UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS II MI AL- KHOIRIYAH 3 ILIR PALEMBANG
Oleh:
OLEH : SUSILA RIYANTI NIM: 10 04 137
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Kualifikasi S1
Fakultas Tarbiyah dan keguruan IAIN Raden Fatah Palembang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I )
PROGRAM KUALIFIKASI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN 2014
Hal : Pengantar Skripsi
a.n. Susila Riyanti Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palemban
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Setelah melalui proses bimbingan, arahan dan koreksian baik dari segi isi maupun teknik penulisan terhadap skripsi saudari :
Nama : Susila Riyanti
NIM : 1004137
Program : Kualifikasi S1
Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Dengan Menggunakan Media Gambar Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas II MI Al- Khoiriyah 3 Ilir Palembang
Maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari tersebut dapat diajukan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Demikian harapan kami dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih Wassalamu'alikum Wr.Wb
Februari
MOTTO
“Bersifatlah Seperti Padi , Semakin berisi semakin merunduk”
Dengan Penuh Rasa Syukur Kehadirat Allah SWT Kupersembahkan Skripsi ini Kepada :
Anak - anak dan suami tercinta terimakasih untuk Do’a dan motivasinya sehingga aku dapat menyelesaikan study Kualifikasi ini dengan lancar.
Rekan Kualifikasi, perjalanan masih panjang & perjuangan belum berakhir setelah mendapat gelar ( Sarjana ) kita mesti kembali lagi ketempat tugas kita dan mengejar impian kita masing- masing.
Agama, bangsa dan Negara serta Almamaterku tercinta.
Mudah -mudahan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bangsa agama pada umumnya.
dan untuk dipersembahkan pada keluarga besarku
Ridha Allah, karunia dan Hidayah –Nya semoga selalu
menyertai langkah kita Amin.ya
robal alamin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul :
"“UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS II MI AL- KHOIRIYAH 3 ILIR PALEMBANG" kemudian Sholawat dan salam kita wasilahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.P
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir studi strata satu dan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.l) pada program Kualifikasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Penulis sangat sadar bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari pihak- pihak terkait yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil sehingga kesulitan dan hambatan dapat teratasi. Oleh karena itu izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, M.A selaku Rektor IAIN Raden Fatah Palembang yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti Program kualifikasi PGMI sebagai bentuk peningkatan profesionalisme guru.
2. Bapak Dr. Kasinyo Harto, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah Palembang yang telah memfasilitasi proses perkuliahan di Fakultas..
3. Bapak Drs. H.M. Yusuf Hamiri, M.Pd.l selaku pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. Ibu Hj. Mardiah Astuti, M.Pd.I selaku pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan penuh kehati-hatian,
5. Seluruh staf dan jajaran Ml Al-Khoiriyah 3 Ilir Palembang.
6. Rekan-rekan Mahasiswa kualifikasi yang telah banyak membantu urusanku.
Dengan ucapan terima kasih yang tulus, semoga bimbingan, motivasi dan bantuan yang diberikan dapat bermanfaat. Semoga semua jasa-jasa dan kebaikan akan mendapat balasan Amien.
Palembang, Maret 2014 Penulis
Susila Riyanti 10 04 137
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Populasi Penelitian. ... 17 Tabel 2. Keadaan guru dan administrasi MI Al – Khoiriyah
3 ilir palembang. ……….. 51 Tabel 3. Jumlah Siswa MI Al – Khoiriyah 3 ilir Palembang……….. 52 Tabel 4. Sarana dan Prasarana MI AL – Khoiriyah 3 ilir
Palembang. ………. 54
Tabel 5. Jadwal pelaksanaan penelitian persiklus ……… 55 Tabel 6. Hasil Observasi penilaian kemampuan membaca dan
menulis Pada prasiklus……….. 58
Tabel 7. Hasil pengamatan Nilai ketuntasan Belajar siswa
pada Prasiklus. ………. 59
Tabel 8. Hasil observasi penilaian kemampuan membaca dan menulis Pada siklus I melalui Media Gambar ………. 63
Tabel 9. Nilai ketuntasan Belajar siswa pada siklus I………. 65
Tabel 10. Lembar observasi kegiatan membaca dan menullis
melalui media gambar pada siklus I ……… 66 , Tabel 11. Hasil observasi penilaian kemampuan membaca dan
menulis pada siklus II…………... 71
Tabel 12. Nilai ketuntasan belajar siswa pada siklus II………... 73
Tabel 13. Lembar observasi dalam kegiatan kemampuan membaca
Dan menulis melalalui media gambar pada siklus II………… 74
Tabel 14. Tahap rekapitulasi data kondisi awal Prasiklus siklus I dan
II berdasarkan persentase ketuntasan Belajar……… 77
Tabel 15. Tahap rekapitulasi data kondisi awal Prasiklus, siklus I dan
siklus II berdasarkan ketuntasan Belajar………. 78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 : Bukti Konsultasi
Lampiran 3 : Surat izin Penelitian dari MI Al-Khoiriyah Lampiran 4 : SK Pembimbing Skripsi
Lampiran 5 : Lembar pengamatan teman sejawat Lampiran 6 : Surat keterangan bebas teori Lampiran 7 : Transkrip Nilai
Lampiran 8 : Dokumentasi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Keterampilan berbahasa dan unsur- unsurnya………. 3
Gambar 2. Alat peraga dalam pembelajaran ……….. 36
Gambar 3. Contoh soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam
Membaca dan menulis……… 45
gambar 4. Grafik ketuntasan……… 79
ABSTRAK
Model pembelajaran sebagai prinsip-prinsip yang mendasari kegiatan dan mengarahkan perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran memegang peranan penting dalam menciptakan mutu pendidkan dan hasil belajar yang maksimal. Dalam hal ini belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini mempunyai rumusan permasalahan bagaimana pola penerapan Media Gambar dalam membaca dan menulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Khoiriyah 3 ilir Palembang dan apakah Media Gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Bahasa Indonesia
Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas II Ml Al-Khoiriyah 3 ilir Palembang yang berjumlah 18 orang siswa dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes formatif. Sementara tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang di lakukan pada bulan november untuk Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Setiap siklus dilaksanakan melalui tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi atau pengamatan dan tahap refleksi.Dari hasil tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan Media Gambar pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa karena hasil belajar yang diperoleh sebelum dan sesudah diterapkannya media gambar dalam proses pembelajaran terjadi peningkatan yang siginifikan. Hal ini dapat di lihat dari : peningkatan total nilai, dimana pada pra siklus nilai ketuntasan siswa 33,33% kemudian naik menjadi 72,22% pada siklus I dan naik lagi menjadi 94,44% pada siklus II.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PENGAJUAN... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN MOTTO...iv
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN... ix
DAFTAR GAMBAR………. x
DAFTAR ISI... xi
HALAMAN ABSTRAK... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 9
D. Kajian pustaka………. 10
E. Kerangka Teori……….14
F. Metodologi Penelitian………..17
G. Sistematika Pembahasan………..22
BAB II : LANDASAN TEORI A. Pola Penerapan media…………...24
B. Media Gambar……….……..………..27
C. Materi baca Tulis Bahasa Indonesia………34
D. Kemampuan Membaca dan Menulis………...38
E. Ukuran Kemampuan Membaca dan Menulis………..43
BAB III : SETTING WILAYAH PENELITIAN
A. Setting Wilayah Penelitian……….………48
1. Sejarah Singkat MI Al-Khoiriyah……….48
2.Visi dan Misi MI Al-Khoiriyah ………...49
3. Keadaan Guru, siswa dan Sarana Perasarana …………50
B.Perencanaan pelaksanaan Penelitian……...………..………55
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Prasiklus ...56
B. Analisis Siklus I...61
C. Analisis Siklus II………68
D. Analisis Antar Siklus……….75
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan………. 81
B. Saran………....82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Berbahasa itu merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap manusia yang lain untuk berkomunikasi. Membaca dan menulis juga merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Untuk melatih membaca dan menulis, dibutuhkan suatu media.
Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak bisa terlepas dari peran suatu media didalamnya sebab alat atau media pendidikan adalah suatu bagian integral dari suatu proses pendidikan sekolah1.
Keterampilan membaca dan menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia meliputi 4 jenis keterampilan yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan aktivitas penggunaannya keterampilan membaca dan menulis yang bersifat reseptif, letak perbedaanya, sarana bunyi dan tulisan. Keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan yang bersifat produktif. Letak perbedaanya adalah terdapat pada sarana yang dipergunakan baik secara lisan maupun secara tertulis.
1 Oemar Humalik, Media pendidikan bermain ( PT. Citra Adithiya Bakti,1989), hlm. 6.
Pada dasarnya, setiap pengajaran bahasa bertujuan agar para siswa mempunyai keterampilan berbahasa. Terampil berbahasa berarti terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis. Bertolak dari keadaan tersebut, pada Kurikulum SD/MI 2008, kegiatan pembelajaran di MI diarahkan ke sistem pembelajaran kelas yang berpusat pada anak melalui area-area. Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak melalui area-area tersebut, interaksi yang terjadi adalah upaya guru membelajarkan anak, bukan kegiatan guru mengajar dan anak belajar.
Peran guru adalah sebagai fasilitator dan motivator, sehingga guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan sarana yang diperlukan di masing- masing area tersebut.
Berdasarkan hasil observasi di kelas II MI, salah satu area yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah area baca tulis. Pada area baca tulis, terlihat kemampuan anak masih kurang terutama di dalam mengenal huruf abjad seperti menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya, contoh: gambar rumah di bawahnya di isi tulisan “ayam”.
Penggunaan alat peraga yang menarik perhatian dan dekat dengan lingkungan anak akan meningkatkan minat dan gairah anak untuk belajar khusunya di area baca tulis. Alat peraga/alat bermain adalah kelengkapan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di kelas.
Alat permainan untuk kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca gambar dan penulisan dini yang timbul secara spontan, misalnya:
gambar-gambar benda yang ada di lingkungan anak, di rumah, di sekolah, binatang-binatang, peralatan yang berhubungan dengan tempat pelayanan masyarakat, alat rekreasi, olahraga dan sebagainya.
Semua gambar tersebut dapat membantu anak mendeskripsikan fungsi, bentuk, warna dan sebagainya.2
Berdasarkan gambaran tersebut, peranan guru sebagai fasilitator benar- benar dibutuhkan. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan alat peraga/alat bermain yang memfasilitasi pembelajaran anak. Alat peraga/alat bermain digunakan sebagai sarana untuk membangkitkan motivasi anak dalam melakukan kegiatan bermain sambil belajar di area baca tulis.
Alat peraga/alat bermain yang dimaksud adalah alat peraga/alat bermain yang bahannya mudah didapat, mudah dibuat guru, mudah digunakan dalam pembelajaran, menarik perhatian anak, dekat dengan lingkungan anak (kontekstual), dan inovatif. Salah satunya adalah alat peraga media bergambar.
Keempatnya itu Merupakan catur – tunggal seperti tertera pada gambar berikut ini3
Menulis Keterampilan Berbicara
Berbahasa
2 Ali Nugraha, Kurikulum Bahan Belajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006), hlm.
10.27.
3 Prof.Dr. Tarigan Henry Guntur, Metodologi Pengajaran Bahasa 2 ( Bandung : Angkasa, 1991 ). hlm.7.
Menyimak
Memba
Gambar 1: Keterampilan berbahasa dan unsur – unsurnya Oleh karena itu,siswa kelas II MI Al – Khoiriyah ditargetkan harus sudah bisa membaca.
“Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai.
Oleh karena itu, untuk dapat menguasai membaca dan menulis diperlukan waktu yang lama dan latihan yang intensif. Keterampilan membaca dan menulis tidak akan datang secara otomatis, tapi harus melalui latihan yang banyak dan teratur”.4
Kenyataan selama ini menunjukakan bahwa pembelajaran membaca dan menulis di kelas II MI Al – Khoiriyah lebih banyak disajikan dalam bentuk teori – teori dan menggunakan metode ceramah dan penugasan. Akibatnya, siswa cendrung cepat bosan dengan materi yang diajarkan, selain itu kemampuan siswa rendah ini disebabkan siswa tidak memiliki alat bantu yang mampu memfasilitasi proses belajarnya sehingga siswa mengalami kesulitan berlatih dan membaca dan menulis. Tidak dimilikinya alat bantu tersebut disebabkan guru yang jarang membiasakan siswa, alat bantu belajar selama proses pembelajarannya. Selama ini guru disekolah tersebut hanya memanfaatkan buku – buku paket yang ada sebagai media untuk menyampaikan materi pelajaran. Kurangnya kebiasaan membaca dan menulis di kelas II MI Al – Khoiriyah menyebabkan mereka sulit untuk membaca dan menulis.
4 Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, ( Bandung : Angkasa, 1985), hlm. 4.
Pada saat anak itu mulai memasuki usia sekolah, anak – anak itu akan memperoleh bahasa kedua. Dalam prolehan bahasa keduanya, seorang akan memulai proses belajarnya dengan asumsi – asumsi koservatif yang akan menghasilkan kaidah – kaidah terbatas seperti yang terjadi pada perolehan bahasa pertama. Perolehan bahasa kedua yang diperoleh seorang anak sangat berkaitan dengan budaya – budaya setempat yang mulai belajar bahasa itu.
Setelah diperoleh bahasa kedua berarti anak mempunyai kemampuan untuk mulai belajar membaca dan menulis. Seorang guru menyuruh siswanya untuk mulai latihan membaca dan mulai kegiatan kelasnya dengan menyuruh menulis kalimat – kalimat yang terpisah.
Agar tidak mengalami kejenuhan dalam peroses pembelajaran,guru ditutut harus kreatif. Dan selama ini metode yang biasa digunakan atau dilakukan seorang guru dalam pembelajaran membaca dan menulis biasanya masih menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah. Hal ini juga terjadi di MI Al Khoiriyah, sekolah tersebut kurang sarana atau alat bantu belajar khususnya media pendidikan. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan pendekatan tradisional dan media seadanya yaitu papan tulis dan buku paket pembelajaran. Cara ini menyebabkan siswa cepat bosan terhadap pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu,siswa yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Al – khoiriyah 3 ilir Palembang tempat di
mana saya mengajar. Hal ini berdasarkan pertimbangan agar siswa – siswa lebih maju dan cerdas.
Kenyataan ini memang sungguh – sungguh menyedihkan, karena itu guru harus melakukan tindakan dalam menghadapi masalah ini karena dalam proses belajar mengajar dikelas gurulah yang memegang peranan penting.
Hal ini diperkuat dengan adanya kurikulum 2004 SD / MI mata pelajaran bahasa Indonesia yang memberikan kebebasan kepada pengajajar untuk lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.
Dengan berlakunya kurikulum 2004 (kurikukulum berbasis kompetensi) yang dengan jelas pada perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk membaca dan menulis. Salah satu inovasi tersebut adalah dengan digunakannya media gambar dalam proses pebelajaran membaca dan menulis. Melalui media gambar siswa dapat membayangkan obyek secara nyata sehingga diharapkan siswa mampu membaca dan menulis.
Dengan demikian, meningkatkan keterampilan membaca dan menulis akan membuat kemampuan siswa meningkat secara umum. Artinya bahwa kualitas siswa juga makin baik.
Madrasah ibtidaiyah Al – Khoiriyah 3 ilir Palembang adalah salah satu sekolah dasar yang bercirikan has islam yang menjadi sekolah tertua di 3 ilir. Namun dia mampu mempertahankan keberadaanya, dan kualitas sekolah tersebut juga cukup baik. Kualitas pada sekolah tentu akan maju apabila kualitas proses pembelajaran didalam sekolah itu akan maju. Oleh karena itu, berbagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran selalu mendapat perhatian, termasuk uapaya peningkatan kemampuan membaca dan menulis.
Siswa – siswi kelas II MI Al – Khoiriyah sangat potensial untuk cepat membaca. Dengan demikian berdasar pengamatan penelitian, ketika melaksanakan tugas sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas II MI Al – Khoiriyah 3 ilir Palembang terutama hal membaca dan menulis menemui berbagai kendala atau problema diantaranya sebagai berikut.
Pertama setelah beberapa kali pertemuan, siswa telah dapat membaca dan menulis, namun masalahnya ada beberapa siswa yang belum bisa membaca dan menulis dengan lancar. Berdasarkan pretes terhadap kemampuan membaca dan menulis pada anak kelas II MI Al – Khoiriyah tahun ajaran 2012 / 2013, tujuh siswa yang belum mampu membaca dan menulis dengan lancar dan benar. Padahal mereka atau ketujuh anak itu termasuk ada anak yang tinggal kelas tahun ajaran 2011 / 2012.
Kedua, ketidak mampuan siswa membaca dan menulis dengan lancar dan benar disinyalir karena hal sebagai berikut :
a. Metode guru yang disampaikan terkesan monoton dan kurang tepat bagi proses membaca dan menulis, misalnya, guru hanya memberi contoh membaca dan menulis dengan menulis dipapan tulis.
b. Kemampuan membaca siswa kelas II MI Al – Khoiriyah masih rendah.
c. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran membaca dan menulis seperti halnya media gambar yang membantu dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Yang kaitannya dengan latihan membaca dan menulis. Fasiltas yang diperlukan untuk pembelajaran membaca dan menulis belum tersedia memadai.
d. Keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang tersedia belum dapat meningkatkan keberhasilan dan merangsang daya kreativitas dalam belajar membaca dan menulis.
Pernyataan diatas mengungkapkan bahwa media gambar mempunyai adil yang cukup besar dalam proses belajar mengajar. Apabila guru merasa ada sesuatu yang kurang dan mengganjal pada proses pembelajaran berarti guru menghadapi suatu masalah. Tentunya guru harus memberikan perhatian yang serius dan berusaha mencari solusinya yaitu
dengan cara mengadakan penelitian. Penelitian yang tepat adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan dengan memahami persoalan yang terjadi dikelas terlibat untuk perbaikan dan perubahan.
Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas II MI Al – khoiriyah 3 ilir Palembang terhadap sulitnya siswa untuk membaca dan menulis. Jika disinyalir, siswa merasa jenuh dan bosan terhadap cara – cara yang dilakukan guru. Maka pembelajaran : dengan menggunakan media gambar yang ingin digunakan siswa, dapat dijadikan alternative solusinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas rumusan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut :
Apakah dengan menggunakan Media Gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Bahasa Indonesia di MI Al-Khoiriyah 3 ilir Palembang.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kreativitas siswa dalam membaca dan menulis pada materi/pelajaran
bahasa Indonesia kelas II MI Al – Khoiriyah.
2. Mengembangkan metode pembelajaran bahasa Indonesia kelas II MI Al – Khoiriyah.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, penelitian dapat memberikan informasi pada guru dalam menyajikan materi membaca dan menulis degan media yang menarik.
2. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas siswa yaitu dari segi keterampilan membaca dan menulis sehingga dapat diharapkan membawa nama baik sekolah.
Kemampuan membaca dan menulis itu menduduki peran yang sangat penting karena membaca dan menulis merupakan dasar pokok orang yang ingin pandai. Pembelajaran membaca dan menulis penting dilaksanakan dengan latihan pembiasan sejak dini.
Judul ini sangat menarik bagi peneliti karena kemampuan kelas II MI Al – Khoiriyah dalam hal membaca dan menulis itu minim sehingga perlu adanya tindakan serius mengatasi masalah tersebut. Sejauh pengamatan
peneliti, penelitian tindakan kelas terhadap permasalahan urgen tersebut belum banyak dilakukan.
D. Kajian Pustaka.
Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat juga harus memperhatikan penelitian yang lain dapat di jadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang hampir sama dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Haryanto dalam skripsinya yang berjudul “ Upaya Menigkatkan Kemampuan Membaca dan menulis Permulaan dengan Media Gambar Penelitian Tindakan Kelas pada kelas I Sekolah Dasar Negeri 03 Wuryorejo, Wonogiri “ dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar pada penelitian ini Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.Penerapan penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan peserta didik.
2.Kesulitan dan permasalahan yang ada berangsur-angsur dapat Teratasi.
3.dengan penerapan media gambar sebagai sarana pembelajaran. Sikap, motivasi, dan keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan meningkat setelah media gambar digunakan dalam pembelajaran. Dengan penerapan media gambar dalam
pembelajaran mempunyai dampak yang signifikan yaitu kemampuan membaca dan menulis permulaan peserta didik kelas I SD Negeri 03 Wuryorejo dapat ditingkatkan.
Juliana, 2010, dalam skripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Melalui Media Gambar Seri Pada siswa Kelas III Di SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan menulis siswa kelas III SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro yang ditunjukkan dari peningkatan prosentase ketuntasan keterampilan menulis siswa pada setiap siklus. Pada tahap pratindakan prosentase keterampilan menulis dijadikan dasar bagi siklus I, yaitu 25% menjadi 65 % (belum tuntas). Siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dari 65% menjadi 100% (tuntas).Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan media gambar seri dalam keterampilan menulis dengan aspek mengungkapkan gagasan, mengembangkan paragraf dan penggunaan EYD dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas III SDN Soko I Kabupaten Bojonegoro.
Ade suhaila Hasibuan dalam skripsinya yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Deskripsi Dengan Media Gambar pada siswa kelas II Min Ngawen “ Menujukkan bahwa guru harus kreatif. Menulis sangat besar manfaatnya, khususnya bagi pendidikan. Menulis dapat menimbulkan ide – ide baru / kreatif. Menulis dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan pemecahan masalah. Dengan menulis seseorang dapat
menyerap dan memproses informasi yang lebih banyak sehingga wawasan dan pengetahuan bertambah.
Hasil study yang dlakukan oleh Azpauli dalam skripsinya yang berjudul, “Upaya Guru kelas dalam meningkatkan kemampuan Membaca Huruf Latin Siswa Kelas I MI Tarbiyah Islamiyah Epil Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin”, menunjukkan bahwa guru harus kreatif.
Menulis sangat besar manfaatnya, khususnya bagi pendidik. Menulis dapat menghasilkan ide – ide baru / kreatif. Menulis dapat dijadikan sebagai alat evaluasi dan pemecahan masalah. Dengan menulis seseorang dapat menyerap dan memproses informasi lebih banyak sehingga wawasan dan pengetahuan akan bertambah.
Sri Munanti dalam skripsinya berjudul : “ Upaya meningkatkan minat baca melalui media gambar pada anak kelas I Mandirahayu Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal” study tersebut berisi tentang membaca itu syarat utama suatu keberhasilan.
Beda peneliti dengan yang sudah di teliti adalah :
Haryanto dalam skripsinya dengan penerapan media gambar sebagai sarana pembelajaran. Sikap, motivasi, dan keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran membaca dan menulis permulaan meningkat setelah media gambar digunakan dalam pembelajaran.
Juliana,2010 membahas tentang keterampilan menulis melalui media gambar seri pada siswa kelas III.
Ade Suhaila Hasibuan dalam skripsinya membahas tentang kemampuan menulis Deskripsi dengan media gambar.
Perbedaan dengan skripsi Azpauli adalah peneliti membahas kemampuan membaca dan menulis di kelas II, sedangkan Azpauli meningkatkan kemampuan membaca huruf latin siswa kelas I.
sedangkan Sri Munanti dalam skripsinya berjudul : “ Upaya meningkatkan minat baca melalui media gambar pada anak kelas I Mandirahayu Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal”
study tersebut berisi tentang meningkatkan minat baca pada anak kelas I persamaan peneliti dengan yang sudah di teliti adalah sama- sama menggunakan Media Gambar.
E. Kerangka Teori
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. 5
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Menurut Gagne media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. 6
Media bisa berupa manusia, materi, dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
5 Arif S.Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta : Raja Grapindo, 2012),hlm . 6.
6 Siti Aisyah, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hlm. 8.3.
keterampilan, dan sikap. Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa.7
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.
Dengan penggunaan media akan meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Karena media memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas informasi/pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada si penerima pesan, yang dalam hal ini guru adalah sebagai pengirim pesan dan anak madrasah Ibtidaiyah sebagai penerima pesan.8
7 Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: prospect, 2008), hlm. 102.
8 Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hlm. 10.2.
Media gambar merupakan salah satu bentuk media ajar yang termasuk media visual, yang diketahui memberi pengaruh paling besar terhadap siswa di antara jenis media lainnya.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis, sangat memungkinkan untuk menggunakan media gambar. Apalagi di dunia modern seperti sekarang ini, dimana media gambar dapat dengan mudah dibuat atau ditemukan dengan bantuan komputer dan internet. Penerapannya pun sangat mudah, karena tidak memerlukan fasilitas dan sarana khusus, serta dapat diterapkan kepada anak didik. Metode dalam membaca dan menulis, menurut Weels ada tiga cara yang digunakan pendidik pada anak yaitu : 1. Dengan gambar yang berwarna-warni.
2. Dengan menggunakan benda-benda nyata
3.Dengan membuat kartu bergambar berikut dengan kata-kata untuk digunakan dalam satu permainan.
Sedangkan Indikator-indikator dalam kemampuan membaca dan menulis pada anak didik adalah :
1. Membaca beberapa kata berdasarkan huruf, gambar, dan lambang yang dikenal dan dilihatnya
2. Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan symbol yang melambangkannya.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya.
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
Berdasarkan analisis dari pendapat para ahli mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
F. Metodologi Penelitian 1. Subjek Penelitian
subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas II MI Al-Khoiriyah 3 ilir Palembang yang berjumlah 18 orang dengan subjek penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1 Subjek Penelitian
No Kelas Laki – laki Perempuan Jumlah
1 II 6 12 18 Sumber : Tata Usaha MI Al-Khoiriyah Palembang
2. Sumber Data
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini ada tiga sumber, yaitu:
a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar berupa kemampuan membaca dan menulis.
b. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pembelajaran membaca dan menulis dengan menggunakan media gambar.
c. Teman sejawat, sebagai sumber data untuk melihat penelitian secara baik dari sisi siswa maupun guru.
3. Metode Pengumpul Data
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti, baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung9.
b. Wawancara
9 Sutrisno, Metodologi Reserch, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 15.
Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan.10
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa catatan-catatan, buku, arsip dan sebagainya.11 Data yang dihimpun antara lain, yaitu sejarah berdirinya, kondisi guru, kondisi siswa, sarana dan prasarana sekolah.
d. Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu atau proses dari suatu kejadian atau peristiwa.12 Dalam kegiatan membaca dan menulis dengan media gambar adalah, guru bertindak sebagai orang yang mendemonstrasikan proses membaca huruf sementara siswa menyimak dan menirukan.
e. Tes
Metode tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
10 Margono, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 35.
11 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 231.
12 Yuliani Nurani Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), hlm. 7.6.
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki secara individu maupun kelompok.13 Tes digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
4.Subjek Penelitian a. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di MI Al-Khoiriyah Kelurahan 3 ilir Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang.
b. Waktu
Penelitian dilakukan dari tanggal 04 Nopember sampai dengan tanggal 19 Nopember 2013.
c. Mata Pelajaran
Penelitian ini dilakukan pada bidang pengembangan bahasa Indonesia.
d. Kelas dan Karakrteristik Siswa
Penelitian ini dilakukan pada kelas II Mi Al Khoiriyah 3 ilir Palembang yang berjumlah 18 anak didik yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Karakteristik siswa kelas II MI Al-Khoiriyah 3 ilir adalah sebagai berikut:
13 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 150.
1) Beberapa anak muncul dengan malu-malu dan kurang inisiatif dalam bergaul.
2) Beberapa anak terlihat lamban, cepat bosan dan hati- hati untuk mencoba hal-hal baru, sementara yang lain sepertinya siap dengan setiap tantangan yang disajikan.
3) Intelektual mereka terlihat dalam pertumbuhan yang cepat pada penguasaan kosakata dan ide.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengolah instrumen evaluasi kemamapuan membaca dan menulis dalam bentuk persentase. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Mi Al -Khoiriyah Palembang berasal dari nilai evaluasi siswa berupa nilai hasil belajar dalam bentuk ceklis dan situasi belajar mengajar menggunakan lembar observasi oleh guru (kolaborator).
Skor yang diperoleh masing-masing indikator dijumlahkan hasilnya dan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung angka persentase rata-rata dengan cara membagi frekuensi skor yang dicari dengan jumlah skor frekuensi seluruhnya, yang dikalikan 100%. Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana yaitu:
P = F x 100%
N
Dimana :
P = Angka persentase
F = Frekuensi skor yang dicari
N = Jumlah skor frekuensi seluruhnya 6.Prosedur Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK tahap menentukan langkah-langkah yang akan di lakukan dalam b.Pelaksanaan
yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan perbaikan yang akan di kejakan dan prosedur tindakan yang akan di
terapkan
c.Pengamatan atau observasi
Guru dan kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
d.Refleksi
Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk
menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan yang telah di terapkan. Dalam hal ini refleksi di lakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan kolaborator untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan media gambar pertama dalam membaca dan menulis yang telah di lakukan. Untuk kemudian merumuskan kembali langkah pembelajaran yang kedua sebagai perbaikan.14
G. Sistematika Pembahasan Bab pertama adalah
pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, kajian pustaka, metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah
tinjauan tentang membaca dan menulis, yang meliputi kemampuan membaca dan menulis dengan Media Gambar pada pelajaran Bahasa Indonesia berisikan pengertian media. meliputi materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator. Media gambar meliputi pengertian media gambar, fungsi
14 Kunandar Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: Rajawali Pers,2011) hlm. 129-130
media gambar, karakteristik media gambar, kelebihan media gambar, kekurangan media gambar dan langkah-langkah pemakaian media gambar.
Bab ketiga adalah
metodologi penelitian meliputi setting wilayah penelitian, sejarah singkat, visi dan misi, keadaan guru dan tenaga administrasi, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana serta perencanaan pelaksanaan penelitian.
Bab keempat adalah
analisis pembahasan hasil penelitian yang berisi analisis pra siklus, analisis siklus I, analisis siklus II, dan analisis antar siklus.
Bab kelima adalah
penutup berisikan kesimpulan tentang hasil-hasil serta pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pola Penerapan Media
1. Pengertian Media
Kata Media berasal dari bahasa dan m erupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfia berarti peranan atau pengantar.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima15
Media pendidikan mempunyai peran sangat penting didalam kegiatan belajar mengajar. Didalam proses pembelajaran suatu pesan berasal dari guru, sedangkan informasi adalah siswa.
15 R. Raharjo, Media Pendidikan ( seni Pustaka Teknologi Pendidikan Nomor 6) hlm.6.
Peran atau informasi yang dikomunikasikan tersebut berupa sejumlah kemampuan yang meliupuiti kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan adalah suatu alat yang dipakai sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi ( guru ) kepada penerima informasi ( siswa ) dalam proses belajar mengajar.
2. Fungsi Media Pendidikan
Media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai beberapa fungsi. Para ahli mengemukakan sebagai berikut :
a.Media dapat memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa dan memperbesar perhatian dasar – dasar untuk berfikir.
b.Memperbesar perhatian siswa sehingga membuat pelajaran terarah.
c.Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menimbulkan kegiatan sendiri dikalangan siswa.
d.Membantu timbulnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
e. Memberikan pengalaman – pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain, serta memberikan keragaman yang lebih banyak dalam belajar16.
Selain dari fungsi tersebut ada juga para ahli lain mengemukakan sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
16 . Oemar Humalik Media pendidikan Benaung. ( PT. citra Aditya Bakti,1989 ).hlm 67.
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap Pasif anak didik.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lain dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda17.
Media pendidikan sangat bermanfaat untuk menunjang kelancaran proses Pembelajaran disekolah, antara lain ;
a. Memperbesar perhatian siswa.
b.Meletakkan dasar – dasar yang konkrit untuk berfikir.
c.Meletakkan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan membuat pelajaran yang lebih mantap.
d.Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri.
3. Pemilihan Media Pendidikan
Beberapa penyebab orang memilih media adalah: Bermaksud mendemonstrasikannya;
a.Merasa sudah akrab dengan media tersebut;
b.Ingin memberi gambaran atau pelajaran yang lebih konkrit c.Merasa lebih media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan.18
4. Kriteria Pemilihan Media
17. R. Raharjo, Media pendidikan . ( Seni Pustaka Teknologi Pendidikan .1984), hlm . 17.
18 . Ibid hlm. 84.
Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan Yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat – sifat khususnya media yang bersangkutan19.
Guru harus mampu memilih dengan cermat sesuai dengan karakter dan jenis materi yang diajarkan dapat dipergunakan secara tepat.
B. Media Gambar
1.Pengertian Media Gambar
Menurut Hamalik, media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor. 20
Sedangkan menurut Arif Sadiman, media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.21
Kemudian menurut Soelarko, media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan.22
19 . Ibid hlm. 85
20 Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 95.
21 Arif Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja, 1996), hlm. 29.
22 Soelarko, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980), hlm. 3.
Dengan menggunakan media gambar diharapkan memberi motivasi agar proses pembelajaran di kelas dapat menarik dan menyenangkan sehingga prestasi belajar peserta didik dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai yang diharapkan.
Dari analisis beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan- peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang divisualisasikan ke dalam bentuk 2 (dua) dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan.
2. Fungsi Media Gambar
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.
Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.
Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah:
a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan.
b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal.
d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi; yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern. 23
Fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut:
a. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah pegunungan.
b. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang di ruang kelas.
c. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
d. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.
e. Menyederhanakan kompleksitas meteri.
f. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar. 24
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi media gambar adalah alat bantu mengajar yang dipergunakan guru untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya yang meliputi fungsi edukasi, sosial, ekonomis, politis, serta fungsi seni budaya dan komunikasi.
3.Karakteristik Media Gambar
Bentuk gambar bisa berupa foto, grafik, kartun, karikatur, poster, chart, dan lain-lain. Tergantung situasi dan kondisi siswa serta keperluan pembelajaran. Di antara media pendidikan, gambar atau foto
23 Sudjana, Op. Cit., hlm. 12.
24 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 6-7.
adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dinikmati dimana-mana.
Menurut Rahadi, ada beberapa karakteristik media gambar, yaitu sebagai berikut:
a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung.
b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian- bagian pokok dalam gambar tersebut.
c. Ukuran gambar proporsionsl, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.
d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. 25
Sebagaimana analisa di atas, dapat dikatakan bahwa karakteristik media gambar adalah suatu gambar yang paling umum dipakai yang merupakan penggambaran objek atau peristiwa yang menunjukkan bagian-bagian pokok dari gambar tersebut dengan ukuran proporsional memadukan keindahan dan kesesuaian sehingga tercapailah tujuan pembelajaran.
4. Kelebihan Media Gambar
Adapun Kelebihan media gambar menurut Sadiman, sebagai berikut:
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal.
25. Ansto Rahadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Dikjen Dikti Depdikbud, 2003), hlm. 27-28.
b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Memperjelas masalah bidang apa saja.
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan. 26 5. Kelemahan Media Gambar
Adapun kelemahan media gambar menurut Rahadi adalah sebagai berikut :
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat oleh sekelompok siswa.
b. Gambar diinterpretasikan secara personal dan subyektif.
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang efektif dalam pembelajaran. 27
Sedangkan menurut Nurbiana Dhieni, kelemahan media gambar adalah sebagai berikut:
a. Terlalu menekankan pada persepsi mata (20% penyerapan informasi melalui audio/pendengaran, 80% melalui audio visual).
b. Kelas akan penuh dengan gambar jika terlalu sering menggunakan gambar.28
Berdasarkan dari keterangan beberapa tokoh di atas mengenai kelebihan dan kekurangan media gambar, sebagai pendidik yang memberikan materi kepada peserta didik melalui media gambar sebagai salah satu alat untuk
26 Sadiman, Op. Cit., hlm. 31.
27 Rahadi, Op. Cit., hlm. 27.
28 Nurbiana Dhieni, Op. Cit., hlm. 11.14.
mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan, tentunya pendidik dapat terus meningkatkan beberapa metode tertentu dari media gambar tersebut agar dapat lebih memudahkan pemahaman peserta didik secara efektif dan efisien. Dan dapat pula mengantisipasi serta mengatasi beberapa hal dari kekurangan media gambar ini sehingga peserta didik dapat dengan mudah dan mengerti maksud yang disampaikan oleh pendidik.
6. Langkah-Langkah Pemakaian Media Gambar
Menurut Nurbiana Dhieni, langkah-langkah dalam menggunakan
media gambar secara umum ada tiga tahap, yaitu:
a. Persiapan/Perencanaan, terdiri dari:
1) Menyiapkan media gambar yang berbentuk huruf abjad yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran.
2) Mengatur tatanan/susunan agar peserta didik dapat melihat, mendengar dan memperhatikan dengan jelas.
3) Menetapkan media tersebut digunakan untuk sistem klasikal, kelompok atau individual.
b. Pelaksanaan (Penyajian dan Penerimaan)
1) Pergunakan media gambar sesuai dengan prosedur yang berlaku dari masing-masing media.
2) Menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak didik dalam menggunakan media gambar, seperti:
Kurangnya penerangan
Suara yang bising
Kerusakan media gambar c. Follow Up (Tindak Lanjut dan Evaluasi)
1) Mengadakan berbagai kegiatan yang dapat memantapkan pemahaman anak didik terhadap kata- kata Melakukan evaluasi terhadap media gambar yang berkenaan dengan kosa kata.29
29 Ibid, hlm. 10.19-10.20.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan media gambar adalah melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap persiapan/perencanaan terdiri dari persiapkan media gambar, pengaturan tempat duduk dan menetapkan media yang akan digunakan.
Pada tahap pelaksanaan (penyajian dan penerimaan) terdiri dari penggunakan media sesuai prosesur, dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak. Pada tahap follow up (tindak lanjut dan evaluasi) terdiri dari mengadakan berbagai kegiatan dan melakukan evaluasi setelah proses pembelajaran.
banyak cara yang digunakan guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, antara lain:
a. Dengan gambar yang berwarna-warni dapat membuat siswa dalam belajar membaca dan menulis menjadi semangat.
Gambar ini dapat menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis dan berwujud, sehingga siswa tidak hanya dapat membayangkan saja. Dengan mengambil gambar- gambar dari surat kabar, majalah dan kalender tentu tidak membutuhkan biaya mahal. Di samping itu suasana pembelajaran menjadi semakin menyenangkan.
b. Dengan menggunakan benda-benda nyata seperti mainan, boneka, buah-buahan dari plastik, alat-alat dapur, alat-alat pertukangan, alat-alat olah raga dan lain-lain. Dengan adanya benda-benda nyata tersebut dapat membantu siswa untuk melihat, menyentuh, mempelajari benda-benda tersebut.
c. Para guru dapat juga membuat kartu dengan gambar dan kartu dengan kata-kata, untuk digunakan suatu permainan.
Itu memudahkan para siswa untuk memperbanyak kosakata
mereka. Permainan ini biasanya di lakukan berpasangan atau berkelompok. 30
Dengan cara-cara tersebut peserta didik dapat dengan mudah memahami dan mengingat banyak kosakata, yang nantinya dapat mempermudah dalam proses belajar
C. Materi Baca Tulis Bahasa Indonesia.
1. Materi
Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca dan menulis . membaca dan menulis sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi anak, hanya saja karena anak lebih mengenal benda beserta namanya ketimbang susunan huruf yang terangkai menjadi sebuah kata dan nama dari benda tersebut, oleh karena itu ada kalanya anak tidak mampu menyebutkan kosa kata tertentu namun dapat dengan mudah menyebutkan nama benda yang sudah dia kenal sebelumnya.
Terdapat hubungan yang erat antara perkembangan berbahasa dan belajar membaca dan menulis. Sebelum bisa membaca, anak-anak harus mengetahui dan memahami huruf-huruf abjad. Mereka hanya dapat memahami kata-kata yang terlihat dan tercetak jika mereka telah menemui kata-kata tersebut dalam pembicaraan. Anak-anak yang dapat
30 Sudjana, Media Pengajaran, (Jakarta: Sinar Baru Algensindo, 2001), hlm. 12.
memahami huruf-huruf abjad dengan baik, cenderung akan dapat membaca serangkaian kata-kata.
Cara terbaik untuk membantu anak belajar membaca yaitu dengan permainan kata dan huruf yang dapat memberikan suatu situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan.
Jangan membuat permainan itu tampak sebagai suatu kewajiban. Berilah banyak ganjaran (reward) berupa pujian dan semangat. Jika suatu
permainan terlalu sukar, bantulah anak, sesuaikan dengan kemampuannya.
Materi yang dapat diberikan kepada anak dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis adalah: menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.31
Guru ingin memperkenalkan kepada siswa, gambar- gambar binatang guru mengajak siswa melihat dan memperhatikan gambar yang ada di buku Lalu guru menyuruh anak menuliskan nama binatang yang ada di buku yang bergambar kepada anak , lalu lafalkan secara jelas. Usahakan agar anak merespon, seperti ikut mengucapkan kata-kata sesuai gambar dan seterusnya.
31.Standar Kompetensi, Kurikulum Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2008), hlm. 26.
Setelah itu guru menanyakan kepada siswa gambar apa di bawahnya, siswa menjawab gambar ayam, guru mengenalkan tulisan ‘ayam’, siswa mengikuti pengucapan guru.
siswa menjawab secara bergantian gambar –gambar yang ada di buku dan siswa mengikuti ucapan guru,dan seterusnya.
Selanjutnya, siswa satu persatu secara bergantian ke depan kelas untuk menyusun huruf menjadi sebuah kata. Guru memberi pujian atau hadiah kecil sebagai reward atas keberhasilan siswa. sebagai contoh media gambar yang digunakan adalah:
Memainkan permainan yang melibatkan kata-kata yang utuh adalah sesuatu yang kebanyakan anak akan menyukainya asal dilakukan dengan cara yang benar. Dalam menentukan persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk kata- kata adalah suatu keahlian yang dibutuhkan bagi perkembangan baca tulis.
Dan cara terbaik untuk membantu anak dalam membaca dan menulis yaitu dengan permainan kata dan huruf yang dapat memberikan situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan, berdasarkan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya maupun dengan benda-benda atau makhluk hidup yang ada di dekatnya.
2. Standar Kompetensi.Standar kompetensi dalam materi ini adalah anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol sebagai persiapan membaca dan menulis .32
Kompetensi Dasar
3. Kompetensi dasar dalam materi ini adalah agar anak mampu berkomunikasi secara lisan memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca.33
4. Indikator
Indikator dalam materi ini adalah:
a. Bahasa 1
32 Ibid., hlm. 25.
33 Ibid.
Membaca beberapa kata berdasarkan gambar, huruf-huruf dan kata lambang yang dikenal atau dilihatnya.
b. Bahasa 2
Menghubungkan dan menyebutkan tulisan sederhana dengan simbol yang melambangkannya.34
D. Kemampuan Membaca Dan Menulis 1. Pengertian Kemampuan Membaca
Menurut Akhmad “Kemampuan membaca adalah kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam materi cetak”35Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efektif dan efesien.Membaca pemahaman dan efektif bukan berarti asal membaca pemahaman saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada yang diingat dan dipahami.
Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman terhadap bacaan tersebut.Pembaca yang efektif dan kritis harus mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut secara tepat.
34 Ibid.
35 http://patonivictory.blogspot.com/2013/05/skripsi-meningkatkan-kemampuan- membaca.html 13 nopember 2013
Anderson dalam Tarigan (1985:7) berpendapat bahwa membaca adalah suatu proses kegiatan mencocokkan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis. Hal ini sesuai dengan membaca pada level rendah.36
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami dengan benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan- keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu :
a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca;
b. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistic yang formal;
2. Jenis-jenis membaca
Kegiatan membaca dapat dibeda-bedakan berdasarkan tujuan, jenis wacana yang dibaca, cara melakukan kegiatan, dan tempat kegiatan. Jenis- jenis membaca itu diantaranya yaitu :
a. Membaca Teknik
36. http://guruberbagirasa.blogspot.com/2013/08/pengertian-definisi-membaca- reading.html 13 nopember 2013
Membaca teknik yaitu membaca yang bertujuan untuk melatih siswa menyuarakan lambang-lambang tertulis.Melalui kegiatan ini siswa dibiasakan membaca dengan intonasi yang wajar, tekanan yang baik, dan lafal yang benar.
b. Membaca dalam Hati
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Adapun keterampiulan yang dituntut dalam membaca dalam hati adalah
a). Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun
b). Membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala c). Membaca lebih cepat
d). Jari atau alat lain sebagai petunjuk e). Mengerti dan memahami arti bacaan f). Dituntut kecepatan mata dalam membaca g). Membaca dengan pemahan yang baik
h). Dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran dalam bacaan.
c. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang.
d. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan didalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.
e. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Dengan isi bahan bacaan yang menjadi tujuan dan tuntunan kegiatan membaca ekstensif yaitu untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dengan demikiam membaca secara efesien dapat terlaksana.
f. Membaca Permulaan
Membaca permulaan dianggap sebagai membaca tingkat dasar.Ini lebih mengutamakan kegiatan jasmani atau fisik.Kesanggupan menyuarakan lambing-lambang bahasa tulis serta menangkap makna yang berada dibalik lambang-lambang tersebut.
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang
sehingga orang lain dapat mepmbaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu.37
Kemampuan membaca dan menulis beserta kosakatanya dalam pembelajaran bahasa sangatlah penting, karena tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan epistemic.
Menurut Wells pada tingkat performative, peserta didik mampu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara dengan simbol- simbol yang digunakan. Pada tingkat functional, peserta didik mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca, baik secara manual maupun dengan petunjuk. Dan pada tingkat informational, peserta didik mampu mengakses pengetahuan dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic peserta didik mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran. 38
Jadi dari beberapa analisis di atas, metode dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis adalah upaya guru dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap membaca dan menulis melalui metode-metode tertentu seperti di antaranya dengan menampilkan gambar yang berwarna-warni, memperlihatkan benda- benda yang nyata, dan dengan permainan kartu yang bergambar atau kartu yang terdapat simbol-simbol huruf maupun kosakata.
Dalam kemampuan membaca dan menulis, peneliti menggunakan media gambar. Hal ini dikarenakan anak lebih menyukai gambar dari 37. http://patonivictory.blogspot.com/2013/05/skripsi-meningkatkan-kemampuan- membaca.html 14 nopember 2013
38 Ibid.
pada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat anak dalam mengikuti proses pembelajaran.
Alat peraga media gambar dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak tingkat MI. Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar anak menjadi senang belajar memahami tentang membaca dan menulis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan dalam kemampuan membaca dan menulis adalah media gambar yang berbentuk kata dengan disertai gambar sehingga pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Dengan media tersebut anak dapat dengan mudah memahami kosa kata yang nantinya dapat mempermudah anak berkomunikasi secara lisan memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca
E. Ukuran Kemampuan Membaca dan menulis 1.Menguji Kemampuan Membaca
Kathleen Kitao dan Kenji Kitao dalam artikelnya yang berjudul Testing Reading Comprehension membagi tes atau soal-soal yang diperuntukkan
untuk menguji kemampuan membaca kelas rendah sebagai berikut.
Terdapat beberapa jenis soal yang dapat digunakan dalam menguji kemampuan-kemampuan paling rendah seperti, pengenalan kata, pengenalan kalimat, dan pemahaman kata dan kalimat39. Tipe-tipe soal seperti itu sangat tepat untuk menguji mereka yang baru belajar membaca bahasa Indonesia, akan tetapi jangan digunakan terhadap mereka yang di luar tingkat itu. Memberikan batas waktu dalam mengerjakan soal.
merupakan hal. yang sangat berguna bagi peserta ujian, karena jenis soal seperti itu digunakan untuk menguji kemampuan-kemampuan yang akan dipergunakan secara otomatis dalam tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi.
a. Pengenalan kata. Peserta akan diberikan satu kata dan sekumpulan empat atau lima kata. Mereka diinstruksikan untuk menandai kata yang sama dengan satu kata pertamanya.
b. Pengenalan kalimat. Jenis soal seperti ini hampir sama dengan sebelumnya. Peserta diberi kalimat-kalimat bukan kata dan mengidentifikasi kalimat mana yang sama.
c. Menjodohkan kata dan gambar. Terdapat dua variasi dalam jenis soal ini. Pertama, memberi empat gambar yang serupa dan satu kalimat kepada peserta. Mereka diinstruksikan untuk mengidentifikasi gambar
39 . http://wijayantiromi.wordpress.com/2013/04/28/makalah-membaca-dan-menulis/
15 nopember 2013