PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan untuk mencapai tujuan bersama yang diharapkan. Tujuan pendidikan nasional adalah mengarahkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. negara.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba membuat unit bimbingan berupa pendampingan yaitu penggunaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik penguatan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Judul penelitian ini adalah “Implementasi Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Positive Reinforcement Untuk Meningkatkan Kebersihan Lingkungan Pada Siswa Kelas VIII SMP Swasta Gajah Mada Medan Kelas”.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORITIS
KerangkaTeoritis
- Bimbingan Kelompok
- Pengertian Bimbingan Kelompok
- Tujuan Bimbingan Kelompok
- Fungsi Bimbingan Kelompok
- Komponen-komponen Bimbingan Kelompok
- Pengertian Teknik Positive reinforcement
- Jenis – Jenis TeknikPositive reinforcement
- Pendidikan Budi Pekerti
- Prinsip – Prinsip Penerepan Teknik Positive reinforcement
- Pengertian Lingkungan
- Ciri-ciri Kebersihan Lingkungan
Komponen layanan bimbingan kelompok meliputi ketua kelompok dan anggota kelompok. Pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam membawa anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan bimbingan kelompok. Dengan demikian, kinerja atau perilaku yang baik dapat dipertahankan dan ditingkatkan serta akan terulang di masa yang akan datang.
Dan dalam hal ini perlu adanya peran konselor bimbingan dalam mengatasi permasalahan tersebut untuk meminimalisir perilaku yang tidak sesuai. Jika respon atau perilaku dilakukan dan kemudian muncul stimulus (objek atau peristiwa) sebagai akibat atau konsekuensi dari perilaku tersebut dan menyebabkan perilaku tersebut sering terjadi, meningkat atau menguat, maka peristiwa tersebut disebut positif. bantuan. Senyuman, belaian, perhatian, pelukan, tepuk tangan, uang, benda, makanan, dan sebagainya disebut sebagai penguat positif jika kehadirannya meningkatkan kemungkinan pengulangan perilaku.
Penguatan juga dikatakan sebagai respon terhadap perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terulang kembali. Pada tahap awal, proses perubahan perilaku yang diinginkan diperkuat setiap kali perilaku tersebut ditampilkan. Ketika perilaku yang diinginkan dilakukan dengan benar, penguatan diberikan sebentar-sebentar dan akhirnya dihentikan.
Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik penguatan positif untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor di SMP Swasta Gajah Mada Medan. Teknik penguatan positif ini dilakukan dengan menggunakan layanan konseling kelompok agar konselor dapat lebih fokus pada permasalahan klien.
Apalagi karena tujuan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif adalah untuk mengembangkan kepribadian klien secara integral dan mandiri. Nirdawati Tanjung selaku kepala sekolah SMA Swasta Gajah Mada, pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan bimbingan kelompok disesuaikan dengan program perencanaan bimbingan dan konseling yang disusun di SMA Swasta Gajah Mada. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Positive Reinforcement Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemalasan Membersihkan Sampah Pada Siswa Kelas VIII SMKS GAJAH MADA.
Hasil observasi kemudian memungkinkan layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik penguatan positif untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Penerapan layanan bimbingan belajar kelompok dengan teknik penguatan positif untuk meningkatkan kebersihan lingkungan pada siswa kelas VIII SMPS GAJAH MADA tahun pelajaran 2018/2019 dapat membantu siswa meningkatkan kebersihan lingkungan. Dari hasil yang diperoleh selama proses konseling, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan layanan konseling kelompok dengan teknik penguatan positif dapat meningkatkan kebersihan lingkungan.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek dan Objek Penelitian
Oleh karena itu, peneliti mengambil 10 siswa dari 3 kelas VII SMP Gajah Mada Medan dengan menggunakan teknik purposive sampling seperti tabel di bawah ini dan berdasarkan rekomendasi guru bimbingan dan konseling.
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel
Instrumen Penelitian
Hal-hal yang diamati siswa menjaga kebersihan lingkungan pada siswa kelas VIII SMP Swasta Gajah Mada Medan kelas. 6 Bagaimana kondisi sarana dan prasarana SMP Swasta Gajah Mada Medan dalam hal bimbingan dan konseling. 8 Seberapa terlibat stakeholder di SMP Swasta Gajah Mada Medan dalam bimbingan dan konseling.
10 Bagaimana cara mengatasi siswa yang tidak sadar akan kebersihan lingkungan di SMA Swasta Gajah Mada Medan.
Teknik Analisis Data
Diantara pertanyaan dalam penelitian ini ada tiga hal yaitu (1) Pemanfaatan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Positive Reinforcement di SMPS GAJAH MADA. (2) Mengatasi masalah malas membersihkan sampah di SMPS GAJAH MADA (3) Menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik penguatan positif menggunakan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Layanan bimbingan kelompok merupakan jantung dari sepuluh layanan bimbingan konseling yang memiliki peran penting dalam proses membimbing, membimbing dan memitigasi permasalahan yang dihadapi siswa saat ini. Dalam penerapan keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok karena dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok peneliti dapat lebih fokus dan dapat menggali permasalahan lebih dalam dibandingkan dengan penggunaan layanan bimbingan kelompok lainnya.
Hal ini didukung oleh observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Oktober 2018 tentang bagaimana layanan bimbingan kelompok dengan teknik penguatan positif dilakukan di SMP Swasta Gajah Mada, karena bertepatan dengan observasi peneliti menemukan kasus siswa malas memungut sampah di sekolah. sekolah ini ditangani langsung oleh guru bimbingan dan nasehat yang dibantu oleh wali kelas dan staf sekolah lainnya. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik penguatan positif sering digunakan untuk membantu siswa memecahkan masalah mereka karena menurutnya masalah siswa sebenarnya bermula dari kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif akan lebih efektif menggunakan layanan konseling kelompok dan implementasi ini akan melakukan hal itu.
Jasa konsultasi kelompok merupakan salah satu dari sepuluh jasa konsultasi yang dilakukan konsultan dengan klien dalam rangka penanggulangan masalah lingkungan. Layanan konseling kelompok juga merupakan jantung dari sepuluh layanan konseling konseling yang berperan penting dalam proses membimbing, membimbing dan meringankan masalah yang dihadapi siswa saat ini. Hasil observasi peningkatan kebersihan lingkungan setelah dilakukan penyuluhan kelompok pada pertemuan kedua menunjukkan bahwa kebersihan lingkungan di sekolah tersebut mengalami peningkatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data
Yayasan Perguruan Tinggi Gajah Mada berdiri pada tahun 1977 dengan nama Yayasan Perguruan Tinggi Gajah Mada di Sumatera Utara yang didirikan oleh Prof. Misi sekolah adalah melakukan asimilasi (mempercepat program asimilasi bangsa melalui sekolah), khususnya antara siswa pribumi dan siswa nonpribumi. Sehubungan dengan misi tersebut dan sesuai dengan sumpah palapa Gajah Mada yaitu ingin mempersatukan seluruh nusantara maka didirikanlah Yayasan Perguruan Gajah Mada.
Pada tahun 1977, Yayasan Perguruan Tinggi Gajah Mada masih menyelenggarakan SD (Sekolah Dasar)-SMP (Sekolah Menengah Pertama). Di mana izin pendirian telah dikeluarkan oleh kantor wilayah departemen. 2. Visi, misi dan tujuan SMA Gajah Mada Medan a. Bertanggung jawab langsung kepada sekolah dan bertugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Deskripsi Hasil Penelitian
Jika layanan bimbingan kelompok tidak dilakukan secara maksimal atau tidak dilakukan sama sekali, maka akan berdampak buruk bagi siswa yang bermasalah, maupun siswa yang membutuhkan arahan atau bimbingan. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah disesuaikan dengan bidang Bimbingan dan Konseling dan juga disesuaikan dengan program yang telah dibuat, baik program tahunan maupun program semester yang dilaksanakan untuk membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapinya, a . diantaranya kebersihan lingkungan. Layanan Bimbingan Belajar dan Konseling digunakan untuk membantu siswa memecahkan masalah mereka dan masalah ini lebih efektif bila menggunakan keefektifan Layanan Bimbingan Belajar Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif dibandingkan dengan pendekatan lain, namun bantuan ini tidak akan terlaksana sebagaimana mestinya tanpa bantuan orang lain. . pihak seperti kepala sekolah, wali kelas dan orang tua serta personel sekolah lainnya.
Jika layanan bimbingan kelompok tidak dilakukan secara maksimal atau tidak dilakukan sama sekali, maka akan berdampak buruk bagi siswa yang mengalami masalah dan bagi siswa yang membutuhkan arahan atau bimbingan. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif adalah untuk mengembangkan kepribadian klien secara integral dan mandiri untuk mencapai semua itu diperlukan keterampilan dan kemampuan teknis konselor, kemauan klien untuk menerima bimbingan dan tingkat kecerdasan pelanggan yang memadai. Pada langkah memulai konseling menggunakan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Positive Reinforcement seperti biasa terlebih dahulu melakukan langkah acceptance, dimana peneliti menerima kedatangan siswa, pada fase ini peneliti membuat model hubungan yang hangat dengan siswa, karena awal penerimaan sangat berpengaruh dalam proses konseling selanjutnya, dalam penerimaan Di awal ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan konseling ini, kemudian langkah kedua mulai mengidentifikasi masalah apa yang terjadi pada siswa dan menggali masalah tersebut, siswa diberikan kesempatan menyoroti semua alasan bahwa siswa tersebut memiliki kebersihan lingkungan, kemudian siswa tahap ketiga diminta untuk mengungkapkan perasaannya saat itu, dimana peneliti juga dapat menggunakan salah satu teknik dalam KKN dengan Teknik penguatan positif, masing-masing. memahami pelanggan, itulah tujuannya.
Pada menit-menit awal pertemuan pertama, siswa berinisial DF, WH, IH, FAD, FL, NA, RH, JA, NA, RA tampak tidak antusias mengikuti layanan bimbingan kelompok. Namun setelah peneliti memberikan gambaran tentang manfaat layanan bimbingan kelompok, siswa menjadi antusias dan terlihat aktif, terbukti dengan munculnya lebih banyak pertanyaan dari siswa. Menurut Prayitn, kepemimpinan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan dinamika kelompok.
Keterbatasan Penelitian
Dari hasil beberapa kali rapat pembimbing diketahui adanya perubahan di kalangan mahasiswa, sebagian mahasiswa mulai merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan. Siswa diharapkan terdorong untuk aktif dalam meningkatkan kebersihan lingkungan agar proses pembelajaran tidak terganggu. Bagi guru BK, harapannya agar guru BK dapat meningkatkan kreatifitas dan keterampilan yang beragam sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran.
Bagi sekolah, sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan, mempererat kerjasama guru yang berdampak positif bagi peningkatan profesionalisme guru untuk mencapai mutu pendidikan sekolah. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan kajian yang lebih mendalam tentang layanan bimbingan belajar kelompok untuk meningkatkan kemampuan mengingat pelajaran dan juga menggunakannya sebagai referensi untuk penelitian serupa di masa mendatang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran