• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI.pdf"

Copied!
241
0
0

Teks penuh

Contoh obat yang sangat terikat pada protein adalah diazepam (Valium): yang 98% terikat pada protein. Reaksi yang merugikan adalah sejauh mana efek yang tidak diinginkan dari suatu obat yang mengakibatkan efek samping ringan hingga berat. Pantau batas terapeutik obat yang lebih toksik atau memiliki batas terapeutik sempit seperti digoksin.

Fase kerja obat adalah farmasi, farmakokinetik dan farmakodinamik, yang dapat dilihat lebih detail pada tabel di bawah ini.

Untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien, perawat harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Perawat, dokter, atau dokter yang bertanggung jawab harus diberitahu jika penghentian obat ini dapat membahayakan klien, seperti halnya pemberian insulin. Perawat yang memberikan obat pada klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar tentang obat dan prinsip pemberian obat.

Mengingat adanya risiko tertular penyakit akibat luka tertusuk jarum suntik, perawat harus melindungi dirinya agar aman saat menutup kembali alat suntik bekas.

Pemberian obat hendaknya benar-benar sesuai dengan waktu yang telah diprogram, karena berkaitan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapeutik obat tersebut. Pasien harus mendapat informasi yang benar mengenai obat yang diterimanya, agar tidak terjadi lagi kesalahan dalam pemberian obat. Untuk mengetahui kebenaran jawaban Anda, silakan pelajari materi prinsip-prinsip pemberian obat pada pasien.

Memiliki efek minimal dalam pencegahan dan pengobatan maag. Obat ini mengurangi rangsangan vagal dan mengurangi kecemasan. Angina pectoris adalah suatu kondisi yang paling sering melibatkan iskemia jaringan yang menggunakan vasodilator. A. Phentolamine adalah penghambat alfa kerja pendek yang terkadang juga digunakan untuk diagnosis pheochromocytoma. f) Obat antihipertensi kerja sentral.

Tabel 1.2 Obat Anti-gout
Tabel 1.2 Obat Anti-gout

PERAN KOLABORATIF PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT 31

Tiga golongan obat yaitu glikosida jantung, antianginal, dan antiaritmia merupakan obat yang mengatur kontraksi jantung, detak jantung, ritme jantung, dan aliran darah ke miokardium (otot jantung). Digitalis, salah satu pengobatan tertua, telah digunakan sejak tahun 1200an dan masih digunakan sampai sekarang dalam bentuk murni. Obat antianginal digunakan untuk mengobati angina pektoris (nyeri jantung mendadak yang disebabkan oleh aliran darah yang tidak mencukupi akibat penyumbatan pada arteri koroner).

Obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain Captopropril, Benazepril, Delapril, Enalapril Maleate, Fisonopril, Perinopril, Quinapril, Ramipril, dan Silazapril. Oleh karena itu, obat dari golongan ini merupakan alternatif yang berguna bagi pasien yang perlu berhenti mengonsumsi ACE inhibitor karena batuk terus-menerus, misalnya Losartan Potassium dan Valsatran. Phentolamine Dewasa: IM: IV: 2,5-5 mg; ulangi setiap 5 menit hingga terkontrol, lalu setiap 2-3 jam bila perlu. untuk krisis hipertensi akibat pheochromocytoma, MAOI atau penghentian clonidine.

Tiga golongan obat yaitu glikosida jantung, antiagin dan antiaritmia, obat pada golongan ini mengatur kontraksi jantung, frekuensi, irama jantung dan suplai darah ke miokardium (otot jantung). Obat antiangina digunakan untuk mengatasi angina pectoris (nyeri jantung mendadak akibat aliran darah tidak mencukupi akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner yang menuju ke jantung. Obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain Captopropril, Benazepril, Delapril, Enalapril Maleate, Fisonopril, Perinopril, Kuinapril, Ramipril dan Silazapril d) Antagonis reseptor angiotensin II.

Oleh karena itu, obat-obatan golongan ini merupakan alternatif yang berguna bagi pasien yang harus menghentikan ACE inhibitor karena batuk terus-menerus, misalnya Losartan potassium dan Valsatran.

Tabel 4.2 Obat Anti Angina
Tabel 4.2 Obat Anti Angina

Sifatnya mirip dengan ACE inhibitor, perbedaannya adalah obat golongan ini tidak menghambat pemecahan bradikinin dan kinin lainnya, sehingga tampaknya tidak menyebabkan batuk kering terus-menerus yang biasanya mengganggu terapi ACE inhibitor. Obat ini digunakan dengan beta-blocker untuk pengobatan jangka pendek episode hipertensi berat pada pheochromocytoma.

PENGGOLONGAN, EFEK SAMPING, DAN BAHAYA PEMBERIAN OBAT 83

Obat susunan saraf pusat antara lain : Obat perangsang susunan saraf pusat, obat depresan susunan saraf pusat, obat analgetik-antipiretik dan psikofarmasi serta obat antikonvulsan. Untuk menjawab pertanyaan di atas, Anda dapat mempelajari materi yang membahas tentang obat-obatan yang bekerja pada sistem pernafasan. Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat berdasarkan efek farmakodinamiknya dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: obat perangsang atau stimulan yang secara langsung atau tidak langsung merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan sarafnya serta menghambat atau menekan, yang pada gilirannya dapat menghambat atau menekan aktivitas otak, sumsum tulang belakang, dan sarafnya. langsung atau tidak langsung. mereka memblokir proses otak.proses tertentu dalam aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf.

Obat yang menekankan fungsi psikologis sistem saraf pusat b. Obat yang merangsang fungsi psikologis sistem saraf pusat c. Obat yang mengganggu fungsi mental tertentu. Untuk menjawab pertanyaan diatas, Anda dapat mempelajari materi yang membahas tentang obat yang bekerja pada sistem saraf pusat. Yaitu obat yang merangsang sistem saraf simpatis karena obat ini mirip dengan neurotransmitter (norepinefrin/NE dan epinefrin). Obat ini bekerja pada reseptor adrenergik yang terdapat pada sel otot polos, seperti pada jantung, dinding bronkiolus saluran cerna, kandung kemih. . dan otot siliaris mata.

Untuk menjawab pertanyaan diatas, Anda dapat mempelajari materi yang membahas tentang obat yang bekerja pada sistem saraf pusat. Yaitu obat yang merangsang sistem saraf simpatis, karena obat ini menyerupai neurotransmiter (norepinefrin dan epinefrin). Untuk menjawab pertanyaan di atas, Anda dapat mempelajari materi yang membahas tentang obat-obatan yang bekerja pada sistem muskuloskeletal dan integumen.

Acarbose efektif pada pasien yang mengonsumsi banyak karbohidrat dan memiliki kadar gula darah puasa lebih dari 180 mg/dl. 7) Obat hiperglikemia. Obat yang biasa digunakan untuk memberikan obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk krim, losion, atau salep. Pemberian obat topikal pada kulit dibatasi pada obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit secara utuh.

Tabel 2.4 Obat Sedatif-Hipnotik
Tabel 2.4 Obat Sedatif-Hipnotik

PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL 147

151

Metode penghitungan berat badan memberikan hasil individual dalam dosis obat dan terdiri dari 3 langkah.

Untuk menjawab pertanyaan praktis di atas, Anda dapat merujuk pada materi yang dibahas di atas. Metode luas permukaan tubuh dianggap paling tepat ketika menghitung dosis obat pada bayi, anak-anak, lansia, dan klien pengguna obat antineoplasma atau yang memiliki berat badan rendah. Tujuan mempelajari cara menghitung dosis pediatrik adalah untuk memastikan bahwa anak-anak menerima dosis yang tepat dalam batas terapeutik yang disetujui.

Dua metode yang dianggap aman dalam pemberian obat pada anak adalah metode berdasarkan berat badan dan luas permukaan tubuh. Untuk menghitung dosis anak berdasarkan luas permukaan tubuh, diperlukan tinggi dan berat badan anak. Dosis Anak dari Dosis Dewasa dihitung dengan rumus LPT/ 1,73 m2X dosis dewasa = Dosis Anak.

Obat-obatan yang digunakan dapat berasal dari bentuk cair dan bubuk yang tersedia dan dilarutkan dalam vial dan ampul, serta dalam kartrid yang telah diisi sebelumnya. Tabung ini digunakan bila jumlah cairan yang akan diberikan kurang dari 1 ml dan untuk anak-anak serta dosis heparin. Alat suntik insulin mempunyai kapasitas 1 ml, namun insulin diukur dalam satuan dan dosis insulin tidak boleh dihitung dalam mililiter. Ketiga metode yang digunakan dalam penghitungan dosis oral untuk anak juga digunakan dalam penghitungan dosis obat suntik. Metode perhitungannya berdasarkan 1) berat badan (kg), 2).

Ketiga metode yang digunakan dalam perhitungan dosis oral untuk anak juga digunakan dalam perhitungan dosis suntik, yaitu metode perhitungan berdasarkan 1) berat badan (kg), 2).

Gambar 1.3 Contoh Obat Insulin 2. Penghitungan Dosis Injeksi Intra Muskuler (IM)
Gambar 1.3 Contoh Obat Insulin 2. Penghitungan Dosis Injeksi Intra Muskuler (IM)

160

H adalah dosis di tangan : dosis obat yang tertera pada label tempat obat diletakkan (botol atau vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair). D adalah dosis yang diinginkan atau takaran yang diperintahkan dokter. X adalah jumlah yang harus dihitung yang akan diberikan kepada pasien.

Materi yang akan dibahas pada bab praktikum ini meliputi pemberian obat topikal yang terdiri dari pemberian obat pada kulit, obat tetes mata, obat tetes hidung, dan obat semprot, inhalasi dosis terukur, serta pemberian obat vagina dan supositoria. Dengan menerapkan 7 prinsip yang benar dalam pemberian obat maka akan terjamin keselamatan pasien yang berdampak pada mutu pelayanan keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan yang tepat, misalnya menghitung dosis yang tepat dan cara pemberian obat yang benar.

Pemberian obat topikal adalah pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau selaput pada area mata, hidung, saluran telinga, vagina dan rektum. Tujuan pemberian obat mata adalah untuk melebarkan pupil, memeriksa struktur internal mata, melemahkan otot lensa, mengukur refraksi lensa, menghilangkan iritasi lokal, mengobati penyakit mata, melumasi kornea dan konjungtiva. Pendidikan kesehatan yang sebaiknya diberikan kepada pasien sebelum pemberian obat mata meliputi penjelasan tentang tujuan pemberian obat mata, cara pemberian secara mandiri, teknik pemberian yang benar, dan efek samping pengobatan.

Yang harus diperhatikan dalam pemberian obat mata pada anak adalah: jelaskan tujuan pemberian obat dengan berbicara perlahan dan pastikan kepala anak ditahan agar tidak bergerak saat obat disuntikkan. Pertimbangan pemberian obat mata pada lansia antara lain pengenalan obat melalui ukuran, bentuk obat, pengenalan jadwal, dosis dan teknik pemberian. Periksa jadwal pengobatan dokter, meliputi nama klien, nama obat, konsentrasi larutan, jumlah tetes, dan waktu pemberian obat.

Catat pemberian obat, termasuk nama obat, jumlah tetes, lubang hidung tempat pemberian obat, dan waktu pemberian obat.

Gambar 2.1 : Pemberian obat secara oral (Sumber:Liley,Harrington, Snyder,2007) c. Siapakan peralatan atau kumpulkan peralatan yang disebutkan diatas.
Gambar 2.1 : Pemberian obat secara oral (Sumber:Liley,Harrington, Snyder,2007) c. Siapakan peralatan atau kumpulkan peralatan yang disebutkan diatas.

PEMBERIAN OBAT TOPIKAL 157

Ada dua fase farmasi yaitu disintegrasi dan disolusi. Disintegrasi adalah penguraian tablet atau pil menjadi partikel yang lebih kecil, dan disolusi adalah pelarutan partikel yang lebih kecil dalam cairan saluran cerna untuk diabsorpsi. Batasan laju adalah waktu yang diperlukan suatu obat untuk terurai dan tiba siap diserap oleh tubuh. Obat dalam bentuk cair diserap lebih cepat melalui saluran pencernaan dibandingkan obat dalam bentuk padat.

PEMBERIAN OBAT PARENTAL 206

Klien harus diperingatkan untuk menghindari penggunaan obat yang berlebihan karena hal ini dapat memicu efek balik yang akan memperburuk hidung tersumbat. Sesuaikan posisi pasien sebagai berikut (lihat gambar di bawah): 1) Duduk di kursi dengan kepala dimiringkan ke belakang. Namun bila pasien tidak dapat melakukannya sendiri, langkah yang harus dilakukan perawat saat memberikan obat tetes dan semprotan hidung dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Obat diberikan melalui inhaler yang disemprotkan melalui kaleng aerosol, uap atau bubuk halus diberikan untuk masuk ke saluran napas. Pasien dengan penyakit paru-paru kronis sering kali mengandalkan obat-obatan inhaler untuk mengendalikan gejala pernapasannya. Obat-obatan inhaler bermanfaat bagi pasien karena: 1) obat dapat disalurkan dalam konsentrasi tinggi ke saluran napas dan 2) efek samping sistemik biasanya dapat dihindari.

Inhaler dosis terukur (MDI) atau inhaler bubuk kering (DPI). Jelaskan apa yang dimaksud dengan dosis terukur dan ingatkan pasien akan manfaat penggunaan inhaler, termasuk efek samping obat. Obat-obatan inhaler diberikan dengan cara disemprotkan melalui aerosol, uap, atau bubuk halus yang dimasukkan ke dalam saluran pernapasan.

Pendidikan kesehatan pada pasien berupa penjelasan mengenai penggunaan inhaler yang benar, efek samping obat, tanda dan gejala overdosis obat (seperti takikardia, jantung berdebar, sakit kepala, gelisah dan susah tidur), kebersihan alat inhaler dan kebersihan mulut.

Gambar

Tabel 1.2 Obat Anti-gout
Tabel 1.3 Obat Penisillin
Tabel 1.4 Obat Sefalosporin
Tabel 1.6 Obat Aminoglikosida
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap keluarga • Memotivasi keluarga untuk membantu dalam pengawasan minum obat • Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarga mengenai gangguan yang diderita pasien •