• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Sesi 3 Akuntansi Keuangan Lanjutan

N/A
N/A
hidayat

Academic year: 2023

Membagikan "Modul Sesi 3 Akuntansi Keuangan Lanjutan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 (EBA 501)

MODUL PERTEMUAN 3

AKUNTANSI PEMBUBARAN PARTNERSHIP DENGAN METODE LIKUIDASI SEKALIGUS

DISUSUN OLEH

ENY PURWANINGSIH, S.E., M.Ak.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2019/2020

(2)

PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menguraikan proses likuidasi persekutuan.

2. Menyusun laporan likuidasi persekutuan dengan metode likuidasi sekaligus (lump-sum liquidation).

3. Membuat pembukuan untuk likuidasi persekutuan dengan metode likuidasi sekaligus (lump-sum liquidation).

B. Uraian dan Contoh Kasus Perhitungan 1. Definisi Likuidasi Persekutuan

Menurut Baker (2011) bahwa likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasional perusahaan (pembubaran usaha) secara keseluruhan dengan menjual sebagian atau seluruh aset perusahaan, membayar semua utang pajak, melunasi kewajiban kepada pihak ketiga, dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio laba/rugi.

Menurut Beams (1988) bahwa likuidasi adalah proses merealisasikan aset non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur dan pembagian sisa aset kepada setiap anggota sekutu sesuai dengan saldo modalnya. Berhentinya persekutuan sebagai bisnis mencakup penghentian aktivitas bisnis persekutuan disebut entitas likuidasi persekutuan.

Pencairan aset menjadi kas disebut realisasi, sedangkan pembayaran atas klaim disebut likuidasi.

2. Kondisi Pembubaran Persekutuan

Persekutuan dinyatakan dibubarkan apabila perjanjian bersama yang semula diadakan untuk menjalankan usaha bersama-sama telah berakhir.

Pembubaran persekutuan atas dasar bekerjanya undang-undang terjadi karena:

1. Kematian seorang atau beberapa anggota persekutuan.

2. Bangkrutnya seorang atau lebih anggota persekutuan.

(3)

3. Kejadian tertentu yang mengakibatkan tidak dapat bertindaknya perusahaan yang disebabkan oleh perbuatan individu anggota yang membawa nama persekutuan.

4. Ada perang di dalam suatu negara dari anggota persekutuan.

5. Berakhirnya jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian atau tercapainya tujuan.

Pembubaran persekutuan atas dasar keputusan pengadilan terjadi karena:

1. Ketidakmampuan seorang anggota untuk memenuhi kewajibannya terhadap perjanjian persekutuan.

2. Tindakan seorang anggota yang mengakibatkan tidak ada keserasian dalam usaha yang sedang berjalan.

3. Perselisihan internal di antara anggota.

4. Tidak mendapatkan keuntungan secara berkesinambungan dari usaha persekutuannya.

5. Kecurangan atau penyajian yang keliru dalam pembentukan persekutuan.

3. Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan.

Likuidasi terjadi apabila semua anggota sekutu mengundurkan diri dari persekutuan dan persekutuan dibubarkan serta semua aset non kas persekutuan telah dijual.

Perubahan persekutuan terjadi apabila salah satu anggota sekutu mengundurkan diri ataupun ada sekutu baru yang ingin bergabung dalam persekutuan bisa dengan membeli kepentingan di dalam persekutuan dan berinvestasi di dalam persekutuan.

4. Proses Likuidasi Persekutuan.

Proses likuidasi persekutuan meliputi:

1. Proses perhitungan laba/rugi sampai saat likuidasi. Proses ini dijalankan apabila likuidasi yang dilaksanakan tidak bertepatan dengan awal atau akhir tahun, sehingga butuh diketahui apakah mulai awal periode sampai pelaksanaan likuidasi perusahaan mendapatkan laba atau mengalami kerugian. Laba atau rugi dibagikan kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian laba/rugi.

(4)

2. Proses realisasi, adalah proses mengubah aset kekayaan non kas milik persekutuan menjadi uang kas. Dalam proses ini apabila harga jual aset non kas tidak sama dengan nilai bukunya, maka selisihnya diakui sebagai laba/rugi penjualan aset. Laba/rugi tersebut dibagikan kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan laba/rugi.

3. Proses likuidasi, adalah proses pembayaran kepada pihak yang berhak (terlebih dahulu dibayar kepada kreditur eksternal, kemudian kreditur internal, dan sisanya kepada para anggota sekutu).

5. Prioritas Urutan Pembayaran Likuidasi Persekutuan.

Prioritas urutan pembayaran likuidasi persekutuan adalah:

1. Pembayaran utang kepada kreditur eksternal selain anggota sekutu (partner).

2. Pembayaran utang kepada anggota sekutu (partner) selain untuk modal, dan pembagian laba.

3. Pembayaran untuk modal anggota sekutu (partner).

4. Pembayaran kepada anggota sekutu (partner) sebagai refleksi laba.

6. Laporan Realisasi dan Likuidasi Persekutuan.

Laporan realisasi dan likuidasi persekutuan adalah dasar pembuatan jurnal untuk mencatat likuidasi. Laporan ini menyajikan pengaruh likuidasi terhadap akun-akun laporan posisi keuangan persekutuan dalam bentuk kertas kerja.

Laporan menunjukkan konversi aset non-kas menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para sekutu, dan distribusi kas kepada para kreditur dan para anggota sekutu.

7. Metode Likuidasi Persekutuan.

Metode likuidasi persekutuan terdiri dari:

1. Metode likuidasi sekaligus (Lump-sum Liquidation).

Pembagian kepada para sekutu dapat dilakukan setelah seluruh aset direalisasikan sehingga diketahui laba/rugi realisasinya atau likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak karena realisasi aset non- kasnya sekaligus atau disebut juga sebagai metode likuidasi tunggal.

2. Metode likuidasi bertahap (Installment Liquidation).

(5)

Pendistribusian kas kepada sekutu pada saat tersedianya kas selama proses likuidasi atau pembayarannya membutuhkan waktu beberapa bulan (periodik) dalam penyelesaiannya.

8. Kasus Metode Likuidasi Persekutuan Dengan Metode Likuiditas Sekaligus.

Terdapat lima kondisi yang terjadi di dalam likuidasi sederhana/sekaligus, yaitu:

1. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.

Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo sekutu setelah realisasi bernilai positif semua. Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aset non-kas.

2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi laba/rugi.

3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.

4. Pelunasan utang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

2. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan.

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki utang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan utang persekutuan kepada sekutu. Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aset non-kas.

2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi laba/rugi.

3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.

4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian utang sekutu.

5. Pelunasan utang sekutu dan pembagian kas.

3. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utang-piutang sekutu yang bersangkutan.

Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar daripada utang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian utang namun

(6)

akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.

Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aset non-kas.

2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi laba/rugi.

3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.

4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian utang sekutu.

5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai persentase yang telah dikurangi persentase sekutu tidak mampu.

4. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara pribadi dalam kondisi tidak mampu.

Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar dibanding utang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.

Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aset non-kas.

2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi laba/rugi.

3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.

4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian utang sekutu.

5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada setiap sekutu sesuai presentase yang telah dikurangi presentase sekutu tidak mampu.

5. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ketiga.

Rugi realisasi yang besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup utang kepada pihak ketiga. Apabila hal ini terjadi maka utang kepada pihak ketiga dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan utang persekutuan kepada salah satu sekutu. Langkah-langkah:

1. Realisasi nilai aset non-kas.

(7)

2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi laba/rugi.

3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.

4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan utang sekutu.

5. Penutupan defisit sekutu tidak mampu dengan modal sekutu sesuai persentase yang telah dikurangi persentase sekutu tidak mampu.

9. Contoh Soal Perhitungan dengan Metode Likuidasi Sekaligus.

A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aset non-kas selesai (likuidasi secara langsung).

Dalam hal ini pembayaran kepada anggota sekutu dilakukan setelah semua aset non kas telah selesai direalisasikan (dijual) menjadi uang kas, sehingga laba rugi yang terjadi dari adanya realisasi tersebut dapat segera diketahui seluruhnya dan langsung dapat dibebankan kepada modal setiap sekutu.

Contoh kasus sebagai berikut:

Persekutuan ATM (Andi, Tina dan Manto) empat tahun setelah pendiriannya menyajikan laporan posisi keuangan (sebelum likuidasi) dengan rasio laba/rugi dibagi dengan proporsi 2:3:5 sebagai berikut:

 Pada periode 31 Desember 2019 bahwa para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan ATM dengan likuidasi secara langsung karena realisasi seluruh aset non-kas dapat dilakukan dengan segera. Hasil realisasi akan digunakan untuk membayar utang kepada pihak eksternal, setelah utang kepada pihak eksternal telah lunas dan apabila ada sisa kas, maka dibagikan seluruhnya kepada para sekutu sesuai dengan hak para sekutu.

(8)

Apabila seluruh aset non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp 1.300.000.000. Maka, perhitungannya:

Berikut jurnal pembukuannya:

Dalam likuidasi secara langsung, dapat juga timbul masalah dalam pengembalian modal kepada para anggota, permasalahan tersebut timbul apabila salah satu atau beberapa anggota sekutu mengalami defisit modal. Ada dua permasalahan defisit modal anggota: (1) anggota yang mengalami defisit modal yang mampu membayar, (2) anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu membayar.

Contoh kasus perhitungan untuk anggota yang mengalami defisit modal yang tidak mampu membayar:

Dalam likuidasi apabila salah satu anggota sekutu mengalami defisit modal setelah tahap realisasi, maka anggota tersebut diwajibkan untuk menyetorkan modal untuk menghapus defisit modal tersebut dengan uang tunai atau aset tertentu. Apabila anggota sekutu yang mengalami defisit modal tersebut tidak mampu menyetor

(9)

modal, maka yang menanggung defisit tersebut adalah anggota yang lain yang tidak defisit dengan pembebanan sesuai dengan pembagian laba rugi.

Apabila seluruh aset non-kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp 800.000.000. Maka, perhitungannya:

Berikut jurnal pembukuannya:

C. Daftar Pustaka

1. Debra C. Jeter, Paul K. Chaney. 2012. Advanced Accounting, international student version, 5th ed., John Wiley and Sons.

2. Baker, Lembke. 2011. Advanced Accounting, Advanced Financial Accounting An Indonesian Perpective, 7th ed., Salemba Empat dan Mc GrawHill.

3. Hamizar, Suhajar Wiyoto. 2011. Advanced Accounting, Suatu Aplikasi Perusahaan Indonesia berbasis PSAK & IFRS, Lentera Ilmu.

4. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba, PSAK revisi 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Based on observations on the learning process that uses Novick's learning model or conventional learning models, there are still students who have a Somatic, Auditory, Visualization, or