workshop Perencanaan dan Pelaksanaan Adaptasi Perubahan Iklim di Daerah.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2015 sebagai hasil pembelajaran pelaksanaan “Program Strategic Planning and Action to Strengthen Resilience Communities (SPARC) di

(18)

Selain itu, Kementerian LHK juga melaksanakan kegiatan adaptasi yang berkaitan dengan indikator kerentanan. Beberapa paparan yang dibahas di dalam pertemuan-pertemuan tersebut yaitu tentang kajian kerentanan, dampak dan adaptasi perubahan iklim, serta indikator kriteria dan ketersediaan data. Rincian tambahan mengenai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan Indikator Kerentanan Sektor Kesehatan.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2015 di Kota Bogor untuk menyusun indikator spesifik sektor kesehatan agar dapat dimasukkan sebagai indikator Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK).

2. Pembahasan Indikator Kerentanan Sektor Pesisir dan Laut.

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2015 di Kota Bogor untuk menyusun indikator spesifik sektor pesisir dan laut agar dapat dimasukkan sebagai indikator Sistem Inventarisasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK).

2.2.4. Kementerian Kelautan dan Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi antara lain:

1. Workshop Implementasi Knowledge Management System (KMS).

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2015 dengan tujuan untuk pengambilan kebijakan pengembangan kelautan dan perikanan. Beberapa material yang dibahas

seperti: Konsep Umum Knowledge Management System dan Rencana Pengembangan

Knowledge Management System Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 2. Lokakarya Nasional Loss and Damage.

Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan United Nations University (UNU) yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2015. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep loss and damage di Indonesia.

2.3. Kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim oleh Lembaga

2.3.1. APEKSI

Pada tanggal 19 Maret 2015, APEKSI mengadakan kegiatan “RAN API dan Indikator Kinerjanya khususnya Sub Bidang Perkotaan”. Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mendengarkan konsep indikator RAN API khususnya sub bidang perkotaan

2. Mendapatkan gambaran terkait relevansi dari kebijakan-kebijakan perkotaan lainnya dalam halnya pengimplementasian RAN API sub-bidang perkotaan dan dalam perumusan indikator spesifik sub-bidang perkotaan

3. Mendiskusikan dan memberikan masukan berdasarkan kondisi daerah tentang indikator RAN API khususnya sub bidang perkotaan

(19)

2.3.2. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Pada tanggal 7-11 September 2015, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengadakan kegiatan ”Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim”. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kapasitas penanggulangan bencana terkait Adaptasi Perubahan Iklim”.

2.3.3. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Pada tanggal 21 September 2015, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengadakan kegiatan Workshop “Konsorsium Proyeksi Iklim Regional dan Fasilitas Data untuk Asia dan Pasifik”. Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan terhadap kegiatan Regional Climate Projections Consortium and Data Facility (RCCDF).

(20)

3.1. Sumatera Utara

3.1.1. Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi

Gubernur Sumatera Utara

Pada tanggal 8 Desember 2015, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan Rapat Koordinasi Implementasi dan Hasil Tagging Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/INST/2012 di Kota Medan. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan koordinasi terkait implementasi RAN-API dan Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/ INST/2012 tentang Upaya Adaptasi Iklim Ekstrim sebagai Upaya Pengamanan Produksi Beras di Sumatera Utara 2012-2020.

Budhi Setiawan selaku Penasihat Teknis RAN API memberikan paparan yang meliputi topik RAN API, program ketahanan pangan dan indikatornya, penandaan program dan kegiatan untuk mendukung monitoring RAN API, serta hasil budget tagging terkait Instruksi Gubernur (INGUB) di Sumatera Utara. Selain itu, Kabid TR/PL Bappedasu memberikan pemaparan tentang Implementasi Instruksi Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.54/05/INST/2012.

3.1.2. Inisiasi Adaptasi di Indonesia

Pada tanggal 9-10 Februari 2016, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melaksanakan. Kegiatan ini didukung oleh Kementerian Lingkungan Jepang. Kiyoshi Takahashi dari Center for Social and Environmental Systems Research memberikan pemaparan awal tentang adaptasi di Jepang dan perkembangannya.

Fukushi memberikan pemaparan tentang Inisiatif adaptasi di Indonesia. Secara umum, kegiatan ini membahas beberapa topik seperti gambaran umum rencana adaptasi nasional di jepang, langkah - langkah yang dilalui untuk melaksanakan Rencana Aksi Nasional di Jepang,

Implementasi Adaptasi

di Lokasi Percontohan

(21)

3.2. Jawa Barat

3.2.1. Lokakarya Penilaian Risiko dan Aksi Adaptasi untuk Pembangunan

Daerah

Dalam rangka membantu pemerintah daerah menyiapkan dan mengembangkan Rencana Aksi Daerah untuk Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) serta memformulasikan strategi integrasi RAD API ke dalam proses perencanaan pemerintah daerah, BAPPENAS dibantu oleh Center for Climate Risk and Opportunity Management (CCROM) melakukan pendampingan bagi pemerintah Provinsi dan empat Kabupaten/Kota di Jawa Barat.

Kegiatan dengan sumber pendanaan dari ADB ini dilakukan pada tanggal 29 Juni 2015 dan membahas beberapa isu penting seperti dampak perubahan iklim bagi pembangunan daerah, bagaimana memanfaatkan hasil penilaian risiko iklim untuk perencanaan pembangunan, identifikasi bencana terkait iklim dan pemilihan tim penilai risiko iklim.

3.2.2.

Round Table Discussion

bersama Kepala Daerah Karawang,

Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung

Kegiatan ini dilakukan bersama Kepala Daerah Karawang, Purwakarta, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 15 – 16 Oktober 2015 untuk membahas Laporan Kemajuan dan Pembahasan Workplant baru dari Kelompok Kerja di masing – masing wilayah.

3.3. Jawa Timur

3.3.1.

Focus Group Discussion

(FGD) II dalam Penyusunan Konsep

Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) II dalam Penyusunan Konsep Adaptasi Perubahan Iklim di Provinsi Jawa Timur” pada tanggal 30 September 2015. Kegiatan ini dilakukan sebagai aksi tindak lanjut pelaksanaan kegiatan bantuan teknis Sub Project 1 Integration of Climate Change Mitigation and Adaptation into National Development Planning Kementerian PPN/Bappenas – JICA dan terpilihnya Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu Daerah Percontohan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API).

Adapun kegiatan ini mengundang partisipasi dari beberapa perwakilan dinas terkait adaptasi perubahan iklim di level provinsi, perwakilan perwakilan dinas di level kabupaten/ kota serta perwakilan universitas.

(22)

3.4. Bali

3.4.1

Focus Group Discussion

(FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam

Ketahanan Pangan

Pada tanggal 13 Agustus 2015, Pemerintah Provinsi Bali melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Adaptasi Perubahan Iklim dalam Ketahanan Pangan. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari institusi pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan juga perwakilan universitas.

Adapun salah satu topik pembahasan dalam kegiatan tersebut adalah mengenai pemantauan RAN API melalui eMonev Bappenas yang membahas materi – materi seperti konsolidasi sistem monev pembangunan nasional, struktur data perencanaan, dan website eMonev.

3.5. Nusa Tenggara Barat

3.5.1. Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim

Pada tanggal 23 - 27 November 2015, Pemerintah Kota Mataram mengadakan Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API, yang diikuti oleh 15 orang peserta.

Gambar 3. Proses penyusunan Kajian Kerentanan di Kota Mataram

Beberapa materi yang dibahas dalam proses tersebut antara lain mengenai konsep kajian risiko iklim, pengolahan data proyeksi iklim, matriks kerentanan dan bahaya, serta pelatihan pembuatan peta kerentanan.

(23)

3.6. Kota Bandar Lampung

3.6.1. Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim

Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui tim koordinasi ketahanan perubahan iklim kota Bandar Lampung menyelenggarakan kegiatan “Diseminasi Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung”. Kegiatan ini diadakan pada hari kamis, 9 April 2015 dengan peserta kegiatan berjumlah 120 (seratus dua puluh) orang yang terdiri dari berbagai perwakilan dari pemerintah, lembaga non-pemerintah dan universitas.

Adapun tujuan kegiatan diseminasi aksi daerah adaptasi perubahan iklim Kota Bandar Lampung ini adalah :

• Sosialisasi RAN-API sehingga dapat menjadi acuan/pedoman penyusunan strategi

upaya adaptasi daerah dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2016-2020.

• Sosialisasi strategi, aksi dan upaya adaptasi perubahan iklim yang telah dan sedang

dilaksanakan di Kota Bandar Lampung sehingga dapat mendorong keterlibatan para pihak lainnya dalam meningkatkan skala dan jenis aksi adaptasi.

• Sosialisasi aksi adaptasi unggulan dalam sektor pendidikan sebagai bancmark Kota Bandar Lampung di antara kota-kota lainnya di Indonesia maupun negara lain, terutama kota-kota ACCCRN.

Beberapa materi yang disampaikan dalam kegiatan diseminasi meliputi “Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) Serta Kontribusi/Kewajiban Daerah dalam Mengimplementasikannya”, “Strategi dan Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung”, serta “Pembelajaran Materi Pendidikan Ketahanan Perubahan Iklim Sebuah Upaya Adaptasi melalui Sektor Pendidikan”.

3.7. Penyusunan City Resilience Strategy (CRS)

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan perluasan implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) di tiga kota di Indonesia, Sekretariat RAN-API melaksanakan workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim di kota Tangerang Selatan, kota Banjarmasin, dan kota Tangerang.

3.7.1. Kota Tangerang Selatan

Pada tanggal 16 – 20 Desember 2015, Pemerintah kota Tangerang Selatan bekerjasama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API melaksanakan workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim yang diikuti oleh 15 orang peserta. Beberapa materi

(24)

Gambar 4. Peserta sedang membuat peta kerentanan Kota Tangerang Selatan

3.7.2. Kota Banjarmasin

Pada tanggal 30 November – 4 Desember 2015, Pemerintah kota Banjarmasin bekerjasama dengan ICCTF, APEKSI dan Sekretariat RAN API. Penyusunan kajian Kerentanan dan risiko perubahan iklim ini diikuti oleh 15 orang peserta. Beberapa materi yang dibahas dalam workshop tersebut antara lain mengenai konsep kajian risiko iklim, pengolahan data proyeksi iklim, matriks kerentanan dan bahaya, serta pembuatan peta kerentanan.

Gambar 5. Sambutan dari Kepala BLHD Kota Banjarmasin

3.7.3. Kota Tangerang

Pemerintah Kota Tangerang bekerja sama dengan Kementerian PPN/ Bappenas, ICCTF dan Mercy Corps Indonesia melakukan kegiatan Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang. Kegiatan ini dilakukan di kota Tangerang dari tanggal 7-11 Desember 2015.

(25)

Gambar 6. Sesi foto bersama peserta Workshop Penyusunan Kajian Kerentanan dan Risiko Perubahan Iklim Kota Tangerang

Beberapa materi yang dibahas di pelatihan ini yaitu:

1. Pemaparan umum tentang Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN API), 2. Konsep kajian risiko iklim (Climate Risk Assessment),

3. Pengumpulan dan pengolahan data proyeksi iklim, 4. Kajian kerentanan

5. Penilai kapasitas kota: program, kebijakan dan kelembagaan 6. Pengantar Kajian risiko dan pembuatan peta kerentanan

3.8. Provinsi dan Lokasi Percontohan Lain

Provinsi dan Kota yang termasuk ke dalam 15 daerah percontohan RAN-API yang tidak mempunyai kegiatan adaptasi dalam kurun waktu Maret 2015 sampai Februari 2016 yaitu provinsi Sumatera Selatan, kota Pekalongan, kota Malang, kota Batu, kota Blitar, kota/kabupaten Tarakan serta kabupaten Malang.

(26)

4.1. Penyusunan Indikator

4.1.1. Penyusunan Indikator Ketahanan Pangan

Dalam proses penyepakatan dan peresmian indikator ketahanan pangan, Kementerian PPN/ Bappenas mengadakan kegiatan Focus Group Discussion Strategi dan Penyusunan Indikator Bidang Ketahanan Pangan yang dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015.

Secara umum workshop ini bertujuan untuk:

1. Memaparkan hasil penapisan (tagging) dari indikator ketahanan pangan Kementan melalui jajaran Direktur Jenderal (Ditjen) terkait dalam dokumen RAN API dan Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan (SPEKP) Bappenas

2. Penyelarasan rencana aksi/program yang belum tercapai sehingga program dapat terimplementasi secara opt!ma! serta penyusunan indikator ideal ketahanan pangan Selain itu, Kementerian Pertanian mengadakan kegiatan Workshop Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Pertanian Tahun 2016 pada tanggal 19 Februari 2016. Kegiatan ini dilakukan karena indikator kinerja kegiatan diperlukan untuk mendukung penyusunan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang penerapan penandaan pembiayaan (budget tagging) kegiatan penanganan dampak perubahan iklim.

Adapun indikator – indikator untuk mengukur ketahanan pangan berdasarkan program – program Kementerian Pertanian yaitu:

Monitoring dan Evaluasi

4

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

• Fasilitas PHT (unit)

• Model (paket)

• Peramalan Serangan OPT

• Jumlah (unit) SLPHT

• Jumlah (bulan) kegiatan pendampingan

SLPHT

• Jumlah (unit) usaha binaan petani

• Rekomendasi kebijakan diversifikasi makanan

• Stabilitas harga pangan dan ketersediaan pangan (khususnya pada saat terjadi iklim ekstrim)

• Penyuluhan sistem kewaspadaan pangan

terhadap perubahan iklim

• Jumlah (unit) Program Kemandirian Pangan Berbasis masyarakat

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

(27)

4.1.2. Penyusunan Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Pada tanggal 23 September 2015, Lokakarya Lanjutan Penyusunan Indikator RAN-API Bidang Ketahanan Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus RAN-API 2016 dan Pasca 2016. Kegiatan lokakarya ini dilakukan untuk mendapatkan prioritas program adaptasi Sektor Kelautan dan Perikanan dalam bidang Ketahanan Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus tahun 2016. Selain itu, kegiatan ini bisa menghasilkan masukan dalam penyususunan program dan kegiastn di Kementerian/Lembaga terkait. Keluaran kegiatan lokakarya ini yaitu penyepakatan indikator ketahanan Bidang Ekonomi, Ekosistem dan Wilayah Khusus, serta rekomendasi program dan kegiatan adaptasi pada K/L terkait.

Adapun indikator – indikator untuk mengukur ketahanan pesisir dan pulau-pulau kecil yaitu:

Tabel 1. Indikator Ketahanan Pesisir dan Pulau-Pulau kecil

Indikator Ekonomi

Sub-sistem Profil Sub-sistem Mekanisme Sub-sistem Penghidupan

Rata - rata jumlah pasar di

wilayah pesisir Persentase alokasi dana kebencanaan terhadap total dana pemerintah

Persentase penduduk pesisir uang memiliki sumber penghasilan alternatif

Supply chain untuk produk kelautan dan perikanan dari bahan baku-proses-pasar-distribusi ke konsumen Persentase bisnis berskala

kecil Persentase nelayan/petani/operasional perikanan yang memiliki asuransi

Persentase bisnis berskala kecil (nelayan/petani individual dan kelompok/ SMEs) yang memperoleh dukungan berupa pinjaman, hibah atau subsidi (finansial ataupun barang)

Persentase Produk Domestik Bruto sektor kelautan dan perikanan terhadap total Produk Domestik Bruto

Ketersediaan panduan bagi sektor swasta untuk menyusun rencana bisnis untuk kondisi pasca-bencana Rata-rata pendapatan pekerja

di sektor yang bergantung kepada kelautan dan

Alokasi dana APBN untuk kegiatan terkait API-PRB

(28)

Indikator Ekosistem

Sub-sistem Spesies dan Stok Sub-sistem Lingkungan Sub-sistem Bentang Alam

Jumlah spesies pada satu lingkup wilayah pesisir tertentu

Informasi terkait fungsi spesies dalam satu ekosistem

Kualitas air (air permukaan dan air tanah), kualitas tanah, kualitas udara Persentase area untuk permukiman dan kawasan hijau

Perubahan tingkat ‘kesehatan’, kondisi fisik serta batasan dari jasa ekosistem

Jaring-jaring makanan dengan interaksi kuat dan lemah teridentifikasi

Ketersediaan dan diseminasi peta sebaran potensi sumber daya pesisir dan lautan

Sistem manajemen berkelanjutan/ berbasis ekosistem diimplementasikan Peta distribusi spasial spesies

tertentu Jasa ekosistem kelautan dan perikanan

yang sifatnya critical teridentifikasi Informasi mengenai biological

and structural legacies yang dapat mengkatalisasi proses pemulihan ekosistem Dokumentasi pola migrasi spesies pada saat terjadi perubahan temperatur ataupun atribut iklim lainnya

Jasa ekosistem

kelautan dan perikanan teridentifikasi

Proporsi ikan predator pada lingkup ekosistem tertentu dan biomassa dari detritivora

Pengaruh dari dampak perubahan iklim terhadap pelayanan jasa lingkungan teridentifikasi Informasi mengenai ambang

batas ekologis dari spesies kunci terhadap perubahan iklim

Pengaruh dari tata guna lahan dan kebijakan lainnya terhadap jasa lingkungan teridentifikasi Penelitian mengenai spesies

dengan potensi evolusi sebagai respon terhadap perubahan iklim

Pengaruh dari dampak perubahan iklim terhadap kondisi fisik bentang alam kelautan dan perikanan teridentifikasi

4.2. Hasil Monev RAN API

Sub-bab ini akan membahas lebih lanjut hasil monitoring evaluasi RAN API dengan menggunakan data yang tersedia. Monitoring evaluasi RAN APi akan dijelaskan berdasarkan 5 bidang ketahanan RAN API dengan penjelasan singkat Kementerian/Lembaga yang terlibat dalam membangun ketahanan tersebut.

(29)

konomi

tuk bidang ketahanan R

AN API adalah sebagai ber

ik ut: er dapa t 5 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 2. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang K

etahanan P angan Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram D uk ungan M anajemen dan P elaksanaan Tugas T ek nis Lainn ya Kemen ter ian P er tanian Pen yelenggar aan Hubungan M asy ar ak at Pengelolaan I nf or masi P ublik , Hubungan A ntar L embaga, ser ta Kepr ot okolan di Bidang per tanian 41.53 12.62 Pr og ram P eningk atan Pr oduksi, P roduktivitas dan M utu Hasil Tanaman P angan Pengelolaan P roduksi Tanaman A nek a

Kacang dan Umbi

1,269.86 356.26 Pengelolaan P roduksi Tanaman S er ealia 3,580.76 762.43 Pengelolaan Sist em P en yediaan B enih Tanaman P angan 554.27 38.31 Pengua tan P er lindungan Tanaman P angan Dar i G

angguan OPT dan DPI

208.37

56.33

Pengolahanan dan pemasar

an hasil Tanaman P angan 2,126.55 525.13 Pengembangan M et ode P engujian M utu B enih dan P ener apan Sist em M utu Labor at or ium P engujian B enih 10.65 4.61 Pengembangan P er amalan S er angan Or ganisme Pengganggu T umbuhan 20.36 8.72

(30)

Kemen ter ian/ Lembaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P eningk atan P roduksi dan P roduktivitas Hor tik ultur a Ramah Lingk ungan Peningk atan P roduksi dan P roduktivitas Pr oduk S ayur an dan Tanaman Oba t R amah Lingk ungan 744.58 142.57 Pengembangan Sist em P er benihan Hor tik ultur a 65.48 20.33 Pengembangan Sist em P er lindungan Tanaman Hor tik ultur a R amah Lingk ungan 18.87 6.58 Peningk atan P

roduksi Buah dan F

lor ik ultur a 116.59 32.36 Pengolahan dan P emasar an hasil Hor tik ultur a 52.00 6.03 Pr og ram P eningk atan P roduksi dan Pr oduktivitas T anaman Per kebunan B er kelanjutan Peningk atan P roduksi dan P roduktivitas Tanaman R empah dan P en yegar 664.11 N/A Peningk atan P roduksi dan P roduktivitas Tanaman S emusim 558.33 N/A Peningk atan P roduksi dan P roduktivitas Tanaman T ahunan 175.97 N/A D uk ungan P enanganan P asca P anen dan Pembinaan U saha 141,36 N/A D uk ungan P er lindungan P er kebunan 132.62 N/A D uk ungan P engujian dan P enga w asan M utu Benih ser ta P en yiapan Tek nolog i P rot eksi Tanaman P er kebunan 86.52 N/A

(31)

Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P emenuhan P angan A sal Ter nak dan A gr ibisnis Pet er nak an R ak ya t Peningk atan Pr oduksi T er nak 69.86 12.89 Peningk atan P roduksi P ak an Ter nak 784.09 62.95 Pengendalian dan P enanggulangan P en yak it Hew an M enular S tr at eg is dan P en yak it Zoonosis 346.18 125.14 Peningk atan K uan titas dan K ualitas B enih dan Bibit 1,203.72 85.47 Penjaminan P roduk Hew an y

ang ASUH dan

Ber da ya S aing 105.93 29.17 Pr og ram P en yediaan dan Pengembangan P rasar ana dan Sar ana P er tanian Pengelolaan A ir I rigasi Un tuk P er tanian 1,493.98 950.89 Per luasan A real dan P engelolaan Lahan Per tanian 4,037.77 1,255.15 Pengelolaan Sist em P en yediaan dan Penga w asan A la t M esin P er tanian 4,137.36 1,207.07 Fasilitas P upuk dan P estisida 320.50 84.40 Pela yanan P embia yaan P er tanian dan Pengembangan U saha A gr ibisnis P er desaan (PU AP) 238.61 58.05 Pr og ram Penciptaan T ek nolog i dan I no vasi P er tanian Bio -Industr i B er kelanjutan Penelitian dan P engembangan Biot ek nolog i dan Sumber Da ya G enetik P er tanian 53.01 28.39 Penelitian dan P engembangan P asca P anen Per tanian 38.99 24.43 Penelitian dan P engembangan Sumber Da ya Lahan P er tanian 167.07 72.44 Pengk ajian dan P er cepa tan Diseminasi Ino vasi T ek nolog i P er tanian 734.93 329.05

(32)

Kemen ter ian/ Lembaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Penelitian/P er ek ay asaan dan P engembangan M ek anisasi P er tanian 43.45 15.18 Penelitian/A nalisis S

osial Ekonomi dan

Kebijak an P er tanian 39.76 14.73 Penelitian dan P engembangan Tanaman Hor tik ultur a 103.78 46.52 Penelitian dan P engembangan Tanaman Per kebunan 131.86 60.82 Penelitian dan P engembangan P et er nak an 113.92 55.23 Penelitian dan P engembangan Tanaman Pangan 155.50 82.09 Pengembangan P er pustak aan dan Pen yebar an T ek nolog i P er tanian 30.52 7.31 Pr og ram P eningk atan Pen yuluhan, P endidik an dan Pela tihan P er tanian Peman tapan Sist em P ela tihan P er tanian 308.88 151.49 Revitalisasi P endidik an P er tanian ser ta Pengembangan S tandar disasi dan S er tifik asi Pr of esi SDM P er tanian 225.36 93.46 Peman tapan Sist em P en yuluhan P er tanian 764.69 290.11 Pendidik an M enengah P er tanian 69.40 19.44 Pr og ram P eningk atan Div ersifik

asi dan Ketahanan

Pangan M asy ar ak at Pengembangan Sist em Distr ibusi dan Stabilitas Har ga P angan 206.96 140.18 Pengembangan Ket ersediaan dan Penanganan R aw an P angan 253.03 84.23 Pengembangan P enganek ar agaman

Konsumsi dan Keamanan P

angan

164.86

(33)

Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P eningk atan K ualitas Pengk ar an tinaan P er tanian dan P enga w asan Keamanan H ayat i Peningk atan Kepa tuhan, Kerja S ama dan P engembangan Sist em I nf or masi Per kar an tinaan 206.96 140.18 Peningk atan Sist em K ar an tina Hew an dan Keamanan Ha ya ti Hew ani 253.03 84.23 Peningk atan Sist em K ar an tina Tumbuhan dan Keamanan Ha ya ti Naba ti 164.86 76.68 Peningk atan K ualitas P en yelenggar aan Labor at or ium Uji S

tandar dan Uji

Ter ap Tek nik dan M et oda K ar an tina P er tanian 206.96 140.18 Peningk atan K ualitas P ela yanan K ar an tina Per tanian dan P enga w asan Keamanan Ha ya ti 253.03 84.23 Pr og ram P engelolaan Sumber Da ya P er ik anan Budida ya Pengelolaan Sist em P er benihan I kan 327.48 67.01 Pengelolaan P roduksi dan U saha Pembudida yaan I kan 424.32 50.72 Pengelolaan P ak an I kan 132.83 5.84 Pr og ram P enelitian dan Pengembangan I pt ek Kelautan dan P er ik anan Penelitian dan P engembangan I pt ek Per ik anan 374.88 112.77 Pr og ram P enanggulangan Bencana Rehabilitasi dan R ekonstruksi Bidang S osial Ekonomi di W ila yah P asca B encana 36.16 5.11 Pr og ram P en yediaan dan Pela yanan I nf or masi S ta tistik Pen yediaan dan P ela yanan I nf or masi S ta tistik BPS P ro vinsi 2,730.40 1,964.04 Pen yediaan dan P engembangan S ta tistik Tanaman P angan, Hor tik ultur a, dan Per kebunan 4.87 0.27

(34)

Kemen ter ian/ Lembaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Publik asi/Lapor an sta tistik Tanaman P angan, Hor tik ultur a, dan per kebunan 60.03 10.81 Publik asi/Lapor an sta tistik pet er nak an, per ik

anan, dan kehutanan

14.76 0.44 Publik asi/Lapor an sta tistik pet er nak an, per ik

anan, dan kehutanan y

ang t er bit t epa t w aktu 1.71 0.20 Lembaga I lmu Pengetahuan Indonesia Pr og ram P enelitian, Penguasaan, dan P emanfaa tan Ipt ek Penelitian Biolog i 7.95  N/A Unggulan LIPI; M itigasi Bencana dan P erubahan I klim Tek nolog i M ik roba F ungsional un tuk Adaptasi Dampak P erubahan I klim 0.23 0.13 Total 16 64 31,872.48 10,031.97

(35)

ian Ener gi t er dapa t 2 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 3. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang K

emandirian Ener gi Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P engelolaan Ener gi Baru T er baruk an Dan Konser vasi Ener gi Pembinaan, P enga w asan dan P engusahaan Bioener gi 453.31 69.25 Pembinaan, P enga w asan dan P engusahaan A nek a Ener gi Baru T er baruk an 1,437.28 185.49 Pembinaan, P enga w asan dan P engusahaan P anas Bumi 32.61 12.73 Pr og ram P en yediaan dan P ela yanan Inf or masi S ta tistik Pen yediaan dan P engembangan S ta tistik I ndustr i, Per tambangan dan P enggalian, Ener gi, dan Konstruksi 6.60 0.68 Publik asi/Lapor an sta tistik I ndustr i, per tambangan

dan penggalian, ener

gi fan konstruksi 32.58 2.76 2 5 1,962.37 270.92 a keseluruhan mak a per bandingan anggar an dengan r ealisasi anggar

an bidang ketahanan ekonomi adalah

ian/L embaga 6 17 69 Tr ilyun Rupiah) 33.83 Tr ilyun Rupiah) 10.30

(36)

4.2.2.

K

etahanan Sist

em K

ehidupan

Un tuk sub -bidang Keseha tan t er dapa t 2 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 4. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang K

eseha tan Kemen ter ian/L embaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Kemen ter ian Keseha tan Pr og ram P embinaan Keseha tan M asy ar ak at Pen yeha tan Lingk ungan 406.86 52.20 Dir ekt or at Keseha tan lingk ungan Pen yusunan M edia A udio Visual Bidang P erubahan Ik lim 0.13 Efisiensi A kr editasi M odul P ember da yaan P erubahan I klim Ber basis M asy ar ak at 0.15 0.03 Adv ok asi dan S osialisasi NSPK str at eg i A daptasi Perubahan I

klim Bidang Keseha

tan 0.30 Efisiensi Pembinaan dan F asilitasi adaptasi P erubahan I klim 0.11 Efisiensi M onit or ing dan ev

aluasi pelaksanaan adaptasi

perubahan Bidang keseha

tan 0.11 0.02 A plik asi ber basis in ter

net pemetaan perubahan

ik

lim dan keseha

tan 0.18 Efisiensi Or ien tasi kesling TTU A daptasi P erubahan I klim dan Keseha tan Dana D ekonsen tr asi (DEK ON) di Pr ovinsi Jejar ing Kemitr aan A daptasi P erubahan I klim Sosialisasi A daptasi P erubahan I klim

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Pr og ram Penanggulangan Bencana Pengelolaan P ember ian Ban tuan Darur at Kemanusiaan di Daer ah Ter kena B encana 5.30 1.34 Total 3 11 413.15 53.59

(37)

er muk iman t er dapa t 2 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 5. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang P

ermuk iman embaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) encana Pr og ram Penanggulangan Bencana Pember da yaan M asy ar ak at dalam Kesiapan M enghadapi B encana 88.96 3.50 ak ya t Pr og ram P embinaan Dan P engembangan Infr astruktur Per muk iman Pembinaan dan P engembangan Pen yeha tan Lingk ungan P er muk iman 4,137.93 N/A Pembinaan dan P engembangan A ir M inum 4,884.72 N/A 2 3 9,111.61 3,50 nfr astruktur t er dapa t 5 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 6. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang I

nfr astr uktur Jumlah P rog ram Jumlah Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) i Pr og ram P engk ajian dan P ener apan Tek nolog i Pengk ajian dan Pener apan Tek nolog i Lingk ungan 3.90 1.67 Pengk ajian dan P ener apan Tek nolog i R eduksi Risiko B encana 2.87 1.18 Pr og ram Penanggulangan Bencana Penilaian Kerusak an dan Kerug ian A kiba t Bencana 13.30 2.65 Per baik an darur at sar ana dan pr asar ana vital di daer ah t er kena bencana 5.30 2.07

(38)

Kemen ter ian/L embaga Jumlah P rog ram Jumlah Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Badan I nf or masi G eospasial Pr og ram Pen yelenggar aan Inf or masi G eospasial Pemetaan Ta ta Ruang dan A tlas 63.70 14.86 Kemen ter ian P ekerjaan Umum Dan P erumahan Ra kyat Pr og ram P engelolaan Sumber Da ya A ir Pengembangan dan R ehabilitasi Jar ingan I rigasi, A ir T anah, Ra w a dan T ambak 6,950.03 NULL Konser vasi, P engendalian Banjir , Lahar Gunung Ber api dan P engaman P an tai 6,754.55 NULL Pengelolaan W aduk , Embung , Situ S er ta Bangunan P enampung A ir Lainn ya 7,077.99 NULL Pen yediaan dan P engelolaan A ir Bak u 3,316.77 NULL Oper asi dan P emelihar aan S ar ana P rasar ana SD A 2,855.75 NULL Kemen ter ian Per hubungan Pr og ram P engelolaan dan P en yelenggar aan Tr anspor tasi Dar at Pembinaan dan P engembangan Sist em Tr anspor tasi P er kotaan 6,950.03 NULL M anajemen dan P eningk atan Keselama tan Tr anspor tasi Dar at 6,754.55 NULL Pembangunan dan P engelolaan P rasar ana dan

Fasilitas Lalu Lin

tas A ngk utan Jalan 7,077.99 NULL Pembangunan S ar ana dan P rasar ana Tr anspor tasi ASDP dan P engelolaan P rasar ana Lalulin tas SDP 3,316.77 NULL Pr og ram P engelolaan dan P en yelenggar aan Tr anspor tasi Laut Pengelolaan dan P en yelenggar aan Keg ia tan di Bidang Kena vigasian 6,950.03 NULL Pengelolaan dan P en yelenggar aan Keg ia tan di Bidang P

enjagaan Laut dan P

an tai 6,754.55 NULL Pengelolaan dan P en yelenggar aan Keg ia tan di Bidang P elabuhan dan P engeruk an 7,077.99 NULL

(39)

Jumlah P rog ram Jumlah Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P engelolaan dan P en yelenggar aan Tr anspor tasi Udar a Pembangunan, R ehabilitasi dan P emelihar aan Pr asar

ana Bandar Udar

a 6,004.35 2,023.65 Pembangunan, R ehabilitasi dan P emelihar aan Pr asar ana Na vigasi P ener bangan 213.96 8.19 Pr og ram P engelolaan dan P en yelenggar aan Tr anspor tasi Per ker etaapian Pembangunan dan P engelolaan P rasar ana dan Fasilitas P enduk ung Ker eta A pi 12,603.08 1,358.72 D uk ungan M anajemen dan D uk ungan Tek nis Lainn ya Ditjen P er ker etaapian 179.48 68.99 Pembangunan dan P engelolaan Bidang Keselama tan P er ker etaapian 91.44 49.45 8 22 55,254.36 3,531.43 a keseluruhan mak a per bandingan anggar an dengan r ealisasi anggar

an bidang ketahanan sist

em kehidupan ik ut: ian/L embaga 6 11 36 Tr ilyun Rupiah) 64.78 Tr ilyun Rupiah) 3.59

(40)

4.2.3.

K

etahanan E

kosist

em

Un

tuk bidang Ketahanan Ekosist

em t er dapa t 6 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 7. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang E

kosist em Kemen ter ian/L embaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Badan P engk ajian Dan Pener apan T ek nolog i Pr og ram P engk ajian dan P ener apan Tek nolog i Pengk ajian dan P ener apan Tek nolog i Pengolahan A ir dan Limbah 3.35 1.81 Badan I nf or masi G eospasial Pr og ram Pen yelenggar aan Inf or masi G eospasial Pembangunan Jar ing Kon tr ol G eodesi dan G eodinamik a 88.30 6.91

Pemetaan Kelautan dan Lingk

ungan P an tai 65.10 12.00 Pemetaan dan I nt eg rasi Tema tik 63.20 14.20 Badan P usa t S ta tistik Pr og ram P en yediaan dan P ela yanan Inf or masi S ta tistik Pen yediaan dan P engembangan S ta tistik Ketahanan S osial 2.98 0.10 Publik asi/Lapor an sta tistik ketahanan S osial 18.31 0.07 Jumlah P ublik asi/lapor an sta tistik ketahanan sosial 2.19 0.89

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Pr og ram Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan dalam M enghadapi B encana 51.18 3.42 Penc egahan dan P engur angan R isiko B encana 76.00 3.10 Tanggap Darur at di Daer ah Ter kena B encana 570.77 345.21 Kemen ter ian Dalam Neger i Pr og ram Bina Pembangunan Daer ah Pembinaan P en yelenggar aan dan P embangunan Urusan P emer in tahan Daer ah I 40.81 12.19 Pembinaan P en yelenggar aan dan P embangunan Urusan P emer in tahan Daer ah I Sub Keg ia tan

fasilitasi penanganan lahan k

ritis dan sumber

da ya air ber basis masy ar ak at (PLKSD A -BM) 35.31 10.84

(41)

Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Pr og ram P enelitian,

Penguasaan, dan Pemanfaa

tan I pt ek Pengembangan Konser vasi T umbuhan Indonesia-Kebun R ay a Baru 4.20  N/A Hasil P enelitian dan P engembangan Bidang Ha ya ti Kebun R ay a B ogor Da tar an R endah Basah 1.09  N/A Hasil P enelitian dan P engembangan Bidang Ha ya ti Kebun R ay a C ibodas Da tar an Tingg i Basah 0.52  N/A Hasil P enelitian dan P engembangan Bidang Ha ya ti Kebun R ay a P ur w odadi Da tar an R endah Ker ing 0.95  N/A Ter wujudn ya F ungsi Kebun R ay a Ek a K ar ya Bali sebagai Tempa t Konser vasi Ex -Situ 0.60  N/A Ka w asan Ekonomi H ijau (Bio village) Di CSC 4.10  N/A Penelitian G eot ek nolog i 36.16 15.29

Unggulan LIPI; Mitigasi B

encana dan Perubahan I klim Adaptasi dan M itigasi P erubahan I klim pada Per air an Dar at: S tudi K asus Ekosist em P er aitan

Situ dan Danau

0.30 0.18 Konsep P ember da yaan Ekosist em Laut dalam M itigasi B encana P erubahan I klim 0.30 0.27 M odel Konser vasi Lahan G ambut Un tuk Pengur angan R isiko Keker

ingan dan Kebak

ar an 0.45 0.41 7 19 1,066.19 426.90

(42)

4.2.4.

K

etahanan W

ila

yah

Khusus

Un tuk sub -bidang P er kotaan t er dapa t 3 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 8. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang P

er kotaan Kemen ter ian/L embaga Pr og ram Keg ia tan Realisasi (M ily ar Rupiah) A nggar an (M ily ar Rupiah) Badan P engk ajian dan P ener apan Tek nolog i Pr og ram P engk ajian dan P ener apan Tek nolog i Pengk ajian dan P ener apan Tek nolog i M odifik asi C uaca 41.72 9.65 Kemen ter ian P

ekerjaan Umum Dan

Perumahan R ak ya t Pr og ram Pengembangan Perumahan Pen yediaan Rumah K husus dan

Pembinaan Rumah Negar

a

1,368.43

N/A

Pen

yediaan Rumah Susun

3,866.62 N/A Kemen ter ian A gr ar ia Dan Ta ta Ruang/Bpn Pr og ram Per encanaan Ta ta Ruang dan Pemanfaa tan Ruang Per encanaan T ata Ruang 61.34 NULL Pemanfaa tan Ruang 61,00 NULL Pena taan K aw asan 43.15 NULL Pembinaan P er encanaan Ta ta Ruang dan Pemanfaa

tan Ruang Daer

ah 147.62 NULL Total 3 7 5,589.88 9.65

(43)

esisir dan P ulau-P ulau Kecil t er dapa t 3 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 9. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang P

esisir dan P ulau-P ulau K ecil embaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) enanggulangan Pr og ram Penanggulangan Bencana Rehabilitasi dan R ekonstruksi Bidang Pr asar ana F isik di W ila yah P asca B encana 19.00 4.60 Pr og ram

Pengelolaan Ruang Laut

Per lindungan Dan P emanfaa tan K aw asan Konser

vasi Dan Keanek

ar agaman Ha ya ti Laut 274.52 17.45 PENA TAAN D AN PEM ANF AA TAN JASA KELA UT AN 143.69 11,87 Penda yagunaan P ulau-P ulau Kecil 291.85 9.97 Penda yagunaan P esisir 422.57 63.84 Per

encanaan Ruang Laut

55.43

7.72

Pr

og

ram

Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Per

ik anan Penelitian dan P engembangan I pt ek Sumber Da ya Laut dan P esisir 336.88 19.40

Unggulan LIPI 04 Mitigasi B

encana dan P erubahan Ik lim Pember da yaan Ekosist em Laut dalam M itigasi P erubahan I klim (estimasi kar bon) 0.05 0. 36 Kompet ensi P uslit Oseanog rafi

Kajian dampak dan adaptasi t

er

hadap

perubahan ik

lim global: studi k

asus per air an Bin tan. 0.35 0.30 Pot ensi st ok & ser apan k ar bon ekosist em pesisir 0.35 0.33

(44)

Kemen ter ian/ L embaga Pr og ram Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) Retr ospektif perubahan ik lim via geok imia k ar ang 0.35 0.25

Unggulan LIPI 04 Mitigasi B

encana dan P erubahan Ik lim Rancang Bangun P engelolaan Sumber da ya A irtanah un tuk Pengur angan R isiko Keker ingan A kiba t Peningk atan C uaca Ekstr im (P erubahan Ik lim) di P ulau-P ulau Kecil 0.30 0.13 Total 6 12 1,545.80 136.22 Sehingga jik a dihitung secar a keseluruhan mak a per bandingan anggar an dengan r ealisasi anggar

an bidang ketahanan wila

yah k

husus

adalah sebagai ber

ik ut: Jumlah Kemen ter ian/L embaga 6 Jumlah P rog ram 8 Jumlah Keg ia tan 19 Jumlah A nggar an (MI ly ar Rupiah) 7,135.68 Jumlah R ealisasi (M ily ar Rupiah) 145,87

(45)

endukung

enduk ung t er dapa t 3 Kemen ter ian/L embaga y ang ber kon tr ibusi, y aitu: Tab el 10. P ro gr am dan K egia

tan Sub Bidang Sist

em P endukung embaga Jumlah P rog ram Jumlah Keg ia tan A nggar an (M ily ar Rupiah) Realisasi (M ily ar Rupiah) eospasial Pr og ram Pen yelenggar aan Inf or masi G eospasial

Pemetaan Rupabumi dan

Toponim 198.31 35.59 Pengelolaan dan P en yebar luasan I nf or masi G eospasial 102.90 4.57 encana Pr og ram Penanggulangan Bencana Penanganan P engungsi A kiba t B encana 8.38 2.13 Pen yiapan per ala tan dik aw asan r aw an bencana 284.06 16.10 Pengembangan aplik asi t ek nolog i inf or masi, komunik

asi dan kehumasan

116.58 5.52 Pen yiapan L og istik di k aw asan R aw an B encana 78.33 17,30

Unggulan LIPI; Mitigasi B

encana dan P erubahan Ik lim Ev aluasi dan P ro yeksi Dampak P erubahan I klim ter hadap R isiko Banjir (F lood R isk) dengan Pr esisi Tingg i un tuk P en yusunan Konsep M itigasi Bencana Banjir 0.25 0.10 Pengembangan dan I mplemen tasi Sist em Peman tauan, P rediksi dan Tek nolog i Kon tr ol Baha ya G er ak an Tanah A kiba t Hujan Ekstr im 0.35 0.18 Pengembangan Konsep M asy ar ak at Tangguh Bencana di I ndonesia un tuk M er eduksi R isiko Baha ya A

lam dan Dampak P

erubahan I klim Global 0.30 0.27 i Pr og ram Bina Pembangunan Daer ah Pembinaan P en yelenggar aan dan P embangunan Urusan P emer in tahan Daer ah I Sub Keg ia tan Penanganan lahan k

ritis dan sumber da

ya air ber basis masy ar ak at (PLKSD A -BM) 5.50 1.35 4 10 794.96 83.12

(46)

Dua tahun setelah diterbitkan, RAN API masih memiliki beberapa tantangan yang perlu ditindak lanjuti. Masalah utama adalah koordinasi antar K/L dan koordinasi dengan daerah, saat ini terdapat cukup banyak institusi yang memiliki inisiatif untuk melakukan kegiatan adaptasi namun masih kurang terkoordinasi. Selain itu ada tantangan dalam pengarustamaan API dalam rencana pembangunan sektoral dan lintas sektoral. Belum adanya indikator kinerja dan target yang terukur dalam RAN API serta terbatasnya ketersediaan data dan informasi iklim yang akurat. Di samping tantangan yang disebutkan, RAN API sebagai referensi perencanaan juga masih belum menjelaskan mengenai konvergensi adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana; bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat menuju resiliensi iklim; dan sinergi dengan RAN-GRK yang kini tengah ditinjau ulang. Berikut agenda kegiatan RAN API dalam satu tahun kedepan:

1. Melakukan koordinasi pada tingkat pusat, mitra pembangunan, dan daerah.

• Pada tingkat pusat, koordinasi dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait dalam

penyusunan RAN API, dalam penyusunan RAN API ini akan dilakukan group meeting (triwulan) dan pleno meeting dengan K/L.

• Pada tingkat mitra pembangunan, koordinasi dilakukan dengan donor dan network

yang mendukung kegiatan RAN API.

• Pada tingkat daerah koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah. Kegiatan yang

akan dilakukan dengan pemerintah daerah antara lain sosialisasi terpusat; sinkronisasi Rencana Aksi Daerah (RAD) API dan dokumen perencanaan K/L; dan verifikasi daerah pilot.

2. Monitoring dan evaluasi RAN API

• Pengembangan sistem monev dengan melakukan kegiatan analisis terhadap kriteria

dampak, governance, dan expert meeting.

• Adaptasi proses monev, proses ini dilakukan dengan kegiatan monev di daerah

pilot (melakukan monev terhadap program dan kegiatan pemerintah daerah dalam mendukung RAN API), selanjutnya akan dilakukan kegiatan pertemuan terpusat antara K/L dan daerah pilot untuk membahas hasil monev program dan kegiatan pemenrintah daerah yang mendukung RAN API.

• Studi Baseline di daerah pilot.

Tindak Lanjut

(47)

3. Inklusi Monev RAN API pada skema Monev Pembangunan Nasional (koordinasi di tingkat pusat). Pada tingkat nasional, terutama Kementerian/Lembaga, didorong untuk memperhatikan dokumen RAN API yang tidak terpisahkan dari dokumen RPJMN 2015-2019 sebagai acuan dalam perencanaan program dan kegiatan. Peningkatan koordinasi dan pemahaman RAN API perlu didorong pada perencanaan tahunan K/L, dalam hal ini – sistem perencanaan pembangunan nasional – Bappenas memiliki peran untuk mengkoordinasikan perencanaan program/kegiatan/output K/L setiap tahunnya dengan acuan RPJMN dan RKP setiap tahunnya, beriringan dengan penentuan besaran anggaran bersama Kementerian Keuangan.

4. Lokakarya Indikator Kinerja Sektor RAN API. Ada dua indikator yang belum dilakukan penyusunan yaitu penyusunan indikator potensial perkotaan dan pesisir dan pulau-pulau kecil. Kegiatan penyusunan indikator potensial bertujuan untuk memberikan rekomendasi indikator kinerja kunci (key performance indikator) yang digunakan untuk mendukung proses pemantauan dan evaluasi pencapaian sasaran RAN API terhadap tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, dan mengeksplorasi rencana aksi dan isu-isu prioritas yang terkait dengan isu perubahan iklim pada sub bidang perkotaan serta sub bidang pesisir dan pulau-pulau kecil.

5. Knowledge Management. Ada beberapa kegiatan pada knowledge management yaitu penyusunan modul pelatihan diklat non gelar yang bekerja sama dengan Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian PPN/Bappenas. Saat ini Pusdiklatren BAPPENAS sedang menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan ‘Green Economic’ untuk perencana daerah yang didalamnya terdapat modul tentang adaptasi perubahan iklim, hal tersebut dapat menjadi titik masuk untuk mengarus-utamakan adaptasi perubahan iklim ke dalam perencanaan dan pembangunan daerah. Pusbindiklatren BAPPENAS bersama dengan Direktorat Lingkungan Hidup Bappenas akan menyusun modul sisipan tersebut yang mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Aksi Adaptasi.

6. Dokumentasi Kegiatan RAN API. Selama ini kegiatan RAN API tidak terdokumentasi dengan baik. Banyak kegiatan-kegiatan RAN API yang tidak disertai dengan bukti dokumentasi yang lengkap. Harapannya, tahun depan setiap kegiatan RAN API dapat memiliki dokumentasi yang baik dan lengkap sehingga memudahkan proses tindak lanjut paska kegiatan-kegiatan tersebut.

7. Pengembangan website. Selama ini Sekretariat RAN API belum memiliki website resmi untuk mendukung kegiatan RAN API. Harapannya di tahun depan sudah ada website resmi RAN API yang bisa digunakan untuk mempublikasikan berbagai hal terkait RAN API secara online

seperti kegiatan RAN API dan bidang RAN API. Selain itu, diharapkan website RAN API bisa mempublikasikan data monev terkait kegiatan RAN API.

Gambar

Gambar 2. Target Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals)
Gambar 3.  Proses  penyusunan  Kajian  Kerentanan di  Kota Mataram
Gambar 4.   Peserta sedang  membuat peta  kerentanan  Kota Tangerang  Selatan 3.7.2.  Kota Banjarmasin
Gambar 6.  Sesi foto  bersama peserta  Workshop  Penyusunan  Kajian  Kerentanan dan  Risiko Perubahan  Iklim Kota  Tangerang

Referensi

Dokumen terkait

Dari pembahasan dan pemaparan mengenai Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Kerangka Pengelolaan Sumberdaya Air DAS Citarum di Kota Bekasi,

• Aksi adaptasi dirancang untuk menurunkan tingkat kerentanan dan potensi dampak atau ketangguhan terhadap perubahan iklim saat ini dan masa depan. • Kerjasama multipihak

– Rencana aksi adaptasi perubahan iklim yg juga memberikan manfaat untuk pembangunan berkelanjutan meskipun perubahan iklim tidak seburuk prediksi (mengatasi.

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut RAN-GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara

Setelah melalui proses yang cukup panjang, integrasi rencana aksi yang dimulai dari proses pengenalan dan inventarisasi dampak fenomena perubahan iklim, prioritasi

    Upaya adaptasi harus dilakukan melalui beberapa pendekatan: 1) mengintegrasikan agenda adaptasi perubahan iklim ke dalam rencana pembangunan nasional seperti

Panduan ini berisi informasi tentang Lokakarya dan Seminar Nasional Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 13-14 September 2017 oleh

Dalam rangka pelaksanaanmitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang pekerjaan umum dan penataan ruang,diperlukan komitmen bersama dari seluruh unit kerja di lingkungan