BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi komputer khususnya pada bidang elektronika, manusia selalu berusaha untuk memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kegiatan sehari-hari salah satunya yaitu pada ruangan server (Deswar dan Pradana 2021).
Ruangan server adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menyimpan server, perangkat jaringan (router, hub) dan perangkat lainnya. Sebuah ruangan server harus memiliki standar keamanan yang melindungi kerja perangkat- perangkat di dalamnya seperti suhu udara, kelembaban, kebakaran dan akses masuk dari orang-orang yang tidak berkepentingan (Awaj, Rochim, dan Widianto 2014). Ruangan server harus dijaga agar tetap dingin supaya kinerja server tetap baik meski menangani ratusan ribu bahkan jutaan transaksi setiap harinya (Halim, Yuhana, dan Siddiqi 2011). Menurut Raharjo, Marwanto, dan Romadhona (2019), pengukuran suhu sangat menentukan validitas data, sehingga didapatkan rentang suhu normal 21° - 23℃ untuk harddisk, dan rentang kelembaban normal pada ruangan server yaitu berkisar antara 40% RH - 70% RH.
Ruang server PT. Telkom Tanjungpinang adalah salah satu ruangan yang harus memenuhi kriteria tersebut. Namun monitoring suhu dan kelembaban di ruangan server Telkom Tanjungpinang, masih dilakukan secara langsung ke ruangan server tersebut.
Petugas harus berada di ruangan server untuk melakukan pengecekan, jika petugas monitoring tidak berada di lokasi tersebut maka petugas monitoring tidak bisa mengetahui berapa suhu dan kelembaban di ruangan server secara real time. Jika terjadinya perubahan cuaca seperti hujan lebat, maka hal ini akan mempengaruhi suhu dan kelembaban di ruangan server yang bisa mengakibatkan kerusakan pada alat di ruangan server. Ruang server di PT. Telkom Tanjungpinang memiliki luas kurang lebih 40 m2. Jumlah petugas ruang server yang melakukan pengecekan suhu dan kelembaban sebanyak empat orang. Pengecekann suhu dan kelembaban dilakukan satu kali dalam sebulan. Di ruangan server tersebut ada pencatatan manual keadaan suhu dan kelembabannya. Masalahnya belum ada alat untuk memonitoring suhu dan kelembaban di ruangan server sehingga membuat petugas monitoring melakukan pengecekan harus ke lokasi tersebut.
1
2
Berikut terdapat beberapa penelitian yang mengangkat masalah ruangan server seperti pada penelitian Periyaldi, Bramanto W.P, dan Wajiansyah (2018) yang telah membuat perangkat yang mampu memonitoring sistem dari jarak jauh untuk mengetahui perubahan suhu ruangan (monitoring) secara real time. Pada penelitian Deswar dan Pradana (2021), perangkat yang dibangun dapat memonitoring suhu pada ruangan server secara otomatis agar mempermudah petugas dalam memonitoring suhu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kedua penelitian tersebut hanya memonitoring suhu, sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu memonitoring suhu dan kelembaban.
Pada penelitian ini dibuat sistem monitoring dengan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) agar petugas monitoring bisa melakukan pengecekan dimanapun dan kapanpun secara real time. Datanya akan ditampilkan secara daring pada platform Cayenne myDevice dan bisa dilihat melalui handphone atau laptop.
Internet of Things (IoT) adalah sistem komputasi dimana perangkat fisik terhubung ke internet dan dapat berkomunikasi dengan perangkat/sistem lain. Banyak pilihan untuk menghubungkan Internet of Things, di antaranya adalah seluler (Efendi, 2018), satelit, (Alpharisy, Soim, dan Hadi, 2020), Wi-Fi, (Khumaidi, 2020), Bluetooth, (Jaya, Herlina, dan Ferdiant, 2019), RFID dan NFC (Hergika dan Sutarti, 2021), LPWAN (Yanziah, Soim, dan Rose, 2020), dan Ethernet (Arifin, Pebriansyah dan Santoso, 2019).
Pada penelitian ini, masalah yang ditekankan adalah penyampaian informasi secara real time. Hal tersebut dilakukan untuk penanganan masalah suhu dan kelembaban ruangan dapat ditanggulangi secara cepat. Penyampaian informasi ini berkaitan dengan kebutuhan jaringan dan kualitas layanan Quality of Service (QoS). Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai ukuran seberapa baik jaringan dan upaya untuk menentukan karakteristik dan sifat layanan. Alasan Quality of Service (QoS) dilakukan adalah untuk tindakan yang lebih cepat jika suatu saat terjadi ketidaksesuaian suhu dan kelembaban.
Selain itu, dengan memperhatikan throughput dari komunikasi perangkat Internet of Things (IoT) juga akan ditentukan estimasi kuota jaringan internet yang dibutuhkan untuk implementasi perangkat tersebut.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tadi, maka yang menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana mengimplementasikan perangkat Internet of Things (IoT) untuk memonitoring suhu dan kelembaban di ruangan server Telkom Tanjungpinang dan melakukan pengukuran kebutuhan jaringan menggunakan pengukuran Quality of Service (QoS).
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka terdapat batasan masalah dalam penelitian ini yang menjadi acuan sehingga penelitian ini menjadi terarah. Adapun batasan masalah sebagai berikut :
1. Data suhu dan kelembaban hanya di ruangan server Telkom Tanjungpinang;
2. Pendeteksi suhu dan kelembaban menggunakan sensor DHT11;
3. Data suhu dan kelembaban diambil selama 1 bulan;
4. Berfokus Pada Quality of Service (QoS) dan estimasi kuota.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu implementasi sebuah sistem yang dapat melihat data suhu dan kelembaban secara real time serta menganalisis kebutuhan jaringan untuk implementasi tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu petugas monitoring dalam melakukan pengecekan suhu dan kelembaban di suatu ruangan secara real time tanpa harus pergi ke lokasi tersebut. Selain itu masyarakat bisa memperkirakan biaya jaringan untuk implementasi perangkat Internet of Things (IoT).
1.6 Keaslian Penelitian
Penulis akan menjabarkan perbandingan referensi penelitian untuk membuktikan keaslian penelitian yang akan dilakukan, Penelitian yang dilakukan oleh Deswar dan Pradana (2021) yang berjudul “Monitoring Suhu Pada Ruangan Server Menggunakan Wemos D1 R1 Berbasis Internet Of Things (IoT)”. Penelitian ini berfokus pada pemantauan suhu dan kelembaban dengan teknologi android tanpa meng
4
menguji latensi, Packet Delivery Ratio (PDR) dan throughput. Perbedaan antara penelitian Deswar dan Pradana (2021) dengan penelitian ini yaitu melakukan monitoring suhu dan kelembaban di ruangan server Telkom Tanjunginang serta pengujian latensi, Packet Delivery Ratio (PDR) dan throughput sebagai kebaharuan yang tidak ada dari penelitian sebelumnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dilakukan secara sistematis. Adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :
BAB I – PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang hal-hal umum dalam penyusunan laporan. Pada bab ini terdapat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II – KAJIAN LITERATUR
Bab ini berisi kajian terdahulu dan landasan teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB III – METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang di pakai seperti waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian dan alat/instrument yang digunakan.
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan dan penjelasan hasil penelitian yang sudah dipaparkan pada kajian literatur. Hasil penelitian akan ditampilkan dalam bentuk gambar tabel atau grafik.
BAB V – PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk pembaca.
Kesimpulan berisi rangkuman dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi semua sumber kepustakaan yang digunakan dalam penelitian. Isi daftar pustaka yang digunakan penulis sebagian besar berupa jurnal yang membahas penelitian terkait.
LAMPIRAN
Lampiran ini berisi surat izin pengambilan data di Telkom Tanjungpinang, dokumentasi pengambilan data, dan lain-lain.