• Tidak ada hasil yang ditemukan

MONITORING KELELAHAN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) DALAM MERANCANG APLIKASI E-WF2D (WORK FATIGUE DIGITAL DETECTION) - UMI Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MONITORING KELELAHAN PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) DALAM MERANCANG APLIKASI E-WF2D (WORK FATIGUE DIGITAL DETECTION) - UMI Repository"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Menunda pembangunan halaman Paotere dan akan melaksanakan pembangunan tahap II dengan tujuan rencana pemekaran wilayah. Setelah berjalan selama tujuh tahun setelah penggabungan, penyelesaian dan penggunaan pekarangan tahap pertama diresmikan pada tanggal 30 Maret 1970 oleh Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian Indonesia. Sejalan dengan perubahan pengelolaan, pekarangan Padang dan Gresik dijual kepada PT.

Dari tabel 5.1 terlihat responden berumur < 30 tahun berjumlah 25 orang dengan persentase sebesar (49,0%), sedangkan responden berumur > 30 tahun berjumlah 26 orang dengan persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. Dari tabel 5.2 terlihat pendidikan responden jenjang SMP sebanyak 2 orang dengan persentase (3,9%), SMA sebanyak 35 orang dengan persentase (68,6%), D3 sebanyak 4 orang dengan persentase sebanyak (7,8%) dan Sarjana sebanyak 10 orang dengan persentase (19,6%). Dari Tabel 5.3 terlihat sebaran responden berdasarkan kelelahan kerja sebanyak 22 responden yang tidak lelah dengan persentase sebesar (43,1%) sedangkan yang lelah sebanyak 29 responden dengan persentase masa kerja.

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat sebaran responden menurut masa kerja baru sebanyak 19 responden dengan persentase (37,3%), sedangkan lama sebanyak 32 responden dengan persentase tekanan kerja. Berdasarkan tabel 5.5 terlihat sebaran responden berdasarkan beban kerja ringan sebanyak 24 responden dengan persentase (47,1%), sedangkan beban kerja berat sebanyak 27 responden dengan persentase status gizi. Berdasarkan tabel 5.6 terlihat sebaran responden berdasarkan status gizi adalah kurus (sebanyak 6 responden (11,8%)), normal sebanyak 32 responden (62,7%), dan gemuk sebanyak 13 responden dengan persentase Iklim Kerja.

Berdasarkan tabel 5.7 terlihat sebaran responden berdasarkan lingkungan kerja hangat yang tidak memenuhi syarat sebanyak 26 responden dengan persentase (51,0%), sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 25 responden dengan persentase (51,0%), sedangkan yang memenuhi syarat sebanyak 25 responden dengan persentase (51,0%). 49,0%).

Analisis Bivariat

Hasil uji statistik menggunakan chi-square memberikan nilai p = 0,772 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara pengalaman kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Berdasarkan tabel 5.9 terlihat beban rendah dengan kelelahan kerja dengan kategori lelah sebanyak 5 responden dengan persentase (20,8%) dan tidak lelah sebanyak 19 responden dengan persentase (79,2%) . Sedangkan beban kerja berat disertai kelelahan kerja berada pada kategori lelah sebanyak 24 responden dengan persentase (88,9%) dan tidak lelah sebanyak 3 responden dengan persentase (11,1%).

Hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p-value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan status gizi kurus dengan kelelahan kerja kategori lelah sebanyak 2 responden dengan persentase (33,3%) dan tidak lelah sebanyak 4 responden dengan persentase (66,7%). Status gizi normal dengan kelelahan kerja kategori lelah sebanyak 20 responden dengan persentase (62,5%) dan tidak lelah sebanyak 12 responden dengan persentase (37,5%), dan status gizi gemuk dengan kelelahan kerja kategori lelah sebanyak 7 responden. dengan persentase (53,8%) dan tidak lelah sebanyak 6 responden dengan persentase (46,2%).

Hasil uji statistik menggunakan chi-square memberikan nilai p = 0,0403 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja produksi di PT. Berdasarkan tabel 5.11 terlihat iklim kerja tidak memenuhi syarat kelelahan kerja dengan kategori lelah sebanyak 9 responden dengan persentase (34,6%) dan tidak lelah sebanyak 17 responden dengan persentase (65,4%). ). Sedangkan iklim kerja yang memenuhi syarat kelelahan kerja yaitu pada kategori kelelahan sebanyak 20 responden dengan persentase (80,0%) dan tidak lelah sebanyak 5 responden dengan persentase (20,0%).

Hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p=0,002 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di PT.

Perancangan Aplikasi E-WF2D (Work Fatiguedigital Detection) Perancangan Aplikasi E-WF2D (Work Fatiguedigital

Perancangan Aplikasi E-WF2D (Deteksi Digital Kelelahan Kerja).

Gambar 5.1  Tampilan Splash Screen
Gambar 5.1 Tampilan Splash Screen

Pembahasan

  • Hubungan Masa Kerja dengan Kelelahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Industri Kapal Indonesia
  • Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Industri Kapal Indonesia
  • Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Industri Kapal Indonesia
  • Hubungan Iklim Kerja dengan Kelelahan pada Pekerja Bagian Produksi di PT. Industri Kapal Indonesia
  • Perancangan Aplikasi

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiyanti (2017), hasil uji statistik menunjukkan nilai p value sebesar 0,236 sehingga tidak ada hubungan antara pengalaman kerja dengan kelelahan kerja. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusila (2022), hasil analisis bivariat terkomputerisasi dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p value (0,007) < α (0,05) sehingga secara statistik terdapat hubungan antara pengalaman kerja dengan kelelahan kerja pabrik. . pekerja Pabrik Kerupuk Pinggiran Kota dan Kerupuk Sahara di Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dengan kelelahan kerja.

Tidak ada korelasi antara pengalaman kerja dengan kelelahan kerja, karena pengalaman kerja hanya menggambarkan berapa tahun kerja yang telah dilalui. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa beban kerja ringan dengan kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 19 responden dengan persentase (79,2%) dan lelah sebanyak 5 responden dengan persentase. (20,8%). Sedangkan beban kerja berat dengan kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 3 responden dengan persentase (11,1%) dan lelah sebanyak 24 responden dengan persentase (88,9%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Safitri (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja home industri di Desa Rambak Kering Desa Doplang Kecamatan Teras Boyolali dibuktikan dengan nilai p-value. = 0,018. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Astuti (2017) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada perawat di RSUD Dr. Rumah Sakit Jiwa Daerah. Berdasarkan asumsi peneliti, beban kerja yang berlebihan menyebabkan peningkatan kelelahan kerja pada pegawai angkutan umum.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti terlihat status gizi buruk dengan kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 4 responden secara persentase. Status gizi normal pada kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 12 responden dengan persentase (37,5%), dan kelelahan kerja sebanyak 20 responden dengan persentase (62,5%), dan status gizi gemuk pada kelelahan kerja pada kategori tidak lelah sebanyak 12 responden dengan persentase (37,5%), dan status gizi gemuk pada kelelahan kerja pada kategori tidak lelah sebanyak 20 responden. -kategori lelah sebanyak 6 responden dengan persentase (46,2%) dan kategori lelah sebanyak 7 responden dengan persentase (53,8%). 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada pekerja produksi PT.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Paulina (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja dengan nilai Pv = 0,016 dan mempunyai koefisien korelasi dengan nilai r = -0,431 yang merupakan korelasi sedang. koefisien dengan hubungan negatif. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Mentari (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja dengan nilai Pv = 0,016. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa iklim kerja yang memenuhi syarat kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 17 responden dengan persentase (65,4%) dan lelah sebanyak 9 responden dengan persentase. dari (34,6%).

Sedangkan iklim kerja yang tidak memenuhi syarat kelelahan kerja kategori tidak lelah sebanyak 5 responden dengan persentase (20,0%) dan kelelahan kerja sebanyak 20 responden dengan persentase (80,0%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2014) yang menyatakan bahwa sebanyak 15 orang mengalami kelelahan bila terkena suhu panas 31o-32oC dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara iklim kerja panas dan kelelahan kerja dengan nilai Pv=0,000.

Gambar

Gambar 5.1  Tampilan Splash Screen
Gambar 5.3  Tampilan Beranda
Gambar 5.2  Tampilan Login  3) Tampilan Beranda
Gambar  5.4  merupakan  potongan  kode  program  halaman  home  pada  aplikasi  E-WF2D  (Work  Fatiguedigital  Detection)  setelah  melakukan  login  yang  terdiri  dari  fitur  info  kesehatan,  deteksi tingkat kelelahan dan games
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan konsep rezim internasional dan sustainable tourism, untuk menjelaskan keterkaitan strategi pariwisata Project Ten New Bali Indonesia sebagai

Transmission electron microscopic examination of the Achilles tendons of those aged 1 - 9 years showed collagen fibers with very small diameters.. Additionally, the concentration of the