• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL SAP2000 analisa struktur yang didasarkan dari metode elemen hingga.

N/A
N/A
Studio Teknik

Academic year: 2023

Membagikan "MODUL SAP2000 analisa struktur yang didasarkan dari metode elemen hingga."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SAP2000

(Level: Basic)

Disusun oleh :

Wahyu Nursamhuda, ST

Tahun 2017

(2)

Sekapur sirih

AP2000 adalah program analisa struktur yang didasarkan dari metode elemen hingga. Program SAP2000 menyediakan fitur dan modul terintegrasi yang lengkap untuk desain struktur baja dan beton bertulang. Pengguna diberi kemudahan untuk membuat, menganalisis, dan memodifikasi model struktur yang direncanakan dengan memakai user interface yang sama. Dalam lingkungan pemakaian yang interaktif maka dapat dievalusi penampang struktur berdasarkan design-code internasional seperti:

U.S.A (ACI 1999, AASHTO 1997), Canadian (CSA 1994), British (BSI 1989), European (CEN 1992), dan New Zealand (NZS 3101-95).

Fasilitas perancangan berdasarkan design-code yang baku ternyata tidak terlalu kaku karena pengguna mempunyai peluang untuk merubah parameter-parameter tertentu untuk disesuaikan dengan peraturan perencanaan lokal.

Modul SAP2000 ini membahas berbagai hal yang berhubungan dengan konsep dan teknik menghitung serta variasi bentuk pemodelan disertai beberapa contoh kasus.

Modul ini disusun sebagai pengenalan terhadap software tersebut.

Karena disusun sebagai pengenalan, diharapkan pembaca tidak hanya membaca atau membuat modul ini sebagai satu-satunya sumber dalam memperlajari software tersebut karena begitu banyak yang dipelajari dan digali dari software ini, banyaknya referensi buku dan intensifnya latihan serta pengembangan ide imajinatif akan mempercepat menguasai program ini.

Penyusun.

S

(3)

SAP2000

A. PEMBEBANAN

Sebelum melangkah lebih jauh dalam menghitung atau mendesain suatu konstruksi. Anda diharuskan lebih mengenal masing-masing jenis beban yang bekerja diatas konstruksi Anda.

1. Beban Mati (Dead)

Adalah berat dari semua bagian dari suatu bangunan yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin serta peralatan tetap (fixed equipment) yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bangunan itu (perlengkapan/ peralatan bangunan).

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel. Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung MATERIAL

Bahan Bangunan Baja

Batu Alam

Batu Belah/ Bulat/ Gunung Batu Karang

Batu Pecah (Split) Besi Tuang

Beton (untuk struktur) Beton bertulang Kayu (Kelas I)

Kerikil, koral, (kering udara sampai lembab) Pasangan batu merah

Pasangan batu belah/ bulat/ gunung Pasangan batu batu cetak

Pasangan batu karang

Pasir (kering udara sampai lembab) Pasir (jenuh air)

Pasir kerikil, koral (kering udara – lembab) Tanah, lempung & lanau (kering – lembab) Tanah, lempung & lanau (basah)

Tanah hitam (Timbel) Komponen Gedung

7850 kg/m3 2600 kg/m3 1500 kg/m3 700 kg/m3 1450 kg/m3 7250 kg/m3 2200 kg/m3 2400 kg/m3 1000 kg/m3 1650 kg/m3 1750 kg/m3 2200 kg/m3 2200 kg/m3 1450 kg/m3 1600 kg/m3 1800 kg/m3 1850 kg/m3 1700 kg/m3 2000 kg/m3 11400 kg/m3

(4)

Adukan, per cm tebal :

 Dari semen

 Dari kapur, semen merah atau tras Aspal, per cm tebal

Dinding pasangan bata merah

 Satu batu

 Setengah batu

Dinding batako berlubang

 Tebal dinding 20 cm

 Tebal dinding 10 cm

Dinding batako tanpa lubang :

 Tebal dinding 15 cm

 Tebal dinding 10 cm Langit-langit:

 Serat semen, tebal maksimum 4 mm

 Kaca, dengan tebal 3-4 mm

Lantai kayu dengan balok (rumah tinggal) Penggantung plafon (bentang maks. 5 m) Penutup atap:

 Genteng/kaso/reng per m2 luas atap

 Sirap/kaso/reng per m2 luas atap

 Serat semen gelombang (tebal maks. 5 mm)

 Aluminium gelombang

Penutup lantai (teraso, keramik & beton)

21 kg/m3 17 kg/m3 14 kg/m3

450 kg/m3 250 kg/m3

250 kg/m2 120 kg/m2

300 kg/m2 200 kg/m2

11 kg/m2 10 kg/m2 40 kg/m2 7 kg/m2

50 kg/m2 24 kg/m2 11 kg/m2 5 kg/m2 24 kg/m2

Pendekatan lain dalam menghitung Beban Mati dapat dilakukan dengan memperhatikan struktur bangunan yang digunakan, sebagaimana tertera dalam Tabel di bawah ini.

Jenis Struktur Beban Mati (kg/m2) Beton Bertulang :

 Portal

 Portal & Inti/ Dinding Geser

 Tabung dalam Tabung

 Kotak/ Panil

0,30 x 2400 = 720 0,35 x 2400 = 840 0,40 x 2400 = 960 0,20 x 2400 = 480 Baja:

 Ketinggian < 30 lantai

 Ketinggian ≥ 30 lantai

 Balok anak

 Balok induk

Deck plate

 Kolom

100 150 20 35 15 30 Komposit

 Ketinggian < 30 lantai 100 + 480 = 580

(5)

 Ketinggian ≥ 30 lantai 150 + 480 = 630

Partisi 100

Elemen Arsitektural (finishing) 100

2. Beban Hidup (Live)

Adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu bangunan, dan di dalamnya termasuk beban- beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah (moveable equipment), mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut. Khusus untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energy kinetic) butiran air. Beban hidup tidak termasuk Beban Angin dan Beban Gempa.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, beban hidup pada lantai bangunan dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Uraian Beban

Hidup (kg/m2)

Lantai dan tangga rumah tinggal 200

Lantai dan rumah tinggal sederhana 125

Lantai sekolah, kantor, toko, restoran, hotel, asrama & rumah sakit 250

Lantai ruang olah raga 400

Lantai ruang dansa 500

Lantai dan balkon ruang pertemuan, bioskop, ibadah 400

Panggung penonton dengan penonton berdiri 500

Tangga, bordes tangga, dan gang bangunan umum 300

Tangga, bordes tangga, dan gang gedung umum 500

Lantai ruang perlengkapan gedung pertemuan 250

Lantai pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang mesin 400 Lantai gedung parkir bertingkat:

Untuk lantai bawah (basement) Untuk lantai tingkat lainnya

800 400

Balkon yang menjorok bebas ke luar 300

(6)

3. Beban Angin (Wind)

Adalah semua beban yang bekerja pada bangunan, atau bagian bangunan, yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.

Tekanan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, dan di tepi laut atau dekat pegunungan sampai sejauh 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m2.

Jika ada kemungkinan kecepatan angin mengakibatkan tekanan tiup yang lebih besar, maka tekanan tiup harus dihitung menurut rumus :

=16

Keterangan:

v

adalah kecepatan angin (m/det).

4. Beban Gempa (Seismic)

Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada bangunan atau bagian bangunan yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu.

Setiap struktur bangunan, menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002), harus direncanakan untuk menahan suatu beban geser dasar akibat gempa (V) dalam arah-arah yang ditentukan menurut rumus berikut :

= × × Keterangan:

C adalah koefisien gempa dasar I adalah faktor keutamaan R adalah faktor reduksi gempa

Wt adalah kombinasi beban mati dan beban hidup

= 1,05 × ( + 0,3 )

5. Beban Kombinasi

(7)

B. JENIS PERLETAKAN

Beberapa jenis perletakan/ tumpuan yang sering digunakan diantaranya, sebagai berikut:

1. Sendi

Sendi merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan gaya reaksi horizontal.

2. Roll

Rol merupakan tumpuan yang hanyadapat menerima gaya reaksi vertikal.

3. Jepit

Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang.

C. JENIS PEMBEBANAN

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembeban :

1. Beban terpusat

Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.

(8)

2. Beban Terbagi Merata

Disebut beban terbagi merata karena beban yang bekerja diatas balok terjadi secara merata sepanjang batang dan biasanya dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

3. Beban Segitiga

Disebut beban segitiga karena beban yang bekerja diatas balok terjadi secara tidak merata sepanjang batang dengan variasi beban yang terlihat seperti bentuk segitiga. Dan biasanya beban ini dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

4. Beban Trapesium

Disebut beban trapesium karena beban yang bekerja diatas balok terjadi secara tidak merata sepanjang batang dengan variasi beban yang terlihat seperti bentuk trapesium. Dan biasanya beban ini dinyatakan dalam satuan kg/m atau KN/m.

(9)

LATIHAN-1

Loading:

Uniform Force = 2 kN/m Joint Loads = 0,3 kN

(10)

LATIHAN-2

Loading:

Uniform Force = 0,5 kN/m Joint Loads = 1 kN dan 3 kN Moment = 2 kNm

2kNm

(11)

LATIHAN-3

Property:

Loading:

Beban Mati (Dead) Uniform Force = 10 kN/m Beban Hidup (Live) Uniform Force = 5 kN/m

Data Desain : Fc’ = 25 mPa Fy = 400 mPa Fys = 240 mPa

YD = 600

ZD = 300

(12)

LATIHAN-4

Property:

Balok Kolom

Loading:

Beban Mati (Dead)

Uniform Force = 100 kg/m Beban Hidup (Live)

Uniform Force = 50 kg/m

Data Desain : Fc’ = 25 mPa Tulangan Lentur

D 13 dengan mutu Fy = 400 mPa Tulangan Geser

ø10 dengan mutu Fy = 240 mPa YD = 0.17

ZD = 0.25

YD = 0.30

ZD = 0.30

(13)

LATIHAN-5

Property :

Kolom 0.5m x 0.5m Balok 0.3m x 0.3m

Loading :

Beban Mati (Dead) Portal beton

Beban Hidup (Live) Lantai 1 = Parkir

Lantai 2 = Ruang Kaprodi

Lantai 3 = Laboratorium dan Perpustakaan

Beban Angin (Wind) Lokasi didaerah Malang

Berdasarkan data BMKG daerah setempat didapatkan nilai kecepatan angin sebesar 35 m/det

Beban Gempa (Seismic) Lokasi didaerah Malang

4m

5m

3m 3m 5m

3m 3m

5m 5m

Referensi

Dokumen terkait

Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang

Beban hidup ( Live Load ) ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang- barang

Beban hidup (Live load) adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan ke dalamnya termasuk beban- beban pada lantai yang berasal

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, dan termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang