• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS "

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN AWAK KAPAL UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN PROSES BONGKAR

MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Progam Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran

FIRMAN AKHDAM BAKHTIAR

NIT 05.17.053.1.53

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGAM DIPLOMA III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2021

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Firman Akhdam Bakhtiar

Nomor Induk Taruna : 05.17.053.1.53

Progam Diklat : Ahli Nautika Tingkat III

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul :

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN AWAK KAPAL UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN PROSES BONGKAR MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS

Merupakan karya asli saya dan seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernytaan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA,...

Firman Akhdam Baktiar NIT. 05.17.053.1.53

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karna rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul :

“UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN AWAK KAPAL UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN PROSES BONGKAR MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS”.

Karya Ilmiah Terapan (KIT) merupakan salah satu persyaratan wajib Taruna untuk menyelesaikan studi progam Diploma III yang harus diselesaikan pada periode yang telah ditetapkan. KIT merupakan syarat mutlak bagi Taruna saat melaksanakan Praktek Laut (PRALA) ketika berada di atas kapal. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini terdapat banyak kekurangan baik dai segi bahasa, susunan kalimat, maupun cara penulisan serta pembahasan materi akibat keterbatasan penulis dalam penguasaan materi, waktu dan data-data yang diperoleh.

Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak, oleh kerena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada kedua orang tua dan saudara tercinta serta senior-senior yang selalu memberi dukungan baik moral maupun material, serta kepada:

1. Capt. Dian Wahdiana, M.M, selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya.

2. Capt. Tri Mulyatno B.H., S.Si.T, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Nautika.

3. Dwi Haryanto, M.M selaku dosen pembimbing I.

(6)

vi

4. Dwi Yanti Margosetiyowati, S.kom. M.Sc, selaku dosen pembimbing II.

5. Para dosen di Politeknik Pelayaran Surabaya pada umumnya dan para dosen jurusan Nautika pada khususnya yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bemanfaat.

6. Rekan-rekan Taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya dan pihak yang membantu dalam penyusunan karya ilmiah terapan ini.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga semua amal juga jasa mereka mendapat berkat serta balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan karya ilmiah terapan ini. Penulis berharap semoga karya ilmia h terapan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis serta bermanfaat pula bagi para pembaca.

SURABAYA,...

Firman Akhdam Bakhtiar

(7)

vii

ABSTRAK

FIRMAN AKHDAM BAKHTIAR, Upaya Peningkatan Keterampilan Awak Kapal Untuk Menghindari Kesalahan Proses Bongkar Muat Di Kapal MV. Situ Mas. Dibimbing oleh Dwi Haryanto, M.M dan Dwi Yanti Margosetiyowa t i, S.Kom. M.Sc.

Pada kenyataan saat ini, banyaknya permasalahan pada saat proses penanganan muatan yang tidak sesuai prosedur akan mempengaruhi kelancaran poses bongkar muat. Permasalahan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan awak kapal dalam proses penanganan muatan. Dalam hal ini jangan sampai terjadi kesalahan penanganan apalagi kebocoran dan pada akhirnya terjadi pencemaran di laut yang dapat mengakibatkan kerugian banyak pihak. Namun pada dasarnya segala musibah disebabkan oleh karena human error / kesalahan manusia. Untuk mencegah hal tersebut maka perlu dipersiapkan pengetahuan serta pengawasan yang sesuai dengan prosedur penanganan muatan yang benar.

Penelitian dilaksanakan selama Praktek laut (PRALA) diatas kapal MV. Situ Mas milik perusahaan pelayaran PT. Temas Shipping. Dan data diambil dengan cara observasi langsung diatas kapal. Penelitian ini dibuat sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Nautika Tingkat III (Diploma III) di Politeknik Pelayaran Surabaya.

Kata kunci : Keterampilan, Kesalahan Proses Bongkar Muat.

(8)

viii

ABSTRACT

FIRMAN AKHDAM BAKHTIAR, Efforts To Improve The Skills Of The Ship's Crew To Avoid Mistakes In The Loading And Unloading Process On The Ship MV.

Situ Mas. Supervised by Dwi Haryanto, M.M and Dwi Yanti Margosetiyowati, S.Kom, M.Sc.

In the current reality, the number of problems when handling cargo that is not in accordance with procedures will affect the smooth operation of loading and unloading. This problem is caused by a lack of knowledge of the crew in the process of handling cargo. In this case, there should be no mismanagement or leakage, and in the end there will be pollution at sea which can cause losses to many parties. But basically all disasters are caused by human error. To prevent this, knowledge and supervision must be prepared in accordance with the correct handling procedures.

The research carried out during sea practice (PRALA) on a ship MV. Situ Mas owned by a shipping company PT. Temas Shipping. And the data is taken by observation directly on the ship. This research was made as a condition for completing Level III Nautical Education (Diploma III) at Surabaya Merchant Marine Polytechnic.

Keywords: Improvement, Mistakes In The Loading And Unloading Process.

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Landasan Teori ... 5

1. Definisi-definisi ... 5

2. Metode Pembongkaran Dan Pemuatan ... 9

3. Peralatan Bongkar Muat Di Kapal ... 12

4. Peran Awak Kapal Dalam Proses Bongkar Muat ... 14

5. Standart Operasional Prosedur Bongkar Muat ... 19

B. KERANGKA PEMIKIRAN ... 22

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Lokasi Penelitian ... 23

C. Pengumpulan Data ... 24

D. Sumber Data ... 25

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 27

F. Analisis Data ... 27

G. Penarikan Kesimpulan ... 28

H. Prosedur Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 32

1. Penyajian Data ... 32

2. Analisis Data ... 33

BAB V PENUTUP ... 67

A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 71

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 26

4.1 MV. Situ Mas ... 31

4.2 Lashing Muatan ... 61

4.3 Stowage Plan ... 61

4.4 Pengecekan Air Got Saat Hujan ... 62

4.5 Bongkar- muat Kontainer ... 62

4.6 Standar Operasional Prosedur Bongkar- muat MV.Situ Mas ... 63

4.7 Standar Operasional Prosedur Bongkar- muat MV.Situ Mas ... 64

4.8 Standar Operasional Prosedur Bongkar- muat MV.Situ Mas ... 65

4.9 Standar Operasional Prosedur Bongkar- muat MV.Situ Mas ... 66

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

4.1 Ship’s Particular MV. Situ Mas ... 30

4.2 Wawancara No. 1 ... 34

4.3 Wawancara No. 2 ... 35

4.4 Wawancara No. 3 ... 36

4.5 Wawancara No. 4 ... 36

4.6 Wawancara No. 5 ... 37

4.7 Wawancara No. 6 ... 38

4.8 Wawancara No. 7 ... 39

4.9 Wawancara No. 8 ... 39

4.10 Wawancara No. 9 ... 40

4.11 Wawancara No. 10 ... 41

4.12 Wawancara No. 11 ... 42

4.13 Wawancara No. 12 ... 42

4.14 Wawancara No. 13 ... 43

4.15 Wawancara No. 14 ... 44

4.16 Wawancara No. 15 ... 44

4.17 Wawancara No. 16 ... 45

4.18 Wawancara No. 17 ... 46

4.19 Wawancara No. 18 ... 47

4.20 Wawancara No. 19 ... 47

4.21 Wawancara No. 20 ... 48

4.22 Wawancara No. 21 ... 49

4.23 Wawancara No. 22 ... 50

4.24 Wawancara No. 23 ... 51

4.25 Wawancara No. 24 ... 51

4.26 Wawancara No. 25 ... 52

(13)

xiii

4.27 Wawancara No. 26 ... 53

4.28 Wawancara No. 27 ... 54

4.29 Wawancara No. 28 ... 55

4.30 Wawancara No. 29 ... 55

4.31 Wawancara No. 30 ... 56

4.32 Wawancara No. 31 ... 57

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transportasi laut memberikan konstribusi yang sangat besar bagi perekonomian dunia dimana pengangkutan barang merupakan bagian terpenting dalam bisnis transpotasi. Keefektifan terhadap operasional pelayaran akan menurunkan biaya operasional yang memberikan dampak yang besar bagi konsumen maupun penyedia layanan transportasi itu sendiri. Perlu diketahui bahwa konstribusi transportasi laut menjadi semakin penting karena nilai biaya yang dikeluarkan adalah paling kecil bila dibandingkan dengan biaya transportasi darat ataupun udara. Selain itu jumlah barang yang dapat dimuat, lebih banyak dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

Sampai saat ini sarana angkutan laut masih dianggap lebih efisien dan ekonomis di dalam pengangkutan barang dari suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu negara ke negara lain, karena kemampuan memuatnya yang besar yang belum dimiliki oleh moda transportasi yang lain.

Dalam perkembangannya kapal laut dapat dibedakan menurut tipenya atau menurut jenis muatan yang diangkutnya, yaitu adalah kapal Chemical, merupakan kapal yang khusus dirancang untuk mengangkut muatan kimia cair, kapal tanker dirancang untuk muatan cair, bulk carrier khusus untuk dirancang untuk mengangkut muatan dalam bentuk butiran (tidak dalam kemasan), general cargo dirancang untuk mengangkut muatan campuran, kapal penumpang/passenger ship dirancang untuk membawa penumpang, kapal RO-

(15)

2

RO dirancang untuk membawa muatan berupa kendaraan bermotor, dan kapal jenis kontainer dirancang untuk membawa muatan kontainer (peti kemas).

Kontainer ini sendiri merupakan salah satu jenis media untuk mengemas muatan berbahaya untuk di muat di kapal. Dimana setiap muatan yang dikemas tersebut memiliki sifat sensitife dan betul-betul memerlukan perhatian khusus.

Mulai dari pengemasan, pemuatan di kapal, pemisahan dengan muatan-mua tan lainnya, serta bagaimana menangani muatan pada saat di kapal. Dalam hal ini jangan sampai ada kesalahan penanganan apalagi sampai terjadi kebocoran dan akhirnya terjadi kontaminasi dengan muatan lainnya hingga mengakiba tkan banyak kerugian.

Pada tanggal 05 Mei 2020, MV. Situ Mas bermuatan kontainer asal Tanjung Priok Jakarta Utara terdapat 12 box kontainer yang tergenang air got di dalam palka saat melakukan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Teluk Lamong Surabaya. Diduga disebabkan oleh kesalahan pada saat proses bongkar muat oleh personil jaga karena tidak mengecek got saat terjadi hujan.

Akibatnya, muatan yang berada di dalam box kontainer tersebut basah karena air got masuk melaui celah yang ada pada pintu kontainer. Untuk mengatas i hal tersebut anak buah kapal segera membuang air got dan perusahaan mengganti kerugian kepada pengirim barang yang muatannya mengala mi kerusakan di akibatkan oleh kejadian tersebut.

Bila hal itu terjadi dalam jumlah yang banyak, maka banyak hal yang bisa diakibatkan misalnya kontainer dengan muatan padat yang mudah melele h hingga kerugian besar pun tidak dapat dihindari, baik itu materi dan

(16)

3

lingkungan. Dalam hal ini kita sudah tidak tahu yang mana yang harus disalahkan. Namun pada dasarnya segala musibah atau kejadian umumnya disebabkan oleh human error atau kesalahan manusia (para kru kapal), karena kurangnya keterampilan dan awak kapal dalam proses pengolahan/penanga nan muatan pada saat bongkar muat di kapal.

Dari uraian di atas maka penulisan tertarik untuk menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah terapan dengan judul “UPAYA PENINGKATAN

KETERAMPILAN AWAK KAPAL UNTUK MENGHINDARI

KESALAHAN PROSES BONGKAR MUAT DI KAPAL MV. SITU MAS”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ada adalah bagaimana meningkatan keterampilan awak kapal untuk menghinda r i kesalahan pada saat proses bongkar muat?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulisan memberika n batasan masalah agar tidak terjadi penyimpangan dan perluasan di dalam pembahasan karya ilmiah nantinya. Pembahasan karya ilmiah ini dibatasi hanya pada masalah bongkar muat di kapal MV. Situ Mas tempat taruna praktek berlayar.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui upaya peningkatan keterampilan awak kapal untuk menghindari kesalahan pada saat proses bongkar muat.

(17)

4

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan memberikan masukan bagi mualim mengenai penanganan muatan.

2. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam hal keterampila n penanganan muatan.

3. Memberikan masukan bagi pembaca dan diharapkan dapat menamba h wawasan bagi para taruna taruni khususnya di lingkungan POLTEKPEL Surabaya dalam hal penangan muatan.

(18)

BAB II

KAJIAN PUSATAKA A. LANDASAN TEORI

1. Definisi-definisi a. Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III tahun 2003 yang dimaksudkan dengan upaya adalah usaha untuk mencapai suatu maksud,memecahkan persoalan,mencari jalan keluar. Menurut Poerwadarmita (1991 : 574). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Upaya adalah usaha untuk mencapai maksud, akal, dan ikhtisar. Upaya merupakan segala sesuatu yang bersifatmengusahakan terhadap sesuatu hal supaya dapat lebih berdaya guna sesuai dengan maksud,tujuan dan fungsi serta manfaat suatu hal tersebut dilaksanakan.

Dari pengertian diatas,maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari upaya adalah suatu kegiatan atau usaha dengan menggunakan segala kekuatan yang ada dalam mengatasi suatu masalah.

b. Peningkatan

Menurut seorang ahli bernama Adi S (2000:117). Peningkata n Mutu Pendidikan. Peningkatan berasal dari kata tingkat, yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan.

Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas.

Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan

(19)

6

kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.

c. Keterampilan

Pengertian keterampilan menurut Muzni Ramanto, Soemarjadi, Wikdati Zahri (1991:2). Kata keterampilan identik dengan kata kecekatan. Orang yang dikatakan terampil adalah orang yang dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaannya secara cepat dan benar.

Akan tetapi, apabila orang tersebut mengerjakan atau mnyelesaika n pekerjaanya dengan cepat akan tetapi hasilnya tidak sesuai atau salah maka orang tersebut bukanlah orang yang disebut dengan terampil.

Begitu pun sebaliknya, jika orang tersebut menyelesaikan pekerjaanya dengan benar tetapi lambat dalam menyelesaikannya, maka orang tersebut juga tidak dapat dikatakan terampil.

d. Awak Kapal

Awak kapal adalah orang yang bekerja atau di pekerjakan di atas kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil,termas uk Nakhoda( UU No. 2/1992 ).

Nakhoda adalah seorang dari awak kapal yang menjadi pimpina n umum di atas kapal serta menjadi wewenang dan tanggung jawab tertentu sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku ( UU No.

21 / 1992 ).

e. Menghindari

(20)

7

Menurut berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menghindari memiliki 1 arti. Menghindari berasal dari kata dasar hindar. Menghindari memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga menghindari dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Arti menghindari berarti menjauhkan diri dari. Menghindari juga berarti mengelak dan sebagainya supaya terlepas dari sesuatu.

f. Kesalahan

Menurut Hukum Pidana Kesalahan adalah dasar untuk pertanggungjawaban. Kesalahan merupakan keadaan jiwa dari si pembuat dan hubungan batin antara si pembuat dan perbuatannya.

Mengenai keadaan jiwa dari seseorang yang melakukan perbuatan, lazim disebut sebagai kemampuan bertanggung jawab, sedangkan hubungan batin antara si pembuat dan perbuatannya itu merupaka n kesengajaan, kealpaan, serta alasan pemaaf.

g. Proses

Menurut definisinya, proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangka li, untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.

h. Bongkar Muat

Definisi bongkar muat menurut Gianto, dkk dalam buku

“Pengoperasian Pelabuhan Laut” (1999:31-32) adalah sebagai berikut :

(21)

8

Bongkar adalah pekerjaan membongkar barang dari atas geladak atau palka kapal dan menempatkan ke atas dermaga atau dalam gudang.

Muat adalah pekerjaan memuat barang dari atas dermaga atau dari dalam gudang untuk dapat di muati di dalam palka kapal. Dalam hal ini penulis menjelaskan secara spesifik untuk di kapal tanker yaitu suatu proses memindahkan muatan cair dari dalam tanki kapal ke tanki timbun di terminal atau dari kapal ke kapal yang di kenal dengan istila h

“Ship to Ship“.

Menurut Badudu (2001:200) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bongkar diterjemahkan sebagai: Bongkar berarti mengangkat, membawa keluar semua isi sesuatu, mengeluarkan semua atau memindahkan. Pengertian Muat: berisi, pas, cocok, masuk ada didalamnya, dapat berisi, memuat, mengisi, kedalam, menempatka n.

Pembongkaran merupakan suatu pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain dan bisa juga dikatakan suatu pembongkaran barang dari kapal ke dermaga, dari dermaga ke gudang atau sebaliknya dari gudang ke gudang atau dari gudang ke dermaga baru diangkut ke kapal.

i. Kapal

Menurut stitu resmi Wikipedia, ensiklopedia bebas. Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb) seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci.

Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat

(22)

9

membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.

2. Metode Pembongkaran dan Pemuatan a. Muatan peti kemas

Terdapat 4 metode dalam pembongkaran dan pemuatan peti kemas yang umum:

1) Trailler storage system

Peti kemas impor yang dibongkar dari kapal dengan menggunakan crane dan diletakkan pada road trailer yang ditarik menuju ke suatu posisi yang telah ditentukan dalam areal penumpukan dan selanjutnya ditarik dengan menggunakan road tractor/traktor. Trailer-trailer yang membawa peti kemas untuk ekspor ditempatkan pada storage area dengan road tractor dan ditarik untuk dimuat ke kapal dengan peralatan pelabuhan. Peti kemas- peti kemas tersebut disusun satu per satu dengan ketinggia n satu susun.

2) The havy duty fork-lift truck system

Truck fork-lift dipakai sebagai pengangkut beban berat dengan kapasitas 42 ton dan sebuah top-lift spreader mampu menumpuk peti kemas ukuran 40 feet bermuatan penuh dengan ketinggian susun dua hingga tiga peti kemas, lazimnya dengan ketinggian susun dua. Sebuah side spreader dapat dipakai untuk peti kemas ukuran 20 feet dalam keadaan bermuatan penuh

(23)

10

maupun kosong serta untuk peti kemas kosong ukuran 40 feet. Peti kemas kosong dapat ditumpuk hingga ketinggian susun empat.

Truk jenis ini dapat memindahkan peti kemas dari sisi kapal areal penumpukan.

3) Straddle-carrier system / Sistem straddle carrier

Penanganan peti kemas dengan sistem straddle carrier adalah yang paling menonjol saat ini. Straddle-carrier dapat menumpuk peti kemas dengan ketinggian susun 2 atau 3 buah, menggerakkan peti kemas antara dermaga dan lapangan penumpukan serta melakukan bongkar dan muat peti kemas ke dan dari transportasi darat.

4) Gantry crane system.

Pada sistem ini peti kemas ditumpuk dengan menggunak an rail-mounted atau robber-tyred gantry-crane. Rail crane dapat menumpuk peti kemas dengan ketinggian hingga susun 5.

Pemindahan peti kemas antara dermaga dan areal penumpukan dilakukan dengan menggunakan unit tractor trailler. Sistem ini menghemat penggunaan lahan karena penumpukan bersusun tinggi. Gantry crane memiliki rekor keamanan yang bagus, biaya perawatan rendah dan berumur lebih panjang bila dibandingka n dengan straddle carrier.

b. Muatan curah

Ada 4 sistem dasar pembongkaran muatan curah kering yang dikenal oleh terminal operator, yaitu grab, system pneumatik, vertical

(24)

11

conveyor dan tangga bucket (bucket elevator). Untuk unit trhrougputantara 50 dan 100 ton per jam, sistem yang paling tepat dalam sistem pneumatik atau sistem conveyor vertikal. Untuk throughput antara 1000 s/d 5000 ton per jam, maka sistem yang paling sesuai adalah sistem grab atau bucket elevator. Sistem atau metode pembongkaran dan muatan curah kering paling banyak digunaka n adalah sistem grab.

c. Muatan minyak

1) Sistem lingkaran pipa utama (Ring main system)

Sistem ini umumnya digunakan pada kapal-kapal tanker pengangkut minyak produk.

2) Sistem langsung (Direct system)

Sistem ini digunakan pada kapal-kapal pengankut minyak mentah dengan ukuran sedang dan kapal-kapal pengangkut minyak produk sederhana. Pada sistem ini dibagi menjadi tiga bagian, dimana tiap bagian dilayani oleh satu pipa, yang mana masing- masing dihubungkan satu sama lain agar ndapat digunakan secara bersamaan bila diperlukan.

3) Sistem aliran bebas (Free flow system)

Pada dasarnya system ini menggunakan gaya berat muatan itu sendiri, yakni dengan cara memasang pintu-pintu saluran dinding- dinding kedap antara tanki muatan yang dapat diatur dari deck. Guna pintu saluran adalah untuk mengatur trim kapal.

(25)

12

4) Sistem lingkaran ganda pipa utama (Double ring main system) System ini umumnya digunakan pada kapal-kapal tanker pengangku minyak produk dengan bermacam-macam grade, gunanya untuk menghindari terjadinyakontaminasi antar muatan yang tidak sejenis gradenya.

Sistem ini memang serba guna tetapi karena rumitnya dapat mengakibatkan kerumitan dalam menangani serta membutuhka n waktu untuk pembersihannya bila terjadi pergantian jenis muatan.

3. Peralatan Bongkar Muat Di Kapal a. Kapal Tanker

1) Tangki muatan (Cargo tanks)

Tanki-tanki Muatan (cargo tanks) biasanya terbagi tiga bagian secara melintang dan dipisahkan dengan dinding - dinding membujur (longitudinal) sehingga masing - masing disebut Tanki sayap kiri dan kanan (wing tank) serta Tanki tengah (center tank).

2) Sistem pipa kapal a) Deck lines b) Drop lines c) Stripping lines d) Cross-overs e) Bypasses f) Master valves g) Tank suction valves h) Sea suction valves.

(26)

13

3) Cargo Pump

Fungsi dari pompa adalah untuk membongkar muatan, membongkar sisa-sisa muatan atau pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting. Kapasitas efektif suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan, kecepatan dari aliran, Viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat penampunga n serta Kavitasi di dalam pompa.

b. Kapal Kontainer & Kapal Curah

Yang termasuk alat-alat bongkar muat adalah : 1) Tiang muat (Mast)

Adalah bangunan berbentuk tiang berdiri tegak, tempat untuk bertumpunya dan menggantungnya batang muat.

2) Batang muat (Boom/Derrick)

Salah satu instalasi cargo handling yang terdiri dari komponen tiang agung (Mast), batang muat (Boom) yang ujung-ujungnya dilengkapi peralatan yang disebut heel fitting dan head fitting yang digunakan untuk tempat menempelnya batang muat dengan mast dan pada ujung lainnya untuk tempat pemasangan tali span dan tali muat.

a) Goose neck bracket

Tempat pemasangan pena yang berhubungan dengan heel fitting.

(27)

14

b) Topping bracket

Tempat pemasangan span block yang berhubungan dengan peralatan head fitting dan cargo.

c) Winch

Winch untuk menggulung tali-tali bongkar muat.

Perlengkapan lainnya yang harus dipasang pada saat kegiatan bongkar muat adalah block, tali dan hook.

3) Keran dek (Deck Crane)

Merupakan instalasi bongkar muat dimana peralatan ini dapat melayani dua lubang palka. Peralatan ini mempunyai perbedaan dengan derrick boom yaitu tidak membutuhkan persiapan pemasangan perlengkapan bongkar muat karena perlengkapannya sudah menjadi satu kesatuan. Pengoperasiannya cukup dilakukan oleh seorang operator dan dapat beputar 3600.

4) Mesin penggerak (Winch)

Suatu alat fungsinya untuk menggerakkan alat-alat muat bongkar, diantaranya untuk menggerakkan boom secara vertical dan horizontal, juga untuk mengarea dan menghibob reep muat (cargo runner).

4. Peran Awak Kapal Deck Dalam Proses Bongkar Muat a. Mualim Jaga/Officer On Duty

Pada saat bongkar muat,perwira jaga anjungan mempunya i tanggung jawab pada kegiatan bongkar muat yaitu:

(28)

15

1) Membaca stowage plan untuk mengetahui letak tiap muatan serta jumlah dan beratnya, mengawasi kegiatan bongkar muat untuk menghindari kapal dalam keadaan hooging atau shagging, trim by head atau trim by astern, broken stowage, over carriage, dan sebagai dokumen pertanggung jawaban atas pengaturan muatan.

2) Mengontrol dan memeriksa bekerjanya peralatan bongkar muat.

3) Membaca draft kapal untuk mengetahui jumlah muatan atau deadweight kapal, untuk keselamatan pelayaran pada darerah dengan kedalaman yang kecil sehingga kapal tidak grounding atau kandas.

4) Meronda keliling palka sehubungan dengan stowage, pencurian lashing, tali maupun pemasangan alat-alat keselamatan seperti jala- jala / separasi dan lain-lain.

Syarat untuk menjadi mualim jaga:

1) Memiliki Ijazah ANT I, ANT II, ANT III sesuai dengan jabatannya.

2) Memiliki sertifikat keterampilan SAT, SDSD, SSO. Sebagai seorang officer maka wajib memiliki sertifikat tersebut.

3) Mengusai tentang penanganan & pengaturan muatan.

4) Memahami dan mematuhi standar operasional prosedur dalam bekerja.

5) Paham dan bertanggung jawab mengenai tugas sebagai Mualim jaga.

(29)

16

b. Mualim I/Chief Officer

Mualim I bertanggung jawab atas:

1) Perencanaan muatan yang aman dan efisien. Menyelenggaraka n ringkasan seluruh muatan yang dimuat selama berdinas di kapal dan dilanjutkan oleh Mualim I berikutnya. Informasi dapat diperoleh dari Bill of Lading atau resi mualim/laporan ullage (untuk kapal tanker).

2) Secara langsung mengawasi persiapan, pemuatan, pengamanan dan pembongkaran muatan.

3) Menghitung kondisi kapal mengyangkut draft kapal setelah selesai operasi muatan.

Syarat untuk menjadi mualim I yaitu:

1) Memiliki ijazah ANT II untuk kapal tak terbatas, ANT III untuk kapal dibawah 3000 DWT.

2) Mempunyai sertifikat keterampilan yang mumpuni.

3) Mengusai tentang perancanaan muatan.

4) Menguasai tentang penanganan dan pengaturan muatan.

5) Bisa mongoperasikan cargo crane.

6) Mampu membuat perancanaan dan pembagian tugas pada bawahan.

7) Memahami dan mematuhi standar operasional prosedur dalam bekerja.

8) Paham dan bertanggung jawab mengenai tugas sebagai chief officer.

(30)

17

c. Bosun/Boatswain

Bosun bertanggung jawab atas:

1) Pemeliharaaan peralatan bongkar muat.

2) Membantu operasi muatan, pencucian palka,dan tugas jaga labuh.

3) Merencanakan pelaksanaan pelumasan alat bongkar muar.

4) Tugas-tugas lain yang diberikan oleh Nahkoda dan Mualim I (Chief Officer).

5) Mencatat dan melaporkan semua pelaksanaan kerjanya kepada Chief officer.

Syarat untuk menjadi bosun:

1) Sesuai peraturan STCW 1978 Amandemen 2010 : Reg. II/5 and STCW 1978 Amandemen 2010 Code Section A-II/5 untuk menjadi Bosun di kapal pesiar dan Cargo diharuskan memilik i kompetensi dan bersertifikasi Rating As Able deck.Untuk kapal tanker Bosun juga diwajibkan untuk memiliki sertifikat BOCT ( Basic of Chemical Tanker). Hal ini sama persis dengan persyaratan untuk menjadi AB. Perbedaanya adalah jabatan bosun didapatkan karena promosi dari captain atau perusahaan.

2) Bisa mongoperasikan cargo crane.

3) Mengerti dan mematuhi standart operasional prosedur dalam bekerja.

4) Mengerti tentang penanganan dan pengaturan muatan.

5) Mampu membuat perencaan dan pembagian tugas pada bawahan.

(31)

18

6) Paham dan bertanggung jawab mengenai tugas sebagai seorang bosun.

d. Juru Mudi/AB (Able Boedid Seaman) Tanggung jawab juru mudi adalah:

1) Membantu Mualim Jaga pada saat jaga anjungan dalam bongkar muat seperti mengawasi bongkar muat, meronda keliling palka, dan mengontrol bekerjanya peralatan bongkar muat.

2) Mencatat dan melaporkan kegiatan/pelaksanaan bongkar muat di buku harian jurumudi.

3) Mengemudikan derek dan crane saat dibutuhkan.

4) Penanganan kargo, peralatan bongkar muat seperti yang diarahkan oleh perwira.

Syarat menjadi Juru mudi:

1) Memiliki kompetensi dan bersertifikasi Rating as Able Deck dan memiliki sertifikat BOCT (Basic Of Chemical Tanker)

2) Mampu mengoperasikan crane dan derek.

3) Mengerti tentang penanganan muatan.

4) Paham dan bertanggung jawab mengenai tugas sebagai seorang Juru mudi.

5) Mengerti dan mematuhi standart operasional prosedur dalam bekerja.

(32)

19

e. Kelasi/OS (Ordinary Seaman) Tanggung jawab Kelasi yaitu:

1) Membantu mengamankan dan mengencangkan kargo, memeriksa segala keausan atau masalah lain atau ketidakpatuhan yang mungkin membahayakan keselamatan di atas kapal.

2) Membantu dalam penanganan dan pengoperasian peralatan, mesin bongkar muat.

Syarat menjadi seorang kelasi yaitu:

1) Mengerti tentang tali-temali.

2) Mengerti tentang pengoperasian alat bongkar muat.

3) Mengerti tentang bongkar muat.

4) Mengerti dan mematuhi standart operasional prosedur dalam bekerja.

5) Paham dan bertanggung jawab mengenai tugas sebagai seorang Kelasi.

5. Stadart Operasional Prosedur Bongkar Muat

Secara umum Mualim-I (Chief Officer) bertanggung jawab atas kegiatan yang menyangkut bongkar muat di kapal . Dalam melaksanakan tanggung jawabnya Mualim-I (Chief Officer) dibantu oleh Perwira Jaga, Bosun, Juru Mudi. Berikut adalah tahap untuk melaksanakan bongkar muat:

a. Pembongkaran Kontainer

1) Mualim I (Chief Officer) harus menyiapkan perencanaan pembongkaran yang menunjukkan jumlah seluruh kontainer yang akan dibongkar dipelabuhan.

(33)

20

2) Mualim I (Chief Officer) mengkalkulasi kondisi kapal pada saat pembongkaran muatan.

3) Mualim I (Chief Officer) bekerja sama dengan terminal supervisor dan menyetujui perencanaan pembongkaran setelah membuat persetujuan yang diperlukan berkenaan dengan perubahan tempat tujuan yang diberikan oleh agen. Satu salinan perencanaan yang telah disetujui harus diberikan kepada Foreman, Mualim Jaga dan juru mudi jaga.

4) Petugas jaga harus konsisten memeriksa apakah lashing telah diperiksa dengan benar bahwa lashing tersebut telah dilepaskan dari kontainer dengan aman sesuai perencanaan pembongkaran.

5) Petugas jaga harus melakukan pengecekan terhadap sepatu kontainer (Twislock), apakah Twislock pin telah terbuka sesuai dengan perencanaan pembongkaran.

6) Petugas jaga harus meyakinkan bahwa peralatan lashing kontainer (Lashing Gear) telah dirapikan ditempat yang disediakan.

b. Pemuatan Kontainer

1) Mualim I telah menerima daftar kontainer (Container List) untuk memastikan kategori masing-masing kontainer dengan petugas darat (Stevedore-planner).

2) Mualim I harus memastikan tinggi dan berat tidak melebihi batas maksimum yang di ijinkan di palka/ruangan muat (In Hole) dan berat masing- masing Row tidak melebihi batas kemampuan (Deck Load Capacity) dari Tank Top.

(34)

21

3) Mualim I harus memastikan bahwa kontainer dimuat sesuai dengan kategorinya kontainer termasuk berat masing- masing kontainer dan tujuan. Serta meyakinkan bahwa kontainer yang dimuat tidak melebihi kemampuan Deck (Deck Load Capacity) tutup palka (Hatch Cover).

4) Petugas jaga harus memastikan bahwa got dalam keaadan aman sehingga tidak ada genangan air yang dapat merusak muatan.

5) Petugas jaga mencatat seluruh aktifitas berdasarkan waktu ke dalam Port Log sebagai bukti keterangan suatu hal yang terjadi pada saat proses bongkar muat.

6) Petugas jaga senatiasa mengecek draft untuk memastikan bahwa stabilitas kapal aman saat proses bongkar-muat.

c. Sebelum keberangkatan

1) Mualim I harus memperoleh perencanaan muatan/kontainer yang terakhir (Final Stowage Plan) dari agen, mencatat setiap perubahan dan perencanaan awal muatan dan memperbaharui data pada loading computer.

2) Sebagaimana mestinya untuk memastikan bahwa stabilitas dan tegangan yang terjadi masih dapat diterima. Mualim I harus memberikan kepada nakhoda tentang kondisi kapal saat berangkat.

3) Nakhoda harus memastikan bahwa kapal cukup stabilitas, apabila nakhoda merasa ada kelainan terhadap kapal dan memutuskan kapal tidak berangkat berdasarkan pengalaman, pertimbanga n,

(35)

22

Inti permasalahan :

Kurangnya Keterampilan Awak Kapal Untuk Mengenghindari Kesalahan Proses Bongkar Muat

Pengamatan Penerapan

Standart Operasional Prosedur Bongkar Muat Di

Kapal

Hasil Pengamatan Penyelesaian

pengamatan maka nakhoda harus segera melaporkan kepada perusahaan.

4) Petugas jaga harus memastikan bahwa Lashing pada kontainer sudah dilaksanakan dengan benar dan termasuk Twistlock sudah terkunci dengan benar.

5) Petugas Jaga harus memastikan bahwa peralatan lashing telah diletakkan ditempatnya semula.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menuangkan pokok pokok pikiran kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema alur pembahasan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka penelit ian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survey.

Penelitian survey memiliki tiga tujuan utama yaitu menggambarkan keadaan saat tertentu, mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk membandingkan, dan menentukan hubungan kejadian yang spesifik.

B. LOKASI PENELITIAN 1. Waktu Penelitian

Tempat penelitian untuk Karya Ilmiah Terapan ini adalah diatas MV.

Situ Mas yang dimana penulis telah melaksanakan Praktek Laut (PRALA) di atas kapal niaga tersebut, sehingga penulis dapat menjawab rumusan masalah yang sudah di rumuskan dalam Karya Ilmiah Terapan ini melalui observasi sesuai dengan keadaan sesungguhnya di atas kapal. Tempat Penelitian

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan praktek laut selama satu tahun di MV. Situ Mas dari tanggal 14 Agustus 2019 sampai dengan 03 Oktober 2020 sebagai Deck Cadet. Dalam kurun waktu tersebut kegiatan yang dilakukan tidak hanya meneliti permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah terapan ini, melainkan juga mengerjakan tugas-tugas dari Politeknik Pelayaran Surabaya serta dari para mualim dalam memperlancar pengoperasian kapal yang membatasi waktu penulis dalam melaksanakan penelitian.

(37)

24

C. PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah suatu bentuk usaha yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan nyata.

Dalam penyampaian hasil penelitian ke dalam sebuah tulisan tentunya harus disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. Masing-ma s ing bagian dari tulisan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan data – data yang akurat. Untuk memperoleh data – data tersebut secara akurat, maka diperlukan beberapa metode pengumpulan data.

Metode pengumpulan data ada beberapa macam tergantung dari bagaimana penyampaian hasil penelitian tersebut nantinya.

Namun demikian, dari sekian banyak metode penelitian tidak ada satu metode yang dianggap paling sempurna. Tiap – tiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Untuk membuat penyampaian hasil penelitian kedalam sebuah tulisan agar dapat memenuhi kriteria – kriteria yang diwajibkan, maka harus dilengkapi dengan metode pengumpulan data lebih dari satu. Dalam penulisan ini penulis menggunakan beberapa teknik pengump ulan data diantaranya :

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Penulis mengadakan pengamatan secara langsung di atas kapal ketika melaksanakan. Penulis

(38)

25

menitik beratkan beberapa hal saat pengamatan yaitu mengenai proses bongkar muat diatas kapal. Hal ini dilaksanakan untuk membandingka n serta mencari kesesuaian antara keterangan yang diperoleh dari studi pustaka dengan fakta-fakta di atas kapal.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan langsung kepada responden untuk dijawab sesuai dengan pengetahuan dan sikap responden. Kuesioner dapat menggunakan media kertas maupun dengan internet. Penulis memilih menggunakan media internet dengan membagikan link google form kepada responden untuk kemudian diisi oleh responden.

3. Dokumentasi

Penulis juga menggunakan metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto / gambar mengenai proses bongkar muat di kapal.

D. SUMBER DATA

Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh atau semua informasi yang merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa, atau gejala. Adapun data yang penulis kumpulkan bersumber dari dua data yaitu : 1. Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Penulis memperoleh data-data primer dengan observasi langsung terhadap obyek penelitian yaitu alat-alat bongkar muat di kapal. Observasi

(39)

26

dilakukan dengan mencoba pengoperasian secara langsung dengan di dampingi oleh mualim jaga.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah suatu data yang diperoleh dari hasil kumpulan data sebelumnya. Peneliti melaporkan hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari kejadian aslinya. Maksudnya data sekunder merupakan data yang diperoleh terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar penyelidik sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Data ini penulis dapatkan dari :

a. Buku-buku atau literatur- literatur

Data ini berupa rangkuman dan ringkasan yang penulis dapatkan dari buku serta literatur lainnya mengenai proses bongkar muat di kapal serta buku tentang peta elektronik. Penulis juga file-file kapal yang berhubungan dengan kapal itu sendiri serta file-file yang berhubungan dengan proses bongkar muat di kapal yang diantaranya adalah berupa buku modul penanganan dan pengaturan muatan dari POLTEKPEL SURABAYA

b. Fasilitas internet

Penulis menggunakan fasilitas internet untuk memperoleh data pendukung yang dapat dijadikan sebagai referensi.

(40)

27

E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek (Arikunto, 2006). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh crew di MV.Situ Mas yang berjumlah 26 Orang.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruha n objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penentuan sampel yang penulis gunakan adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Margono, 2005).

Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah anak buah kapal Deck sebanyak 8 sampel.

F. ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analis is Nonstatistik, yaitu dalam analisis ini tidak di lakukan perhitungan statistik.

Kegiatan analisis ini dilakukan dengan membaca dan menyimpulkan data yang telah diolah. Penulis juga menggunakan teknik analisis data yang menggunakan langkah- langkah seperti yang dikemukakan oleh Lexy J.

Meoleong, yaitu sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analis is data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan

(41)

28

menggunakan observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentas i.

Dalam pengumpulan data ini penulis akan mengamati tingkah laku awak kapal dalam kepatuhannya menjalankan standar operasional prosedur bongkar muat saat penulis melaksanakan PRALA (Praktek Laut) selama ± 12 bulan.

2. Menarik Kesimpulan

Menarik Kesimpulan merupakan kemampuan penulis dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses penelitian. Dalam proses ini penulis akan menarik kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang sudah penulis dapatkan dari pengamatan langsung oleh sumber data primer (awak kapal) di atas kapal lalu membandingkannya dengan sumber data sekunder.

G. PENARIKAN KESIMPULAN

Dalam karya ilmiah ini penulis menggunakan metode penarikan kesimpulan induktif, yaitu berfikir dari hal- hal yang khusus kemudian membawanya kepada hal- hal yang bersifat umum. Sebagai contoh kasus yang terjadi di satu dan kapal lainnya yang sama-sama melakukan proses bongkar muat sehingga kesimpulan ini nantinya akan dapat berguna sebagai acuan apabila dikemudian hari ditemukan permasalahan yang sejenis dengan pembahasan dalam penulisan ini.

H. PROSEDUR PENELITIAN

Dalam penyusunan ini melalui beberapa tahap yang ditempuh oleh penulis. Hal itu dilakukan agar dalam penyusunan dapat sistematis antara lain:

1. Pra penelitian

(42)

29

Menyiapkan peralatan dan perlengkapan penelitian diatas kapal.

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan adalah kamera, buku dan alat tulis.

2. Tahap pengumpulan data primer (penelitian lapangan)

Periode Pengumpulan data primer (penelitian lapangan) adalah selama penulis melaksanakan praktek laut.

3. Tahap pengumpulan data sekunder (studi pustaka)

Untuk meningkatkan logika berpikir, penulis melakukan studi pustaka terhadap literatur- literatur yang berhubungan dengan karya ilmiah terapan.

Media yang penulis gunakan dalam tahap ini buku-buku referensi, alat tulis, serta media internet.

4. Hasil penelitian dan pembahasan masalah

Hasil penelitian diperoleh berdasarkan temuan masalah yang ada.

Pembahasan masalah dilakukan dengan membandingkan temuan masalah dengan teori-teori yang ada.

5. Pemecahan masalah

Pemecahan masalah diberikan dalam bentuk prosedur pengoperasian peralatan bongkar muat yang benar.

6. Kesimpulan dan saran.

Kesimpulan diberikan dari hasil pemecahan terhadap masalah yang dibahas. Saran diberikan untuk seluruh individu dan instansi yang terlibat dalam permasalahan proses bongkar muat di kapal.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S dan Mohammad, Sutan. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Daily, Medan Bisnis. (2013). Proses Bongkar Muat Diduga Penyebab Kapal Semen Miring. http://www.mdn.biz.id/n/67703/. Diakses pada tanggal 15 April 2019.

Handayaningrat, Soewarno. (2006). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.

McDaniel, The Law Offices of Countryman &. (2006). A Cargo Nightmare Prize Contender. http://www.cargolaw.com/2006nightmare_hyundai_fort.html.

Diakses pada tanggal 15 April 2019.

Muzni Ramanto, Soemarjadi, Wikdati Zahri. (1991:2). Pendidikan Keterampilan.

Jakarta: Depdikbud.

Poerwadarmita. (1991:4). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

S, Adi. (2000:117). Peningkatan Mutu Pendidikan. Jakarta : PT. Primacon Jaya.

Tim Politeknik Pelayaran Surabaya. (2016). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Terapan. Surabaya : Politeknik Pelayaran Surabaya.

Tim Politeknik Pelayaran Surabaya. (2017). Penanganan & Pengaturan Muatan.

Surabaya : Politeknik Pelayaran Surabaya.

Andi,Ilham. (2014). Penanganan dan Pengaturan Muatan di kapal kontainer.

http://mypelajaranpelaut.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2021

Luthfiyah Fitwi. (2011). Metode Penelitian Kualitatif (Sistematika Penelit ian Kualitatif).

http://wordpress.com/teknologipendidikan/metodepenelitiankualitatif- sistematika-penelitiankualitatif. Diakses pada tanggal 11 Maret 2021

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Integrasi antara Dwelling Time dan Bongkar Muat Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik - Vol.. Analisis Data Kualitatif, dalam Jurnal Alhadharah,

SALAM PACIFIC INDONESIA LINES Nama Taruna : Pria Wiranata NIT : 8303181120 Dosen Pembimbing : Nur Rahmani, S.E.,M,Si Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini terkait proses