Modul Praktikum bertajuk “Pengukuran Hygro-Thermal Krey Bambu” mempunyai 3 (tiga) kata kunci utama yaitu. Perbandingan Kinerja Termal Ruang Hidup pada Rumah Tropis Menggunakan Bambu Krey DS Horizontal dengan Berbagai Bentuk Bambu Krey.
TINJAUAN PRAKTIKUM
- CAPAIAN PEMBELAJARAN (CPL)
- CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
- CAPAIAN PEMBELAJARAN – SUB CPMK
- TUJUAN UMUM PRAKTIKUM
- DASAR TEORI
- ALAT PERAGA RUMAH MODEL TROPIS
- PEMAHAMAN DESIGN THINKING SOLUTION
- DAFTAR PUSTAKA
Di akhir praktikum ini, mahasiswa mampu menilai desain rumah tropis (C5) dan mengusulkan desain (C6) dengan mempertimbangkan peran elemen Double Skin (DS) pada selubung bangunan khususnya bambu krey. efisien, efektif dari segi waktu, biaya dan analisa tenaga kerja, secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan benda miniatur/model rumah. Mampu memetakan kriteria (C3) kinerja termal optimal dari aspek elemen bambu krey. Mampu menghitung (C4) Perhitungan kinerja termal. Penentuan permasalahan peranan, bentuk dan tipe Krey Bambu yang digunakan sebagai elemen DS pada prinsip fasad bangunan tropis tentunya harus didasarkan pada kajian mendalam/kajian terdahulu (preliminary study), dengan mempertimbangkan misalnya sejarah. aspek dan tren. untuk mempertimbangkan kebutuhan yang mendesak guna mendapatkan solusi permasalahan secepatnya.
Apakah keberadaan Bambu Krey pada fasad utama bangunan Tropis mempengaruhi nilai kinerja termal pada ruangan dibawahnya. Menganalisis hubungan kinerja termal antara pemilihan dan penempatan Krey Bambu dengan pemilihan orientasi mata angin yang tepat.
Kinerja Termal Ruang Hunian Rumah Tropis dengan menggunakan DS Krey
- PENGANTAR
- TUJUAN PRAKTIKUM
- ALAT DAN BAHAN
- PROSEDUR PERCOBAAN 1). Tahap Persiapan
- TABEL DATA
- JURNAL PENGUKURAN
- PENUTUP
Efisiensi termal ruang hunian rumah tropis menggunakan DS Krey.. Beberapa pertanyaan pokok yang mendasari perlunya praktikum MODUL 01 yang berjudul “Efisiensi termal ruang hunian rumah tropis menggunakan DS Krey Tipe Bambu Arah Horizontal Fasad Utama ke Timur )". termasuk adalah. Seberapa jauh nilai efisiensi termal pada ruangan hunian yang fasad utamanya menggunakan DS (double cladding) atau SC (secondary cladding) bila rumah menghadap ke timur. Analisis kinerja termal ruang interior yang bagian depan/fasad bangunan menghadap ke timur dengan bambu krey DS.
Gambar yang dipotong untuk mengetahui posisi titik ukur dan posisi kepala bambu (penempatan alat. Datalogger) Gambar 1.1 : Sketsa penempatan alat ukur dan gambar kerja. Keempat: Menggunakan model penyangga yang sudah ada atau membuat bentuk fisik konstruksi atap dengan bahan atap beton asbes. Posisikan dengan benar 2 (dua) alat pengukur "Data logger suhu dan kelembaban" (misal: BENETECH GM1365), yaitu di luar dan di dalam (lihat gambar visualisasi).
Hindarkan dan lindungi posisi alat ukur dari paparan panas berlebihan atau basah karena hujan dan penggantian/sentuhan fisik. Operasikan alat ukur data logger ini dengan menekan tombol ON secara bersamaan pada seluruh alat ukur yang digunakan. Meteran ini akan mencatat secara otomatis dan digital selama penggunaan, cukup pastikan atau periksa secara berkala - untuk menghindari kejadian ERROR (misalnya tampilan LED mati).
Mendengarkan dan mempelajari profil kinerja termal dari hasil perhitungan tersebut dan menyajikannya dalam bentuk tabel/grafik batang untuk kemudian siap untuk Tahap Analisis. Misalnya penggunaan kanopi, atap limas dan lain sebagainya, selama ruangan tersebut masih memiliki ukuran yang ergonomis untuk aktivitas penghuni di dalamnya. Dari alternatif pengembangan tersebut di atas, penggunaan tabel data dan alat ukur masih dapat digunakan hanya 2 (dua) buah – selama alat pembelajaran hanya ada satu.
Perbandingan Kinerja Termal antara Ruang hunian Rumah Tropis
Barat
PROSEDUR PERCOBAAN 1). Tahap Persiapan
Penomoran pada MODEL-02 (arah BARAT): T-03 dan T-04 Gambar 2.1: Sketsa penomoran alat ukur pada kedua gambar kerja. Letakkan 2 (dua) alat ukur “data logger suhu dan kelembaban” (ex: BENETECH GM1365) dengan benar yaitu pada bagian luar dan dalam dengan tidak lupa memberi penomoran yang berbeda: T-01, T-02, T -03 dan T - 04 (agar data pengukuran nantinya tidak tertukar)). Pertama, atur durasi pencatatan pengukuran selama 24 jam waktu kerja (siang dan malam) dengan interval pembacaan data setiap 5 menit, sehingga diperoleh 12 x 24 = 288 x 2 data pengukuran/alat ukur atau 576 data pengukuran diperoleh.
35 Tabel 2.B: Data perhitungan selisih suhu udara (Tex - Timah) dan selisih kelembaban udara (Hex - Hin) pada Model 01. PERBANDINGAN KINERJA TERMAL ANTARA MODEL-01 dan MODEL-02 (aspek suhu udara ) MODEL DAT DS KREY MENGGUNAKAN BAMBU. Model double skin : Model dengan pola DS KREY BAMBU orientasi horizontal : TIMUR *) bisa menjadi alternatif lain.
Perbandingan kinerja termal antar ruang hidup di rumah tropis Ruang hidup di rumah tropis menggunakan DS tipe bambu krey horizontal dengan orientasi berbeda. Beberapa pertanyaan pokok yang mendasari perlunya praktikum MODUL 03 dilaksanakan dengan judul “Perbandingan kinerja termal antar ruang hidup pada rumah tropis menggunakan bambu krey tipe DS horizontal dengan orientasi yang berbeda-beda diantaranya. merupakan ruang hunian yang fasad utamanya menggunakan DS (Double Skin) atau SC (Secondary Skin) dengan orientasi berbeda.
Jika situasi rumah dengan bambu DS tertentu yang hasil perhitungannya kondisi kinerja termalnya kurang baik/tidak nyaman, bagaimana solusi desainnya. Analisis kinerja termal ruang interior, menggunakan bambu DS Krey dan perbedaan orientasi utamanya pada bagian depan/fasad bangunan. Direkomendasikan solusi desain bangunan yang memiliki DS Krey Bambu dengan orientasi apapun, tanpa harus mengubah kriteria tersebut, sehingga ruangan terasa nyaman bagi penghuni saat beraktivitas di dalamnya, baik pada pagi maupun malam hari.
PROSEDUR PERCOBAAN
Kedua : Siapkan saja 2 (dua) alat untuk mengukur suhu dan kelembaban udara karena alat-alat tersebut akan digunakan secara bergantian. Inlet 30% dari luas dinding depan Outlet 10% dari luas dinding belakang Konstruksi atap Atap Desa Srotong Atap Desa Srotong Atap Desa Srotong Atap Desa Srotong. Keempat: hanya menggunakan 1 (satu) model alat peraga yang tersedia, kemudian untuk pengukuran selanjutnya dilakukan dengan memutar 90 derajat ke kanan/kiri sesuai orientasi fasad utama yang diinginkan.
Posisikan dengan benar, 2 (dua) buah alat ukur “Temperature and Humidity Data Logger” (misal: BENETECH GM1365), masing-masing di bagian luar dan dalam, jangan lupa buat nomor yang berbeda: dari T-01 hingga T-08 (agar data pengukuran nantinya tidak ditukar)). Pertama, atur durasi pencatatan pengukuran selama 24 jam waktu kerja (siang dan malam) dengan interval pembacaan data setiap 5 menit, sehingga diperoleh 12 x 24 = 288 x 4 data pengukuran/alat ukur atau diperoleh 1.152 data pengukuran. . Gunakan data logger ini dengan benar dan lakukan pemeriksaan berkala. dalam pengukuran yang lebih dari 1 kali/hari, penggunaan baterai baru sangat disarankan).
Data berupa tabel dan grafik excel pada modul tahap ini akan diperoleh 8 (delapan) data pengukuran yang terdiri dari 4 tabel data suhu udara dan 4 tabel data kelembaban udara. Data pengukuran akan disajikan pada layar grafis dan tabel excel yang mencatat profil pengukuran suhu dan kelembaban udara. Keakuratan dalam menganalisis perbandingan nilai kinerja termal pada objek dengan orientasi berbeda menjadi modal penting dalam mengambil kesimpulan.
47 Tabel 3.B: Data perhitungan selisih suhu udara (Tex - Timah) dan selisih kelembapan (Hex - Hin) pada Model 01. 49 Tabel 3.D: Perbandingan data perhitungan nilai kinerja termal antar semua model (Model-01, Model -02, Model-03 dan Model-04) untuk aspek kelembaban. Dari alternatif pengembangan diatas, penggunaan tabel data dan alat ukur masih dapat digunakan hanya 2 (dua) buah saja, karena pelaksanaannya di lain hari, pastikan baterai dalam kondisi prima (disarankan untuk gunakan ganti baterai baru pada saat aktivitas pertama kali dilakukan - karena terjadinya ERROR pada saat perjalanan pengukuran - hal ini akan mengakibatkan perubahan hari/pengukuran ulang).
Perbandingan Kinerja Termal Ruang hunian Rumah Tropis antara
Beberapa pertanyaan prinsip yang melatarbelakangi perlunya dilaksanakan praktikum MODUL 04 yang berjudul “Perbandingan kinerja termal ruang hidup pada rumah tropis antara penggunaan bambu krey DS tipe horizontal dan vertikal”, antara lain. Seberapa jauh nilai thermal performance pada suatu ruang hidup yang fasad utamanya menggunakan DS (Double Skin) atau SC (Secondary Skin) dengan material Krey Bamboo dengan pola HORIZONTAL dan pola VERTICAL. Hal ini bisa dijadikan salah satu pertimbangan ketika kita ingin memilih rumah yang tampilannya/menggunakan pola DS horizontal atau vertikal, biasanya hanya melihat tampilan tampilan fasad eksteriornya saja, tanpa kemungkinan mengetahui pengaruh thermal performance yang ada. terjadi (sebenarnya terkadang DS Display/pattern Accessories memberikan kesan nilai mahal harga sebuah rumah), apakah itu akibat dari nilai thermal performance?.
Jika situasi rumah berada dalam kondisi kinerja termal yang buruk/tidak menyenangkan, apa solusi desainnya. Analisis profil atau karakteristik kinerja termal ruang Rumah Tropis menggunakan bambu DS Krey dengan pola horizontal dan vertikal. Alat peraga berupa model rumah menggunakan Bambu DS Krey dengan pola horizontal dan vertikal, dengan kursi utama menghadap ke timur.
Penomoran pada MODEL-02 (Krey VERTIKAL) : T-03 dan T-04 Gambar 4.1: Sketsa penomoran alat ukur pada gambar kerja benda Lofthus. Tempatkan dengan benar 2 (dua) alat ukur “temperature & Humidity Data Logger” (misal : BENETECH GM1365) yaitu bagian luar dan dalam dengan tidak lupa membuat penomoran yang berbeda : dari T-01 sampai dengan T-04 (agar data pengukuran nantinya tidak mangsa)). Pertama, atur durasi pencatatan pengukuran selama 24 jam waktu kerja (siang dan malam) dengan interval pembacaan data setiap 5 menit, sehingga diperoleh 12 x 24 = 288 x 2 data pengukuran/alat ukur atau diperoleh 576 data pengukuran. didapat.
Data berupa tabel dan grafik excel pada modul tahap ini akan diperoleh 4 (empat) data pengukuran yang terdiri dari 2 tabel data suhu udara dan 2 tabel data kelembaban udara. Apabila posisi kegiatan saat ini menggunakan DS Krey Bambu dengan model berbeda dimana orientasi fasad bangunan induk dan bentuk atap sama yaitu ke arah Timur, maka alternatif yang dilakukan adalah pengembangan. Dari alternatif pengembangan yang disebutkan di atas, penggunaan tabel data dan alat ukur (datalogger) masih bisa digunakan hanya 2 (dua), karena pelaksanaannya di lain hari, pastikan saja kondisi baterai mampu baik. .
Perbandingan Kinerja Termal ruang hunian Rumah tropis penggunaan DS
Beberapa pertanyaan prinsip melatarbelakangi perlunya diadakan praktikum MODUL 05 yang bertajuk “Perbandingan kinerja termal ruang hunian pada rumah tropis menggunakan krey bambu horizontal DS dengan berbagai bentuk krey bambu lainnya”, antara lain. Seberapa jauh nilai kinerja termal pada suatu ruangan hunian yang fasad utamanya menggunakan DS (double skin) atau SC (secondary skin) dengan pola garis yang berbeda-beda. Jika pada kondisi tersebut, pemilihan/penggunaan krey bambu DS menghasilkan kondisi kinerja termal yang kurang baik/tidak nyaman, lalu bagaimana solusi desainnya.
Analisis profil atau karakteristik kinerja termal setiap ruang tamu akibat penggunaan atau pemilihan bentuk DS Krey Bambu. Model dengan BAMBU DS KREY-Pola mendatar tengah kedua : Siapkan saja 2 (dua) buah alat untuk mengukur suhu dan kelembaban udara karena alat-alat tersebut akan digunakan secara bergantian. Tempatkan dengan baik 2 (dua) buah alat ukur “temperature & Humidity Data Logger” (misal : BENETECH GM1365) yaitu pada bagian luar dan dalam dengan tidak lupa membuat penomoran yang berbeda : dari T-01 sampai dengan T-10 (agar pengukurannya data nanti tidak ditukar)).
Data berupa tabel dan grafik excel akan diperoleh pada tahap modul ini sebanyak 12 (dua belas) data pengukuran yang terdiri dari 6 tabel data suhu udara dan 6 tabel data kelembaban udara. 73 Tabel 5.D: Perbandingan data perhitungan nilai efisiensi termal antar seluruh model (Model-01, Model-02, Model-03, Model-04 dan Model-05) - untuk aspek kelembaban udara. Apabila posisi kegiatan pengukuran mengarah pada penggunaan DS Krey Baambu dengan model yang berbeda-beda, dimana konstruksi dan penggunaan bahan atap serta orientasinya tetap, maka alternatifnya adalah pengembangan.
Misalnya perbandingan kinerja termal antara penggunaan material berbahan kayu, beton, besi, bahkan plastik atau kaca, dengan orientasi yang sama.
PENUTUP
Bibliografi Penulis